A. Pengertian
Luka bakar adalah suatu luka yang terjadi karena adanya kontak antara kulit dengan panas
kering, panas basah, bahan kimia, arus listrik dan radiasi (Long, 1996).
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari sumber
panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik
(Effendy, 1999).
B. Etiologi
Penyebab dari luka bakar yang terbanyak dikarenakan oleh sengatan api akibat dari kelalaian,
ceroboh dan sifat ingin tahu dari anak- anak sehingga banyak sekali oorban luka bakar adalah anak-
anak.
C. Patofisiologi
Akibat dari luka bakat tersebut kulit akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis
maupun jaringan subkutan, hal itu tergantung dari faktor penyebab dan lamanya kontak dengan
sumber panas. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi itegritas kulit dan kematian- kematian sel.
Luka bakar dapat dibedakan menjadi 3 menurut kedalamannya :
1. Keparahannya
a. Luka bakar minor, yakni cedera luka bakar ketebalan partial yang kurang dari 15 % LPTT
pada orang dewasa dan 10 % LPTT pada anak- anak.
b. Luka bakar sedang yakni cedera ketebalan partial dengan 15 % sampai 25 % dari LPTT pada
orang dewasa atau 10 % sampai 20 % LPTT pada anak- anak.
c. Luka bakar mayor, yakni cedera ketebalan partial lebih dari 25 % LPTT pada orang dewasa
atau 20 % pada anak- anak, mengenai daerah mata, wajah, telinga, kaki dan perineum.
2. Lokasi
Luka bakar pada kepala, leher dan dada seringkali mempunyai kaitan erat dengan
komplikasi pulmonal.
Luka bakar yang mengenai wajah erat kaitannya mengenai mata yang dapat menyebabkan
abrasia kornea. Bila pada telinga dapat menyebabkan kordritis aurikuler dan rentan terhadap
infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut. Bila luka bakar mengenai ekstrimitas akan
menyebabkan kehilangan waktu yang lama untuk dapat bekerja kembali.
Luka bakar yang mengenai daerah peritoneum akan memudahkan terjadinya infeksi akibat
autokontaminasi oleh urine dan feses.
3. Ukuran luka bakar
Ukuran luka bakar ditentukan dengan salah satu dari dua metode yaitu role of nine atau
diagram Lund & Browder. Ukuran luka bakar ditunjukan dengan presentasi LPTT (luas
permukaan tubuh total).
4. Usia korban luka bakar
Usia sangat mempengaruhi keparahan dan keberhasilan dalam perawatan luka bakar.
Angka kematian terjadi lebih tinggi jika luka bakar terjadi pada anak- anak yang berusia kurang
dari 4 tahun, terutama mereka kelompok uasia 0- 1 tahun dan klien berusia 65 tahun.
E. Penatalaksanaan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penatalaksanaan luka bakar yaitu
; penyembuhan luka, infeksi dan penganan luka.
1. Penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka terbagi dalam tiga fase yaitu inflamasi, fibroblastik dan maturasi.
2. Infeksi
Masalah yang sering terjadi yaitu adanya infeksi yang anantinya akan diikuti terjadinya sepsis,
sehingga perlu diperhatikan adanya tanda- tanda infeksi meliputi merah, bengkak, nyeri dengan
jumlah mikroorganisme lebih dari 100.000/gram jaringan.
3. Penanganan luka
Penanganan luka merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya infeksi maupun
menghindari terjadinya sindrom kompartement karena adanya luka bakar circumferencial.
F. Diagnosa keperawatan
Derajat I
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d stimulasi saraf sensoris, luka
2. Gangguan perfusi jaringan b/d kerusakan jaringan epidermis.
Derajat II
1. Gangguan integritas kulit b/d terjadi lepuh dan oedem pada kulit.
2. Gangguan pernafasan b/d penyumbatan saluran pernafasan karena oedem
3. Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang kodisinya.
4. Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit b/d haluaran cairan elektrolit me↑
Derajat III
1. Resti infeksi b/d terbukanya lapisan kulit pelindung.
2. Resti injuri b/d penurunan kesadaran
G. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan rasa Rasa nyeri berkurang Tutup luka sesegera mungkin. Suhu berubah dan gerakan udara
nyaman nyeri b/d setelah dilakukan dapat menyebabkan nyeri hebat
stimulasi saraf tindakan keperawatan pada pemajanan ujung saraf
sensoris, luka selama 2 x 24 jam dengan Berikan tempat tidur ayunan
Peninggian linen dari luka
KH : sesuai indikasi
membantu menurunkan nyeri
- pasien mengatakan Tutup jari/ ekstrimitas pada
Posisi fungsi menurunkan
nyeri berkurang. posisi yang berfungsi
deformitas/ kontraktur dan
- Pasien menunjukan menggunakan bebat dan
meningkatkan kenyamanan.
skala nyeri pada angka papan kaki sesuai keperluan
3. Gerakan dan latihan dapat
Ubah posisi dengan sering
- Ekspresi wajah klien menurunkan kekakuan sendi dan
dan rentang gerak pasif dan
rileks. kelelahan otot.
aktif sesuai indikasi
Nyeri hampir selalu ada pada
Kaji keluhan nyeri,
hampir setiap derajat dan yang
perhatikan lokasi/ karakter
paling berat saat ganti balutan atau
dan intensitas (skala 0-10)
debridemen.
