Anda di halaman 1dari 6

Pelumas Kendaraan

Pelumas adalah minyak lumas dan gemuk lumas yang berasal dari minyak bumi, bahan sintetik,
pelumas bekas dan bahan lainnya yang tujuan utamanya untuk pelumasan mesin dan peralatan lainnya
(Kepres RI No.21 Th. 2001). Sunardi (dalam kharisuddin, 2006) mengklasifikasikan minyak pelumas
berdasarkan bahan dasar yaitu pelumas dengan bahan dasar nabati, mineral dan sintesis. Pelumas
berbahan dasar nabati diperoleh dari biji atau buah tumbuhan tersebut, misalnya minyak dari biji jarak,
minyak kelapa, dan minyak biji kapas (Amanto dalam Gufron, 2006). Pelumas berbahan dasar mineral
diperoleh dari destilasi atau penyulingan minyak bumi secara bertahap. Pelumas sintetik berbahan dasar
campuran berbagai macam bahan kimia yang dibuat di laboratorium.

Pelumas adalah bagian sangat penting dan bagian yang tidak dapat di pisahakn dengan operasi
penggerak (rotating equipment). Sehingga di perlukan perhatian bagi pengguna kendaraan untuk
secara periodic mengontrol keberadaan minyak pelumas dengan menambahkan bila kurang dan
mengganti pelumas yang baru bila sudah kotor atau usang. Perlu di perhatikan pula prosedur yang
berlaku agar tidak merusak mesin.

Pada rotating equipment terjadi gesekan antara bagian bagian mesin sehingga kemungkinan
dapat menimbulkan panas atau bahkan dapat menyebabkan lengketnya bagian satu dengan lainnya. Hal
tersebut dapat menyebabkan kerusakan bagian bagian mesin sehingga fungsi mesin menurun.
Penggunaan pelumas dalam mesin sangat penting karena mengoptimalkan fungsi mesin tersebut.
Beberapa fungsi pelumas di antaranya adalah :

1. Mengurangi gesekan (friction antara bagian bagian mesin


2. Mengurangi keausan
3. Pendingin bagi bagian bagian mesin yang bergerak
4. Membantu distribusi beban yang merata pada sebuah bantalan
5. Mencegah lekatnya kedua bagian mesin yang saling bergesekan
6. Mencegah terjadinya karat (corrosion) karena proses oksidasi
7. Mencegah masuknya zat zat asing ( sebagai seal)

Saat ini banyak sekali jenis pelumas yang beredar di pasaran akan tetapi secara umum minyak
pelumas di bedakan menjadi dua yaitu :

a. Minyak pelumas mineral


b. Minyak Pelumas Sintetik

Pada dasarnya perbedaan jenis minyak pelumas di atas adalah berdarkan bahan dasar pembuatan
minyak elumas itu sendiri. Pada minyak pelumas mineral, minyak pelumas ini di buat dari minyak
mentah. Kualitas minyak pelumas mineral tergantung dari kualitas bahan minyak mentah yang di
gunakan sebagi dasar pembuatan. Namun tidak hanya bahan dasar saja yang mempengaruhi kualitas
minyak pelumas mineral ini akan tetapi pada proses pengolahan juga mempengaruhi kualitasnya.
Pada minyak pelumas sintetik, minyak pelumas ini di buat dari secara spesifik menggunakan sifat
sifat fisikan dan kimia untuk membangun suatu senyawa. Menurut ASTM minyak pelumas sintetik
adalah suatu produk yang di hasilkan oleh prabik dengan cara mereaksikan senyawa kimia dan di
tambahkan additives untuk meningkatkan kerja dari minyak pelumas. Jadi minyak dasar pembuatan
minyak sintetis tidak sama dengan minyak dasar minyak pelumas mineral. Minyak sintetis murni
biasanya tersusun dari campuran minyak dasar sintetik, bahan additives, dan minyak mineral yang
presentasinya hanya sebesar 10%-15%. Hal ini yang membedakan minyak sintetik murni dengan miyak
pelumas semi sintetik yaitu mengandung lebih dari 15% minyak mineral.
Menurut ASTM, minyak dasar sintetik juga di bedakan berdasrkan:
a. Sintetik Hidrokarbon
1. Alkilat Aromatic
2. Olefin Oligomer
3. Sikloaliphatik
b. Organik Ester
1. Dibasik Aster Ester
2. Polyol Ester
3. Polyester
c. Selain senyawa di atas
1. Halogenated Hidrokarbon
2. Phosphat Ester
3. Polyglikol Ester
4. Polyphenil Ester
5. Silikat Esteter
6. Silikon
d. Campuran dari berbagai senyawa di atas

