Anda di halaman 1dari 17

TEKS KHUTBAH

Nama : Salwa Imtiyaz


No : 28
Kelas : VII C
‫‪Khutbah pertama :‬‬

‫باهلل ونعوذ ‪ ,‬إليه ونتوب ونستغفره ونستعينه نحمده هلل الحمد إن‬
‫‪ ،‬له مضل فال هللا يهده من ‪ ,‬أعمالنا وسيئات أنفسنا شرور من‬
‫شريك ال وحده هللا إال إله ال أن وأشهد ‪ ،‬له هادي فال يضلل ومن‬
‫آله وعلى عليه وسلم هللا صلى ورسوله عبده محمداً أن وأشهد ‪ ،‬له‬
‫‪ .‬أجمعين وأصحابه‬
‫؛ هللا بتقوى ونفسي أوصيكم – هللا عباد – المؤمنين معاشر بعد أما‬
‫‪ .‬ودنياه دينه أمور خير إلى وأرشده وقاه هللا اتقى من فإن‬

‫‪Ibadallah,‬‬

‫‪Sesungguhnya kedudukan ilmu agama dalam‬‬


‫‪Islam sangatlah agung dan tinggi. Sampai-‬‬
‫ً‪sampaiًAllahًJallaًwaً‘Alaًmemuliakanًahli‬‬
‫‪ilmu agama. Dia meninggikan derajat para‬‬
‫‪ulama. Dia membedakan antara orang berilmu‬‬
‫‪dengan orang yang tidak berilmu.‬‬
Sebagaimana firman-Nya:

ًّ ًَ‫َد َر َجاتً ْالع ْل ًَم أهوتهوا َوالّذينًَ م ْن هك ًْم آ َمنهوا الّذين‬


ً‫َللاه يَ ْرفَع‬
“Allahًakanًmeninggikanًorang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberiًilmuًpengetahuanًbeberapaًderajat.”ً
[Quran Al-Mujadilah: 11].
Hadits-haditsًNabiًshallallahuً‘alaihiًwaً
sallam adalah sumber ilmu. Nabi kita
Muhammadًshallallahuً‘alaihiًwaًsallamً
menjelaskan kemuliaan dan keagungan sabda
beliau. Beliau juga memotivasi umatnya untuk
mempelajarinya tingginya kedudukan orang-
orang yang mempelajarinya. Sabda beliau
shallallahuً‘alaihiًwaًsallam,

ً‫ك َم ْن‬ ًَ َ‫سل‬َ ‫طريقا‬ َ ‫س‬ ً‫ل ع ْلما فيهً يَ ْلتَم ه‬ ًَ ‫س ّه‬ ًّ ‫طريقا لَ ًهه‬
َ ‫َللاه‬ َ ‫ ْال َجنّةً إلَى‬، ‫ن‬ ًّ ‫َوإ‬
َ‫ض هًع ْال َم َالئ َك ًة‬ َ َ‫طالبً رضا أَ ْجن َحتَ َها لَت‬ َ ‫ ْالع ْلمً ل‬، ‫ن‬ ًّ ‫ب َوإ‬ َ ً‫ْالع ْلم‬
ًَ ‫طال‬
‫ن لَ ًهه َي ْستَ ًْغف هًر‬ًْ ‫س َماءً في َم‬ ّ ‫ ْال َماءً في ْالحيتَانً َحتّى َو ْاْل َ ْرضً ال‬، ‫ن‬ ًّ ‫َوإ‬
ًَ ‫ض‬
‫ل‬ ْ َ‫علَى ْال َعالمً ف‬ َ ً‫علَى ْالقَ َمرً َكفَضْلً ْال َعابد‬ َ ً‫سائر‬ َ ً‫ ْال َك َواكب‬، ‫ن‬ ًّ ‫إ‬
‫ن ْاْل َ ْنبيَاءً َو َرثَ ًةه هه ًْم ْالعهلَ َما ًَء‬ ًّ ‫ال دًينَارا يه َو ِّرثهوا لَ ًْم ْاْل َ ْنبيَا ًَء إ‬
ًَ ‫َو‬
‫ن ْالع ْل ًَم َو ّرثهوا إنّ َما د ْرهَما‬ ًْ ‫ظ أَ َخ ًَذ أَ َخ َذًهه فَ َم‬ًِّ ‫َوافرً ب َح‬
“Barangsiapaًmenempuhًsuatuًjalanًuntukً
menuntut ilmu agama, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju Surga.
Dan sungguh, malaikat menghamparkan
sayapnya karena rida kepada penuntut ilmu.
Dan sungguh, seorang ulama itu dimohonkan
ampun baginya, oleh penduduk langit dan
bumi, sampai ikan di kedalaman laut. Dan
sungguh, keutamaan orang yang berilmu di
atas ahli ibadah, bagaikan keutamaan bulan di
malam purnama, di atas seluruh bintang-
bintang. Dan sungguh, para ulama adalah
pewaris para nabi. Dan sungguh, para nabi
tidak mewariskan Dinar dan Dirham. Mereka
hanyalah mewariskan ilmu. Maka siapa yang
mengambilnya, ia telah mengambil bagian
yangًmelimpah.”Beliauًshallallahuً‘alaihiًwaً
sallam juga bersabda,

