DISUSUN OLEH:
TAR. ADAM RASYID FAJRI
PROGRAM STUDI D.III TEKNIK BANGUNAN DAN
LANDASAN
SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA
CURUG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatuh
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala nikmat,
rahmat dan anugerah yang selalu diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya saya tidak menyelesaikannya seorang diri.
Saya mendapat bantuan dari buku dan situs web yang telah memberikan bantuan.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak tersebut.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan pengetahuan serta karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah azza wa jalla. Saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifat nya membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini
dimasa mendatang. Saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian Sambungan
Tiap mesin atau konstuksi terbentuk dari beberapa suku bagian,macam-macam
bagian. Sesamanya dihubungkan, salah satu cara menghubungkan suatu bagian ke suku
bagian yang lain diperlukan / memberikan sambungan.
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian / konstruksi dengan
menggunakan suatu cara tertentu.
Penyambungan bagian satu dengan lainnya pada struktur pesawat terbang
diperlukan rivet, struktur akan mengalami pengurangan luasan akibat lubang rivet.
Pangaruh adanya lubang rivet menimbulkan konsentrasi tegangan yang menurunkan
kekuatan struktur. Hasil inspeksi retak pada pesawat terbang banyak terlihat justru
pada bagian sambungan keling ini, banyak ditemukan retak “Multiple Site Damage”
(MSD) yang dapat didefinisikan sebagai terjadinya retak-retak yang berasal dari
lubang paku keling akibat adanya beban dinamis.
B. Macam-Macam Sambungan:
1) Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat dilepas dengan cara merusaknya,
contoh:sambungan keeling dan sambungan las.
2) Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang dapat kita lepas dan dapat kita
bongkar tanpa merusaknya sesuatu,
contohnya:sambungan pasak,sambungan pena,dan sambungan ulir.
Jenis baut yang dapat digunakan untuk struktur bangunan sesuai SNI 03 - 1729 –
2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN
GEDUNG adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam SII (0589-81, 0647-91 dan
0780-83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89-A, dan 0661-89-A) yang
sesuai, atau penggantinya.
Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325 maupun baut
A490 merupakan baut berkepala segi enam yang tebal. Keduanya memiliki mur segi
enam tebal yang diberi tanda standar dan simbol pabrik pada salah satu mukanya.
Bagian berulir baut dengan kepala segienam lebih pendek dari pada baut standar yang
lain; keadaan ini memperkecil kemungkinan adanya ulir pada tangkai baut yang
memerlukan kekuatan maksimumnya.
Syarat utama dalam pemasangan baut kekuatan tinggi ialah memberikan gaya
pratarik (pretension) yang memadai. Gaya pratarik harus sebesar mungkin dan tidak
menimbulkan deformasi permanen atau kehancuran baut. Bahan baut menunjukkan
kelakuan tegangan-regangan (beban-deformasi) yang tidak memiliki titik leleh yang
jelas. Sebagai pengganti tegangan leleh, istilah beban leleh (beban tarik awal/proof
load) akan digunakan untuk baut. Beban leleh adalah beban yang diperoleh dari
perkalian luas tegangan tarik dan tegangan leleh yang ditentukan berdasarkan
regangan tetap (offset strain) 0,2% atau perpanjangan 0,5% akibat beban. Tegangan
beban leleh untuk baut A325 dan A490 masing-masing minimal sekitar 70% dan 80%
dari kekuatan tarik maksimumnya.
Dua jenis utama baut kekuatan (mutu) tinggi ditunjukkan oleh ASTM sebagai
A325 dan A490. Baut ini memiliki kepala segienam yang tebal dan digunakan dengan
mur segienam yang setengah halus (semifinished) dan tebal seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 6.10(b). Bagian berulirnya lebih pendek dari pada baut non-struktural,
dan dapat dipotong atau digiling (rolled).
Baut A325 terbuat dari baja karbon sedang yang diberi perlakuan panas
dengan kekuatan leleh sekitar 81 sampai 92 ksi (558 sampai 634 MPa) yang
tergantung pada diameter. Baut A490 juga diberi perlakuan panas tetapi terbuat dari
baja paduan (alloy) dengan kekuatan leleh sekitar 115 sampai 130 ksi (793 sampai 896
MPa) yang tergantung pada diameter. Baut A449 kadang-kadang digunakan bila
diameter yang diperlukan berkisar dari II sampai 3 inci, dan juga untuk baut angkur
serta batang bulat berulir. Diameter baut kekuatan tinggi berkisar antara 1/2 dan 1
1/2 inci (3 inci untuk A449). Diameter yang paling sering digunakan pada konstruksi
gedung adalah 3/4 inci dan 7/8 inci, sedang ukuran yang paling umum dalam
perencanaan jembatan adalah 7/8 inci dan 1 inci.
