Anda di halaman 1dari 9

3.

KONSEP TERJADINYA ALIRAN SERAGAM


A. Terbentuknya Aliran Seragam
1. Definisi Aliran Seragam
Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut
tempat atau aliran yang terjadi apabila kedalaman aliran sama setiap
penumpang saluran, suatu aliran seragam dapat bersifat tunak atau tidak
tunak, tergantung apakah kedalamannya berubah sesuai dengan perubahan
waktu.
Aliran seragam yang mantap (steady uniform flow) adalah jenis
pokok aliran yang digunakan dalam analisis hidrolika saluran terbuka.
Kedalaman aliran tidak berubah selama suatu waktu tertentu yang telah
diperhitungkan. Penetapan bahwa suatu aliran bersifat seragam yang tidak
mantap (unsteady uniform flow) harus dengan syarat bahwa permukaan air
berfluktuasi sepanjang waktu dan tetap sejajar dasar saluran.
Aliran berubah (Varied flow) adalah aliran yang terjadi bila
kedalaman aliran berubah disepanjang saluran.
2. Kualifikasi Aliran Sungai
Aliran sungai memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kedalaman, luas basah, kecepatan dan debit pada setiap penampang
pada bagian saluran yang lurus adalah konstan;
b. Garis energi muka air dan dasar saluran saling sejajar berarti
kemiringannya sama.
Aliran memiliki kecepayan konstan pada setiap titik di penmpang
saluran di dalam bagian saluran yang lurus. Dengan kata larin
distribusi kecepatan penampang saluran tidak berubah dibagian
sungai yang lurus. Suatu pula distribusi kecepatan yang stabil dapat
dicapai bila telah dikembangkan secara penuh atau disebut dengan
lapisan batas.
Aliran seragam dianggap sebagai suatu aliran tunak (steady flow)
karena aliran seragam taktunak dalam praktek tidak pernah ada.
Pada sungai alam, aliran seragam tunak bahkan jarang terjadi sebab
karena sungai adan alur air dalam keadaan asli jarang terdapat dalam
keadaan aliran seragam secara mutlak, untuk perhitungan aliran
disungai sering dipakai anggaoan bahwa aliran dalam keadaan
seragam.
Aliran seragam tidak dapat terjadi dalam keadaan kecepatan yang
sangat tinggi yang bisanya disebut ultra cepat (ultrarapid). Sebab itu
bila liran seragam mencapai kecepatan tinggi tertentu akan menjadi
sangat taktunak. Kecepatan aliran yang lebih tinggi kadang-kadang
menyerap udara dan menjadi taktunak.
Seperti telah diuraikan bahwa aliran seragam adalah aliran yang
tidak berubah menurut tempat. Terdapat dua kriteria utama untuk
aliran seragam yaitu :
a. Kedalaman aliran
Luas penampang, penampang basah, dan debit aliran pada setiap
penampang dari suatu panjang aliran adalah tetap.
b. Garis energi
Garis permukaan alran, dan sasar saluran sejajar, dan ini berarti
bahwa kemiringan garis energi (𝑖𝑓 ), garis permukaan air (𝑖𝑤 ),
dan dasar saluran (𝑖𝑏 ) adalah sama atau :

Ditinjau dari perubahan terhadap waktu maka aliran dapat


berupa aliran tetap dimana :
𝑖𝑓 = 𝑖𝑤 = 𝑖𝑏
Atau aliran tidak tetap dimana :
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑉 𝜕𝑉
= 0 𝑑𝑎𝑛 ≠ 0; = 0𝑑𝑎𝑛 =0
𝜕𝑆 𝜕𝑡 𝜕𝑆 𝜕𝑡
Tetapi di dalam kenataannya aliran seragam tidak tetap tidak
penah trjadi, maka yang dimaksd disini aliran seragam.

3. Pembentukan aliran sergam


Bila air mengalir dalam saluran terbuka, air akan mengalami hambatan saat
mengalir ke hilir atau apabila aliran terjadi di dalam suatu saluran, hambatan
akan menghambat aliran air dari hulu ke hilir. Hambatan tersebut
berlawanan dengan komponen gaya berat yang bekerja dalam air dalam arah
geraknya. Aliran seragam akan terjadi bila hambatan ini seimbang dengan
gaya berat atau gravitasi. Hal ini dapat dejelaskan dengan gambar
3.1sebagai berikut :

Gambar 3.1. sket keseimbangan gaya-gaya di dalam aliran seragam


Keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada bagian kecil aliran sepanjang
∆x dapat dinyatakan sebagai berikut :
Σ𝐹𝑥 = 0
𝑃1 − 𝑃2 + 𝐺 sin 𝜃 − 𝜏𝑧 ∆𝑥∆𝑦 = 0 (3.1)

Karena kedalaman air (y-z) tetap maka besarnya gaya-gaya hidrostatik


𝑃1 − 𝑃2 = 1⁄2 𝜸(y − z)2 hanya berlawanan arah maka gaya-gaya tersebut
saling menghapus satu sama lain, seingga persamaan (3.3) menjadi :
G sin 𝜃 − 𝜏𝑧 ∆𝑥∆𝑦∆ = 0 (3.2)
Karena 𝐺 = 𝜌 𝑔 ∆𝑥∆𝑦 (𝑦 − 𝑧)
Maka persamaan 2 menjadi :
𝜌 𝑔 ∆𝑥 ∆𝑦 (𝑦 − 𝑧) sin 𝜃 − 𝜏𝑧 ∆𝑥∆𝑦 = 0 (3.3)
Apabila dibagi ∆𝑥∆𝑦 persamaan (3) menjadi :
𝜏𝑧 = 𝜌 𝑔 (𝑦 − 𝑧) sin 𝜃
Atau
𝜏𝑏 = 𝜌 𝑔 𝑖𝑏 (𝑦 − 𝑧) (3.4)
Dimana :
𝜏𝑏 = Tegangan geser pada dasar saluran (kg/m.det2)
h = Kedalaman air (m)
𝑖𝑏 = kemiringan dasar saluran (m/m)
𝜌 = berapa tan air (kg/cm3)
𝑔 = gaya gravitasi (m/det2)
Untuk aliran seragam di dalam saluran lebar sekali (wide channel) dimana
R= h, maka tegangan geser pada dasar saluran dapat dinyatakan sebagai
berikut :
𝜏𝑏 = 𝜌 𝑔 𝑅 𝑖 𝑏 (3.6)
Untuk aliran seragam dimana 𝑖𝑏 = 𝑖𝑓 persamaan (3.6) dapat diubah menjadi
𝜏𝑏 = 𝜌 𝑔 𝑅 𝑖𝑓 (3.7)
Atau
𝜏𝑏
𝑔𝑅𝑖𝑓 =
𝜌
𝜏𝑏
𝑔𝑅𝑖𝑓 = 𝑈 2 .
𝜌
Dimana ;
U = Kecepatan geser aliran
𝑈 2 = 𝑔 𝑅 𝑖𝑓
𝜏𝑏 = 𝜌 𝑈 2 (3.8)

Dari persamaan (3.7)dan (3.8) tampak bahwa besarnya hambatan (tegangan


geser) tergantung pada kecepatan aliran. Untuk melihat lebih jelas terjadi
aliran seragam dapat diambil contoh satu aluran dari suatu tandon
(reservoir) yang memasuki suatu saluran panjang dengankemiringan
tertentu seperti tampak pada Gb.3.2.
Gambar 3.2 Terjadinya aliran seragam di dalam saluran dengan kondisi
kemiringan yang berbeda-beda
Pada waktu air memasuki saluran secara perlahan-lahan, kecepatan aliran
berkurang dan oleh karenanya besarnya tahanan juga berkurang. Pada saat
tahanan menjadi lebih kecil daripada komponen gaya berat maka akan
terjadi kecepatab disaat memasuki saluran atau dibagian hulu saluran.
Sesudah itu secara lambat laun kecepatan dan tahanan bertambah besar
sampai terjadi keseimbangan antara tahanan dan gaya berat. Pada keadaan
ini aliran seragam terjadi. Pada bagian hulu dimana terjadi percepatan
disebut zona transisi.
4. Menyatakan Kecepatan Aliran Seragam
Kecepatan rata-rata aliran seragam turbulen dalam saluran terbuka
biasanya dinyatakan dalam perkiraan yang dikenal dengan rumus
aliran seragam (Iuniform flow formula). Untuk keperluan praktis,
aliran dalam saluran akan dapat dianggap seragam dalam keadaan
normal, yaitu bila tidak terjadi banjir atau aliran berubah yang jelas
tampak akibat ketidakteraturan saluran. Dalam penerapan rumus
aliran seragam untuk saluran alam , dapat dipahami bahwa hasilnya
sangat kasar karena keadaab aliran lebih banyak tergantung pada
factor-faktor yang tak diketahui secara tepat daripada yang akan
terdapat dalam saluran buatan umumnya.
Suatu pendekatan lain untuk menentukan kecepatan disaluran alam
telah dicoba oleh toebes. Dalam pendekatan ini ditetapkan Analisa
hubungan berganda terhadap faktor-faktor yang jelas
mempengaruhi. Kecepaan dalam suatu saluran alluvial : luas basah,
kecepatan maksimum dipermukaan, keliling basah, kedalaman
maksimum, kemiringan muka air, koefisien kekasaaran dan
temperature air. Cara ini memungkinkan untuk mengevaluasi
pengaruh masing-masing variable terhadap besarnya kecepatan.
Bila dilakukan evaluasi semacam ini, kcepatan pada kondisi
tertentu bagi variable tersebut terhadap kecepatannya. Namun hal
ini hanya berlaku bagi aliran didalam daerah geografis dimana
Analisa ini dibuat, jadi pemakainnya tidak bersifat umum.
Untuk perhitungn hidrolik kecepatan rata-rata dari aliran turbulen
di dalam saluran terbuka biasanya dinyatakan oleh suatu rumus
aliran seragam. Persamaan yang paling praktis dapa dinyatakan
dalambentuk sebagai berikut:
𝑉 = 𝐶𝑅 𝑥 𝑖 𝑦
Dimana:
V = kecepatan rata-rata
C = faktor hambatan aliran
R = jari-jari hidrolik
𝑖𝑓 = kemiringan garis energi

Untuk aliran seragam 𝑖𝑓 = 𝑖𝑤 = 𝑖0


𝑖𝑤 = kemiringan permukaan air
𝑖0 = kemiringan dasar saluran

Persaaan tersebut menyatakan bahwa kecepata aliran tergantug


pada jenis hambatan (C), geometri sluran (R) dan kemiringan
aliran
∆𝐻
(𝑖 = )
𝐿
Dimana ∆𝐻 adalah perbedaan tinggi energi di hulu dan di hilir.
Persamaan terebut dikembangkan melalui penelitian di lapangan.

B. Persamaan Chezy dan Manning


1. Rumus Chezy
Pada awal tahun 1769 seorang insinyur Prancis bernama Antonius
Chezy mengembangkan mungkin untuk pertama kali perumusan
kecepatan aluran yang kemudian dikenal denga rumus Chezy. Seperti
yang telah diketahui, bahwa perhitungan untuk aliran melalui saluran
terbuka hanya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-ruus
empiris yang banyak digunakan untuk merencanakan suatu saluran
terbuka.
Chezy berusaha mencari hubungan bahwa zat cair yang melalui
saluran terbuka akan menimbulkan tegangan geser (tahanan) pada
dinding saluran, dan akan diimbang oleh komponen gaya berat yang
bekerja pada zat cir dalam arah aliran. Dimana dalam aliran seragam
komponen gaya berat dalam arah aliran adalah seimbang dengan
tahanan geser, dimana tahanan geser ini tergantung pafa kecepatan
aliran. Setelah melalui beberapa penurunan rumus, akan didapatkan
persamaan umum:
𝑉 = 𝐶 √𝑅𝑖𝑓
Dimana :
V = kecepatan rata-rata (m/det)
R = jari-jari (m)
𝑖𝑓 = kemiringan garis energi (m/m)
C = suatu faktor tahananaliran yang disebut koefisien Chezy (M2/det)

Harga C tergantung pada kekasaran dasar saluran dan kedalaman aliran


atau jari-jari hidrolik.
Berbagi rumus dikembangkan untuk memperoleh harga C antara lain :

Ganguitlef aunt Kutter (1869)


0,00281 1,811
41,65 + + 𝑛
𝐶= 3
0,0281 𝑛
1 + (41,65 + 𝑆 )
√𝑅
Dimana :
n = kefisien kekasaran dasar dan dinding saluran
R= jari-jari hidrolik
S=kemiringan dasar saluran

Bazin pada tahun 1897 melalui penelitiannya menetapkan harga C


sebagai berikut :
157,6
𝐶=
1 + 𝑚⁄𝑅
Dimana :
M = koefisien Bazil
R = jari-jari hidrolik

Masih banyak rumus-rumus yang lain untuk menetapkan harga


koefisien C melalui penelitian-penelitian di lapangan dimana semua
menyatakan bahwa besarnya hambatan ditentukan oleh bentuk
kekasaran dinding dan dasar saluran, faktor geometrid an kecepatan
aliran.
2. Rumus Manning (1889)
Rumus Manning yang banyak digunakan pada pegaliran disaluran
terbuka, juga berlaku untuk pengaliran di pipa. Rumus tersebut
mempunyai bentuk:
1,49 2⁄ 1⁄
𝑉= 𝑅 3 𝑖𝑓 2 (𝐸𝑈)
𝑛
Atau
1 2⁄ 1⁄
𝑉 = 𝑅 3 𝑖𝑓 2 (𝑆𝐼)
𝑛

Dimana:
V = kecepatan aliran (m/det)
n = angkakekasaran Manning
R = jari-jari hidrolik (m)
𝑖𝑓 = kemiringan garis energi (m/m)

Dengan n adalah koefisien manning dan R adalah jari-jari Hydraulik,


yaitu perbandingan antara luas tampang aliran A dan keliling basah P

𝐴
𝑅=
𝑃
Apabila dihubungkan persamaan Chezy dan Persamaan Manning akan
diperoleh hubungan antara koefisien Chezy (C) dan koefisien Manning
(n) sebagai berikut :
1 2 1
𝑉 = 𝐶 √𝑅𝑖𝑓 = 𝑅 ⁄3 𝑖 ⁄2
𝑛

1 1⁄
𝐶= 𝑅 6
𝑛

C. Estimasi Koefisien Kekasaran


1. Penentuan koefisien kekasaran Manning
Untuk sekedar tuntutan bagi penentuan yang wajar mengenai koefisien
kekasaran akan dibahas 4 pendekatan umum :
a) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai n dan hal ini
memerlukan suatu pengetahuan dasar mengenai
b) Mencocokan table dari nilai-nilai n untuk berbagi tipe saluran;
c) Memeriksa dan memahami sifat beberapa saluran yang
koefisiennya telah diketahui;
d) Menentukan nilai n dengan cara analitis berdasarkan distribusi
kecepatan teoritis pada penampang saluran dan data pengukuran
kecepatan maupun pegukuran kekasaran
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekasaan Manning
a) Kekasaran permukaan
Secara umum butiran halus pada permukaan memiliki nilai n
(koefisien kekasaran) yang rendah, sedangkan butiran kasar
memiliki nilai n (koefisien kekasaran) yang tinggi.
b) Tetubuhan
Tetumbuhan dapat digolongkn kedalaman jenis kekasaran
permukaan, tetapi juga daoa memperkecil kapasitas saluran dan
menghambat aliran. Efeknya terutama tergantung tinggi, kerapatan,
distribusi dan jenis tetumbuhan, dan hal ini sangat penting dalam
perancangan saluran pembuangan yang kecil.
c) Ketidakteraturan Saluran
Ketidakteraturan saluran baik itu saluran alami maupun saluran
buatan menandakan kekasaran sebagai tambahan dari yang
ditimbulkan oleh kekasaran permukaan dan faktor-faktor lainnya.
d) Trase Saluran
Kelengkungan yang landai dengan garis tengah yang besar
mengakibatkan nilai kekasaran permukaan yang relative rendah,
sedangkan kelengkungan yang tajam dengan belokan-belokan yang
patah akan memperbesar nilai koefisien kekasaran.
e) Pengendaoatn dan Penggerusan
Pengendapan dapat mengubah saluran yang tidak beraturan
menjadi beraturan dan memperkecil nilai n (kekasaran permukaan),
sedangkan penggerusan dapat berakibat sebaliknya dan
memoerbesar n. namun sifat utama dari pengendapan dapat dilihat
dari sifat alaminya.
f) Hamabatan
Adanya balok sekat pilar jembatan dan jenisnya akan cenderung
memperbesar n. besarnya kenaikan ini tergantung pada sifat
alamiah hambatan, ukuran, bentuknya dan banyaknya
penyebabnya.
g) Ukuran dan Bentuk Saluran
Belum ada bukti nyata bahwa ukuran dan benuk saluran menjadi
faktor penting yang mempegaruhi nilai n. perbesaran jari-jari
hidrolik dapat memperbesar maupun memperkeciln, tergantung
pada keadaan saluran.
h) Taraf Air dan Debit
Nilai n pada saluran umumnya erkurang jika tarif air dan debitnya
bertambah. Bila air rendah, ketidakteraturan dasar saluran akan
menonjol dan efeknya kelihatan. Namun nilai n dapat pula
diperbesar pada taraf air tinggi bila dinding saluran kasar
berumput.
i) Perubahan Musiman
Akibat pertumbuhan musiman dari tanaman air, rumput, willow
dan semak-semak di saluran atau tebing, nilai n dapat bertambah
pada musim semi dan berkurang pada musim dingin. Perubahan
musiman ini dapata menimbulkan perubahan faktor-faktor lainnya.
j) Endapan Melayang dan Endapan Kasar
k) Bahan-bahan yang melayang dari endapan kasar, baik yang
bergerak maupun tidak bergerak menyerap energi, menyebabkan
kehilangan tinggi energi atau memperbesar kekasaran saluran.
3. Table Nilai Koefisien Kekasaran Manning
Table nilai koefisien kekerasan Manning
Bahan Koefisien Manning

Besi tuang dilapis 0,014


Kaca 0,010
Sauran Beton 0,013
Bata dilapisi mortar 0,015
Pasangan batu disemen 0,025
Saluran Tanah bersih 0,022
Saluran tanah 0,030
Saluran dengan dasar batu dan tebing rumput 0,040
Saluran Pada galiran batu padas 0,040

Anda mungkin juga menyukai