Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI TEKNIK

SKPD : DINAS SUMBER DAYA AIR, BINA MARGA DAN BINA


KONSTRUKSI KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

NAMA PA : POLY. D. F. MATITAPUTTY, S.Pi

NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN EMBUNG – EMBUNG DI DESA


WATIDAL ( DAK Penugasan )

TAHUN ANGGARAN 2019


SPESIFIKASI TEKNIK

Pekerjaan akan dilaksanakan di lokasi yang telah disediakan yaitu :


Lokasi : Desa Watidal
Kecamatan : Tanimbar Utara
Kabupaten : Kepulauan Tanimbar

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan

1.1. Pekerjaan pembangunan embung-embung di Desa Utara

2. Pekerjaan Persiapan

2.1. Mobilisasi/Demob Peralatan dan SDM


a. Penyedia harus menyediakan peralatan yang cukup dilapangan sesuai
dengan daftar yang diajukan pada saat penawaran;
b. Penyedia tidak diperkenankan memulai sesuai pekerjaan kalau
kebutuhan peralatan untuk pekerjaan tersebut belum tersedia
keseluruhan, sesuai daftar peralatan dan pelaksanaan;
c. Penyedia harus benar-benar memperhitungkan kapasitas tiap-tiap
peralatan guna tercapainya waktu dan kualitas dari pekerjaan dimaksud;
d. Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan baik dan jalan sehingga
tidak menghambat kelancaran/kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang
mengakibatkan terlambatnya penyelesaian pekerjaan;
e. Jenis peralatan utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah 2 unit dump truck 3 – 4 ton, 1 unit Excavator 110 HP, 1 unit
Wheel Loader (1,0-1,6 m3), 1 unit VibratoryRoller (5-8) ton;
f. Disamping peralatan tersebut diatas, penyedia wajib
mendatangkan/menyediakan peralatan-peralatan penting lainnya untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan dilapangan seingga pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai urutan kegiatan.
g. Untuk memulai pekerjaan, penyedia wajib mendatangkan tenaga ahli
dan tenaga pendukung yang kompeten sesuai dengan pekerjaan
pembangunan embung untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan
dilapangan seingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai urutan
kegiatan.

2.2. Pembuatan Direksikeet, Los Kerja dan Gudang


a. Barak kerja terdiri dari, gudang, tempat istirahat pekerja, fasilitas sanitasi
air minum dan lain-lain harus disediakan dilapangan oleh penyedia;
b. Penyedia harus menyediakan Direksikeet untuk pengawas
lapangan/Direksi.
2.3. Papan Nama Proyek

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR


DINAS SUMBER DAYA AIR, BINA MARGA DAN BINA KONSTRUKSI

PEKERJAAN : Pembangunan Embing-embung di Desa Watidal

KONTRAK
NOMOR :
TANGGAL :
REKANAN PELAKSANA :
NILAI KONTRAK :
2.4. Pembuatan jalan masuk land clearing lokasi embung (40m x 40m)
a. Pengukuran dan pemasangan bouwplank. Dalam memulai,
mengevaluasi dan mengerjakan pekerjaan baik untuk bangunan
embung, saluran, bangunan air dan pekerjaan lainnya harus
berdasarkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai dengan
kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa harus melaksanakan
serangkaian kegiatan pengukuran dan pemasangan bouwplank dengan
mendapat persetujuan dari pihak pengguna dalam hal ini
PPTK/Direksi/Pengawas lapagan sebelum melaksanakan semua
kegiatannya
b. Penyedia harus melaksanakan pekerjaan pembersian lokasi, pekerjaan
normalisasi tambungan air;
c. Pembuatan Jalan Sementara dan Pemeliharaan Jalan Desa Penyedia
Jasa diperbolehkan membuat jalan kerja ke dan melalui daerah yang
menggunakan jalan-jalan setempat yang sudah ada yang berhubungan
dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek dimana
segala resiko yang mungkin akan timbul karena adanya jalan kerja
tersebut termasuk pembuatan dan pemeliharaannya sudah merupakan
resiko bagi Penyedia Jasa untuk melakukan perbaikan dan
pemeliharaannya selama pelaksanaan kontrak dan tidak ada mata
pembayaran dan pembayaran tambahan karena pembuatan dan
pemeliharaan jalan kerja sudah menjadi bagian dari kebutuhan Penyedia
Jasa dan sudah harus diperhitungkan dalam harga satuan kontrak
pekerjaan yang dikontrakkan;
d. Pembersihan lapangan dikerjakan dengan tenaga manusia dan alat
bantu sinsaw dan Wheel Loader (1,0-1,6 m3);
e. Semua bahan hasil pembersihan harus dipindahkan dari tempat
pekerjaan atau dibuang dari lokasi kerja sesuai petunjuk pengawas
pekerjaan.

