Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah Praktikum Obstetry Gynecology yang
bertemakan Abortus.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok Praktikum Obstetry Gynecology
yang membahas dan menganalisis kasus persalinan operatif serta memberi jawaban atas
analisis kasus tersebut.
Kami menyadari penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di
masa mendatang.
Dengan selesainya penulisan makalah ini, kami berharap kepada pembaca atau
khalayak umum agar lebih mengetahui tentang pengertian persalinan opertif , kasus yang
berhubungan denganya, penyebab dan cara pnanggulangannya. Semoga hasil penulisan
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada khalayak umum serta untuk saya sendiri
khususnya.

Yogyakarta, 24 Mei 2017


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya perdarahan.
Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan
yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester
III disebut perdarahan antepartum.
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan
pertimbangan masing-masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan
pada kehamilan kita harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang
menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan itu sendiri. Dikenal beberapa
batasan tentang peristiwa yang ditandai dengan perdarahan pada kehamilan muda,
salah satunya adalah abortus.
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Angka kejadian abortus sukar
ditentukan karena abortus provokatus banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila
sudah terjadi komplikasi. Sementara itu, dari kejadian yang diketahui 15-20%
merupakan abortus spontan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari pasangan yang
mencoba hamil akan mengalami keguguran 2 kali yang berurutan, dan sekitar 1%
dari pasangan mengalami 3 atau lebih keguguran berurutan. Rata-rata terjadi 114
kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan
antara 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus
sebenarnya bisa mendekati 50%.
Abortus disebabkan oleh beberapa faktor baik dari ibu maupun dari janin,
oleh sebab itu kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan HE pada
ibu hamil untuk selalu memeriksakan kehamilannya dan waspada terhadap
komplikasi yang terjadi. Pada remaja, remaja berarti menjalani proses berat yang
membutuhkan banyak penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan
pertumbuhan badani dan pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu
masalah besar yang mereka hadapi. Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak
dialami oleh setiap remaja meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Begitu
juga kemampuan untuk mengendalikannya. Ketika mereka harus berjuang mengenali
sisi-sisi diri yang mengalami perubahan fisik-psikis-sosial akibat pubertas,
masyarakat justru berupaya keras menyembunyikan segala hal tentang seks,
meninggalkan remaja dengan berjuta tanda tanya yang lalu lalang di kepala mereka.
Pandangan bahwa seks adalah tabu, yang telah sekian lama tertanam, membuat
remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Yang lebih
memprihatinkan, mereka justru merasa paling tak nyaman bila harus membahas
seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri. Tak tersedianya informasi yang
akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi memaksa remaja bergerilya mencari
akses dan melakukan eksplorasi sendiri.Arus komunikasi dan informasi mengalir
deras menawarkan petualangan yang menantang.Majalah, buku, dan film pornografi
yang memaparkan kenikmatan hubungan seks tanpa mengajarkan tanggung jawab
yang harus disandang dan risiko yang harus dihadapi, menjadi acuan utama mereka.
Mereka juga melalap pelajaran seks dari internet, meski saat ini aktivitas situs
pornografi baru sekitar 2-3%, dan sudah muncul situs-situs pelindung dari pornografi.
Di Indonesia saat ini 62 juta remaja sedang bertumbuh di Tanah Air.
B. Kasus

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN


ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

ABSTRAK

Latar Belakang: Abortus merupakan penghentian kehamilan sebelum umur 20 minggu


kehamilan lengkap. Istilah ini digunakan untuk janin hidup maupun janin mati dengan berat <
500 gram. Abortus disebabkan tiga faktor, faktor maternal, faktor janin, dan faktor paternal
Abortus dapat dialami oleh semua ibu hamil, faktorfaktor risikonya meliputi usia dan adanya
riwayat abortus berulang. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RSB Ummi Kota
Tasikmalaya kasus ibu hamil yang mengalami abortus inkompletus sebanyak 41 orang
(8,4%) pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 71 orang (11,3%). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dan riwayat abortus dengan
kejadian inkompletus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional
dengan pendekatan restosfektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh semua ibu hamil
yang mengalami kejadian abortus pada tahun 2013-2014 di RSB Ummi Kota Tasikmalaya
sebanyak 112 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia responden di RSB Ummi Kota
Tasikmalaya ada pada kategori umur < 20 tahun yaitu sebesar 50,9%, riwayat abortus pada
responden ada pada kategori tidak mempunyai riwayat abortus yaitu sebesar 76,8%, ada
hubungan usia dan riwayat abortus dengan abortus inkompletus di RSB Ummi Kota
Tasikmalaya tahun 2015 dengan nilai p sebesar 0,000. Hendaknya lebih meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan khususnya dalam menangani kasus abortus inkompletus.
Kata Kunci: Usia, riwayat abortus, abortus inkompletus

