Tanya Jawab
1. Tanya :
Bagaimana membuat anak tergila-gila belajar/menuntut ilmu? Oh ya, anak saya
8 & 6 tahun. Terimakasih
● Jawab : Sesuai dengan tema materi keempat kita adalah mendidik dengan
fitrah. Maka kita fokus pada fitrah.
Apa itu fitrah?
Fitrah adalah apa yang menjadi kejadian atau bawaan manusia sejak lahir.
Pengertian fitrah terkait sistem dengan hal-hal yang disetujui (bawaan) Ada
empat fitrah utama yang dibahas dalam penerapan FBE, yaitu fitrah
keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah seksualitas.
Artinya sebelum kita menuju pada keinginan supaya anak tergila-gila belajar
atau mencintai belajar dan menuntut ilmu. Kita perlu paham dulu fase
perkembangan anak-anak. Selain itu peka terhadap apa yang anak
butuhkan.
Karena sejatinya setiap anak adalah pembelajar sejati, yang tangguh dan
hebat. Maka yang perlu kita lakukan adalah memberikan stimulus dan
dorongan supaya anak tuntas pada fase perkembangannya.
1
Anak usia 6 tahun, mereka berada pada masa puncak imajinasi dan
abstraksi. Alam bawah sadarnya masih terbuka lebar. Sehingga pada masa
ini imaji tentang Allah, Rasulullah, kebajikan dan ciptaan-Nya akan mudah
dibangkitkan.
Anak-anak bertindak sebagai pemain dan orang tua sebagai fasilitator. Kenali
kebutuhan pemain, apa yang mereka butuhkan dari prosesnya. Dan ingat, di
masa ini anak tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Maka,
jangan sesekali memaksanya untuk merasa takut karena telah melakukan
"kesalahan", menurut kita. Hanya karena supaya anak tahu sopan santun.
Kemudian, apa yang bisa kita lakukan? Stimulasi imajinasinya dengan
membacakan kisah yang berkesan mendalam. Seperti kisah indahnya akhlaq
Rasulullah. Atau mengajaknya sholat dengan wajah berseri. Sehingga
tumbuhlah rasa cintanya pada Allah. Akan tetapi tidak memaksa mereka
untuk tertib gerakan, bacaan dan waktu. Tetapi tumbuhkan dulu gairah
cintanya kepada Allah.
Sedangkan untuk anak usia 8 tahun. Mereka sedang pada masa emas belajar
dan bernalar. Di sini peran anak sudah berkembang menjadi learner &
explorer. Orang tua sebagai coach dan pembimbing. Ajak anak sering-sering
berinteraksi dengan alam. Pergi ke pasar bersama ibu, atau berkegiatan
bersama dalam komunitas.
Jadi, jangan menggegas. Berharap anak segera paham tentang adab dan
aturan. Karena tuntas dalam fase perkembangannya sesuai dengan fitrah
akan membuahkan adab. Anak yang tuntas pada fase emas fitrah keimanan
akan muncul kesadaran sendiri untuk melaksanakan ibadah di usia pre aqil
balighnya (7-10 tahun). Dst.
2. T
anya :
Assalamu'alaikum
a. Sedikit curhat. Saya belum berhasil menemukan misi hidup dan misi
keluarga jadi membaca materi 4 ini berasa mendapat tsunami informasi. Jd
2
sementara saya telan dulu. Berarti memang sy harus menemukan misi
hidup dan keluarga saya dulu ya ?
b. Bagaimana cara membantu menemukan misi hidup dan fitrah anak ?
c. Yang dimaksud program yang khas bersama anak itu bagaiamana ?
Terimakasih 😊
● Jawab :
a. Menemukan misi hidup bisa sambil berjalan ya Mbak. Karena anak-anak
tidak bisa menunggu kita berproses tuntas dulu baru membersamainya
berproses. Maka, pelan-pelan kita tetap berjalan memahami diri, pasangan,
anak dan lingkungan. Untuk mengetahui, apa misi spesifik kita. Dan masa
mendidik anak-anak itu tidak lama lho... Jadi, kenapa kah kita tidak berjalan
beriringan saja?
