Anda di halaman 1dari 9

A.

Sejarah Kelahiran Pancasila dan Piagam Jakarta


Dampak penjajahan Bangsa Eropa terhadap Indonesia menyebabkan terjadinya
perubahan politik yang berkaitan dengan Hegemoni. Hal ini mengakibatkan
masuknya paham-paham baru, seperti liberalisme, demokrasi, nasionalisme.
Dalam rangka memenuhi janji kemerdekaan Indonesia, Kaisar Hirohito
membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekan Indonesia)
atau (Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai) sebagai tindakan lanjut atas janji tersebut.
BPUPKI dibentuk tanggal 29 April 1945. Beranggotakan 63 orang, diketuai oleh
Radjiman Wedyodiningrat dengan wakilnya Hibangase Yosio dan Raden Pandji
Soeroso.
Adapun sebuah Badan Tata Usaha yang beranggotakan 60 orang di luar
BPUPKI. Dipimpin R.P Soeroso, dengan wakilnya Abdoel Gafar Pringgodigdo
dan Masuda. Sidang pertama BPUPKI diadakan tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945
menghasilkan dasar negara. Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan
dan dibentuklah PPKI. Jepang membubarkan BPUPKI dan membentuk PPKI
dengan anggota berjumlah 21 orang. Terdiri atas 12 orang dari Jawa, 3 orang dari
Sumatera, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa
Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari Tionghoa. Rapat pertama BPUPKI
pada tanggal 29 Mei 1945 membahas dasar negara. Adapun pendapat para tokoh
mengenai dasar negara pada saat rapat. Diantaranya Mr. Muhammad Yamin
mengemukakan lima asas, yaitu:
1. Peri kebangsaan;
2. Peri kemanusiaan;
3. Peri ketuhanan;
4. Peri kerakyatan;
5. Peri kesejahteraan rakyat;
Pada Tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas,
yaitu:
1. Persatuan;
2. Keseimbangan lahir dan bathin;
3. Kekeluargaan;

1
4. Keadilan rakyat;
5. Musyawarah;
Pada Tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan lima asas yang disebut
pancasila, yaitu:
1. Nasionalisme dan kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan;
3. Mufakat atau demokrasi;
4. Kesejahteraan sosial;
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut bilamana diperlukan dapat ditarik menjadi Trisila atau
Tiga Sila, yaitu:
1. Sosionasionalisme;
2. Sosiodemokrasi;
3. Ketuhanan yang berkebudayaan.

Masa antara Rapat Pertama dan Kedua


Masa antara sidang Pertama dan Kedua belum ditemukan kesepakatan untuk
perumusan dasar negara. Maka dibentuklah panitia 9, yang diketuai Ir. Soekarno
dengan wakil Drs. Moh. Hatta. Mr. Achmad Soebardjo, Mr. Muhammad Yamin,
K.H Wachid Hasyim, Abdul Kahar Muzakir, Abikoesno Tjokrosoejoso, H. Agus
Salim, Mr. A.A. Maramis sebagai anggota. Panitia Sembilan berhasil
merumuskan Piagam Jakarta yang disetujui tanggal 22 Juni 1945.
Pada sidang kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah.
Pengesahan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah Muqaddimah
diubah menjadi Pembukaan UUD. Naskah Piagam Jakarta ditulis menggunakan
ejaan Republik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno, Moh. Hatta, A.A. Maramis,
Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo,
Wahid Hasyim, dan Muhammad Yamin.

2
B. Tokoh-tokoh Perumus Pancasila
1. Soekarno
Ir. Soekarno lahir dengan nama Koesno Sostrodihardjo, lahir di Surabaya 6
Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun. Ia adalah
Presiden Pertama Indonesia pada periode 1945 – 1966. Peranannya sangat besar
terhadap bangsa Indonesia, terutama memerdekakan bangsa Indonesia dari para
penjajah. Soekarno adalah orang menandatangani Surat Perintah Sebelas Maret
tahun 1966. Ia menugaskan Letnan Jendral Soeharto untuk mengamankan dan
menjaga negara dan untuk membubarkan PKI.

Masa Pergerakan Nasional


Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung.
Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan tahun
1927. Pada Bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia
(Partindo). Pada tahun 1938 hingga tahun 1942, Soekarno diasingkan ke Provinsi
Bengkulu. Ia baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang tahun 1942.

Masa Penjajahan Jepang


Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang
begitu populer. Untuk menarik hati Indonesia, pemerintahan Jepang
memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia. Akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerja
sama dengan pemerintah Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Namun
mereka yakin akan mengandalkan kekuatan sendiri. Pada tahun 1943, Soekarno,
Moh. Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo diundang Perdana Menteri Jepang
Hideki Tojo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Kaisar
memberikan Bintang kekaisaran kepada tiga tokoh tersebut. Pada bulan Agustus
1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah
Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang menyatakan bahwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat sendiri.