3. Pekerjaan Tanah

a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patok-patok


pembantu dan atau tali rafia yang menghubungkan dua profil yang berdekatan;
b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat dilaksanakan
dengan Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan dihitung berdasarkan
kapasitas alat dan waktu yang tersedia;
c. Penyedia harus melaksankan pekerjaan pengerukan area embung
menggunakan Excavator 110 HP yang bekerja ditengah areal bending, alat
tersebut mampu berputar dengan sudut 360 derajat;
d. Pekerjaan galian tanah dikerjakan menurut profil-profil dan ukuran-ukuran
sesuai gambar rencana, dibuat/dibentuk sedemikian rupa dengan lebar dan
kedalaman sesuai gambar rencana atau sesuai petunjuk tertulis PPK;
e. Penyedia harus memberitahukan kepada PPK terlebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan;
f. Pada lokasi pekerjaan apabila terdapat pohon, tonggal, akar dan lain-lain
harus dicabut, diangkat dan dibuang keluar jalur pekerjaan sesuai petunjuk
PPK;
g. Penggalian yang tidak sesuai rencana atau dibuat oleh penyedia untuk
keperluan lain yang tidak didasarkan petunjuk/perintah dari PPK sepenunya
dibebankan dan ditanggung sendiri oleh penyedia;
h. Galian dari Excavator langsung dimuat ke Dump Truck yang telah disiapkan
dan kemudian diangkut ke tempat yang ditentukan. Usahakan posisi Dump
Truck sedemikian rupa sehingga swing dari Excavator bersudut kecil
i. Bila karena suatu hal profil rusak atau berubah posisi, maka sebelum galian
finishing dilakukan, profil tersebut diperbaiki dengan pedoman patok- patok
bantuan yang selalu terjaga.
j. Galian finishing dilakukan oleh tenaga orang dengan cangkul. Sebenarnya
dengan kerjasama yang baik antara pelaksana dan operator excavator yang
mahir, dapat langsung dilakukan penggalian sampai garis/bidang finishing.
k. Dalam hal desain saluran terdapat saluran gendong, seperti sket di bawah,
sebaiknya pembuatan saluran tersebut didahulukan, karena dapat berfungsi
sebagai saluran drainase.
l. Volume pekerjaan harus sesuai dengan volume daftar kuantitas;
m. Untuk penyelesaian pekerjaan tepat waktu, segala sesuatu yang berubungan
dengan teknis pelaksanaan dilapangan harus sesuai arahan dan petunjuk
PPTK dan pengawas lapangan.

4. Pekerjaan Batu, Plesteran Dan Beton

Pekerjaan pasangan pada pelaksanaan konstruksi embung harus memenuhi


ketentuan dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail desain. Kegiatannya
meliputi : pasangan batu kali; pekerjaan siaran; pekerjaan plesteran; pekerjaan batu
kosong dan bronjong yang berfungsi sebagai rip-rap. Pelaksanaan pekerjaan
pasangan mengacu pada, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Pasangan Batu, Batu
Kosong dan Bronjong, Batu Dengan Mortar, dan Adukan Semen.