Benar, rasanya semacam mendapat tsunami. Ketika kita merasa belum
tuntas pada satu hal kemudian harus memahami lagi hal baru. Hayo, kita
telaah lagi. Apakah antara 1-4 ini tidak ada keterkaitan? Apakah memang
benar-benar terpisah satu sama lain. Sehingga mempelajarinya tidak bisa
membantu untuk memahami yang sebelumnya?
b. Kenali fase perkembangan anak. Seperti saya paparkan di pertanyaan Mbak
Nurulita tadi. Untuk misinya, kita tidak bisa mengetahui secara pasti. Apalagi
anak-anak. Kita hanya bisa membantu mereka menemukan misi spesifiknya.
Bisa dari tools atau bawaan apa yang sudah melekat pada diri mereka? Apa
yang tampak unggul sejak mereka terlahir ke dunia.
Dan peran orang tua pun juga akan berganti-ganti mengikuti fase
perkembangannya. Apakah sebagai fasilitator, coach atau partner.
3
4
sesuai seksualitasnya. Hal ini dimulai dari cara berpakaian, toileting dsb.
4. T
anya :
a. Masih bingung soal " apa yang harus dipelajari anak-anak" dan "untuk apa
anak2 mempelajari hal tsb" dalam pengaplikasiannya bagaimana?
b. Bagaimana jika anak kita sekolah di lembaga.. bukan homescholling.
Sehingga ukuran kemampuan anak ikut perysaratan target sekolah
teresebut sedangkan misal jika kita melihat anak2 kita belom memahami
materi tsb bagaiamana? Apa yang harus dilakukan. Jika kita memaksa anak
artinya tidak ikut fitrahnya kan? Sedangkan kita juga butuh masuk ke
lembaga sekolah tsb karena utk homeschooling belom merasa mampu.
c. Kalo fitrah menghafal surat sebenernya dimulai usia berapa? Apakah begitu
penting menghafal sbrp banuak surat di al Quran dg dimulai usia dini,
sedangkan anak hanya sekedar menghafal tanpa memahami makna dari
apa yang ia hafal?
Maafkan pertanyaan saya banyak sekali😅
● Jawab :
a. Ini mengarah pada apa yang akan kita berikan kepada anak? Apa yang
mau kita ajarkan kepada mereka? Apakah hal tersebut mereka perlukan?
Atau mereka melakukan itu hanya karena keinginan kita? Misalnya saja
anak belajar menata sepatu di raknya. Apakah itu bermanfaat untuk
mereka?
Kemudian, anak usia 1 tahun belajar menghafal nama artis. Apakah itu
bermanfaat untuknya?
Aplikasinya bagaimana? Lihat dulu kebutuhan mereka. Anak usia 7 tahun,
sudah mulai memasuki wilayah sosial. Maka ia akan belajar tentang sopan
santun. Dan latihan itu berguna untuknya ketika harus bergaul dengan
orang lain.
5
b. Benar sekali. Memaksakan sesuatu kepada anak sama halnya dengan
menyalahi fitrah. Akan tetapi perlu kita pahami bahwa antara lembaga
pendidikan di luar rumah (sekolah) dan rumah, bisa menjadi satu
kesatuan. Kolaborasi atau sinergi yang baik. Caranya bagaimana?
Di sekolah, anak hanya mendapatkan skill/kemampuan,
knowledge/pengetahuan. Tapi di rumah, orang tua bisa menumbuhkan
gairah, kemauan, dan semangat.
Jadi, bukan homeschoolingnya yang kita soroti. Akan tetapi home
education-nya. Pendidikan dari dalam rumah. Tentu kita tahu bahwa
rumah adalah tempat belajar pertama dan utama. Jadi, tumbuhkan
semangat belajar itu di dalam rumah. Bukan kemudian memaksa anak
untuk memahami apa yang dipelajarinya.