3
Masa Perang Revolusi
Persiapan menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah
sidang BPUPKI, Panitia Kecil (menghasilkan Piagam Jakarta), Panitia Sembilan
terdiri dari 8 orang, Panitia Kecil terdiri atas 9 orang, dan PPKI, Soekarno
mendirikan Negara Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945. Setelah
peristiwa Rengasdengklok, Kemerdekaan Indonesia dipilih tanggal 17 Agustus
1945. Pada Tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno-Hatta diangkat oleh PPKI
menjadi presiden dan wakil presiden. Pada tanggal 19 Agustus 1945,
pengangkatan presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP. Pada tanggal
19 September 1945, Soekarno dapat menyelesaikan pertumpahan darah peristiwa
Lapangan Ikada. Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 sebagai
kedudukan pemerintahan dan kepala negara. Selama revolusi, sistem
pemerintahan berubah menjadi semi-presidensial. Soekarno sebagai kepala negara
dan Sutan Syahrir sebagai perdana menteri.

Masa kemerdekaan
Setelah Pengakuan Kedaulatan, Soekarno diangkat sebagai Presiden RIS dan
Moh. Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden RI diserahkan
kepada Mr. Assaat, dikenal RI Jawa-Yogya. Tanggal 17 Agustus 1950, RIS
kembali menjadi RI dan Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr. Assaat
diserahkan kembali ke Ir. Soekarno. Soekarno banyak memberikan gagasan bagi
dunia internasional. Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif dalam
dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu
dengan pemimpin-pemimpin negara.

Kejatuhan
Situasi politik Indonesia tidak karuan setelah peristiwa Gestapu tahun 1965.
Lima bulan kemudian, dikeluarkan Supersemar yang ditandatangani oleh
Soekarno. Isi surat tersebut adalah perintah kepada Letjend. Soeharto untuk
mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan
keselamatan pribadi presiden. Kemudian, MPRS pun mengeluarkan tentang

4
pengukuhan Supersemar dan memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai
pemegang Supersemar untuk setiap saat menjadi presiden apabila presiden
berhalangan. Pada 20 Februari 1967, Soekarno menandatangani Surat Pernyataan
Kekuasaan di Istana Merdeka. Secara de facto Soeharto menjadi kepala
pemerintahan di Indonesia.

Sakit Hingga Meninggal


Soekarno dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah dirawat di Wina,
Austria tahun 1961 dan 1964. Soekarno lebih memilih pengobatan tradisional
sehingga menolak untuk diangkat ginjalnya. Sehingga bertahan 5 tahun dan
meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD.

2. A.A. Maramis
A.A. Maramis lahir di Manado, Sulawesi Utara, tahun 1897 - meninggal di
Indonesia tahun 1977. Ia adalah anggota KNIP, anggota BPUPKI dan Menteri
Keuangan pertama RI. Ia adalah orang yang menandatangani Oeang RI tahun
1945.
Pendidikan
Ia bersekolah di ELS, tahun 1911. Pada tahun 1918, ia melanjutkan sekolah ke
HBS dan kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Leiden, Belanda, lulus dengan
Meester in de Rechten (Mr.) Tahun 1924.
Riwayat Jabatan
Jabatan politiknya menjadi anggota BPUPKI tahun 1945, ia adalah salah satu
orang yang merumuskan dan menandatangani Piagam Jakarta tanggal 22 Juni
1945. Dia mengusulkan perubahan butir pertama Pancasila kepada Moh. Hatta
setelah berkonsultasi dengan Teuku M. Hassan.

3. Mr. Kasman Singodimedjo


Ia lahir di Poerworedjo, Jawa Tengah, 25 Februari 1904 - meninggal di Jakarta,
25 Oktober 1982 pada umur 78 tahun) adalah Jaksa Agung Indonesia periode

5
1945-1946 dan juga mantan Menteri Muda Kehakiman pada Kabinet Amir
Syarifuddin II. Ia juga ketua KNIP.

4. Ki Bagoes Hadikoesomo
Ia lahir di Yogyakarta, 24 November 1890 - meninggal di Jakarta, 4 November
1954 pada umur 63 tahun). Ia adalah tokoh BPUPKI. Ia mendapat pendidikan
sekolah rakyat dan pendidikan agama di Ponpes Tradisional Wonokromo
Yogyakarta. Ia pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh (1922), Ketua Majlis
Tarjih, anggota Komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadijah (1926), Ketua PP
Muhammadiyah (1942-1953). Selama memimpin, ia termasuk anggota BPUPKI
dan PPKI.

5. Agus Salim
Ia seorang pahlawan kemerdekaan Indonesia yang lahir di Kota Gadang,
Agam, Sumatra Barat, Hindia Belanda, 8 oktober 1884-meninggal di Jakarta, 4
November 1954 pada umur 70 tahun.

6. Abikoesno Tjokrosoejoso
Ia adalah tokoh Partai Syarikat Islam Indonesia sekaligus Menteri Perhubungan
dan Menteri Pekerjaan Umum pertama di Indonesia.

7. K.H Abdul Wahid Hasjim


Ia adalah pahlawan nasional dan menteri negara kabinet pada pertama
Indonesia yang lahir di Jombang, 1 Juni 1914 - meninggal di Cimahi, 19 April
1953. Ia memiliki pemikiran tentang agama, negara, pendidikan. Pada usia 25
tahun, Wahid bergabung dengan MIAI. Karirnya di PBNU sangat melesat.

