Anda di halaman 1dari 6

GLOBAL FE DAN LOCAL FE, KLASIFIKASI ABS DAN DNV CLASS, HASIL

FATIGUE DEMAGE, DAN GRAFIK PIERSON MOZKOWITS (PM)

Mata Kuliah: Kelelahan Struktur Kapal (Fatigue of Ship Structure)


Dosen: Aries Sulisetyono, ST., MASc., Ph.D.

Oleh:
SABILA FITRI AFSARI
04111750032001

PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
1. Global FE dan Local FE
Perbedaan antara permodelan global FE dan permodelan lokal FE adalah zona
atau area yang bersangkutan dalam model, pada model global FE mempengaruhi seluruh
model sementara model lokal FE hanya mempengaruhi area yang dipilih. Permodelan
global FE bertujuan untuk menyelidiki tekanan pada cacat desain. Kasus beban yang
dianalisis dalam model global digunakan untuk memetakan kondisi batas perpindahan ke
dalam model lokal secara terperinci. Hasil dari model global dapat dianggap sebagai basis
data dimana hasil wilayah lokal dapat diekstrak untuk melakukan pengecekan atau
perancangan ulang untuk permodelan lokal.
Permodelan lokal FE berguna untuk meningkatkan resolusi area dengan tekanan
tinggi dan membiarkan sisa model (pada kasus ini bagian yang tidak mengalami keretakan)
tidak tersentuh dan juga tetap menjaga model sesederhana mungkin. Selain itu, model
lokal FE adalah untuk mengetahui perubahan konfigurasi desain, berbagai status
kerusakan, meningkatkan akurasi dalam menghitung efek. Misalnya, konsentrasi stres.
Berdasarkan sifatnya, efek dari konsentrasi stres ditentukan oleh fitur geometri kecil,
misalnya sudut tajam. Efek besar yang datang dari fitur-fitur kecil ini berarti diperlukan
resolusi tinggi di area ini.

Gambar 1. Contoh Permodelan Global dan Lokal


2. S-N Curved ABS dan DNV Class
 DNV S-N Curve
Class pada S-N Curved dari DNV menunjukkan material pada kapal tersebut, terdapat
welded joint dimana terletak pada sambungan pengelasan dan ada juga base material
yang merupakan material atau bahan dasar yang tidak terdapat sambungan
pengelasan.

Tabel 1. Paramater S-N Untuk Udara Atau Dengan Perlindungan Katodik


N ≤107 N ≥107
Class Material
log a m log a m
I Welded Joint 12.164 3 15.606 5
III Base Material 15.117 4 17.146 5

Untuk sambungan yang tidak dilindungi di dalam air laut, Class I yang disajikan
dalam Tabel 1 harus dikurangi dengan faktor pada umur kelelahan.

Table 2. Paramater S-N Dasar Material Untuk Lingkungan Korosif


N ≤107 N ≥107
Class Material
log a m log a m
IV Base Material 12.436 3 12.436 3

Kurva S-N untuk bahan dasar pada Tabel 1 dan Tabel 2 hanya berlaku untuk pelat dan
flat yang digulung atau diekstrusi. Dapat digunakan untuk bagian-bagian kecil yang
digiling. Untuk bahan dasar, yaitu potongan mesin gas atau potongan gas secara
manual. S-N Curve untuk bahan dasar didasarkan pada pengerjaan yang baik yang
menyiratkan perawatan tepi area kritis kelelahan.

Gambar 2. Contoh Sambungan Pengelasan


 ABS S-N Curve
Kurva SN mengkategorikan rincian struktur ke dalam salah satu dari delapan
'nominal' kelas: dilambangkan B, C, D, E, F, F2, G, dan W. Klasifikasi detail
membutuhkan kecocokan yang tepat untuk salah satu yang paling berlaku dari
nominal ini kelas sambil mempertimbangkan lokasi retak potensial dalam detail dan
arah pemuatan yang diterapkan.

N ≤107 N ≥107
Class Keterangan
log a m log a m
B 15.006 4 19.009 6 Bahan utama dengan tepi potong-api otomatis
digiling untuk menghilangkan garis seret
pemotong api.
C 13.626 3.5 17.412 5.5 Bahan induk dengan tepi potong api otomatis dan
penetrasi penuh butt mengelas ground flush
dalam cara sudut penetasan di wadah kontainer
atau area dek serupa di jenis kapal lainnya
D 12.182 3 15.627 5 Pengelasan yang dibuat, baik secara manual atau
dengan proses otomatis asalkan semua jalur
pengelasan dibuat dalam posisi downhand.
E 12.015 3 15.362 5 Induk logam berdekatan dengan ujung
pengelasan terputus, contohnya. lasan
intermittent web/flange, tack welds
F 11.800 3 14.999 5 Induk logam yang berdekatan dengan atau logam
las, sambungan penetrasi penuh yang dibuat pada
strip backing permanen antara pelat dengan lebar
dan ketebalan yang sama atau dengan perbedaan
lebar dan ketebalan yang dikerjakan untuk
transisi yang mulus tidak lebih tajam dari 1 dalam
4.
F2 11.634 3 14.722 5 Induk logam yang bersebelahan dengan-atau
logam las, sambungan ujung penetrasi penuh
dilas yang dibuat dari kedua sisi antara pelat
dengan lebar yang tidak sama, dengan ujung las
ke tanah dengan radius tidak kurang dari 1,25 kali
ketebalan t.
G 11.394 3 14.330 5 Induk logam (dari bagian yang ditekankan) di
ujung-ujung jari kaki/ujung-ujung butt atau fillet
yang dilas/di dalam 10 mm dari tepi atau sudut
suatu bagian yang ditekankan, dan terlepas dari
bentuk attachmentnya.
W 11.197 3 14.007 5 Las logam dalam load-carrying joints yang
dibuat dengan las penetrasi parsial, dengan lasan
baik melintang atau sejajar dengan arah tegangan
yang diterapkan (berdasarkan tegangan geser
nominal pada minimum weld throat area).

3. Hasil Fatigue Demage


4. Grafik Pierson Mozkowits (PM)
ωw SϚ
0.05 0.00000
0.1 0.00000
0.15 0.00000
0.2 0.00000
0.25 0.01049
0.3 0.96372
0.35 4.57567
0.4 7.26602
0.45 7.35759
0.5 6.12647
0.55 4.68289
0.6 3.45733
0.65 2.52671
0.7 1.85016
0.75 1.36543
0.8 1.01842
0.85 0.76849
0.9 0.58680
0.95 0.45327
1 0.35402
1.05 0.27941
1.1 0.22269
1.15 0.17913
1.2 0.14532
1.25 0.11885
1.3 0.09792
1.35 0.08125
1.4 0.06785
1.45 0.05701
1.5 0.04818
1.55 0.04093
1.6 0.03496
1.65 0.02999
1.7 0.02585
1.75 0.02237
1.8 0.01944
1.85 0.01696
1.9 0.01485
1.95 0.01304
2 0.01150
Wave Spectrum
Pierson - Mozkowitz
8.00

7.00

6.00
Wave Spectrum, Sζ(ωw)

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
-1.00
Wave Freq. (ωW) in [rad/sec]

Hs = 6 (Tinggi Gelombang Signifikan)


Tz = 10.5 (Periode Puncak)

Anda mungkin juga menyukai