PENDAHULUAN
Karya sastra adalah bentuk kreativitas dalam bahasa yang berisi sederatan
pengalaman batin dan imajinasi yang berasal dari penghayatan atas realitas-non-
realitassastrawannya. Karya sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni
atau dambaan intuisi pengarang, dan dapat pula sebagai campuran keduanya.
dan dapat di manfaatkan oleh masyarakat. Sebuah karya sastra tercipta karena
adanya pengalaman batin pengarang berupa peristiwa atau problem yang menarik
sehingga muncul gagasan dan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Termasuk di sini karya sastra yang berupa fiksi. Damono ( 1984:5 ) menyatakan
bahwa karya sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri
sastra adalah bagian dari masyarakat, kenyataan yang demikian mengilhami para
1
yang berkembang di masyarakat sangat berpengaruh dalam isi dan tema yang
tertuang dalam suatu karya sastra. Maka dari itu, materi dan tema karya sastra
isi karyanya dapat mencerminkan sosial dan budaya masyarakat pada saat karya
bagi pembaca. Bahkan, dalam karya sastra, terlebih novel sering pula di temukan
hal-hal yang sangat inspiratif dan sangat kuat dalam memberikan motivasi bagi
pembacanya.
ungkapan serta gambaran kehidupan manusia pada suatu zaman yang di hadapkan
manusia. Novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia, mulai dunia
tokoh, latar, sudut pandang, setting yang beragam dan lain-lain yang kesemuanya,
Dalam sebuah novel tidak jarang yang menjadi tokoh utama adalah seorang
di mana perempuan tidak hanya sebagai ibu rumah tangga, namun perempuan
2
juga bisa menjadi sebagai orang yang bisa menjajaki dunia. Dengan
sebab perempuan merupakan pribadi yang menarik dan tidak pernah ada habisnya
ketika di jadikan topik pembicaraan. Selain itu hal lain yang menarik dari seorang
Perkembangan novel di indonesia saat ini cukup pesat. Hal ini dapat di lihat
mempunyai beragam tema, isi, antara lain tentang masalah-masalah sosial yang
salah satu dari karya yang di hasilkan membicarakan tentang perempuan dalam
dunia sastra.
novel Yang Fana Adalah Waktu menceritakan seorang tokoh perempuan bernama
kemauan orang tua dalam hal ini perjodohan terhadap kedua orang tuanya yang
selalu beranggapan bahwa perempuan itu hanya bisa menjadi orang tua dari anak-
anaknya dan menjadi ibu rumah tangga serta menjadi istri yang baik pada
3
suaminya.Tetapi dengan ketegaran hatinya hingga pinkan mampu meyakinkan
kepada semua orang bahwa perempuan juga berhak menentukan masa depannya
sendiri.
Peneliti menganalisis novel Yang Fana Adalah Waktu . karena dalam novel ini
dan perempuan juga bisa bekerja sebagai kepala rumah tangga seperti halnya laki-
laki pada umumnya. Dalam novel ini menampilkan kisah-kisah kehidupan yang
seorang perempuan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk menganalisis novel
tersebut.
yang menarik untuk di bahas, hal ini di karenakan citra perempuan mengangkat
dapat menjadi sosok yang kuat, patuh dan konsisten pada kebenaran dan mencapai
derajat sabar.
Penelitian ini hanya menganalisis citra perempuan pada satu tokoh yaitu
Pinkan. Untuk memahami citra perempuan dalam novel ini, pembacanya harus
4
pentingnya ini semua dapat memberikan banyak hal khususnya penguraian
tentang citra perempuan yang di nilai dari feminisme yang menekankan pada
Bagaimanapun juga karya sastra merupakan cerminan masyarakat. Selain itu juga,
kita dapat mengambil pelajaran dari isi novel yang mengangkat tentang
dalam novel ini yaitu selain dia berhasil mematahkan pandangan orang tuanya dia
juga ingin menunjukan kepada perempuan lain bahwa tidak selamanya perempuan
hidup di bawah tekanan. Selain itu, novel Yang Fana Adalah Waktu menjadi
demikian ada nilai-nilai positif yang dapat diambil dan direalisasikan oleh
yaitu :
Waktu” ?
2. Bagaimana seharusnya novel “ Yang Fana Adalah Waktu ’’ itu di baca seh
5
1. Dapat mendeskripsikan gambaran perempuan dalam novel Yang Fana
Adalah Waktu .
dalam novel Yang Fana Adalah Waktu karya Sapardi Djoko Damono.