8. Prof.K.H.Abdoel Kahar Moezakir


Tokoh islam yang merupakan anggota BPUPKI adalah Kahar. Ia merupakan
Rektor Magnificus yang dipilih Universitas Islam Indonesia.

6
9. Dr.Moch.Hatta
Seorang pejuang, negarawan, dan Wakil Presiden yang lahir di Bukittingi,
Sumatra Barat, 12 Agustus 1902 - meninggal di Jakarta, 14 maret 1980. Ia dikenal
sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Ia menempuh pendidikan dasar di Sekolah
Melayu Fort de Kock dan melanjutkan studinya ke Europeesche Lagere School
(ELS) di Padang. Perjuangan yang dilakukan nya sangat besar terhadap bangsa
Indonesia.

10. Muh. Yamin


Pahlawan yang lahir di Sawahlunto, Sumatra Barat, 24 Agustus 1903 -
meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1942. Ia menekuni bidang sastra terutama
menulis dan berpuisi. Ia banyak melakukan eksperimen bahasa dalam puisi-
puisinya.

C. Gerakan 30 September
Peristiwa ini sering disebut G 30 S PKI. Peristiwa ini terjadi pada malam hari
tanggal 30 September sampai awal 1 Oktober 1965. Dalang dibalik peristiwa ini
adalah PKI. Enam perwira dan beberapa orang lainnya menjadi korban.
Angkatan kelima
Adanya kunjungan Menlu Subandrio ke Tiongkok untuk melakukan penawaran
dan menjanjikan 100.000 pucuk senjata jenis chung. Kemudian dilaporkan ke
Bung Karno tetapi belum menghasilkan keputusan sampai meletusnya G30S.
Pada tahun 1945, berdirilah Angkatan Kelima yang terlepas dari ABRI, atas saran
PKI akibat dari tawaran PM RRC. Pengaruh PKI semakin meningkat sehingga
sering terjadinya bentrokan. Begitupun dengan rakyat. Mendengar isu-isu tentang
persiapan untuk pembentukan rezim militer, menyatakan keperluan untuk
pendirian "angkatan kelima". Akhirnya PKI membatasi pergerakan massa dalam
batas-batas hukum kapitalis negara. Adanya isu sakitnya Bung Karno yang
beredar. Memicu hal perebutan kekuasaan. Namun PKI mengetahui bahwa Bung
Karno sakit ringan. Banyaknya faktor yang menyebabkan terjadi nya G30S PKI
terjadilah Penangkapan terhadap para tokoh.

7
Supersemar
Setelah itu, tanggal 11 maret 1966 adanya perintah dari Soekarno kepada
Soeharto bahwa ia memberi kekuasaan tak terbatas melalui Surat Perintah Sebelas
Maret. Soekarno memerintah agar Soeharto mengambil langkah-langkah dengan
bijak dan tenang. Dengan kekuasaan ini Soeharto melarang PKI. Kepemimpinan
PKI terus mempengaruhi masyarakat agar menuruti rezim Soekarno-Soeharto.
Pertemuan Jenewa, Swiss
Pertemuan yang diadakan antata para ekonomi Orde Baru dengan para CEO
korporasi multinasional di Swiss, dilaksanakan pada bulan November 1967. Tim
ekonomi Indonesia menawarkan tenaga buruh yang banyak dan murah, cadangan
dan sumber daya alam yang melimpah, dan pasar yang besar.
Peringatan
Peristiwa 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30
September. 1 Oktober, ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Penayangan
film mengenai peristiwa tersebut diputarkan pada setiap stasiun televisi.
Dilakukannya tabur bunga terhadap makam para pahlawan revolusi di TMP
Kalibata.

D. Sejarah Penciptaan Lambang Garuda Pancasila


Pencipta lambang Garuda Pancasila adalah Sultan Hamid II. Ia terlahir dengan
nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung sultan Pontianak, yaitu Sultan
Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Syarif
menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung.
Dalam perjuangannya, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai
wakil daerah istimewa Kalbar. Sewaktu RIS dibentuk, Sultan Hamid diangkat
menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatannya ia ditugaskan
Presiden Soekarno merencanakan, merancang, dan merumuskan gambar lambang
negara. Transkrip rekaman dialog menyatakan bahwa Sultan Hamid sewaktu
merancang lambang negara, ia teringat ucapan Presiden Soekarno bahwa lambang
negara hendaknya mencerminkan pandangan hidup bangsa, dan sila-sila dari dasar
negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Pada saat itu,

8
terpilihlah dua rancangan lambang negara, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya
M. Yamin. Yang selanjutnya diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan
Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar
matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Penyempurnaan rancangan
akhirnya dilakukan. Rancangan final Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden
Soekarno. Namun Partai Masyumi merasa keberatan terhadap gambar burung
garuda dengan perisai tangan dan bahu manusia. Sultan Hamid II kembali
mengajukan rancangannya yaitu Rajawali-Garuda Pancasila. Akhirnya lambang
negara karya Sultan Hamid II diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet
RIS.

Anda mungkin juga menyukai