4.1. Pasangan Kovor dengan mortal tipe S ( camp. 1:3 )


a. Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan
b. Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)
c. Pelaksanaan Pemasangan Batu:
a) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu,
pasir dan air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat
bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik
pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan
sarana pengangkutan adukan.
b) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar
design bangunan. Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan
pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.
c) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru
ukur) dan minta persetujuan Direksi bila telah selesai gambar
kontrak.
d) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau
tanah yang melekat serta basahi 
dengan air agar ikatan
dengan adukan menjadi kuat.
e) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan
menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun
batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar
terikat kuat dengan adukan.
f) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.
g) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak
(pada dinding penahan, sayap bendung dan sebagainya).
Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa
bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
h) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal
dengan jarak tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling
berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-seling arah vertical.
i) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik
agar pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena air
hujan.

d. Pelaksanaan Kotak Adukan:

a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi


sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu
yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b) Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 3
bagian pasir (1 Pc : 3 Ps) type mortar s.
c) Masukkan dan ratakan 1,5 takar pasir dalam kotak pengaduk,
disusul 1 takar semen dan 1,5 takar pasir berikutnya.
d) Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul / Skop
sampai rata (homogen).
e) Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai
diperoleh adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah
terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta tidak ada
yang tersisa.
f) Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan
pelaksanaan pasangan batu. Tidak terlambat dan tidak boleh di
buat terlalu banyak, adukan harus sudah dipasang paling lama
1 jam setelah selesai diaduk.
g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm
sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk
menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang
terisi penuh.
h) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai
pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan
adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan
adukan yang baru.

4.2. Pasangan diding embung degan mortal tipe S ( camp. 1 : 3 ):

a. Metode Pekerjaan:
Metoda pekerjaan saluran pasangan batu dengan mortar yang
dilaksanakan setiap satuan waktu harus dibatasi sesuai dengan tingkat
kecepatan pemasangan yang menjamin agar seluruh pekerjaan
pasangan batu hanya dipasang dengan adukan yang baru. Jika
pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai
pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada
tahap awal harus dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan
batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas
yang ditentukan harus dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan
pasangan batu dengan mortar.
b. Penyiapan Formasi atau Pondasi 

c. Penyiapan Batu 

d. Pemasangan Lapisan Batu

4.3 Hamparan Batu Kosong t. 20cm

4.4 Rabat lantai beton t. 10cm ( 100 )

Pekerjaan beton pada pelaksanaan konstruksi bendung/embung harus


memenuhi ketentuan dan persyaratan yang mengacu pada kegiatan detail
desain. Dalam proses Pembetonan terdiri dari:

c. Penyiapan tempat kerja

a) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi


atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru
tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga
dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan.
b) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan
beton harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh
dicor di atas tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam
air. Apabila beton akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan
dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran
seperti pada dasar sumuran atau cofferdam dan atas
persetujuan Direksi Pekerjaan.
c) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan
dan benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa
atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat
sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
d) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka
bahan lantai kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar
sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
e) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang
disiapkan untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan
acuan, baja tulangan atau pengecoran beton.
f) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali
dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah
pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
g) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari
resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya.
Direksi Pekerjaan menunda pengecoran sebelum tenda
terpasang dengan benar. Penyedia Jasa juga harus
memastikan lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air
pasang atau muka air tanah dengan penanganan seperlunya.

a. Cetakan Beton

a) Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka 
acuan dari tanah


harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya
harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang
diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang
sebelum pengecoran beton.
b) Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat
dibuat dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat
sesuai dengan ukuran-ukuran yang ada di dalam gambar.
c) Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan
berat sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban
konstruksi, angin dan tekanan lainnya dengan tidak berubah
bentuk.
d) Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap,
gambar cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan, sebelum memulai
pekerjaan, walaupun demikian penyerahan tersebut kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung
jawab Kontraktor bagi keberhasilannya.
e) Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton
harus bebas dari sampah, paku, alur-alur, belahan, atau cacat-
cacat lainnya. Mengisi celah-celah sambungan cetakan beton
harus berhati-hati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar
sanggup mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton
tanpa menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah-celah
harus diisi secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen.
Bagaimanapun penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
f) Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
g) Sebelum pengecoran beton semua baut-baut harus dipasang
pada posisinya, semua yang diperlukan dan alat-alat lain untuk
menutup lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak
diperbolehkan membuat lubang didalam beton tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan.
h) Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak
diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
i) Lubang bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah
cetakan dibongkar.
j) Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan
ujungnya tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton
yang terbentuk. Semua permukaan cetakan yang menempel
dengan beton harus dilumasi dengan oli untuk memastikan
bahwa cetakan dapat dibuka dengan mudah.
k) Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan
dipasang dan harus berhatiâ “hati mencegah pelumas jangan
sampai mengenai besi tulangan. Sebelum pengecoran dan
pembesian semua celahâ “celah cetakan yang telah diisi
dengan dempul harus dibersihkan dan dikeringkan. Bila cetakan
beton dibuat dan siap 
untuk pengecoran maka harus diperiksa
oleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan mengecor bila
cetakan belum disetujui Direksi Pekerjaan.
a) Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi
Pekerjaan sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelum cetakan siap untuk diperiksa.