Dalam novel Yang Fana Adalah Waktu karya Sapardi Djoko Damono ini
memfokuskan analisis pada satu tokoh utama yaitu Pinkan. Peneliti menganalisis
tokoh Pinkan ini sebab banyak membahas tentang peranan tokoh Pinkan sehingga
peneliti mudah untuk menganalisis citra perempuan pada tokoh utama tersebut
6
Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalah tafsiran tentang istilah yang di
gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti dapat menggunakan beberapa istilah
sebagai berikut :
1. Citra adalah gambaran perilaku manusia yang dapat di lihat dan di rasakan
3. Novel adalah salah satu cerita bentuk prosa yang ukuran ceritanya panjang
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian kata citra perempuan secara tersirat meliputi citra fisik dan psikis
perempuan. Citra perempuan dalam aspek fisik dan psikis dikonkritkan dalam
kerangka bahasa sebagai tanda yang mempunyai arti ( meaning ) dan makna (
akan mengungkapkan citra perempuan, baik citra perempuan dalam novel maupun
citra perempuan dai hasil pembacaan yang di lakukan dengan teliti, yaitu
dimiliki orang banyak mengenai pribadi, atau kesan mental ( bayangan ) visual
yang di timbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur
Citra wanita ialah semua wujud gambaran mental dan spiritual dan tingkah
laku keseharian yang terekspresikan oleh wanita (Indonesia). Kata citra wanita
(Sugihastuti,2000;45).
8
2.1.1 Citra Fisik Perempuan
pendapat Foucault dan Goffman bahwa arti penting tubuh di tentukan oleh stuktur
sosial yang ada di luar jangkauan individu ( dalam Abdullah, 2001:67 ). Artiya
bahwa citra tubuh di dalam masyarakat tertentu berhubungan erat dengan ideologi
yang di miliki oleh masyarakat tersebut, karena keberadaan tubuh di produksi oleh
bangun oleh berbagai media pencitraan misalnya, televisi, film, koran maupun
sastra.
analisis citra perempuan ( images of women ), maka citra fisik perempuan yang di
gambarkan di dalam teks novel dapat di pahami sebagai ekspresi fisik perempuan
Ruthven,1990:70-71 ).
hal yang bertentangan. Di satu pihak, ada suatu keinginan untuk mengungkapkan
ke dalam model peran, menawarkan suatu pandangan terbatas atas apa yang di
9
harapkan perempuan dalam hidupnya. Di sisi lain, ada suatu harapan yang
aspeknya yaitu aspek fisis dan psikis sebagai citra diri perempuan serta aspek
Secara fisik, wanita merupakan sosok individu hasil bentukan proses biologis
dari bayi perempuan, yang dalam perjalanan usianya mencapai taraf dewasa.
Dalam aspek fisik ini, wanita mengalami hal-hal yang khas, yang tidak dialami
oleh pria, misalnya hanya wanita yang dapat hamil, melahirkan, dan menyusui
diasumsikan sebagai sumber hidup dan kehidupan, sebagai makhluk yang dapat
Ditinjau dari aspek psikisnya, wanita juga makhluk psikologis, makhluk yang
mengenai aspek psikis perempuan akan membawa kita pada pemahaman bahwa
dalamnya aturan-aturan, tata nilai, adat, dan budaya masyarakat yang secara
perasaan perempuan.
10
Aspek psikis wanita tidak dapat di pisahkn dari apa yang di sebut feminitas.
Prinsip feminitas ini merupakan kecenderungan yang ada dalam diri wanita,
hubungan interpersonal. Kalau dari aspek psikis terlihat bahwa wanita dilahirkan
aspek fisik dan keduanya merupakan aspek yang mempengaruhi citra diri wanita.
Dalam aspek psikis kejiwaan wanita dewasa mempengaruhi citra diri wanita,
semakin bertumbuh baik wanita akan semakin berkembang pula psikis mereka
untuk menjadi dewasa. Citra diri wanita tidak bisa lepas dari aspek psikis dan
fisik. Adanya perbedaan bentuk fisik antara wanita dan laiki-laki mempengaruhi
pola berpikir dan pola kehidupan wanita. Aspek psikis menunjukan bahwa wanita
memiliki perasaan untuk merasakan keadaan dalam dirinya ataupun diluar dirinya.
peran, yaitu peran perempuan dalam keluarga dan peran perempuan dalam
masyarakat. Peran adalah bagian yang dimainkan oleh seseorang pada setiap
keadaan dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan (
11
masyarakat. Peran-peran perempuan di dalam masyarakat akan berubah
orientasinya pada keluarga dan masyarakat, yaitu (1) sebagai orang tua (2) sebagai
istri (3) di dalam rumah tangga (4) di dalam kekerabatan (5) pribadi (6) di dalam
Sugihastuti, 2002:121).
