BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini jika dilihat dari jenis data serta teknik analisis data
atau data berbentuk angka. Metode ini disebut kuantitatif karena data
dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel
dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih variabel
peneliti penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu suatu bentuk penelitian
pembelajaran IPS dan pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS peserta didik.
E X O1
K O1
Gambar 3.1. Desain Penelitian (Sugiyono, 2010:75)
sedangkan O1 adalah post-test yang dikenakan pada kedua kelas. Pada kelas
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
"Variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Penelitian
ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas pada
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek dengan
berupa orang, benda, atau suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh
dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin diteliti
VIII SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja semester gazal tahun
Jenis Kelamin
No Kelas Total Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 VIII1 17 17 34
2 VIII2 15 15 30
3 VIII3 17 15 32
4 VIII4 13 15 28
5 VIII5 14 15 29
JUMLAH 76 77 153
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja 2018
Tabel 3.2.
Jumlah
No Kelas Kelompok
Peserta Didik
1 VIII2 Eksperimen 30
2 VIII3 Kontrol 32
Jumlah 62
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja 2018
Oleh karena itu, pada proses penelitian diperlukan berbagai teknik pengumpulan
44
data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
(2011:76) menjelaskan bahwa "Tes merupakan evaluasi terhadap apa yang sudah
Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tulis (written test).
Adapun bentuk tes tertulis yang dilaksanakan adalah multiple choice atau pilihan
ganda. Tes disusun 25 nomor berbentuk pilihan ganda dengan 4 opsi jawaban
yaitu a, b, c, dan d. Jika peserta didik menjawab benar mendapatkan skor 1 dan
jika salah mendapatkan skor 0. Pemberian nilai hasil tes peserta didik dilakukan
menggunakan rumus:
Skor Diperoleh
Nilai Hasil Tes = 𝑥 100 (Sujana, 2010:37)
Skor Maksimal
Selain tes terhadap hasil belajar kognitif juga dilakukan tes terhadap hasil
dan kamera. Setiap aspek observasi memiliki skor maksimal 4 sehingga skor
yang dikehendaki dengan tepat”. Rumus korelasi yang dapat digunakan dalam
N XY ( X )( Y )
r xy
{( N X ) ( X ) 2 }{( N Y 2 ) ( Y ) 2 }
2
Keterangan:
N = Banyak responden.
Jika rhitung > rtabel maka data dinyatakan valid dan apabila rhitung < rtabel, maka data
Tabel 3.3.
46
soal dinyatakan tidak valid yaitu nomor 2, 3, 12, 16, dan 20. Kriteria validitas
ditunjukkan dari harga rhitung > rtabel (0,381). Soal-soal tidak valid tidak digunakan
diberikan kepada peserta didik peserta didik penelitian baik kelas eksperimen
atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya". Realibilitas
n S pq
2
r11 n 1
S
2
Keterangan:
S2 = Varians total.
Tabel r
Soal Materi r11 Interpretasi
Product Moment
Keunggulan dan keterbatasan
dalam permintaan dan Reliabilitas
0,73 0,70 - 0,80
penawaran sebagai pelaku Tinggi
ekonomi
Sumber: Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Instrumen
Apabila dilihat dalam kriteria reliabilitas maka terletak diantara 0,70 - 0,80
yang berarti memiliki kriteria tinggi. Data hasil pengukuran instrumen ini
dinyatakan dapat reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data
pada lampiran 7.
atau sukarnya suatu soal. Danim (2010:54) menjelaskan, "Kesukaran suatu butir
soal didefinisikan sebagai proposi atau presentase subjek yang menjawab butir
B
P =
Js
Keterangan:
P = Indeks kesukaran.
Rentang Nilai p
No Kriteria Interpretasi
(Tingkat Kesukaran)
1 P < 0,30 Butir Soal Sukar
2 0,30 < p < 0,70 Butir Soal Sedang
3 P > 0,70 Butir Soal Mudah
Sumber: Danim (2010:57)
hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Jumlah
No Kriteria Kriteria Nomor Soal Persentase
Soal
1 Sukar P < 0,30 3 3, 6, 18 15%
1, 2, 4, 5, 7, 8, 10, 12,
2 Sedang 0,30 < p < 0,70 10 50%
13, 20
3 Mudah P > 0,70 7 9, 11, 14, 15, 16, 17, 19 35%
Danim (2010:61) bahwa "Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal
untuk membedakan antara peserta tes yang pandai dengan peserta tes kurang
∑ BA ∑ BB
D= −
JA JB
Adapun rekapitulasi hasil analisis terhadap hasil uji daya beda soal instrumen tes
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa dari 20 soal tes yang telah dinyatakan valid
terdapat 12 soal memiliki daya beda baik, sedangkan 7 soal lainnya memiliki daya
beda cukup. Secara lebih terperinci perhitungan daya pembeda disajikan pada
lampiran 10.
Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
3.8.1. Normalitas
2 k f o f h 2
i 1 f h
Keterangan:
2
= Chi kuadrat.
Kriteria:
2 2
Jika > maka distribusi data tidak normal.
hitung tabel
2 2
Jika < maka distribusi data normal.
hitung tabel
3.8.2. Homogenitas
varians terbesar
F =
varian terkecil
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang homogen.
Setelah uji prasyarat dilakukan dan data yang dinyatakan berdistribusi normal
dan homogen, maka dilakukan analisis data. Analisis data pada penelitian ini
digunakan uji t polled varian adatau sampel berpasangan. Alasan penggunaan uji t
polled varian adalah jumlah n1 ≠ n2, data pada penelitian ini berdistribusi normal,
t X X 1 2
n 1S n 1S 1 1
1
2
1 2
2
2
n n 2
1 2 n n 1 2
Keterangan:
Kriteria pengujian hipotesis adalah terima H0 apabila - ttabel < thitung < +ttabel
dan tolak H0 dalam hal lainnya. Adapun alasan penggunaan uji t polled varian adalah
jumlah n1 ≠ n2, data pada penelitian ini berdistribusi normal, serta varian data (σ2)