Bantu pasien untuk
Pernyataan memungkinkan
mengungkapkan perasaannya
pengungkapan emosi dan dapat
tentang nyeri.
meningkatkan mekanisme koping.
Kolaborasi pemberian
Dengan analgetik membantu
analgetik sesuai indikasi
meningkatkan rasa nyaman
Kaji warna, sensasi, gerakan, Pembentukan oedem dapat secara
Setelah dilakukan nadi perifer dan pengisian cepat menekan pembuluh darah,
Gangguan perfusi
tindakan keperawatan kapiler pada ektrimitas luka sehingga mempengaruhi sirkulasi.
jaringan b/d
selama 2 X 24 jam pasien bakar melingkar
kerusakan jaringan
dapat memperlihatkan
epidermis Tinggikan ektrimitas yang
hasil : Meningkatkan sirkulasi sistemik
sakit dengan tepat.
- Nadi perifer teraba Disritmia jantung dapat terjadi
Monitor TTV secara teratur
dengan kualitas dan karena perpindahan elektrolit
tiap 30 menit
kuantitas yang sama.
- Pengisisan kapiler
baik dan warna kulit
normal pada area
yang cidera.
Gangguan Setelah dilakukan Memberikan informasi tentang
Perhatikan jaringan nekrotik
integritas kulit b/d tindakan keperawatan kebutuhan penanaman kulit dan
dan kondisi sekitar luka
terjadi lepuh dan selama 2 X 24 jam pasien kemungkinan petunjuk tentang
oedem pada kulit dapat memperlihatkan sirkulai the graft
hasil KH :
Evaluasi warna sisi graft dan Mengevaluasi keefektifan
- Pada kulit pasien donor sirkulasi dan mengidentifikasi
tumbuh adanya terjadinyta komplikasi.
regenerasi kulit
- Mencapai
penyembuhan tepat
waktu pada area luka
Gangguan
Setelah dilakukan asuhan Dugaan cidera inhalasi
pernafasan b/d Kaji reflek menelan
penyumbatan keperawatan selama 3 X Meninggikan ekspansi,
24 jam tidak ada Dorong batuk/ latihan nafas
saluran pernafasan memobilisasi, dan drainase
gangguan siositem dalam dan perubahan posisi
karena oedem
perbafasan dengan KH : sering
- menunjukan bunyi
Hisapan pada perawatan Membantu mempertahankan jalan
nafas yang benar
ekstrem, pertahankan teknik nafas bersih, tetapi harus waspada
- Frekuensi dalam steril. karena oedem trakeal.
rentang normal
Selidiki perubahan perilaku/ Perubahan kesadaran dapat
mental contoh gelisah agitasi, menunjukan terjadinya hipoksia.
kacau mental
. Kolaborasi pemberian
O2 memperbaiki hipoksemia dan
pelembab O2 melalui cara
asidosis, pelembab menurunkan
yang tepat.
terjadinya pengeringan saluran
pernafasan.
Cemas b/d
Setelah mendapatkan
kurangnya Berikan informasi kesehatan Pasien akan mengetahui akan
pendidikan kesehatan
pengetahuan kodisi tubuhnya
tentang kodisinya pasien
tentang kodisinya
tidak sring bertanya Meningkatkan kemampuan
Kaji ulang perawatan luka
dengan KH : merawat diri setelah pulang dan
bakar, identifikasi sumber
meningkatkan kemandirian.
- paham akan yang tepat untuk perawatan
kodisinya, prognosis pasien rawat jalan dan
dan pengobatan bahannya.
- berpartisipasi dalam
program pengobatan
Gangguan
Tidak terjadi gangguan Awasi TTV. Perhatikan
keseimbangan Memberikan pedoman untuk
haluaran urine setelah pengisian kapiler dan
cairan, elektrolit penggantian cairan dan mengkaji
dilkakukan tindakan kekuatan nadi perifer
b/d haluaran cairan respon kardiovaskuler
keperawatan dengan KH :
elektrolit Awasi haluaran urine dan
Urine dapat berwarna merah
- menunjukan haluaran berat jenis. Observasi warna
karena adanya darah dan
urin yang adekuat, urine dan hemates sesuai
mioglobin.
TTV stabil dan indikasi
membran mukosa Penggantian masif/ cepat dengan
Pertahankan pencatatan
lembab tipe cairan yang berbeda
kumulatif yang jumlah dan
tipe pemasukan cairan
Kolaborasi pemasangan urine Memungkinkan obsevasi ketat
kateter tak menetap fungsi ginjal dan mencegah statis
Infeksi tidak terjadi
Resti infeksi b/d atau reflek urine.
setelah dilakukan Implementasikan teknik
terbukanya lapisan
perawatan selama 3 X 24 isolasi yang tepat sesuai Tergantung luasnya luka dan
kulit pelindung.
jam KH : indikasi untuk menurunkan infeksi silang.
A. Kasus
Klien Nn. T datang ke IGD pukul 10.00 WIB dengan keluhan tubuh terkena api kompor
dari perut ke kepala, sadar, perih, nafsu makan berkurang, lemah, Tekanan darah : 110/70
mmHg, Suhu : 37,30C , Nadi : 84 kali/menit, Pernafasan : 18 kali/menit.
B. Resume Keperawatan
1. Identitas Klien
Nama : Nn. T
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Kawin
Diagnosa Medis : Combustio
Bangsal / Kamar No. : Melati / II
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hub. Dengan pasien : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
3. Pemeriksaan primer
Data subjektif
a) Keluhan Utama
Klien datang ke IGD dengan keluhan tubuh terkena api kompor di perut.
b) Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keterangan klien dan keluarga, klien belum pernah mengalami sakit seperti
ini dan belum pernah diopname di Rumah Sakit.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang dari IGD keruang Melati pukul 10.00 WIB dengan keluhan tubuh
terkena api kompor dari perut ke kepala, sadar, perih, nafsu makan berkurang,
lemah, Tekanan darah : 110/70 mmHg, Suhu : 37,30C , Nadi : 84 kali/menit,
Pernafasan : 18 kali/menit.
d) Riwayat Pengobatan keluarga bila sakit
Klien dan keluarga biasa memeriksakan diri ke Puskesmas bila sakit. Anggota
keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular
e) Pengobatan yang Sedang Dijalani
Klien sedang menjalani perawatan diugd dengan diagnosa Combustio.
f) Allergi
Klien tidak mempunyai riwayat allergi terhadap obat-obatan maupun makanan.
Data objektif
a) Airway maintenance
1) Pasien bernafas spontan
2) Kesadaran : CM
3) Bicara jelas
4) Irama nafas teratur
b) Breathing
1) RR : 24 x/menit, spontan
2) Cappilary refill normal
3) Warna kulit kemerahan (bagian luka bakar)
4) Pengembangan dada dan diafragma simetris
c) Cirkulation
N : 108 x/menit, S : 36,6°C
d) disability
GCS :15
E:4, M:5, V:6
Pupil : tidak ada ikterik, kunjungtiva normal
e) exposure
terdapat luka bakar di perut
4. Pemeriksaan sekunder
1. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Muka : Lesu
Rambut : Bersih, hitam tidak rontok
Hidung : Tidak ada polip dan epitaksis
Mata : Tidak ada ikterik, konjungtiva normal
Dada : Simetris, gerakan dada normal
Perut : Terdapat lepuhan luka bakar
Kulit : Bersih, terdapat luka, turgor jelek
Kuku : Bersih, pendek
Ekstrimitas Atas : Baik, terpasang infus sebelah kiri
Ekstrimitas bawah : Baik, tidak ada odem dan Varises
b) Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Abdomen : Nyeri pada kulit perut
Ekstrimitas : Hangat, nadi 84 X/menit, irama jelas dan teratur
c) Perkusi
Dada : Tidak ada krepitasi
Perut : Tidak kembung
d) Auskultasi
Dada : Bunyi jantung normal
Abdomen : Peristaltik baik
2. TTV
Tekanan darah : 110/70 mmHg,
Suhu : 37,30C ,
Nadi : 84 kali/menit,
RR : 18 kali/menit.
3. Pemeriksaan penunjang
4. Terapi obat
- Infus NaCl 32 tetes/menit
- Injeksi Ampicillin 1gr/8 jam
- Injeksi Cimetidin 1 gr/8 jam
- Injeksi Orasic 100 gr/12 jam
- Injeksi Gentamicyn 80 ge/12 jam
5. Analisa Data
No. D A T A PROBLEM ETIOLOGI
1. DS: Klien mengatakan sakit bila Risiko kurangnya Perpindahan cairan
bergerak. volume cairan dari intravaskuler ke
DO DO: Odem pada daerah luka bakar ( tubuh. dalam rongga
perut ), terpasang infus NaCl 32 tts/mnt. intestinal.
Brunner and Suddarth. (1996). Text book of Medical- Surgical Nursing. EGC. Jakarta.
Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines for
planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati. EGC. Jakarta.