4.5 Plesteran dinding embung 1Pc : 3ps Tebal 1,5 cm

a. Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar


design/kontrak harus di plester. Plesteran dibuat dari campuran 1
bagian semen dan tiga bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan
ketentuan dalam gambar kontrak.
b. Tebal plesteran dibuat 1,5 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran
dipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm
dibawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan
dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan
plesteran

c. Pelaksanaan Siaran :

b) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat,sesuai kontrak


atau petunjuk Direksi harus disiar.
c) Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian
pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam
gambar.
d) Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu-batu
harus dikorek sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan
batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3 cm untuk jenis
siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan diplat
cangkul saat dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah
digunakan.
l) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada
suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang
pada adukan baru yang belum mengeras disiram air agar terjadi
ikatan yang kuat antara pasangan siaran.

4.6. Cor plat beton t. 12 cm ( plat jembatan beton K175 )

a. Pelaksanaan Pengecoran

a) Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan


secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai
pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton jika
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu
beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Direksi
Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan
mengeluarkan persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak
boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi Pekerjaan.
b) Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah
diterbitkan, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika
Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan
operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus
dibasahi dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang
tidak meninggalkan bekas.
d) Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga
penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa
adanya pemisahan butiran.
e) Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat
menyatu dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari
lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator).
f) Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan
besi tulangan dan bagian-bagian yang 
ditanam, cetakan dan
perancah belum diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan
secara tertulis.
g) Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan
sampai terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan
pada dasar cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan
selimut beton setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan
yang dibutuhkan oleh beton diatasnya.
h) Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih
dari yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera
dibuang. Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60
menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan
lain oleh Direksi.
i) Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika
ditentukan atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul
selama pengecoran harus segera dibuang. Beton jangan dicor
diatas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30
menit, kecuali jika ada konstruksi sambungan yang akan
ditentukan kemudian.
j) Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan
harus ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal
maupun horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau
bergerigi untuk menahan gesekan dan membentuk ikatan
sambungan beton berikutnya, seperti yang diinginkan oleh
Direksi Pekerjaan .
k) Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat
kasar atau disambungkan untuk menyingkap agregat.
Permukaan beton harus tetap lembab dan dilindungi dengan
mortel semen (perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
l) Beton harus dicor pada posisi dan urutan-urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi
Pekerjaan.
m) Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai
sambungan ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk
Direksi Pekerjaan.
n) Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan
kereta dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh
Direksi Pekerjaan untuk menjatuhkan ketempat penampungan
sementaradan kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum
dicorkan.
o) Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus
dikerjakan secara menerus sampai dengan selesai.

b. Pemadatan

a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam


atau dari luar acuan yang telah disetujui. Jika diperlukan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
b) Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan
semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar
terisi tanpa menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan
gelembung udara terisi.
c) Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi 
segregasi
pada hasil pemadatan yang diperlukan.
d) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat
efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya
dapat menghasilkan 
getaran yang merata.
e) Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk
memadatkan beton di dalam acuan harus vertikal sedemikian
hingga dapat melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm
dari dasar beton yang baru dicor sehingga menghasilkan
kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut.
f) Jumlah minimum alat penggetar mekanis apabila kecepatan
pengecoran 20 m3/jam, maka harus digunakan alat penggetar
yang mempunyai dimensi lebih besar dari 7,5 cm.
g) Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai
sebelum terjadi waktu ikat awal (initial setting).

