Anda di halaman 1dari 8

” Meningkatkan Kompetensi Perawat Merawat Pasien Tifus di Puskesmas

Disusun Oleh :
Nama : Muhaammad Nurjaya Alfitrah Mustari

NIM : P201901072

Kelas : T2 Keperawatan

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MANDALA WALUYA KENDAR

2020
Meningkatkan Kompetensi Perawat Merawat Pasien Tifus di Puskesmas

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kompetensi perawat berdasarkan undang-undang keperawatan yaitu undang-
undang nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan. Undang-undang telah di sahkan oleh
DPR RI pada hari Kamis tanggal 25 September tahun 2014, jam 12.15 WIB. Kemudian
di tanda tangani Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 17 Oktober 2014, diundangkan pada lembaran Negara nomor 307,tambahan
lembaran Negara nomor 5612. Undang-undang ini merupakan buah perjuangan seluruh
perawat Indonesia yang berjuang sejak tahun 1994, telah dilakukan berbagai kajian
untuka daptasi, sinkronisasi dan harmonisasi bagi semua pihak, sehingga daftar rencana
undang undang ini telah mengalami revisi sebanyak 44 kali. Sebuah perjuangan yang
panjang dan melelahkan bagi semua pengurus profesi Undang-undang ini telah di
sahkan, selanjutnya akan menjadi dasar hukum dan aspek legal perawat dalam
menjalankan pekerjaan profesinya. Meskipun demikian, untuk menjadi dasar hukum
yang komprehensif, undang-undang masih memerlukan aturan tambahan untuk
sinkronisasi dengan aturan terkait seperti permenkes, permendiknas, permendikbud,
peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan organisasi profesi dan peraturan
konsil keperawatan.
Standar Pelayanan keperawatan adalah suatubentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik
sehat maupun sakit. Sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, maka setiap
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus memperhatikan sistem pelayanan
kesehatan yang berlaku. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat wajib patuh
pada standar pelayanan atau ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku, juga
harus patuh pada standar profesi, standar prosedur operasional dan kode etik profesi
keperawatan.
Kondisi kompetensi perawat saat ini berdasarkan analisis, kritis, logis anda kaitkan
pendapat anda dengan pendapat ahli Berfikir kritis penting dilakukan sebelum
mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan Karena merupakan salah satu metode
ilmiah dalam menyelesaikan masalah klien. Kemampuan perawat mengidentifikasi
masalah klien dan memilih solusi intervensi yang tepat tidak lepas dari kemampuan
perawat berfikir kritis untuk menggali berbagai alasan berdasarkan evidencebase dari
setiap problem dan solusi yang teridentifikasi (Potter&Perry,2010). Analisis
berdasarkan nilai perhitungan rata-rata dan standar deviasi di peroleh , maka dapat di
ketahui bahwa kompetensi para perawat rumah sakit berada pada kriteria sedang sampai
dengan tinggi. keadaan tersebut belum mencerminkan kepemilikan kompetensi yang
optimal , sehinggah diperlukan pengebangan atau peningkatan pengetahuan atau
wawasan serta penguasaan keterapilan dan keahlian dari para perawat.Secara logis
perawat merasa kurang optimal dalam melakukan tugas keperawatan nya, kekurangan
optimalan tersebut disebabkan oleh tidak maksimalnya kompetensi yang di miliki serta
motivasi yang mendorong penciptaan prestasi kerja perawan.
Penyebab kompetensi perawat rendahkurangnya keahlian, kinerja, keterampilan dan
pengelaman seorang perawat serta kurangnya fasilitas yang memadai.
Dampak kompetensi perawat rendah hilangnya fungsi seorang perawat dan
menurun nya mutu pelayanan kesehatan di ruamah sakit serta kurangnya mutu
pelayanan di Rumah Sakit.
Upaya agar harapan tercapai pentingnya pihak rumah sakit untuk meningkatkan
kompetensi perawat baik melalui pelatihan ataupun pendidikan lanjutan karena dengan
meningkatnya kompetensi perawat maka akan membrikan kontribusi yang baik untuk
menghasilkan kinerja perawat yang baik, motivasi perawat perlu ditingkatkan dalam hal
ini tentang kebersihan lingkugan dan penghargaan atas kerja keras serta keikutkesertaan
atau partisipasi perawat dalam pengebangan wawasan keilmuan di bidang keperawatan
perlu di tingkatkan.
Harapan kedepan keperawatan dapat berkembang secara pesat dalam peningkatan
kompetensi perawat dalam merawat pasien penyakit tifus di puskesmas dan kompetensi
perawawat untuk masa yang akan datang lebih di kembangkan dalam merawat pasien
penyakit tifus di puskesmas.( Muhammad Nurjaya Alfitrah /2020)
Pentingnya membahas topik tentang meningkatkan kompetensi perawat merawat
pasien kekurangan vitamin d di rumah sakit.Topik tentang meningkatkan kompetensi
perawat merawat pasien penyakit Tifus di rumah sakit penting untuk di bahas, karena
dengan membahas topik ini kita dapat mengetahui tentang peningkatan kompetensi
perawat serta hal-hal yang menyangkut tentang kompetensi perawat dalam merawat
pasien di Rumah Sakit yang terkena penyakit tifus
A. Rumusan Masalah

