Anda di halaman 1dari 17

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini jika dilihat dari jenis data serta teknik analisis data

yang digunakan termasuk penelitian kuantitatif. Dajan (2008:18) mengemukakan

bahwa "Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut

penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut, serta penampilan dari hasilnya". Pengertian tersebut menunjukkan

bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian menggunakan data kuantitatif

atau data berbentuk angka. Metode ini disebut kuantitatif karena data

penelitiannya berupa angka-angka kemudian dianalisis menggunakan statistik.

Penelitian ini jika dilihat tingkat eksplanasi termasuk jenis penelitian

quasi eksperiment. Dantes (2012:85) menjelaskan bahwa "Penelitian eksperimen

merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidiki". Penjelasan tersebut

menunjukkan bahwa penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya

hubungan sebab akibat. Penelitian eksperimen sebagai suatu penelitian yang

dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel

dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih variabel

lain yang diukur.


39

Berdasarkan penjelasan metode penelitian yang digunakan, menurut

peneliti penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu suatu bentuk penelitian

yang dilakukan dengan memberikan perlakuan pada subjek penelitian. Perlakuan

dimaksud adalah strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing pada

pembelajaran IPS dan pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS peserta didik.

3.2. Desain Penelitian

Sesuai metode penelitian yang digunakan, maka jenis penelitian yang

digunakan adalah quasi eksperiment. Arikunto (2010:20) mengatakan "Quasi

eksperiment adalah eskperimen dengan perlakuan tertentu pada subjek untuk

menciptakan perbandingan guna menyimpulkan perubahan yang disebabkan

perlakuan". Penelitian quasi eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut:

E X O1

K O1
Gambar 3.1. Desain Penelitian (Sugiyono, 2010:75)

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa E (eksperimen) dan K (kontrol)

adalah subjek penelitian. X adalah bentuk pelayanan yang diberikan pada

kelompok E melalui penerapan strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing,

sedangkan O1 adalah post-test yang dikenakan pada kedua kelas. Pada kelas

kontrol tidak diberikan pelayanan khusus sehingga pembelajaran dilakukan

sesuai metode pembelajaran yang telah diterapkan sebelumnya.


40

3.3. Variabel Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada objek-objek tertentu yang disebut variabel

penelitian. Sugiyono (2010:4) mengemukakan, "Variabel penelitian adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi yang dibutuhkan tentang hal tersebut,

kemudian selanjutnya ditarik kesimpulannya". Sangadji (2010:131) mengatakan

"Variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk

memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena-fenomena". Pengertian

tersebut menunjukkan bahwa variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau

gejala-gejala yang oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi

dalam suatu penelitian.

Berdasarkan pengertian variabel, menurut peneliti variabel penelitian

adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Penelitian

ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas pada

penelitian ini adalah strategi Active Knowledge Sharing, sedangkan variabel

terikat penelitian ini adalah hasil belajar IPS peserta didik.

3.4. Definisi Operasional Variabel

Untuk mempertegas maksud dari masing-masing variabel penelitian,

maka dirumuskan definisi operasional variabel sebagai berikut:


41

1. Strategi Active Knowledge Sharing merupakan sebuah strategi pembelajaran

dengan memberikan penekanan kepada peserta didik untuk saling membantu

menjawab pertanyaan yang tidak diketahui peserta didik lain.

2. Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi

pembelajaran yang diketahui melalui tes.

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Kegiatan penelitian dilakukan terhadap kumpulan objek yang disebut

populasi. Apabila populasi terlalu besar, peneliti dapat mempersempit melalui

pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan sebagai wakil dari populasi.