ًّ ً‫الدِّينً في يهفَقِّ ْه ًهه َخيْرا به‬


ً‫َللاه يهر ًْد َم ْن‬
“SiapaًyangًAllahًkehendakiًuntuknyaً
kebaikan, maka Dia pahamkan orang tersebut
perkaraًagama.”
Seorang muslim memiliki perhatian yang
besar terhadap ilmu agama. Mereka
berkeinginan kuat untuk mendapatkan. Ketika
kedudukan ilmu itu agung di hati dan jiwa,
mereka juga melihat pengaruh positif dari
ilmu, hasilnya yang berkah.
Seorang mukmin yang benar keimanannya.
Mereka belajar untuk satu tujuan. Yaitu untuk
menggapaiًridhaًAllahًJallaًwaً‘Ala.ًKarenaً
Allahً‘AzzaًwaًJallaًmemerintahkanًumatً
Islam untuk belajar kemudian mengamlkan
apaًyangًtelahًiaًketahui.ًAllahًTa’alaً
berfirman,

ْ‫ِّك با ْسمً ا ْق َرًأ‬ًَ ‫( َخلَقًَ الّذي َرب‬1) ًَ‫سانًَ َخلَق‬


َ ‫ن ْاْل ْن‬ َ (2) ْ‫ا ْق َرًأ‬
ًْ ‫علَقً م‬
ًَ ‫ْاْل َ ْك َر هًم َو َرب‬
‫ُّك‬
“Bacalahًdenganً(menyebut)ًnamaًTuhanmuً
Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
TuhanmulahًYangًMahaًPemurah.”ً[Quranً
Al-‘Alaq:ً1-3].
Seorang mukmin tahu persis kalau Rabnya
yang menciptakannya memerintahkan agar ia
bersemangat dalam belajar. Dan tidak ada
satu hal yang Allah beri motivasi lebih dari
memperolehًilmu.ًSampaiًAllahًTa’alaً
mengajarkan doa kepada Nabi Muhammad
shallallahuً‘alaihiًwaًsallamًagarًbeliauً
meminta kepada Allah tambahan ilmu.
AllahًTa’alaًberfirman,ً

ًِّ ‫ع ْلما ز ْدني َر‬


ً‫ب َوقه ْل‬
“Danًkatakanlah:ً“YaًTuhanku,ًtambahkanlahً
kepadakuًilmuًpengetahuan”.”ً[Quranً
Thaha:114]
Seorang muslim adalah seorang pembelajar.
Tujuannya untuk mendapat ridha Allah,
memperoleh ilmu hingga sukses, bahagia,
dan mencapai kedudukan yang tinggi di dunia
dan akhirat. Yang bersumber dari Kitab Allah
‘AzzaًwaًJallaًdanًsunnahًRasulullahً
shallallahuً‘alaihiًwaًsallam.
Mempelajari ilmu agama adalah wujud dari
meneladani orang shaleh sebelum kita dari
kalangan para ulama. Dan tentu saja
meneladani nabi kita Muhammad SAW. Beliau
memerintahkan umatnya agar mempelajari.
Kemudian mengamalkannya dan
mendakwahkannya.
Semua itu kita lakukan dengan niat yang
ikhlasًkarenaًAllahًJallaًwaً‘Ala.ًBelajarً
memperoleh ilmu dengan tujuan ridha Allah
Jallaًwaً‘Alaًdanًberharapًpahala-Nya. Imam
Ahmad rahimahullah mengatakan,

‫النية صلحت إذا شيء يعدله ال العلم‬


“Ilmuًituًtidakًadaًyangًmenandinginyaًkalauً
niatnya benar,”.

Niat yang lurus dan tulus butuh dilatih. Butuh


kesungguhan jiwa agar bisa berpaling dari
tujuan yang tidak terpuji. Seseorang harus
senantiasa melatih dirinya untuk memperbaiki
niatnya.
Rasulullahًshallallahuً‘alaihiًwaًsallamً
bersabda,
ً‫ل َوإنّ َما بالنِّيّاتً ْاْل َ ْع َما ه‬
‫ل إنّ َما‬ ًِّ ‫ن ََوى َما ا ْمرئً ل هك‬
“Amalًituًhanyaًtergantungًniatnya.ًDanً
setiap orang akan mendapatkan apa yang dia
niatkan.”
Ilmu agama adalah ilmu yang mengajarkan
manusia tentang tujuan dan hakikat
penciptaan mereka. Ilmu tentang tauhid,
keyakinan, dan agama yang benar. Ilmu
tentang rukun Islam sebagai pondasi agama.
Ilmu tentang halal dan haram. Inilah ilmu yang
tersuci dan terbaik secara mutlak. Mempelajari
tentang tata cara shalat. Tata cara puasa.
Tata cara mentauhidkan Allah.
Seorang muslim hendaknya bersemangat
mempelajari ilmu-ilmu syariat. Meneliti dan
mengilmui petunjuk para sahabat beliau
radhiallahuً‘anhum.ًSertaًsejarahًhidupًparaً
ulama yang mulia. Dan metode-metode
belajar ilmu syariat lainnya.
Ilmu ini adalah cahaya yang menerangi jalan.
Pandangan yang membuat seorang muslim
paham arah. Lentera yang menunjukkan jalan
yang lurus.
AllahًJallaًwaً‘Alaًberfirman,

ً‫ْك أَ ْو َح ْينَا َو َك َذل َك‬ ًْ ‫ت َما أَ ْمرنَا م‬


ًَ ‫ن هروحا إلَي‬ ً‫ال ْالكتَ ه‬
ًَ ‫اب َما تَ ْدري هك ْن‬ ًَ ‫َو‬
ً‫ن ْاْلي َم ه‬
‫ان‬ ًْ ‫ن بهً نَ ْهدي نهورا َجعَ ْلنَاًهه َولَك‬ ًْ ‫ن نَشَا هًء َم‬
ًْ ‫ك عبَادنَا م‬ًَ ّ‫َوإن‬
‫هم ْستَقيمً ص َراطً إلَى لَتَ ْهدي‬

“DanًdemikianlahًKamiًwahyukanًkepadamuً
wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami.
Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui
apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami
menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami
tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki
di antara hamba-hamba Kami. Dan
sesungguhnya kamu benar-benar memberi
petunjukًkepadaًjalanًyangًlurus.”ً[Quranً
Asy-Syura: 52]
Ibadallah,

Kemudian, perhatikan pula ilmu yang lain.


Seperti ilmu teknik. Jika seseorang meniatkan
saat mempelajarinya untuk Islam dan kaum
muslimin, maka ia juga akan mendapatkan
pahala ketika mempelajarinya. Dan proses
belajarnya menjadi kegiatan amal shaleh.
Sehingga bermanfaat untuknya di sisi Allah
kelak.
Setelah memohon pertolongan kepada Allah,
seseorang wajib melakukan aksi nyata. Di
antaranya adalah besabar dalam mempelajari
ilmu. Ilmu itu diperoleh dengan masa yang
lama. Bersungguh-sungguh dalam belajar.
Memiliki guru dan bersemangat untuk
memperoleh faidah dari mereka. Bergaul
dengan orang-orang yang semangat dalam
belajar. Karena teman itu memberikan
pengaruh besar. Kemudian, hal yang tidak
boleh juga dilupakan adalah mengamalkan
ilmu yang sudah diketahui.
Apabila Anda mendengar satu hadits,
amalkan hadits tersebut. Sehingga engkau
menjadi seorang yang menguasai ilmu dan
mengamalkannya.
AliًbinًAbuًThalibًradhiallahuً‘anhuًberkata,

‫ارتحل وإال أجابه فإن العمل بالعلم يهتف‬

“Sambutlahًilmuًituًdenganًamalan.ًJikaًiaً
merespon demikian (ia akan dapat). Jika tidak,
ilmuًpunًakanًpergi.”
Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah
menjadi pendengar yang baik. Diam dengan
seksama. Bertanya dengan cara yang baik.
Bersungguh-sungguh memahami. Kemudian
berdiskusi dengan teman.
Kiat lain yang harus dilakukan oleh seorang
pembelajar adalah mempraktikkan adab yang
baik terhadap guru dan menghormati mereka.
Siapa yang beradab terhadap gurunya, tentu
besar kemungkinan ia akan mendapatkan
banyak faidah dari gurunya. Demikian juga
beradab dengan buku-buku. Terlebih lagi
kitabullah. Memuliakan buku, memberinya
perhatian, seperti tidak meletakkannya di
tempat yang rendah. Siapa yang tidak
menghargai buku, tentu ia akan terhalangi dari
ilmu dan faidah.
Ilmu dan adab banyak dijelaskan oleh para
ulama dalam sejumlah buku. Yakni buku yang
menjelaskan tentang adab guru dan murid.
Untuk lebih banyak mengetahui tentang adab
ini,
Khutbah Kedua:

‫ واالمتنان والجود الفضل واسع اْلحسان عظيم هلل الحمد‬, ‫وأشهد‬


‫ له شريك ال وحده هللا إال إله ال أن‬، ‫عبده محمداً أن وأشهد‬
‫ أجمعين وصحبه آله وعلى عليه وسلم هللا صلى ؛ ورسوله‬.

Ibadallah,

Ilmu adalah sebuah tanggung jawab besar.


Kita semua akan ditanya pada hari kiamat.
Ketika kita berdiri di hadapan Allah Jalla wa
‘Ala,ًkitaًakanًditanyaًtentangًsemuaًyangً
telah kita ketahui.
Dalamًsebuahًhadits,ًNabiًshallallahuً‘alaihiً
wa sallam bersabda,

َ‫ال‬
ً ‫ل‬ َ ‫ل َحتّى ْالقيَا َمةً يَ ْو ًَم‬
ً‫عبْدً قَ َد َما تَ هزو ه‬ ًَ َ ‫ن يه ْسأ‬ َ ً‫– منها وذكر – أ َ ْربَع‬
ًْ ‫ع‬
:‫ن‬ ًْ ‫ع‬َ ‫ل َما َذا ع ْلمهً َو‬ ًَ ‫عم‬ َ ً‫فيه‬

“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba
pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang
empat hal -disebutkan di antaranya- tentang
ilmunya,ًapaًyangًsudahًdiaًamalkan?”

Ibadallah,

Ini merupakan peringatan bagi setiap muslim.


Ada dua kewajiban yang harus dia perhatikan:
Pertama : Bersungguh-sungguh dalam
belajar agar menjadi seorang yang berilmu.
Seorang yang sukses, memiliki kedudukan
tinggi di sisi Allah, dan kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Kedua : Menyadari, bahwa ilmu adalah
tanggung jawab besar. Wajib ia emban
dengan penuh kejujuran dan menunaikannya
dengan sempurna. Karena ia akan berdiri di
hadapanًallahًJallaًwaً‘Alaًpada hari kiamat.
Ia akan ditanya tentang semua ilmu yang ia
ketahui, sebatas mana pengamalannya.
Seorang yang yakin akan berdiri di hadapan
AllahًJallaًwaً‘AlaًdanًyakinًbahwaًDiaًakanً
bertanya, selayaknya orang tersebut
menyiapkan jawaban dari pertanyaan
tersebut. Dan tentu saja jawaban yang benar.
Orang yang cerdas adalah orang yang
menundukkan jiwanya agar mau beramal
sebagai persiapan kehidupan setelah
kematian. Sedangkan orang yang lemah
adalah mereka yang tunduk mengikuti hawa
nafsunya. Kemudian berangan-angan Allah
memberikan kebaikan untuk mereka.

‫هللا أمركم كما هللا عبد بن محمد على هللا رعاكم وسلموا وصلوا‬
‫فقال كتابه في بذلك‬: ﴿ ‫ن‬ ًَّ ‫صلُّونًَ َو َم َالئ َكتَ ًهه‬
ًّ ‫َللا إ‬ َ ‫علَى يه‬
َ ‫ي‬ًِّ ‫أَيُّ َها يَا النّب‬
ًَ‫صلُّوا آ َمنهوا الّذين‬ َ ‫سلِّ هموا‬
َ ً‫علَيْه‬ َ ‫اْلحزاب[ ﴾ تَ ْسليماً َو‬:٥٦] ، ‫وقال‬
‫ وسلم عليه هللا صلى‬: (( ‫ن‬ ًْ ‫صلّى َم‬ َ ‫ي‬ ًّ َ‫عل‬
َ ً‫صالة‬َ ‫صلّى‬ ًّ ً‫علَيْه‬
َ ‫َللاه‬ َ
‫ع ْشرا ب َها‬
َ )) .