Baut kekuatan tinggi dikencangkan (tightened) untuk menimbulkan tegangan
tarik yang ditetapkan pada baut sehingga terjadi gaya jepit (klem/clamping force)
pada sambungan. Oleh karena itu, pemindahan beban kerja yang sesungguhnya pada
sambungan terjadi akibat adanya gesekan (friksi) pada potongan yang disambung.
Sambungan dengan baut kekuatan tinggi dapat direncanakan sebagai tipe geser
(friction type), bila daya tahan gelincir (slip) yang tinggi dikehendaki; atau sebagai
tipe tumpu (bearing type), bila daya tahan gelincir yang tinggi tidak dibutuhkan.
b. Baut Hitam
Baut ini dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi sebagai ASTM
A307, dan merupakan jenis baut yang paling murah. Namun, baut ini belum tentu
menghasilkan sambungan yang paling murah karena banyaknya jumlah baut yang
dibutuhkan pada suatu sambungan. Pemakaiannya terutama pada struktur yang ringan,
batang sekunder atau pengaku, anjungan (platform), gording, rusuk dinding, rangka
batang yang kecil dan lain-lain yang bebannya kecil dan bersifat statis. Baut ini juga
dipakai sebagai alat penyambung sementara pada sambungan yang menggunakan baut
kekuatan tinggi, paku keling, atau las. Baut hitam (yang tidak dihaluskan) kadang-
kadang disebut baut biasa, mesin, atau kasar, serta kepala dan murnya dapat
berbentuk bujur sangkar.
2) Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang paling umum. Sambungan
ini mempunyai dua keuntungan utama:
− Mudah disesuaikan. Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan
dalam pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut
dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan atau untuk
penyesuaian panjang.
− Mudah disambung. Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan
khusus dan biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan
menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk pengelasan di bengkel maupun di
lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem)
tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadang-kadang potongan-potongan
diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut pemasangan yang dapat ditinggalkan
atau dibuka kembali setelah dilas.
− Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk menyambung plat
yang tebalnya berlainan.
3) Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti
profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping
(bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket). Umumnya potongan yang
disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada Gambar 6.16(c). Jenis
sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari
plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las tumpul.
4) Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi
empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang
besar.
5) Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga
agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan
kesejajaran (alignment) awal.
Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan kombinasi
kelima jenis sambungan las dasar sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya
terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural dengan
lainnya, perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi sambungan)
terbaik dalam setiap persoal.
Keuntungan Sambungan Las Listrik dibanding dengan Paku keling / Baut :
Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan
menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat
konstruksi, sedangkan dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat
konstruksi.
Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang
pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan
sebagainya ).
Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga
kekuatannya utuh.
Pengertian
Dilihat dari kontruksi yang memiliki ulir (yang dapat di bongkar pasang) sambungan
ulir memiliki fungsi teknis utama, yaitu :
¾ Digunakanu untuk bagian mesin yang memerlukan sambungan dan
pelepasan tanpa merusak bagian mesin perawatan. ¾ Untuk memegang dan
penyesuaian dalam perakitan
Ditinjau dari sisi teknik sambungan ulir memiliki keuntungan dan kerugian
sebagai berikut :
3. Suatu lingkup yang luas dari sambungan baut diperlukan untuk beberapa kondisi
operasi.
1 Konsentrasi tegangan yang pada bagian ulir yg tidak mampu menahan berbagai
kondisi beban.
Nomenklatur Ulir
• Major diameter
Diameter terbesar pada bagian ulir luar atau bagian ulir dalam dari sebuah sekrup.
Sekrup dispesifikasikan oleh diameter ini, juga disebut diameter luar atau diameter
nominal.
• Minor diameter
Bagian terkecil dari bagian ulir dalam atau bagian ulir luar, disebut juga sebagai core
atau diameter root
• Pitch diameter
Disebut juga diameter efektif, merupakan bagian yang berhubungan antara baut dan
mur.
Pitch
Jarak dari satu ujung ulir ke ujung ulir berikutnya. Juga dapat diartikan jarak yang
ditempuh ulir dalam satu kali putaran.
Bentuk Ulir
British standard whitworth (BSW) threat
Mata Ulir berbentu segitiga. Aplikasi : untuk menahan vibrasi, aero dan
automobile
British Association (BA) threat
Mata Ulir berbentuk segitiga dengan puncak tumpul Aplikasi : Untuk
mengulir pekerjaan yang presisi.