c. Pengerjaan Akhir.
a) Pembongkaran Cetakan 

b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa) 

c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus) Permukaan 
yang
terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut
ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 

d) Perawatan Beton: Perawatan dengan Pembasahan 


5. Pekerjaan Pelimpah

5.1. Pasangan Batu.

a. Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan


b. Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)
c. Pelaksanaan Pemasangan Batu:
a) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu,
pasir dan air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat
bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik
pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan
sarana pengangkutan adukan.
b) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar
design bangunan. Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan
pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.
c) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru
ukur) dan minta persetujuan Direksi bila telah selesai gambar
kontrak.
d) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau
tanah yang melekat serta basahi 
dengan air agar ikatan
dengan adukan menjadi kuat.
e) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan
menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun
batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar
terikat kuat dengan adukan.
f) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.
g) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak
(pada dinding penahan, sayap bendung dan sebagainya).
Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa
bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
h) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal
dengan jarak tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling
berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-seling arah vertical.
i) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik
agar pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena air
hujan.

d. Pelaksanaan Kotak Adukan:

a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi


sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu
yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b) Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 3
bagian pasir (1 Pc : 3 Ps).
c) Masukkan dan ratakan 1,5 takar pasir dalam kotak pengaduk,
disusul 1 takar semen dan 1,5 takar pasir berikutnya.
d) Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai
rata (homogen).
e) Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai
diperoleh adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah
terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta tidak ada
yang tersisa.
f) Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan
pelaksanaan pasangan batu. Tidak terlambat dan tidak boleh di
buat terlalu banyak, adukan harus sudah dipasang paling lama
1 jam setelah selesai diaduk.
g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm
sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk
menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang
terisi penuh.
h) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai
pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan
adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan
adukan yang baru.

5.2. Pasangan Batu dengan Mortar

a. Metode Pekerjaan:
Metoda pekerjaan saluran pasangan batu dengan mortar yang
dilaksanakan setiap satuan waktu harus dibatasi sesuai dengan tingkat
kecepatan pemasangan yang menjamin agar seluruh pekerjaan
pasangan batu hanya dipasang dengan adukan yang baru. Jika
pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai
pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada
tahap awal harus dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan
batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas
yang ditentukan harus dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan
pasangan batu dengan mortar.
b. Penyiapan Formasi atau Pondasi 

c. Penyiapan Batu 

d. Pemasangan Lapisan Batu
e. Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk 
Pekerjaan
Struktur.
5.3. Pelaksanaan Plesteran
a. Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar
design/kontrak harus di plester. Plesteran dibuat dari campuran 1
bagian semen dan 3 bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan
ketentuan dalam gambar kontrak.
b. Tebal plesteran dibuat 1,5 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran
dipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm
dibawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan
dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan
plesteran
c. Pelaksanaan Siaran :
a) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat,sesuai kontrak
atau petunjuk Direksi harus disiar.
b) Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian
pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam
gambar.
c) Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu-batu
harus dikorek sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan
batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3 cm untuk jenis
siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan diplat
cangkul saat dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah
digunakan.
d) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada
suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang
pada adukan baru yang belum mengeras disiram air agar terjadi
ikatan yang kuat antara pasangan siaran.