Karakteristik Minyak pelumas di antaranya :

a. Viskositas ( viscocity )
Viskositas adalah sifat kekentalan yang dimiliki oleh minyak pelumas yang berguna untuk menahan
laju alirannya atau antara minyak dan permukaan, makin kental minyak maka laju aliran dekat
permukaan akan makin lambat atau gaya geser antara minyak dan permukaan makin besar. Ukuran
kekentalan minyak pelumas digunakan satuan Redwood seconds, derajat Engler, Saybolt Universal
Seconds, dan centi Stokes ( cSt ). Biasanya viskositas minyak pelumas dihitung tiap 100 0C dan 40 0C.
Klasifikasi viskositas dibagi dalam 2 sistem, yaitu :
Ø Untuk industri dengan istilah Oil Viscosity Grade
Ø Untuk automotive dengan istilah SAE (Society of Automobile Engineers)
Tabel Viskositas menurut Grade SAE

b. Index viskositas
Index viskositas adalah angka yang menunjukan kemampuan minyak untuk bertahan/
mempertahankan kekentalannya terhadap perubahan temperatur yang diderita oleh minyak pelumas.
Makin tinggi nilai index viskositas minyak, makin stabil tingkat kekentalannya terhadap perubahan
temperature dan juga sebaliknya.
c. Berat Jenis / Density
Diukur pada temperature 15 0C dengan satuan kg/l . Makin kental minyak pelumas makin tinggi
berat jenisnya . Besarnya berat jenis pelumas < 1,0 kg/l.
d. Flash point dan pour point
Diukur dalam 0C, flash point (titik siap terbakar) rata-rata diatas 2000C, pour point untuk kondisi
rata-rata Indonesia kurang diperhatikan karena temperatur udara cukup tinggi. Kalau flash point terlalu
rendah dapat jadi masalah dengan banyaknya pelumas yang ikut terbakar (terbuang) dan adanya
bahaya kebakaran. Batasan nilai flash point minyak pelumas pada pemeriksaan
laboratorium/test dibawah 1800C, maka minyak disarankan untuk diganti.
e. Total Base Number ( TBN )
Merupakan angka kadar basa yang dinyatakan dalam mgr KOH/gram. Angka TBN merupakan ukuran
kemampuan minyak pelumas untuk menetralisir asam kuat (sulfat) yang terjadi dari proses pembakaran
dalam silinder. Bahan aditif yang biasa digunakan untuk memperbaiki TBN antara lain senyawa Calsium
(Ca), Barium (Ba) atau Magnesium (Mg). Selain itu pelumas harus memiliki angka TBN yang baik agar
tidak terjadi kehilangan angka TBN awal.
f. Total Acid Number ( TAN )
Parameter ini menunjukan tingkat keasaman organic yang dimiliki minyak pelumas tersebut.
Besaran ini dapat dipakai sebagai ukuran tingkat oksidasi dari minyak pelumas. TAN untuk minyak
pelumas mesin diesel dipilih yang sekecil – kecilnya.
g. Detergency dan Dispersancy
Detergency dimaksud adalah kemampuan minyak pelumas untuk membersihkan dinding dari
kotoran yang timbul dari hasil pembakaran . Sedangkan dispersan adalah kemampuan minyak pelumas
untuk mengurai atau memisahkan kotoran hasil pembakaran menjadi butiran bebas, dengan maksud
agar tidak terjadi pengumpalan (jelaga) yang dapat merusak mesin. Dispersan umumnya digunakan
untuk minyak pelumas diesel putaran tinggi.
h. Demulsibility
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk memisahkan diri dari air. Batasan kandungan air dalam
minyak pelumas maksimal adalah 0,2 % volume. Umumnya digunakan pada minyak pelumas diesel
putaran sedang atau atas dasar permintaan dari pabrikan mesin.
i. Oxidation Stability
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk melindungi diri dari proses kerusakannya dini akibat
terjadinya reaksi kimia antara oksigen dan komponen minyak yang menimbulkan kotoran dan asam.
j. Wear Control
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk mempertahankan komposisi kimianya jika digunakan