1. Mengapa kopetensi perawat rendah dalam merawat pasien penyakit tifus di


puakesmas
2. Bagaimana standar kopetensi perawat pasien tifus?
3. Mengapa kompetensi perawat dalam merawat pasien harus di tingkatkan?
4. Bagaimana upaya peningkatan kompetensi perawat merawat pasien tifus?
5. Bagaimana faktor pendukung dalam peningkatan kompetensi perawat merawat
pasien tifus?
6. Bagaimana faktor penghambat dalam peningkatan perawat merawat asien
tifus?

A. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kopetensi perawat rendah dalam merawat pasien penyakit


tifus di puakesmas
2. Untuk dapat mengetahui standar kopetensi perawat pasien tifus?
3. Pembaca dapat mengetahui kompetensi perawat dalam merawat pasien harus
di tingkatkan?
4. Untuk mengetahui upaya peningkatan kompetensi perawat merawat pasien
tifus?
5. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam peningkatan kompetensi perawat
merawat pasien tifus?
6. Untuk dapat mengetahui faktor penghambat dalam peningkatan perawat
merawat asien tifus?

B. Manfaat Penulisan
Sekiranya dengan adanya makalah ini dapat membantu pelajar
mahasiswa maupun masyarakat sekitar untuk mendapatkan informasi dan
menambah wawasan bagi pembaca dan dengan adanya makalah ini setidaknya
kritik dan saran di harapkan untuk membangun makalah ini.
E. Pokok Pembahasan

1. Alasan kompetensi perawat rendah dalam merawat pasien Penyakit tifus

2. Standar kompetensi perawat merawat pasien penyakit tifus di puskesmas

3. Alasan standar kompetensi perawat merawat pasien penyakit tifus di puskesmas

4. Upaya peningkatan kompetensi perawat merawat pasien penyakit tifus di


puskesmas

5. Faktor pendukung dalam peningkatan kompetensi perawat merawat pasien


penyakit tifus di puskesmas

6. Faktor penghambat dalam peningkatan kompetensi perawat merawat pasien


penyakit tifus di puskesmas
Daftar Pustaka

Octavia Ade: Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Bangsal Jantung Di RSUD Raden Mattaher
Jambi: 2010

Lubis Sulistya Ade. 2018. Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Perawat Dalam
Melakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rawat Inap. 1012.

M. HadiMulyono,AsiahHamzah,A. Zulkifli Abdullah. 2013. Faktor Yang Berpengaruh


Terhadap Kinerja Perawat Di RumahSakit Tingkat III 16.06.01 Ambon.Vol 2 No 1.

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional


(Edisi Keempat). Jakarta : Salemba Medika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai