“PELUMAS KENDARAAN”
Disusun oleh :
NIM : 14504241027
Kelas : A3
4) Sifat
a) Warna
Warna pada minyak pelumas berfungsi sebagai tanda pengenal. Untuk hal tertentu
warna dapat menunjukkan jenis minyaknya. Minyak pelumas mempunyai
beberapa warna, mulai dari yang bening (transparent) sampai yang gelap. Makin
tinggi titik didih maka warna dari inyak pelumas akan semakin gelap warnyanya.
Hal ini disebabkan warna gelap alamiah dari ikatan fraksi berat seperti heavy oil,
asphalt, dan sebagainya yang tidak mudah menguap dan cenderung berkumpul
pada fraksi yang titik didihnya tinggi. Selain itu warna dapat digunakan untuk
pembvanding antara minyak pelumas baru dan minyak pelumas bekas.
b) Oksidasi
Oksidasi adalah suatu reaksi antara oksegen dengan hidrokarbon. Oksidasi pada
minyak pelumas merupakan suatu yang harus dihindari, karena hasil dari oksidasi
akan memberikan pengaruh negatif. Ketahanan minyak pelumas terhadap oksidasi
tergantung dari asal minyak mentah dan cara pengolahannya. Selain itu dengan
menambahkan bahan aditif, yaitu aditif pelindung oksidasi (oxidation inhibitor).
Kemampuan aditif untuk melindungi minyak pelumas dari oksidasi adalah karena
sifatnya yang cenderung langsung mengikat oksigen agar tidak bereaksi dengan
hidrokarbon.
c) Keasaman
Hasil dari fraksi minyak pelumas pasti akan mengandung sedikit asam, walaupun
prosesnya dilakukan dengan baik dan cermat sekalipun. Hal ini dikarenakan ada
sedikit bagian organic yang tidak ternetralisir selama proses pengolahan.
Keasaman dari minyak pelumas dinyatakan dalam angka netralisasi
(neutralization number), merupakan besaran berat dalam milligram dari kalium
hidroksida yang diperlukan untuk menetralisasi satu gram minyak pelumas. Sifat
dari asam adalah korosif terhadap logam, oleh karena itu tingkat keasaman yang
tinggi tidak diharapkan pada minyak pelumas.
d) Korosifitas
Beberapa ikatan sulfur terutama hydrogen sulfide dan polisulfida yang terkandung
pada minyak mempunyai sifat korosi. Oleh karena itu, di dalam proses
pengolahannya sulfat-sulfat tersebut dihilangkan atau dikurangi hingga mencapai
kadar sulfat yang seidkit mungkin. Sifat korosi sulfur dapat menyerang logam-
logam muali dari bantalan-bantalan yang ada di dalam mesin. Untuk masalah
korosifitas ini dilakukan beberapa pengujian, antara lain :
Pengujian Korosi Tembaga (Copper Corrosion Test), merupakan salah satu
syarat pengujian seperti pada beberapa minyak yang digunakan di mesin
yang menggunakan logam nonferrous.
Pengujian Korosi Baja (Corrosion Stell Test), merupakan pengujian yang
digunakan untuk menguji kemampuan minyak pelumas pada bahan
ferrous.
e) Emulsifikasi
Apabila minyak mineral murni dicampur dengan air murni maka akan terjadi
pemisahan dalam waktu singkat. Tetapi, apabila minyak terkontaminasi kekuatan
tingkat pemisahannya akan menurun dan terjadi emulsi, baik emulsi minyak di
dalam air maupun emulsi air di dalam minyak. Saat ini untuk mengurangi emulsi
maka ditambah bahan aditif pada minyak pelumas. Angka demulsifikasi
(demulsification number) dari suatu minyak ditentukan dari pengujian standar
yang didefinisikan sebagai : penentuan waktu dalam detik yang diperoleh oleh
suatu volume yang diberikan untuk memisahkan dari suatu volume yang sama uap
air yang terkondensasi.
3) Stabilitas
Stabilitas minyak pelumas tidak terpengaruh pada perubahan suhu. Faktor yang
mempengaruhi stabilitas minyak pelumas adalah proses pengolahan bahan baku
minyak pelumas. Stabilitas minyak pelumas penting apabila digunakan untuk
pelumasan pada suhu tinggi.
4) Pour Point (Titik Tuang)
Pour point adalah suhu di mana minyak pelumas tersebut mulai membeku atau di
mana minyak pelumas tetap dalam keadaan cair.
5) Flash Point (Titik Nyala)
Flash point adalah suhu dimana minyak pelumas tersebut dapat menyala. Nilai dari
flash point harus setinggi mungkin.
6) Additivies (Bahan Tambah)
Additivies adalah bahan senyawa kimia yang ditambahkan pada minyak pelumas
guna memperbaiki sifat dari minyak pelumas tersebut.
B. PELUMAS OTOMOTIF
Pelumas otomotif adalah pelumasan yang digunakan pada kendaraan bermotor
baik untuk mesin bensin maupun mesin diesel. Pelumasan pada kendaraan meliputi oli
mesin, oli roda gigi, gemuk, oli power steering, minyak rem, dan sealent. Semua oli
atau minyak pelumas tersebut sangat berperan penting di dalam operasi dari sebuah
kendaraan dan keadaannya sangat diperlukan.
1. Oli Mesin (Engine Lubricating Oil)
a. Pengertian
Oli mesin adalah oli yang digunakan pada daerah mesin yang bertujuan
untuk memperpnjang usia dari mesin itu sendiri. Ciri khusus dari oli mesin
adalah kondisi kerja dari oli mesin yang berhubungan langsung dengan panas
dan oli ini akan menjadi kotor akibat carbon, asam, dan zat kotoran lainnya
dari proses pembakaran.
b. Fungsi
Mengurangi gesekan (friksi) antar komponen
Apabila dua permukaan saling menempel dan bergerak, maka akan timbul
gaya gesekan pada permukaan tersebut. Di sini minyak pelumas akan
menciptakan lapisan oli (oil film) di antara permukaan kontak sehingga
mencegah kontak langsung antar komponen. Dengan demikian, keausan dan
kehilangan tenaga akibat gesekan dapat berkurang.
Sebagai Pendingin
Saat komponen pada mesin saling bergesekan maka akan timbul panas.
Selain itu panas juga dapat timbul dari proses pembakaran. Apabila panas
ini terserap maka akan mengakibatkan keausan komponen menjadi lebih
cepat. Di sini, oli akan bertugas mendinginkan komponen-komponen mesin
dengan bersirkulasi pada komponen-komponen tersebut serta akan
menyerap panas untuk dikeluarkan dari mesin.
Sebagai Peredam Getaran
Pada bagian mesin yang mengalami gaya tekan yang besar akan bergetar
sehingga mengakibatkan keausan dan kerusakan pada komponen. Dalam hal
ini, oli menyebarkan tekanan dan menyerap getaran dari komponen tersebut.
Mencegah Korosi/Karat
Minyak pelumas menciptakan lapisan oli yang akan menghindarkan
permukaan komponen tidak terkena udara dan air secara langsung, sehingga
tidak terjadi korosi/karat pada komponen tersebut.
Sebagai Penyekat/Perapat
Oli di sini berfungsi sebagai pelapis antara piston dan silindernya dan akan
membentuk lapisan oli. Selain itu juga sebagai penyekat antara keduanya,
sehingga kebocoran kompresi melalui celah piston dan silinder dapat
dikurangi.
Sebagai Pembersih
Saat oli bersirkulasi pada mesin, maka oli juga membersihkan saluran-
saluran agar tidak tersumbat oleh kotoran atau butiran logam akibat gesekan
komponen.
c. Syarat
Oli mesin harus mempunyai kekentalan yang tepat dan relatif stabil pada
perubahan temperatur mesin.
Tidak merusak komponen-komponen di dalamnya.
Memiliki sifat anti karat dan anti korosi.
Tidak berbusa saat bekerja.
d. Jenis
Oli mesin diklasifikasikan berdasarkan kekentalan dengan standar dari SAE
(Society of Automotive Engineers) dan berdasarkan kualitas dengan standar
dari API (American Petrolium Institute).
a) Klasifikasi Berdasar Viskositas
Standar SAE adalah klasifikasi jenis oli yang paling umum digunakan.
Berikut tabel klasifikasi SAE untuk oli mesin.
5W
10 W
15 W
20 W
25 W
20
30
40
50
SAE 10W
SAE 20W
SINGLE-GRADE SAE 20
OIL
SAE 30
SAE 10W - 30
MULTI-GRADE
OIL SAE 20W - 30
a. Pengertian
Oli roda gigi digunakan untuk melumasi transmisi manual, differential
(gardan) dan steering gear manual.
b. Syarat-Syarat
Roda gigi mempunyai gesekan yang diakibatkan oleh putaran dan slip. Beban
yang besar pada permukaan gigi, bentuk yang kasar dan putaran yang cepat
akan mengakibatkan gesekan yang besar serta menimbulkan panas. Agar dapat
mengatasi hal tersebut diatas oli roda gigi dipersyaratkan.
Kekentalan sesuai
Karena beban yang berat, gesekan yang besar serta clearance yang besar,
maka oli roda gigi umumnya mempunyai angka viskositas yang tinggi.
3. Gemuk
a. Pengertian
Gemuk atau sering disebut pula dengan Vaseline merupakan salah satu jenis
pelumas yang banyak digunakan dalam kendaraan bermotor. Pelumas ini digunakan
sebagai pengganti minyak pelumas pada beberapa bagian kendaraan yang tidak
dapat dicapai atau tidak memungkinkan adanya system pelumasan pada bagian
tersebut. Bahkan untuk beberapa bagian yang letaknya vertical.
b. Sifat gemuk
Gemuk pelumas berasal dari lemak hewani dan nabati, oleh karena beberapa
kekurangan yang ada pada lemak tersebut, maka dibuatlah gemuk pelumas dari
bahan mineral yang merupakan fraksi dari minyak pelumas dengan dengan
campuran senyawa ester logam dan asam organic yang lazim disebut sabun. Sabun
ini berfungsi sebagai pembawa dan dapat menentukan sifat gemuk tersebut.
2. Drop point, merupakan suhu dimana gemuk akan berpindah dari keadaan semi
padat menjadi cair.
Tingkatan :
Gemuk dengan dasar kalsium 150 – 210 oF
e. Additive
Extreme pressure
Viscosity index improver
Anti korosi
Anti oksidan
Detergent
f. Tipe Gemuk
a) Harus tahan panas tinggi, hal ini disebabkan wheel hub akan menjadi
panas akibat dari pengereman.
b) Tahan terhadap oksidasi dan tahan lama
c) Tahan terhadap air dan lumpur sehingga tidak akan merusak bantalan.
g. Penggunaan
Agar penggunaan gemuk dapat berfungsi secara maksimal perlu diperhatikan hal-
hal berikut :
3. Mencampur Gemuk
Tidak diperbolehkan mencampur gemuk dengan jenis gemuk yang lain, karena
hal ini akan menyebabkan penurunan kualitas dan kemampuan gemuk.
4. Minyak
Ada dua jenis minyak yang digunakan dikendaraan yaitu minyak power steering dan
minyak rem. Minyak rem digunakan sebagai minyak untuk sistem hidroulis pada
sistem rem dan kopling.
a) Minyak ATF
Minyak ATF (Automatic Transmission Fluid) adalah minyak berkualitas tinggi
dengan bermacam-macam bahan tambah. Minyak berfungsi sebagai pemindah
tenaga dan sebagai pelumas bagian-bagian transmisi otomatis yang berputar.
Minyak ATF dituntut mempunyai persyaratan sebagai berikut :
Viskositas sesuai
Suhu kerja dari minyak ATF bervariasi dari suhu dingin sampai panas.
Karena itu kekentalan dari ATF harus mampu mengatasi perubahan suhu ini
sehingga tidak akan mempengaruhi perpindahan tenaga walalupun terjadi
perubahan suhu.
Stabil terhadap panas dan oksidasi
ATF mengandung bahan oxidation preventive yang akan mencegah terjadinya
oksidasi pada saat panas. Oksidasi pada minyak akan menyebabkan
terbentuknya kotoran. Dimana kotoran ini akan dapat menyebabkan
tersumbatnya saluran pada transmisi otomatis.
Tidak berbusa
Apabila minyak ATF menimbulkan busa, hal ini akan menyebabkan
terjebaknya udara pada sistem hidroulik. Terjebaknya udara ini akan
menimbulkan gangguan kerja dari transmisi otomatis. Untuk mengatasi hal ini
biasanya pada minyak ATF diberi bahan tambah anti-foaming agent.
Berwarna
minyak ATF diberi warna merah atau kekuning-kuningan. Warna dari cairan
ini juga dapat digunakan untuk menentukan apakah minyak tersebut sudah
kotor atau belum, karena ATF yang kotor akan berubah warnanya menjadi
kehitam-hitaman.
Tidak merusak komponen baik dari karet maupun logam
ATF dituntut harus dapat mencegah bertambahnya keausan komponen akibat
kotoran yang dihasilkan oleh keausan komponen dari power steering.
Disamping itu juga tidak boleh merusak karet atau seal-seal. Karena itu pada
minyak ATF ini biasanya ditambahkan beberapa bahan tambah seperti
cleansing agent.
Minyak ATF yang digunakan untuk kendaraan tertentu harus diketahui, karena
masing masing ATF mempunyai karakter yang berbeda. Mengganti jenis ATF atau
mencampurnya dengan jenis yang lain akan mengganggu kerja dari transmisi
otomatis.
b) Minyak Rem
Digunakan pada sistem hidroulik sistem rem maupun mekanisme penggerak
kopling mekanik. Minyak rem ini dituntut untuk dapat bekerja cepat, terpercaya
dan tahan lama. Minyak rem dibuat dari minyak sintetis yang ditambah beberapa
bahan tambah. Minyak rem ini mengandung zat kimia yang dapat mempengaruhi
kesadaran manusia. Minyak rem sendiri memiliki beberapa persyaratan, antara lain
sebagai berikut :
Bila minyak rem merusak karet dan logam akan mengakibatkan kebocoran
pada sistem rem. Kebocoran ini akan menyebabkan berkurangnya tenaga
hidroulios atau malah kehilangan gaya tekan pada sistem hidroulis.
Kemampuan alir minyak rem pada suhu kerja yaitu -40 – 100o
Viskositas sesuai
Viskositas dari minyak rem diperlukan untuk dapat meneruskan tekanan pada
suhu yang bervariasi. Dan kekentalanya tidak boleh berubah karena perubahan
temperatur.