dengan norma dan sistem nilai yang berlaku dalam satu kelompok masyarakat,
masyarakat luas. Dalam keluarga, misalnya wanita berperan sebagai istri, ibu, dan
merupakan masalah pengalaman diri, seperti dicitrakan dalam citra diri wanita dan
wanita dalam masyarakat atas pengalaman diri itulah maka wanita bersikap,
termasuk kedalam sikapnya terhadap laki-laki. Hal penting yang mengawali citra
terepas dari kehidupan keluarga dan masyarakat. Hal ini di sebabkan karena
keluarga merupakan salah satu institusi yang tidak terlepas dari institusi lain yang
12
membentuk seorang individu, dan ibu sangat dominan untuk membentuk karakter
Bernay,1998:132-133 ).
sosial perempuan. Hal ini di sebabkan karena sosialisasi jender sebernarnya telah
yang meemiliki tanggung jawab ganda. Ia bertanggung jawab untuk tetap menjaga
sedikit peran perempuan sebagai ibu rumah tangga justru memperkuat streotipe
Ibu hadir sebagai orang yang paling dekat dengan anak di banding ayah (Cantor
dan Bernay,1998:141). Untuk itu, sebagai anak, perempuan selalu menjadikan ibu
sebagai model dalam kehidupannya. Tetapi tidak semua perempuan dapat menjadi
13
model yang baik bagi anak-anaknya, dengan demikian anak mencari model yang
beruntung karena terlahir dari keluarga miskin, bodoh dan berantakan. Seorang
Sebagai anak, seseorang bisa saja tumbuh dan berkembang dalam keluarga
dapat keluar dari kungkungan budaya yakni, (1) sebagai seorang anak, perempuan
harus mampu berpikir bahwa dirinya di cintai dan istimewa, (2) ia bisa melakukan
apa pun yang ia inginkan, (3) berhak membangun impian yang muluk, (4)
14
perempuan. Sikap sosial adalah konsistensi individu dalam memberikan respons
juga dengan perempuan. Hubungannya dengan manusia lain dapat bersifat khusus
Novel adalah suatu karya sastra yang merupakan struktur yang bermakna.
baca, tetapi merupakan struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur yang padu.
dianalisis.
Novel sebagai salah satu bentuk cerita rekaan, merupakan sebuah struktur
yang kompleks. Oleh karena itu, untuk memahaminya, novel tersebut harus
dianalisis ( Hill,1966:6 ).
Dalam novel Yang Fana Adalah Waktu Karya Sapardi Djoko Damono ini di
fokuskan pada citra perempuan di dalam karya sastra (images of women) bukan
gambarkan dalam novel ini, solusi yang dapat di tawarkan untuk memperbaiki
15
citra perempuan adalah mencitrakan perempuan yang memiliki kesadaran
terhadap potensi dirinya dalam berbagai karya sastra termasuk dalam novel Yang
Fana Adalah Waktu Karya Sapardi Djoko Damono. Beberapa tawaran yang di
karya sastra termasuk novel harus menggambarkan citra perempuan yang meliputi
(1) harus membuka diri (2) harus memiliki rasa percaya diri (3) perempuan harus
beberapa aspek di atas perempuan dapat mandiri baik secara ekonomi maupun
Yang Fana Adalah Waktu Karya Sapardi Djoko Damono, yang dapat
menggambarkan citra perempuan yang ideal, para penyair dan insan sastra secara
dunia publik, politik, pendidikan, ekonomi, menjadi suatu hal yang harus di
yang lebih terbuka dalam rangka membongkar akar-akar budaya yang masih
bersifat patriarki.
dari rasa ketergantungan dan rasa rendah diri. Karena dengan kesadaran tersebut,
16
perempuan dapat memiliki, kehormatan, kebebasan, dan keadilan dalam
perempuan sesua dengan potensi perempuan yang ideal, dan di lakukan melalui
Novel adalah suatu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi dalam ukuran
yang panjang(setidaknya 40.0000 kata dan lebih kompleks dari cerpen)dan luas
peristiwa dan latar di tampilkan secara tersusun hinga bentuknya lebih panjang
halus.
17
yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat dan saling
rangka mengkaji dan membicarakan novel karya sastra pada umumnya (Nurgianto
ro:2010:22-23).
intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta
2.2.1.1 Tema
Menurut Stanton ( 1965:21 ), tema adalah makna sebuah cerita yang secara
Menurutnya, tema bersinonim dengan ide utama ( cental idea ) dan tujuan utama (
cental purpose ). Tema, dengan demikian dapat di pandang sebagai dasar cerita
atau gagasan dasar umum sebuah karya novel. Dasar ( utama ) cerita sekaligus
berarti tujuan ( utama ) cerita. Jika pengembangan cerita senantiasa “tunduk” pada
dasar cerita, hal ini bertujuan agar dasar, gagasan dasar umum, atau sesuatu yang
Tema menjadi salah satu unsur cerita rekaan yang memberikan kekuatan dan
sekaligus sebagai unsur pemersatu semua fakta dan sarana cerita yang
18
fakta dan sarana cerita pada sepanjang sebuah novel. Tema tidak dapat di
pisahkan dari permasalahan khidupan yang direkam oleh karya sastra. Tema dapat
balik cerita yang mendukungnya. Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa tema
pembaca ( Nurgiyantoro,1998:68 ).
2.2.1.2 Alur
tertentu, peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita, yaitu
rangka dalam tubuh manusia. Tanpa rangka, tubuh tidak dapat berdiri. Menurut
Stanton ( 1965:14 ), alur adalah cerita yang berisi urutan peristiwa, tetapi setiap
Alur (plot) merupakan sebagian dari unsur instrinsik suatu karya sastra.Alur
akan memiliki jalan cerita yang lebih panjang. Hal ini karena tema cerita yang
dikisahkanya lebih kompleks dengan persoalan para tokohnya yang juga lebih
rumit(kosasih,2014:63).
membuktikan diri-nya sendiri meskipun jarang diulas panjang lebar dalam sebuah
19
pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang mempertautkan alur,hubungan
sehingga menjalin suatu cerita yang di hadirkan oleh para pelaku dalam suatu
cerita(Aminuddin,2015:83).
yang dikisahkan tak harus urut dari awal sampai akhir,melainkan dapat dimulai
dari titik peristiwa mana saja sesuai dengan keinginan dan kreativitas pengarang.
lain,alur dapat membuktikan dirinya sendiri meskipun jarang diulas panjang lebar
dalam sebuah analisis.sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya dimengerti tanpa
20
bagian awal,tengah,dan akhir yang nyata,meyakinkan dan logis,dapat
ketegangan-ketegangan(stanton,2007:28).
2.2.1.3 Latar
Dalam analisis novel, latar (seting) juga merupakan unsur yang sangat penting
pada penentuan nilai estetik karya sastra.latar sering disebut sebagai atmosfer
dan dinilai(sugihastuti,2015:54).
dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. (
perincian tersebut, Hudson (1963) membedakan latar menjadi dua, yaitu latar
sosial dan latar fisik/material. Yang termasuk latar fisik/material adalah tempat,
waktu, dan alam fisik di sekitar tokoh cerita, sedangkan yang termasuk latar sosial
pandangan hidup, sikap hidup, adat-istiadat, dan sebagainya yang melatari sebuah
21
peristiwa. Latar fisik yang menimbulkan dugaan atau tautan pikiran tertentu
sebagaimana adanya. Selain itu, ada latar yang berfungsi sebagai proyeksi
keadaan batin para tokoh cerita ( Panutu-Sudjiman, 1991:46 ). Latar yang baik
konflik yang di hadapi tokoh cerita sehingga cerita terasa hidup dan segar, seolah-
yang menjadi tokoh. Yang di maksud tokoh cerita adalah individu rekaan yang
watak atau karateristik tertentu. Watak adalah kualitas tokoh yang meliputi
kualitas nalar dan jiwa yang membedakannya denagn tokoh cerita yang lain (
pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang di tafsirkan oleh pembaca, lebih
22
menunjukan pada kualitas pribadi seorang tokoh. Tokoh dan karakterisasi sering
juga di sebut dengan karakter dan watak menunjuk pada tokoh-tokoh tertentu
peristiwa dalam crita. Pengarang sengaja memilih sudut pandang secara berhati-
hati agar dapat memiliki berbagai posisi dan berbagai hubungan dengan setiap
peristiwa, baik di dalam dan di luar tokoh maupun keterlibatan atau tidak secara
sebagai sarana untuk menayjikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa
yang membentuk cerita dalam sebuah karya sastra, prosa termasuk novel dan
cerpen.