ًِّ
‫صل اللهم‬ ‫إبراهيم على صليت كما محمد آل وعلى محمد على‬
‫ مجيد حميد إنك إبراهيم آل وعلى‬, ‫آل وعلى محمد على وبارك‬
‫‪ .‬مجيد حميد إنك إبراهيم آل وعلى إبراهيم على باركت كما محمد‬
‫بكر أبي المهديين؛ اْلئمة الراشدين الخلفاء عن اللهم وارض‬
‫‪ ,‬علي الحسنين وأبي النورين ذي وعثمان الفاروق وعمر الصديق‬
‫تبعهم ومن التابعين وعن ‪ ،‬أجمعين الصحابة عن اللهم وارض‬
‫أكرم يا وإحسانك وكرمك بمنك معهم وعنا ‪ ،‬الدِّين يوم إلى بإحسان‬
‫‪ .‬اْلكرمين‬

‫اللهم ‪ ,‬والمسلمين اْلسالم أعز اللهم ‪ ,‬والمسلمين اْلسالم ًِّ‬


‫أعز اللهم‬
‫أعداء ودمر ‪ ،‬والمشركين الشرك وأذل ‪ ،‬والمسلمين اْلسالم أعز‬
‫أوطاننا في آمنِّا اللهم ‪ .‬العالمين رب يا الدين حوزة واحم ‪ ،‬الدين‬
‫واتبع واتقاك خافك فيمن واليتنا واجعل أمورنا ووالة أئمتنا وأصلح‬
‫رب يا رضاك‬‫وترضى تحب لما أمرنا ولي وفق اللهم ‪ .‬العالمين ًّ‬
‫ثوب وألبسه وأعماله أقواله في وسدده والتقوى البر على وأعنه‬
‫وفق اللهم ‪ .‬الناصحة الصالحة البطانة وارزقه والعافية الصحة‬
‫محمد نبيك سنة واتباع بكتابك للعمل المسلمين أمر والة جميع‬
‫‪ .‬المؤمنين عبادك على ورأفة رحمة واجعلهم وسلم عليه هللا صلى‬

‫وليها أنت زكاها من خير أنت زكها تقواها نفوسنا آت اللهم‬


‫الهدى نسألك إنا اللهم ‪ .‬والسداد الهدى نسألك إنا اللهم ‪ .‬وموالها‬
‫صالحا وعمالً نافعا علماً نسألك إنا اللهم ‪ .‬والغنى والعفِّة والتقى‬
‫‪ .‬علما وزدنا علمتنا بما وانفعنا ينفعنا ما علِّمنا اللهم ‪ .‬طيبا ورزقاً‬
‫دعاءً ومن ‪ ،‬يخشع ال قلبً ومن ‪ ،‬ينفع ال علمً من بك نعوذ إنا اللهم‬
‫‪ .‬اْلربع هؤالء من اللهم بك ونعوذ ‪ ،‬تشبع ال نفسً ومن ‪ ،‬يهسمع ال‬
‫نعلم لم وما منه علمنا ما وآجله عاجله كلِّه الخير من نسألك إنا اللهم‬
‫‪ .‬نعلم لم وما منه علمنا ما وآجله عاجله كله الشر من بك ونعوذ ‪,‬‬
‫قرب وما الجنة نسألك إنا اللهم‬ ‫بك ونعوذ ‪ ,‬عمل أو قول من إليها ّ‬
‫قضاء كل تجعل وأن ‪ ,‬عمل أو قول من إليها قرب وما النار من‬
‫‪.‬خيرا لنا قضيته‬

‫‪ ،‬السالم سبل واهدنا ‪ ،‬قلوبنا بين وألِّف ‪ ،‬بيننا ذات أصلح اللهم‬
‫وأبصارنا أسماعنا في لنا وبارك ‪ ،‬النور إلى الظلمات من وأخرجنا‬
‫إنا ربنا ‪ .‬كنا أينما مباركين واجعلنا وأموالنا وذرياتنا وأزواجنا‬
‫ربنا ‪ .‬الخاسرين من لنكونن وترحمنا لنا تغفر لم وإن أنفسنا ظلمنا‬
‫‪.‬النار عذاب وقنا حسنة اآلخرة وفي حسنة الدنيا في آتنا‬

‫) ‪ ،‬يزدكم نعمه على واشكروه ‪ ،‬يذكركم هللا اذكروا ‪ :‬هللا عباد‬


‫َللاه أَ ْكبَ هًر ًّ‬
‫َللا َولَذ ْك هًر‬ ‫صنَعهونًَ َما َي ْعلَ هًم َو ًّ‬
‫‪ ( .‬تَ ْ‬

Anda mungkin juga menyukai