6. Pekerjaan Saluran Inlet dan outlet


6.1. Pekerjaan galian tanah dengan alat
a. Untuk menetapkan letak batas-batas galian, dapat dipasang patok-
patok pembantu dan atau tali rafia yang menghubungkan dua profil
yang berdekatan;
b. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian kasar dapat
dilaksanakan dengan Excavator. Jumlah Excavator yang diperlukan
dihitung berdasarkan kapasitas alat dan waktu yang tersedia;
c. Penyedia harus melaksankan pekerjaan pengerukan arela saluran inlet
menggunakan Excavator 110 HP;
d. Pekerjaan galian tanah dikerjakan menurut profil-profil dan ukuran-
ukuran sesuai gambar rencana, dibuat/dibentuk sedemikian rupa
dengan lebar dan kedalaman sesuai gambar rencana atau sesuai
petunjuk tertulis PPK;
e. Penyedia harus memberitahukan kepada PPK terlebih dahulu sebelum
memulai pekerjaan;
f. Pada lokasi pekerjaan apabila terdapat pohon, tonggal, akar dan lain-
lain harus dicabut, diangkat dan dibuang keluar jalur pekerjaan sesuai
petunjuk PPK;
g. Penggalian yang tidak sesuai rencana atau dibuat oleh penyedia untuk
keperluan lain yang tidak didasarkan petunjuk/perintah dari PPK
sepenunya dibebankan dan ditanggung sendiri oleh penyedia;
h. Volume pekerjaan harus sesuai dengan volume daftar kuantitas;
i. Untuk penyelesaian pekerjaan tepat waktu, segala sesuatu yang
berubungan dengan teknis pelaksanaan dilapangan harus sesuai
arahan dan petunjuk PPTK dan pengawas lapangan.
6.2. Pasangan dinding saluran dengan mortal tipe S ( camp. 1 : 3 )
a. Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan
b. Persiapan Pondasi (Pasangan Batu)
c. Pelaksanaan Pemasangan Batu:
a) Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu,
pasir dan air dilokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat
bantu seperti kotak penampung adukan, penampung air, plastik
pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan
sarana pengangkutan adukan.
b) Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar
design bangunan. Dalam kotak dan hamparkan serta ratakan
pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.
c) Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru
ukur) dan minta persetujuan Direksi bila telah selesai gambar
kontrak.
d) Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau
tanah yang melekat serta basahi 
dengan air agar ikatan
dengan adukan menjadi kuat.
e) Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan
menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun
batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar
terikat kuat dengan adukan.
f) Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.
g) Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak
(pada dinding penahan, sayap bendung dan sebagainya).
Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa
bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
h) Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal
dengan jarak tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling
berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-seling arah vertical.
i) Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik
agar pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena air
hujan.

d. Pelaksanaan Kotak Adukan:

a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi


sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu
yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b) Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian semen dan 3
bagian pasir (1 Pc : 3 Ps).
c) Masukkan dan ratakan 1,5 takar pasir dalam kotak pengaduk,
disusul 1 takar semen dan 1,5 takar pasir berikutnya.
d) Adukan campuran kering (tanpa air) dengan cangkul sampai
rata (homogen).
e) Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk terus sampai
diperoleh adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah
terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta tidak ada
yang tersisa.
f) Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan
pelaksanaan pasangan batu. Tidak terlambat dan tidak boleh di
buat terlalu banyak, adukan harus sudah dipasang paling lama
1 jam setelah selesai diaduk.
g) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm
sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk
menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang
terisi penuh.
h) Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai
pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan
adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan
adukan yang baru.

6.3. Hamparan Batu kosong t. 20cm


a. Metode Pekerjaan:
Metoda pekerjaan saluran pasangan batu dengan mortar yang
dilaksanakan setiap satuan waktu harus dibatasi sesuai dengan tingkat
kecepatan pemasangan yang menjamin agar seluruh pekerjaan
pasangan batu hanya dipasang dengan adukan yang baru. Jika
pasangan batu dengan mortar digunakan pada lereng sebagai
pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada
tahap awal harus dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan
batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas
yang ditentukan harus dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan
pasangan batu dengan mortar.
b. Penyiapan Formasi atau Pondasi 

c. Penyiapan Batu 

d. Pemasangan Lapisan Batu
e. Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk 
Pekerjaan
Struktur.
6.4. Rabat lantai beton t . 10 cm ( K 100 )

6.5. Pelaksanaan Plesteran dinding saluran 1Pc : 3Ps Tebal 1,5 cm


a. Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar
design/kontrak harus di plester. Plesteran dibuat dari campuran 1
bagian semen dan 3 bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan
ketentuan dalam gambar kontrak.
b. Tebal plesteran dibuat 1,5 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran
dipasang diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm
dibawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan dibersihkan
dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan
plesteran
c. Pelaksanaan Siaran :
a) Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat,sesuai kontrak
atau petunjuk Direksi harus disiar.
b) Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian
pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam
gambar.
c) Sebelum siaran dipasang adukan pasangan diantara batu-batu
harus dikorek sampai kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan
batu untuk jenis siar rata dan siar timbul, dan 2-3 cm untuk jenis
siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan diplat
cangkul saat dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah
digunakan.
d) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada
suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang
pada adukan baru yang belum mengeras disiram air agar terjadi
ikatan yang kuat antara pasangan siaran

7. Pekerjaan Pagar Pengaman Dan Lain-lain

7.1. Pembuatan reling menggunakan pipa GIP Ø 2”


a. Pekerjaan pembuatan pagar menurut profil-profil dan ukuran-ukuran
sesuai gambar detail rencana atau sesuai petunjuk tertulis PPK;
b. Untuk bahan menggunakan pipa GIP Ø 2.5”