dalam jangka waktu yang panjang dan pada temperatur yang tinggi agar tidak berubah menjadi “sludge“
atau polimer yang dapat mengurangi kemampuan minyak itu sendiri .
k. Anti Foaming
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk tidak membentuk busa dan sekaligus dapat memisahkan
diri dari udara atau mengurangi tingkat oksidasi minyak. Karena dengan timbulnya busa dalam minyak
sangat mempengaruhi kualitas pelumasan dan dapat membahayakan bagian mesin khususnya bearing.
l. Spreadability
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk menyebar kedaerah-daerah yang sering terjadi gesekan
atau butuh pelumasan. Kemampuan minyak pelumas ini penting terutama untuk pelumasan silinder.
Proses pembuatan minyak pelumas mineral meliputi langkah langkah sebagai berikut:
1. Penyulingan (crude Oil Distillation) untuk memperoleh fraksi – fraksi yang sesuai dengan sifat
sifat yang di kehendaki. Pertama tama di lakukan penyulingan pada tekanan atmosfir untuk
menghilangkan gas naphta,kerosene dan solar. Fraksi yang lebih berat di sebut residu minyak (
crude residuum/long residu) di lakukan penyulingan lagi di bawah tekanan atmosfir (vacuum
distillation) untuk mendapatkan fraksi yang sesuai dengan kekentalan dan titik nyala yang di
inginkan untuk proses selnjutnya.
2. Deaspalting Proces, yaitu suatu proses untuk menyiapkan bahan baku yang baik dengan cara
memisahkan campuran aspal dan resin yang mengganggu dengan jalan ektradisi.
3. Refining Process, dilakukan setelah aspal dan resin di pisahkan masih aromatic dan naphten
yang perlu di hilangkan agar meningkatkan indek kekentalan dan menjadikan pelumas tersebut
tinggi kualitasnya.
4. Dewaxing Process,yaitu suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan lilin dan memeperbaiki
titik beku agar tidak membeku pada suhu rendah tertuama pada minyak berbasis paraffin untuk
kendaraan di daerah dingin.
5. Finishing Process, yaitu suatu proses untuk memperbaiki warna dan meningkatkan stabilitas
dengan menggunakan tanah lempung (clay adsorbent). Bila minyak pelumas di gunakan untuk
mesin yang memproduksi bahan makanan perlu di hilangkan senyawa sulfur nytrogen dan
bahan berbahaya dengan proses Hidrogen ( hidrogening).
6. Proses pembuatan pelumas adalah mencampurkan hasil akhir bahan baku diatas dengan
senyawa kimia yang di sebut additives untuk menghasilkan minyak berkualitas yang sesuai
keinginan.
Sementara pada minyak pelumas sintetik dibuat dari proses pencampuran minyak pelumas dasar
yang berasal dari bahan sintetik (bukan dari minyak bumi) ditambah dengan bahan aditif. Bahan aditif
yang ditambahkan berfungsi untuk mengurangi gesekan dan melincinkan, meningkatkan viskositas,
menambah indek viskositas, menghambat korosi dan oksidasi dari reaktan atau kontaminan
(en.wikipedia.org/wiki/lubricant).
Pada dunia perotomotifan, banyak sekali jenis jenis pelumas antara lain : oli mesin, oli roda
gigi,gemuk , dan lain lain. Umumnya pelumas automobile paling banyak di buat dari minyak dasar
dengan bermacam macam bahan tambah. Namun akhir akhir ini banyak di buat minyak sintetis yang
mempunyai kemampuan lebih baik. Berikut adalah jenis jenis pelumas pada dunia perotomotifan :

1. Oli Mesin ( Engine Lubricating Oil)


2. Oli Roda Gigi
3. Gemuk
4. Minyak
5. Sealent
6. Beberapa pelumas dan cairan yang di gunakan pada dunia perotomotifan.
a. ATF ( Automatic Fluid transmission)
b. Brake Fluid
c. Refrigerant Lubricant
d. Coolant

Anda mungkin juga menyukai