C. Kata-Kata Sulit
1. Abortus
2. Abortus imminiens
3. Abortus insipiens
4. Abortus inkompletus
5. Abortus kompletus
6. Abortus habitualis
7. Missed abortion
8. Abortus infeksiosa
9. Abortus provokatus
10. Mola hidatidosa
11. Fibroid
12. Inkompletensia serviks
13. Retroversi kronis

D. Pertanyaan
1. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan seorang ibu dapat mengalami
abortus?
2.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Abortus
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (prawirohardjo, 2009).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000).
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode
obat-obatan atau bedah, (Morgan, 2009).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut
abortus.Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000
gram atau umur kehamilan 28 minggu.Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk
abortus berat anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir beratnya antara
500 999 gram disebut juga dengan immature.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
atau belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diuar kandungan, (prawirohardjo, 2010).

B. Penyebab terjadinya Abortus


1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Kelainan
hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada kehamilan
muda. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk
abortus dini dan kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom.
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah
trisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang
sempurna sehinga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
Endometrium belum siap untuk menerima implasi hasil konsepsi. Bisa juga
karena gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan tembakau dan alcohol.
Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil
konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya
dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau,
alkohol, kafein, dan lainnya.
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi
menahun.
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenisasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian
janin. Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi
menahun. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak
dapat berfungsi. Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes
melitus. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta sehingga
menimbulkan keguguran.
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan
toksoplasmosis.
Penyakit-penyakit maternal dan penggunaan obat : penyakit menyangkut infeksi
virus akut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit
cacar . nefritis kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin.
Kesalahan pada metabolisme asam folat yang diperlukan untuk perkembangan
janin akan mengakibatkan kematian janin. Obat-obat tertentu, khususnya preparat
sitotoksik akan mengganggu proses normal pembelahan sel yang cepat.
Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan merangsang kontraksi uterus.
Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria, dan lainnya. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat
melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin,
kemudian terjadi abortus. Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus,
berkaitan dengan derajat kontrol metabolik pada trimester pertama.selain itu juga
hipotiroidism dapat meningkatkan resiko terjadinya abortus, dimana autoantibodi
tiroid menyebabkan peningkatan insidensi abortus walaupun tidak terjadi
hipotiroidism yang nyata.

4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada


trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
Abnoramalitas uterus yang mengakibatkan kalinan kavum uteri atau halangan
terhadap pertumbuhan dan pembesaran uterus, misalnya fibroid, malformasi
kongenital, prolapsus atau retroversio uteri. Kerusakan pada servik akibat
robekan yang dalam pada saat melahirkan atau akibat tindakan pembedahan
(dilatasi, amputasi). Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin
dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus
septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi,
amputasi serviks), robekan serviks postpartum.
5. Trauma.
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri. Hubungan seksual
khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita
dengan riwayat keguguran yang berkali-kali.
6. Faktor-faktor hormonal.
Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab
terjadinya abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta
mengambil alih funngsi korpus luteum dalam produksi hormon.
7. Sebab-sebab psikosomatik.
Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi uterus lewat
hipotalamus-hipofise.
8. Penyebab dari segi Maternal
a. Penyebab secara umum:
1) Infeksi
a) Virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
b) Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
c) Parasit, misalnya malaria.
2) Infeksi kronis
a) Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
b) Tuberkulosis paru aktif.
c) Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
d) Penyakit kronis, misalnya : Hipertensi, nephritis, diabetes, anemia
berat, penyakit jantung, toxemia gravidarum
e) Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
f) Trauma fisik.
b. Penyebab yang bersifat lokal:
1) Fibroid, inkompetensia serviks.
2) Radang pelvis kronis, endometrtis.
3) Retroversi kronis.
4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus.