Ingat, bahwa ketika anak sudah senang, dia akan mencari tahu sendiri.
Karena sejatinya anak adalah pembelajar sejati.
c. Bukankah semua berawal bukan dari paham? Bukan target hafalannya
yang kita tuju. Tapi kecintaan anak pada kalamullah.
5. Tanya
a. Bagaimana cara kita membantu menemukan fitrah anak kita? Langkah²
seperti apa yg harus saya lakukan terlebih dahulu?
b. Sebenarnya fitrah itu apa mbak? Pendidikan anak dg kekuatan fitrah itu
seperti apa? Mohon pencerahannya
c. Maaf mungkin pertanyaan ini OOT jika mau di tampilkan Alhamdulillah kalo
ga jg tak mengapa. Saya masih bingung antara tegas dan marah.
Perbedaannya apa mbak? Apakah itu jg salah satu bawaan fitrah menjadi
orang tua?
Terimakasih
● Jawab :
Pertanyaan a-b insyaallah sudah terjawab nggih Mbak.
6
c. Bedanya yang satu bentuk emosi. Satunya bentuk sikap. Menurut KBBI
tegas itu jelas, tidak ragu-ragu. Sedangkan marah, itu ada rasa berang,
gusar, dst. Ketika menasehati anak itu harus jelas tegas. Bukan marah.
Tentu berbeda juga rasanya. Yang mana mbak? Tegas atau marah?
6. T
anya :
Ibu Fasil, saya pernah membaca ttg orangtua yang dibully anak, yang
disebabkan oleh kurangnya otoritas sebagai orangtua.
a. Bagaimana menyiasati pola asuh supaya tetap sesuai fitrah anak, tanpa
kehilangan otoritas sbg orangtua?
b. Bagaimana menentukan batasan dan aturan untuk nilai-nilai yang ingin kita
tanamkan pada anak tanpa mengesampingkan fitrahnya?
● Jawab :
a. Itu tadi, orang tua pun harus tahu posisinya. Harus bertindak sebagai
apa? Memiliki otoritas bukan berarti bebas memperlakukan anak, kan?
b. Tetap disesuaikan dengan kemampuannya memahami. Dan nilai atau
aturan ini baru betul-betul diaplikasikan saat anak mulai masuk usia 7
tahun. Karena pada fase itu, anak sudah mulai menyentuh dunia
sosialnya. Sedangkan usia di bawanya dia masih berada dalam fase
individuitas.
7. T
anya :
7
bukan enjoy dan mencintai belajar, justru sebaliknya. Trauma dan benci.
Bukan hanya itu, parahnya tindakan yang terburu-buru itu justru mematikan
fitrah belajarnya.
Bisa jadi, terutama jika memasukkan anak ke PAUD supaya anaknya bisa
calistung. Dls.
8. T
anya :
Mb Nana apakah dalam menentukan visi misi keluarga qt hrs disesuaikan dg
potensi2 yg dimiliki anggota keluarga qt?sy kok makin bingung mencerna
materi nggih?terus mendidik dg fitrah apa maksudnya qt mengikuti alur
perkembangan ank,potensinya,bakatnya,dll.dan qt tdk boleh memaksakan
kehendak qt?apa begitu mb?Syukron…
● Jawab :
Misi keluarga itu ditentukan dari misi spesifik individu di dalamnya. Karena
sesungguhnya misi adalah cara kita menuju visi. Sedangkan visilah yang
harus ditentukan. Misal seperti keluarga Genhalilintar. Visinya adalah bisa
menebarkan manfaat sebagaimana halilintar.
Jadi, silakan bermimpi bersama keluarga. Apa yang ingin diraih keluaraga.
Yang kedua insyaallah sudah terjawab nggih bu.
9. T
anya :
8
10. T
anya :
9