Anda di halaman 1dari 2

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF.

RICHARDUS EKO INDRAJIT

Balanced Scorecard di Perguruan Tinggi


oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu

Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email indrajit@rad.net.id.
434, 16 November 2013

Diakui bahwa konsep Balanced Scorecard pertama-tama memang diciptakan untuk


kalangan perusahaan bisnis, dimana keuntungan merupakan tujuan dan motivasi
u t a m a . N a m u n d a l a m p e r k e m b a n g a n n y a , d e n g a n k e b e rh a s i l a n p e n g g u n a a n
Balanced Scorecard oleh ribuan perusahaan bisnis, organisasi nirlaba seperti
pemerintah, organisasi sosial termasuk juga perguruan tinggi banyak
menggunakannya pula. Agaknya memang konsep dasar dan sebagian besar dari
prinsip-prinsip dan pendekatan yang dilakukan dalam Balanced Scorecard tidak
hanya berlaku untuk perusahaan bisnis, tetapi berlaku pula untuk organisasi
nirlaba, hanya memang diperlukan sedikit penyesuaian di sana sini. Salah satu
bentuk penyesuaian yang penting ialah pada tekanan utama pencapaian tujuan
o rg a n i s a s i . S u a t u p e ru s a h a a n b i s n i s b i a s a n y a d i d i r i k a n u n t u k m e m p e ro l e h
keuntungan yang layak dan berkesinambungan bagi para pendiri atau pemiliknya.
Oleh karena itu ukuran keberhasilan keuangan tetap merupakan hal yang
EKOJI999 Nomor

terpenting dari ke empat perspektif ukuran Balanced Scorecard. Ketiga ukuran lain
bersifat menunjang ukuran keuangan, yang pada waktu yang lalu dirasakan sudah
tidak memadai lagi. Dengan melakukan mengukuran pada perspektif konsumen,
proses internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan disamping perspektif
keuangan, pimpinan perusahaan dapat mengetahui secara lebih dini kelemahan-
kelemahan perusahaan yang berpotensi mengganggu perolehan keuntungan di
masa yang akan datang. Dalam metoda lama, dimana hanya ukuran perspektif
keuangan saja yang dibuat, kelemahan-kelemahan perusahaan tersebut kurang
dapat dideteksi ataupun kalau terdeteksi, sudah terlambat.

Dalam organisasi nirlaba, organisasi semacam itu biasanya didirikan oleh para
pendiri dengan suatu misi tertentu untuk melayani golongan masyarakat tertentu
dengan jasa pelayanan tertentu pula. Pendorong dan motivasi utama adalah
pencapaian kebutuhan pelanggan, sebagai perwujudan misi pendiri, bahkan kalau
perlu rela mengalami defisit dalam segi keuangan. Oleh karena itu, maka ukuran
pertama yang perlu diperhatikan ialah perspektif pelanggan untuk mencapai misi
organisasi.

Dengan demikian, ukuran-ukuran dalam perspektif lain yaitu keuangan, proses


internal, dan pembelajaran serta pertumbuhan, bersifat menunjang terhadap
ukuran utama tersebut.

Dalam kasus perguruan tinggi, keadaannya adalah demikian juga. Umumnya


perguruan tinggi didirikan, apakah oleh pemerintah atau swasta, bukan untuk
mencari keuntungan, tetapi untuk melayani masyarakat dan menyediakan sarana
dalam bidang pendidikan tinggi demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Motivasi
utama ialah menyediakan pendidikan tinggi bagi para pelajar lulusan sekolah
menengah atas (umum), yang menginginkan meneruskan pendidikannya pada
tingkat yang lebih tinggi.

HALAMAN 1 DARI 2

(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

MISI

Perspektif
PELANGGAN

Perspektif STRATEGI Perspektif


KEUANGAN PROSES INTERNAL

Perspektif
PEMBELAJARAN &
PERTUMBUHAN
!

Sumber : Paul R.Niven

Oleh karena itu, banyak perguruan tinggi yang rela meneruskan usahanya
walaupun dilanda defisit terus-menerus yang terpaksa mengatasinya dengan
s egal a maca m jalan yan g tidak mu d a h . Te n tu s a ja p e n g e lo la a n y a n g b a i k
mengharapkan suatu keadaan keuangan yang memadai dalam arti masih ada
sedikit surplus sehingga mampu melakukan investasi lanjut untuk
mengembangkan fasilitas perguruan tinggi. Universitas besar seperti University of
California Berkeley, University of California San Diego, Cornell University, University
of Tennessee, dan sebagainya sudah beberapa waktu lamanya menggunakan konsep
Balanced Scorecard ini untuk mengukur kinerja oganisasi mereka.

Perubahan prioritas dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut dapat dilukiskan


dalam gambar di atas, dimana perspektif pelanggan diletakkan paling atas yang
l a n g s u n g m e n u n j a n g p e n c a p a i a n m i s i o rg a n i s a s i . S e d a n g k a n s t r a t e g i t e t a p
merupakan pusat pengaturan kegiatan, yang mempengaruhi penentuan ke empat
perspektif.

--- akhir dokumen ---

HALAMAN 2 DARI 2

(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

Anda mungkin juga menyukai