Sudut pandang merupakan sebuah posisi. Posisi ini adalah posisi pembaca
yang memiliki korelasi dengan setiap peristiwa, baik di dalam maupun di luar
tokoh, terlibat atau tidak terlibat secara emosioanal. Dengan demikian, dasar
berpijak sari seorang pembaca dalam melihat peristiwa dalam cerita itu di
Gaya secara sederhana diartikan sebagai cara dari seseorang pengarang dalam me
nggunakan bahasa. Gaya sendiri memiliki peran dalam mengantar pembaca untuk
23
bahasa juga berfungsi mengetahui keahlian dari seorang pengarang dalam
Pada dasarnya karya sastra itu merupakan salah satu kegiatan pengarang
membahasakan sesuatu atau menuturkan sesuatu kepada orang lain. Yang ditutur
tentulah suatu topik tutur yang mereka pilih atau mereka anggap penting untuk di
2.3 Ideologi yang Membentuk novel Yang Fana Adalah Waktu Karya
Kritik sastra feminis merupakan salah satu disiplin ilmu kritik satra yang lahir
antara kaum perempuan dan kaum laki-laki. Persamaan hak itu meliputi semua
24
aspek kehidupan, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya (
selama ini. Ihromi (1995:441) menyebutkan hal ini sebagai otonomi perempuan.
proses pelepasan diri kaum perempuan dari kedudukan sosial ekonomi yang
sistem dan stuktur sosial yang tidak adil menuju keadilan bagi kaum laki-laki dan
perempuan.
universal laki-laki berbeda dengan perempuan. Perbedaan itu tidak hanya terbatas
pada kriteria biologis, melainkan juga sampai pada kriteria sosial dan budaya (
Susilastuti, 1993:29-30 ). Perbedaan itu diwakili oleh dua konsep, yaitu jenis
25
perbedaan fisik, terutama fungsi reproduksi, sedangkan gender merupakan
interprestasi sosial dan kultural terhadap perbedaan jenis kelamin. Gender tidak
selalu berhubungan dengan perbedaaan fisiologis seperti yang selama ini banyak
maskulin dan feminis. Biasanya, maskulin di tempati oleh jenis kelamin laki-laki,
cantik, emosional, dan keibuan; sedangkan laki-laki bersifat kuat, rasional, dan
perkasa.
Gender tidak bersifat universal. Ia bervariasi dari waktu kewaktu dan dari
bersifat universal. Pertama, gender tidak identik dengan jenis kelamin. Kedua,
Susilastuti,1993:30 ).
2. Peneliti mencari tahu tujuan hidup tokoh perempuan, perilaku serta watak
26
3. Peneliti memperhatiakan pendirian serta ucapan tokoh perempuan yang
BAB III
27
3.1 Jenis dan Metode Penelitian
ini di dukung oleh referensi baik berupa teks novel maupun sumber buku
penelitian ini. Di katakan kualitatif karena sumber datanya adalah karya, naskah,
data penelitiannya, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana.
3.1.3 Data
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa teks
novel, yang memuat citra perempuan dalam novel Yang Fana Adalah Waktu
Sumber data penelitian ini adalah novel Yang Fana Adalah Waktu karya
28
cetakan pertama Maret 2018 dan cetakan kedua juli 2018 yang terdiri dari 144
halaman. Dalam hal ini, peneliti tidak terlepas dari buku-buku yang di anggap
Pengumpulan data dalam penelitian ini di lakukan dengan teknik baca catat.
Kegiatan pertama yang di lakukan adalah dengan membaca novel Yang Fana
Adalah Waktu karya Sapardi Djoko Damono secara cermat dan tuntas. Setelah itu
subjek penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu citra perempuan.
Sumber data yang di tulis dipilih sesuai dengan masalah dalam pengkajian sastra
sastra feminis, yaitu studi sastra yang mengarah fokus analisisnya pada
terdapat dalam novel Yang Fana Adalah Waktu karya Sapardi Djoko Damono.
3. Analisis data, yaitu menanalisis data yang menjadi objek dengan kritik sastra
feminis.
29
4. Interpretasi data, yaitu memberikan gambaran secara umum tentang hasil
Daftar Pustaka
Anthonia, Paula Hutri Mbulu, 2017. Citra Perempuan dalam Novel Suti: Kajian
30
Djajanegara, Soenarjati, 2003. Kritik Sastra Feminis, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum.
Ratna, Nyoman Kutha, 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra,
Sugihastuti dan Suharto, 2015. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya,
Wiyatmi. 2012. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya dalam Sastra
Yohan, Arriyanti Andriana. 2007. Citra Perempuan dalam Novel Putri Karya Putu
31