Populasi dan sampel penelitian ini dapat dideskripsikan:

3.5.1. Populasi Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap kumpulan objek tertentu yang

disebut dengan populasi. Sangadji (2010:185) mengatakan "Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek dengan

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulan". Sedangkan Dantes (2012:97) menjelaskan bahwa

"Populasi adalah sekelompok objek atau individu atau peristiwa yang

menjadi perhatian peneliti, yang akan dikenai generalisasi penelitian

untuk ditarik suatu kesimpulan"


42

Berdasarkan pengertian populasi, menurut peneliti populasi

adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat

berupa orang, benda, atau suatu hal yang di dalamnya dapat diperoleh

atau dapat memberikan informasi maupun data penelitian. Populasi

merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun

pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin diteliti

lebih lanjut sifat-sifatnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas

VIII SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja semester gazal tahun

pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 153 peserta didik. Lebih rinci

populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

Jenis Kelamin
No Kelas Total Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 VIII1 17 17 34
2 VIII2 15 15 30
3 VIII3 17 15 32
4 VIII4 13 15 28
5 VIII5 14 15 29
JUMLAH 76 77 153
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja 2018

3.5.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Dantes (2012:98) menjelaskan, "Sampel adalah bagian dari


43

populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian".

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:56) mengatakan "Sampel adalah

sebagian dari jumlah serta karakteristik dimiliki oleh populasi". Apabila

populasi besar sedangkan peneliti tidak mungkin mempelajari semuanya,

maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi tersebut.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Clauster

Random Sampling. Sugiyono (2013:139) mengatakan, "clauster random

sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara mengacak

kelompok dari setiap populasi". Teknik clauster random sampling

digunakan dengan langkah-langkah setiap kelas diberikan nomor undian

bertulis angka 1, 2, dan 3. Nomor-nomor tersebut kemudian diambil

secara acak. Nomor yang keluar ditetapkan sebagai sampel penelitian.

Berdasarkan hasil pengambilan sampel diperoleh sampel sebagaimana

Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Sampel Penelitian

Jumlah
No Kelas Kelompok
Peserta Didik
1 VIII2 Eksperimen 30
2 VIII3 Kontrol 32
Jumlah 62
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja 2018

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian dilaksanakan berdasarkan berbagai data yang dikumpulkan.

Oleh karena itu, pada proses penelitian diperlukan berbagai teknik pengumpulan
44

data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

tes. Tes merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

individu. Arikunto (2010:266) mengemukakan ”Tes dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar”. Riduwan

(2011:76) menjelaskan bahwa "Tes merupakan evaluasi terhadap apa yang sudah

dipelajari dengan cara ulangan atau praktik".

Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tulis (written test).

Adapun bentuk tes tertulis yang dilaksanakan adalah multiple choice atau pilihan

ganda. Tes disusun 25 nomor berbentuk pilihan ganda dengan 4 opsi jawaban

yaitu a, b, c, dan d. Jika peserta didik menjawab benar mendapatkan skor 1 dan

jika salah mendapatkan skor 0. Pemberian nilai hasil tes peserta didik dilakukan

menggunakan rumus:

Skor Diperoleh
Nilai Hasil Tes = 𝑥 100 (Sujana, 2010:37)
Skor Maksimal

Selain tes terhadap hasil belajar kognitif juga dilakukan tes terhadap hasil

belajar psikomotorik. Tes hasil belajar psikomotorik dilakukan melalui observasi

menggunakan lembar observasi. Aspek observasi meliputi meniru, manipulasi,

ketetapan gerak, artikulasi, dan naturalisasi kemampuan peserta didik dalam

menggunakan alat-alat optik yang tersedia di sekolah yang meliputi mikroskop

dan kamera. Setiap aspek observasi memiliki skor maksimal 4 sehingga skor

maksimal yang dapat diperoleh peserta didik adalah 20.


45

3.7. Uji Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen pengumpulan data digunakan, maka terlebih dahulu

dilakukan uji instrumen dengan langkah-langkah:

3.7.1. Uji Validitas

Instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi syarat valid.

Danim (2010:49) menjelaskan, ”Ketepatan validitas pada suatu alat ukur

tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran

yang dikehendaki dengan tepat”. Rumus korelasi yang dapat digunakan dalam

menentukan validitas adalah korelasi product moment angka kasar berikut:

N  XY  ( X )(  Y )
r xy

{( N  X )  ( X ) 2 }{( N  Y 2 )  ( Y ) 2 }
2

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.

N = Banyak responden.

 X = Jumlah skor variabel bebas

Y = Jumlah skor variabel terikat (Arikunto, 2012:213).

Jika rhitung > rtabel maka data dinyatakan valid dan apabila rhitung < rtabel, maka data

dinyatakan tidak valid.

Perhitungan validitas instrumen secara terperinci dapat dilihat pada

lampiran 6, sedangkan rekapitulasi hasil uji validitas instrumen disajikan pada

Tabel 3.3.
46

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen

Nomor Soal rhitung rtabel Kriteria Kesimpulan


1 0,466 0,381 rhitung > rtabel Valid
2 0,348 0,381 rhitung < rtabel Tidak Valid
3 0,295 0,381 rhitung < rtabel Tidak Valid
4 0,441 0,381 rhitung > rtabel Valid
5 0,398 0,381 rhitung > rtabel Valid
6 0,414 0,381 rhitung > rtabel Valid
7 0,456 0,381 rhitung > rtabel Valid
8 0,603 0,381 rhitung > rtabel Valid
9 0,423 0,381 rhitung > rtabel Valid
10 0,505 0,381 rhitung > rtabel Valid
11 0,491 0,381 rhitung > rtabel Valid
12 0,275 0,381 rhitung < rtabel Tidak Valid
13 0,437 0,381 rhitung > rtabel Valid
14 0,399 0,381 rhitung > rtabel Valid
15 0,583 0,381 rhitung > rtabel Valid
16 -0,011 0,381 rhitung < rtabel Tidak Valid
17 0,512 0,381 rhitung > rtabel Valid
18 0,566 0,381 rhitung > rtabel Valid
19 0,397 0,381 rhitung > rtabel Valid
20 0,303 0,381 rhitung < rtabel Tidak Valid
21 0,583 0,381 rhitung > rtabel Valid
22 0,417 0,381 rhitung > rtabel Valid
23 0,440 0,381 rhitung > rtabel Valid
24 0,449 0,381 rhitung > rtabel Valid
25 0,412 0,381 rhitung > rtabel Valid
Sumber: Lampiran 6 Perhitungan Validitas Instrumen

Tabel 3.3 menunjukkan dari 25 nomor terdapat 20 soal valid, sedangkan 5

soal dinyatakan tidak valid yaitu nomor 2, 3, 12, 16, dan 20. Kriteria validitas

ditunjukkan dari harga rhitung > rtabel (0,381). Soal-soal tidak valid tidak digunakan

sebagai instrumen pengumpulan data penelitian, sedangkan 20 soal valid akan

diberikan kepada peserta didik peserta didik penelitian baik kelas eksperimen

maupun kelas kontrol.


47

3.7.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas disebut juga dengan tingkat keterpercayaan instrumen.

Danim (2010:50) mengemukakan, "Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan

atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya". Realibilitas

instrumen penelitian ini digunakan rumus K-R.20 sebagaimana dituliskan

Arikunto (2012:107) berikut:

 n  S   pq 
2

r11   n  1 
S 
2

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen.

n = Banyaknya butir pertanyaan.

p = Proporsi subjek yang menjawab soal dengan benar.

q = Proporsi subjek yang menjawab soal dengan salah (q = 1 -p).

S2 = Varians total.

Tingkat reliabilitas hasil pengukuran instrumen penelitian kemudian

diinterpretasikan menggunakan tabel r product moment. Pemberian interpretasi

terhadap koefisien reliabilitas (r11) dalam penelitian ini adalah dikatakan

reliabel apabila r11 > 0,70 (Arikunto, 2012:227).

Perhitungan tingkat realibilitas instrumen pada penelitian ini

menggunakan rumus K-R.20. Perhitungan reliabilitas instrumen dapat dilihat

pada lampiran 7 dengan hasil sebagaimana disajikan pada Tabel 3.4.


48

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Tabel r
Soal Materi r11 Interpretasi
Product Moment
Keunggulan dan keterbatasan
dalam permintaan dan Reliabilitas
0,73 0,70 - 0,80
penawaran sebagai pelaku Tinggi
ekonomi
Sumber: Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Instrumen

Tabel 3.4 menunjukkan nilai reliabilitas tes tersebut adalah 0,73.

Apabila dilihat dalam kriteria reliabilitas maka terletak diantara 0,70 - 0,80

yang berarti memiliki kriteria tinggi. Data hasil pengukuran instrumen ini

dinyatakan dapat reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data

penelitian. Secara terperinci perhitungan reliabilitas instrumen tes disajikan

pada lampiran 7.

3.7.3. Tingkat Kesukaran Soal

Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah

atau sukarnya suatu soal. Danim (2010:54) menjelaskan, "Kesukaran suatu butir

soal didefinisikan sebagai proposi atau presentase subjek yang menjawab butir

tes tertentu dengan benar". Indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus:

B
P =
Js

Keterangan:

P = Indeks kesukaran.

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul.

JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes (Danim, 2010:57).


49

Secara keseluruhan pembahagian rentang tingkat kesukaran soal diatur

dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Soal

Rentang Nilai p
No Kriteria Interpretasi
(Tingkat Kesukaran)
1 P < 0,30 Butir Soal Sukar
2 0,30 < p < 0,70 Butir Soal Sedang
3 P > 0,70 Butir Soal Mudah
Sumber: Danim (2010:57)

Hasil analisis terhadap tingkat kesukaran soal dilakukan sebagaimana

pada lampiran 8 perhitungan tingkat kesukaran item soal. Adapun rekapitulasi

hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

No Butir Soal Angka Indeks Kesukaran Interpretasi


1 0,48 Sedang
2 0,67 Sedang
3 0,30 Sukar
4 0,52 Sedang
5 0,63 Sedang
6 0,30 Sukar
7 0,63 Sedang
8 0,59 Sedang
9 0,85 Mudah
10 0,67 Sedang
11 0,74 Mudah
12 0,59 Sedang
13 0,59 Sedang
14 0,78 Mudah
15 0,74 Mudah
16 0,74 Mudah
17 0,89 Mudah
18 0,30 Sukar
19 0,81 Mudah
20 0,63 Sedang
Sumber: Lampiran 8 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
50

Secara terperinci rekapitulasi perhitungan tingkat kesukaran soal disajikan

pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Tes

Jumlah
No Kriteria Kriteria Nomor Soal Persentase
Soal
1 Sukar P < 0,30 3 3, 6, 18 15%
1, 2, 4, 5, 7, 8, 10, 12,
2 Sedang 0,30 < p < 0,70 10 50%
13, 20
3 Mudah P > 0,70 7 9, 11, 14, 15, 16, 17, 19 35%

3.7.4. Daya Pembeda Soal

Danim (2010:61) bahwa "Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal

untuk membedakan antara peserta tes yang pandai dengan peserta tes kurang

pandai". yang dihitung menggunakan rumus:

∑ BA ∑ BB
D= −
JA JB

D = Indeks daya pembeda butir soal.

∑ BA = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas.

∑ BB = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah.

J = Jumlah peserta tes.

JA = Banyak peserta tes kelompok atas.

JB = Banyak peserta tes kelompok bawah (Danim, 2010:63).

Interpretasi terhadap daya pembeda soal digunakan klasifikasi daya

pembeda soal sebagaimana Tabel 3.8.


51

Tabel 3.8. Kriteria Daya Pembeda Soal

No Rentang Indeks Pembeda Soal Kriteria Interpretasi


1 0,00 – 0,20 Daya beda soal jelek
2 0,21 – 0,40 Daya beda soal cukup
3 0,41 – 0,70 Daya beda soal baik
4 0,71 – 1,00 Daya beda soal baik sekali
Sumber: Sumber: Danim (2010:63)

Perhitungan daya pembeda soal dilakukan sebagaimana pada lampiran 9.

Adapun rekapitulasi hasil analisis terhadap hasil uji daya beda soal instrumen tes

dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal

Proporsi Menjawab Benar Daya Pembeda


No
Kelompok Kelompok (Skor Atas – Keterangan
Butir
Atas Bawah Skor Bawah)
1 0,79 0,15 0,64 Baik
2 0,86 0,38 0,48 Baik
3 0,57 0,15 0,42 Baik
4 0,71 0,23 0,48 Baik
5 0,79 0,46 0,33 Cukup
6 0,71 0,08 0,63 Baik
7 0,71 0,38 0,33 Cukup
8 0,79 0,31 0,48 Baik
9 0,93 0,46 0,47 Baik
10 0,79 0,46 0,33 Cukup
11 0,86 0,54 0,32 Cukup
12 0,79 0,38 0,41 Baik
13 0,79 0,38 0,41 Baik
14 1,00 0,54 0,46 Baik
15 0,93 0,54 0,39 Cukup
16 0,71 0,38 0,33 Cukup
17 0,93 0,54 0,39 Cukup
18 0,57 0,15 0,42 Baik
19 0,93 0,46 0,47 Baik
20 0,79 0,31 0,48 Baik
Sumber: Lampiran 9 Perhitungan Daya Pembeda Soal
52

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa dari 20 soal tes yang telah dinyatakan valid

terdapat 12 soal memiliki daya beda baik, sedangkan 7 soal lainnya memiliki daya

beda cukup. Secara lebih terperinci perhitungan daya pembeda disajikan pada

lampiran 10.

3.8. Teknik Uji Prasyarat Analisis Data

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan

homogenitas dengan rincian:

3.8.1. Normalitas

Riduwan (2011:103) menjelaskan bahwa uji normalitas adalah uji untuk

mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga

dapat dipakai dalam statistik parametrik. Uji normalitas dilakukan

menggunakan rumus Chi Kuadrat berikut:

 
2 k  f o  f h 2

i 1 f h

Keterangan:


2
= Chi kuadrat.

fo = Frekuensi yang diperoleh dari data penelitian.

fh = Frekuensi yang diharapkan (Sugiyono, 2013:81).


53

Kriteria:

 
2 2
Jika > maka distribusi data tidak normal.
hitung tabel

 
2 2
Jika < maka distribusi data normal.
hitung tabel

3.8.2. Homogenitas

Pengujian homogenitas sampel penelitian ini menggunakan kesamaan

dua varians dengan rumus sebagaimana dituliskan Riduwan (2011:107) berikut:

varians terbesar
F =
varian terkecil

Berdasarkan perhitungan kemudian diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : S12 = S22 (varian data homogen).

Ha : S12 ≠ Ss2 (varian data tidak homogen).

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang homogen.

3.9. Teknik Analisis Data

Setelah uji prasyarat dilakukan dan data yang dinyatakan berdistribusi normal

dan homogen, maka dilakukan analisis data. Analisis data pada penelitian ini

digunakan uji t polled varian adatau sampel berpasangan. Alasan penggunaan uji t

polled varian adalah jumlah n1 ≠ n2, data pada penelitian ini berdistribusi normal,

serta varian data (σ2) diketahui (Sugiyono, 2013:197). Pengujian hipotesis

menggunakan uji t polled varian dilakukan menggunakan rumus:


54

t X X 1 2

n  1S  n  1S  1  1
1
2
1 2
2
2


 
n n 2
1 2 n n 1 2

Keterangan:

̅1 = Rata-rata skor kelompok eksperimen.


X

̅2 = Rata-rata skor kelompok kontrol.


X

𝑆 2 = Varian kedua data.

n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen.

n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol.

Kriteria pengujian hipotesis adalah terima H0 apabila - ttabel < thitung < +ttabel

dan tolak H0 dalam hal lainnya. Adapun alasan penggunaan uji t polled varian adalah

jumlah n1 ≠ n2, data pada penelitian ini berdistribusi normal, serta varian data (σ2)

diketahui (Sugiyono, 2013:197).

Anda mungkin juga menyukai