7.2. Pengecatan relling dengan Menggunakan cat besi warna biru laut.

8. Pekerjaan Akhir

8.1. Pembersihan Akhir


a. Penyedia wajib membersihkan semua sisa sampah yang diakibatkan oleh
seluruh proses pekerjaan;
b. Semua bahan hasil pembersihan harus dipindahkan dari tempat pekerjaan
atau dibuang dari lokasi kerja sesuai petunjuk pengawas pekerjaan

8.2. Dokumentasi dan Pelaporan

a. Penyedia wajib membuat Photo-Photo visual berwarna untuk


dokumentasi.
a) Photo visual dilaksanakan pada saat 0% (kondisi awal), 50% (pada
saat pelaksanaan) dan 100% pada saat selesainya pekerjaan;
b) Pada titik tetap/arah yang sama dengan latar tetap antara
pengambilan photo 0%, 50% dan 100%;
c) Pada tempat yang penting pengambilan photo diambil minimal 3
(tiga) kali dari arah hulu ke hilir samping kanan dan kiri;
d) Photo-photo tersebut dilampirkan pada berita acara kemajuan
pelaksanaan pekerjaan untuk permintaan pembayaran / termyn;

8.3. Pekerjaan lain-lain

a. Laporan kemajuan pekerjaan(bulanan), penyedia perlu membuat laporan


kemajuan pelaksanaan pekerjaan bulanan untuk diserahkan kepada
penanggung jawab teknis sebanyak 4 (empat) rangkap;
b. Laporan mingguan kemajuan fisik pekerjaan disertai foto-foto lapangan
setiap pengambilan angsuran/termyn;
c. Laporan mingguan tenaga dan hari kerja;
d. Laporan harian pelaksanaan pekerjaan;
e. Persentase kemajuan pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang direncanakan;
f. Administrasi dan keuangan;
g. Hambatan-hambatan pelaksanaan pekerjaan;
h. Hal-hal yang dianggap perlu untuk diketahui oleh penagganung jawab
teknis;
i. Laporan harian dan mingguan;
Penyedia diwajibkan membuat laporan, diperiksa oleh pengawas konsultan
dan diketahui oleh pengawas lapangan, direksi serta PPTK. PPTK mengirim
laporan tersebut kepada PA/KPA dengan menggunakan contoh formulir
sebagaimana yang ditetapkan dalam : pedoman ata penyelenggaraan
pembangunan – pembangunan gedung Negara dari departemen permukiman
dan prasarana wilayah di Jakarta.
Laporan harian (formulir D3.01) dari laporan ini dicantumkan keadaan dan
kejadian-kejadian serta pekerjaan yang diselenggarakan sepanjang hari,
tenaga kerja, bahan bangunan, alat-alat yang didatangkan/diterima dan lain
sebagainya.
Laporan minguan tenaga kerja dan hari kerja (formulir C3.02) dalam laporan
ini dicantumkan laporan kemajuan pekerjaan (fisik) mengenai bagian/jenis
pekerjaan serta jumlah prosentasi seluruh pekerjaan serta hal-hal atau
keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya laporan-laporan tersebut dikirimkan kepada
penanggung jawab pengendalian pelaksanaan sesuai dengan sifat dan
bentuk laporan tersebut yang menjdadi tanggung jawab penyedia.
Penyedia diwajibkan pula menyediakan dan mengisi buku daftar pekerjaan
yang setiap hari arus disediakan dilokasi pekerjaan.
Segala pekerjaan pengelolaan dan pengiriman laporan tersebut adalah
merupakan pekerjaan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan borongan dan
biayanya adalah menjadi tanggung jawab pemborong (penyedia).
Laporan ini diperiksa dan diketahuo oleh PPTK secara periode/periodic.

Saumlaki, ………Maret. 2019

Pengguna Anggaran SKPD


Dinas SDA, Bina Marga dan Bina Konstruksi
Kabupaten Kepulauan Tanimbar

POLY. D. F. MATITAPUTTY, S.Pi


Pembina
NIP. 19710323 200604 1 015

Anda mungkin juga menyukai