Wet boiling point
Adalah kesetimbangan titik didih cairan lanjutan terhadap penyerapan uap air
dibawah kondisi spesifik (kira-kira 3.5%) hal ini dapat pula dijadikan
mengapa minyak rem harus diganti setiap 1 – 2 tahun
Compressibility
Menjamin kemampuan untuk dapat ditekan pada perubahan suhu yang
berubah-ubah
Corrosion protection
Tidak memiliki pengaruh yang bersifat korosif terhadap logam atau bagian
ssitem rem yang dilaluinya
Elastomer swelling
Tidak merusak pada bagian-bagian lain seperti seal, piston atau bagian lainnya
Sama seperti pelumas yang lain, untuk minyak rem sendiri juga memiliki jenis yang
bermacam-macam, antara lain :
0 205 (401)
Boiling Point C 230 (446) 260 (500) 150 (302) atau lebih
0
( F) atau lebih
atau lebih besar atau lebih besar besar
besar
Wet Boiling 140 (284)
155 (311) 180 (356)
Point0C (0F) atau lebih -
atau lebih besar atau lebih besar
besar
SAE
Reference standard Test FMVSS 116
J1730
Requirements / Date DOT 3 DOT 4 DOT 5 Nov 1983
Dry boiling poin min. °C 205 230 260 205
Wet boiling poin min. °C 140 155 180 140
Cold viscosity at -40°C 1500 1800 900 1800
mm2/s
Berbeda dengan minyak pelumas lainnya, cairan minyak rem memilki sifat dan
karakteristik khusus, dalam pemakaiannya minyak ini bekerja pada sistem tertutup
dan kedap udara. Oleh karenanya bahannya dibuat lebih spesifik beberapa bahan
dasar yang digunakan antara lain
Glycol-ether fluids
Mineral-oil fluids (ISO 7308)
Silicon fluids (SAE J1705)
Selain itu, minyak rem ini juga perlu mendapat penanganan yang cukup serius,
melihat kondisi dari minyak rem ini yang bekerja pada sistem rem sebuah
kendaraan. Saat menangani minyak rem perhatikan hal-hal berikut :
5. Sealent
Sealent atau gasket cair digunakan sebagai pengganti gasket convensional dan
dipasaran dikenal juga dengan istilah three bond. Sealent ini merupakan perekat
setengah padat yang dimasukkan ke dalam tube. Umumnya dibuat dari silicone atau
acrylate yang dapat mengeras pada temperature ruangan.
b. Syarat Sealent
Persyaratan yang harus dimiliki oleh sealent :
Pada beberapa kendaraan yang dilengkapi dengan air condition (AC) terdapat
compressor yang berfungsi untuk mensirkulasikan refrigerant dalam sistem, sementara
refrigerant yang ada tidak bersifat sebagai pelumas, oleh karenanya pada beberapa
sistem AC dibutuhkan pelumas kompresor yang dicampurkan pada refrigerantnya.
a. Bahan
Tergantung pada jenis compressor dan refrigerant yang digunakan dalam sistem.
Kondisi kerja juga sangat berpengaruh diantaranya suhu, kecepatan, tekanan, dan
beban. Disamping itu harus diperhatikan kemungkinan terjadinya pengenceran
oleh karena pengaruh refrigerant yang dikompresikan
Freon 12
CCl2F2
Genetron 12
Freon 11
CFCl3
Genetron 11 Bercampur sempurna Tak ada reaksi kimia
Freon 21 CHCl2F tetapi menurunkan
viscositas
Freon 113
C2Cl3F3
Genetron 113
Freon 114
C2Cl2F4
Genetron 114
7. Coolant
Pada beberapa kendaraan terutama yang beroperasi di daerah yang memiliki 4 musim,
maka akan terjadi suatu fenomena dimana air pendingin akan mengalami pembekuan,
disamping itu air pendingin kadang menjadi cepat mencapai titik didihnya, sehingga
akan mengurangi kemampuan sistem pendinginan. Oleh karenanya dalam sistem
pendinginan diperlukan cairan tambahan yang sering disebut dengan coolant
a. Bahan
Ethelyne glycol berfungsi untuk mencegah terbentuknya freezer pada air pendingin,
meningkatkan daya penyerapan panas pada air pendingin, meningkatkan titik didih
b. Additive
Corrosion inhibitor
Buffers – borates
Anti-foaming agent – silicones
DAFTAR PUSTAKA
1.