Square threat
Mata Ulir berbentuk Segiempat. Aplikasi : power transmisi, machine
tools, valves, screw jacks.
Acme threat
Mata Ulir berbentuk Trapesium Aplikasi : cutting lathe, brass valves,
bench vices
Knuckle threatMata Ulir berbentu Bulat.
Aplikasi : digunakan untuk tugas berat, railway carriage couplings,
hydrant, dll,
Buttress threat
Mata Ulir berbentuk Gergaji Aplikasi : Mentransmisikan daya pada satu
arah, bench vices.
Metric threat
Aplikasi : general purpose
1. Tegangan internal akibat gaya pengencangan
2. Tegangan tarik disebabkan pelonggaran baut.
3. Tegangan geser puntir akibat tahan gesek selama pengencangan.
4. Tegangan geser pada ulir.
5. Tegangan tekan pada ulir.
6. Tegangan tekuk, jika permukaan dibawah kepala baut/screw tidak dalam
posisi sempurna thd sumbu baut.
Jenis Ulir
Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya sebagai berikut : ulir segi tiga,
persegi, trapezium, gigi gegaji, dan bulat, bentuk persegi,trapezium, dan gigi gergaji,
pada umumnya dipakai untuk pengerak atau penerus gaya , sedangkan ulir bulat dipakai
untuk menghindari kemacetan karena kotoran . tetapi bentuk yang paling banyak
dipakai adalah ulir segitiga.
Ulir segitiga diklasifikasikan lagi menurut jarak baginya dalam ukuran metris dan inch,
dan menurut ulir kasar dan lembut sebagai berikut :
1. seri ulir kasar metris
2. seri ulir kasar UNG
3. seri ulir lembut simetris
4. seri ulir lembut UNF
Kelas Ulir
Ukuran ulir uar dinyatakan dengan diameter luar, diameter efektif ( diameter dimana
tebal profil dan tebal alur dalam arah sumbu adalah sama ), dan diameter inti. Untuk
ulir dalam, ukuran tersebut dinyatakan dengan diameter efektif , ukuran pembatas
yang diizinkan, dan toleransi.
Atas dasar besarnya toleransi, ditetapkan kelas ketelitian sbb:
Untuk ulir metris : kelas 1,2 dan 3. Untuk ulir UNC, UNF UNEF : kelas 3A, 2A, dan
1A, untuk ulir luar. Kelas 3B, 2B, dan 1B untuk ulir dalam.
Perlu diterangkan bahwa ketelitian tertinggi dalam standar JTS adalah kelas 1, dan
dalam standar amerika adalah 3A atau 3B . Patokan yang dipakai untuk pemilihan kelas
adalah sbb:
Kelas teliti ( kelas 1 dalam JTS ) untuk ulir teliti
Kelas sedang ( kelas 2 dalam JTS ) untuk pemakaian umum .
Kelas kasar ( kelas 3 dalam JTS ) untuk ulir yang sukar dikerjakan, Misalnya ulir dalam
dari Lubang yang panjang.
Bahan Ulir
A. Kesimpulan
Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian / konstruksi dengan
menggunakan suatu cara tertentu. Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat
dilepas dengan cara merusaknya. Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang
dapat kita lepas dan dapat kita bongkar tanpa merusaknya sesuatu,
Contohnya : sambungan pasak,sambungan pena,dan sambungan ulir. ,
Contohnya : sambungan keeling dan sambungan las.
B. Saran
Dalam makalah saya tentunya banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan baik
dalam penulisan, maupun pemaparannya. Dan juga materi yang saya sampaikan
mungkin banyak kekuranganya. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat saya harapkan untuk perbaikan makalah saya kedepannya.
1. Gunawan, T. Dan Margaret, S. (1991). Teori Soal Dan Penyelesaian Konstruksi Baja I
Jilid I. Jakarta : Delta Teknik Group
2. Pasaribu, Patar M. (1996).Konstruksi Baja. Medan: Percetakan Bin Harun. Peraturan
Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983. Bandung Yayasan Lembaga Penyelidikan
Masalah Bangunan
3. STRUKTUR BAJA I / 3 SKS / MODUL 3/ Drs. Nathanael Sitanggang, S.T., M.Pd.
4. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Dadang S.Permana
5. buku ajar diktat elemen mesin 1oleh: Drs. Lagiyono, MPd, MT
https://plus.google.com/103544668433675570498/posts/U2cso9txqHJ