9. Penyebab dari segi Janin


1) Kematian janin akibat kelainan bawaan.
2) Mola hidatidosa.
3) Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.
4) Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan
bahwa pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang
atau terjadi malformasi pada tubuh janin.
5) Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah
kelainan chromosomal.
6) Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan
implantasi dengan adekuat.

C. Macam-macam Abortus
1. Abortus imminens - threatened abortion (kegugurang mengancam).
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks. Pada tipe ini terlihat perdarahan pervaginam. Pada 50% kasus,
perdarahan tersebut hanya sedikit serta berangsur-angsur akan berhenti setelah
berlangsung beberapa hari dan kehamilan berlangsung secara normal. Meskipun
demikian, wanita yang mengalaminya mungkin tetap merasa khawatir akan akibat
perdarahan pada bayi. Biasanya kekhawatirannya akan dapat diatasi dengan
menjelaskan kalu janin mengalamin gangguan, maka kehamilannya tidak akan
berlanjut.
Abortus imminens merupakan abortus yang paling banyak terjadi. Pada
abortus ini, perdarahan berupa bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kelangsungan kehamilan. Namun, pada prinsipnya kehamilan masih bisa
berlanjut atau dipertahankan. Setengah dari abortus ini akan menjadi abortus
inkomplit atau komplit, sedangkan sisanya kehamilan akan berlangsung.
Beberapa kepustakaan menyatakan bahwa abortus ini terdapatadanya risiko untuk
terjadinya prematuritas atau gangguan pertumbuhan dalam rahim.
2. Abortus insipiens - inevitable abortion (Keguguran Berlangsung)
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus. Abortus insipiens diatandai oleh kehilangan darah sedang hingga berat,
kontraksi uterus yang menyebabkan nyeri kram pada abdomen bagian bawah dan
dilatasi serviks.
Abortus insipiens merupakan keadaan dimana perdarahan intrauteri
berlangsung dan hasil konsepsi masih berada di dalam cavum uteri. Abortus ini
sedang berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi, OUE terbuka, teraba ketuban,
dan berlangsung hanya beberapa jam saja.
3. Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap).
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Abortus inkompletus berkaitan
dengan retensi sebagian produk pembuahan (hampir selalu plasenta) yang tidak
begitu mudah terlepas pada kehamilan dini seperti halnya pada kehamilan aterm.
Dalam keadaan ini perdarahan tidak segera berkurang sementar serviks tetap
terbuka.
Abortus inkompletus merupakan suatu abortus di mana hasil konsepsi telah
lahir atau teraba pada vagina (belum keluar semua) dan masih ada sisa-sisa
jaringan yang tertinggal (biasanya jaringan plasenta).
4. Abortus kompletus (Keguguran Lengkap)
Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi telah keluar semua dari cavum uteri.
Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-
lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena dalam massa ini
luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai Semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan. Abortus kompletus terjadi kalau semua produk pembuahan janin,
selaput ketuban dan plasenta sudah keluar. Perdarahan dan rasa nyeri kemudian
akan berhenti, serviks menutup dan uterus mengalami involusi.
5. Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut-turut. Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan penyebab
abortus spontan. Selain itu telah ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan
reaksi terhadap antigen lymphocyte trophoblast cross reactive (TLX). Pasien
dengan reaksi lemah atau tidak ada akan mengalami abortus.
6. Missed abortion
Kalau janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau
lebih, maka keadaan itu disebut missed abortion. Sekitar kematian janin kadang-
kadang ada perdarahan per vaginam sedikit hingga menimbulkan gambaran
abortus imminens. Kalau tidak terjadi abortus dengan pitocin infus ini,sekurang
kurangnya terjadi pembukaan yang memudahkan curettage. Dilatasi dapat juga
dihasilkan dengan pemasangan laminaria stift.
7. Abortus infeksiosa, abortus septik
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia,
sedangkan abortus septik adalah abortus infeksiosa berat disertai penyebaran
kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum. Penyulit serius
pada abortus umumnya terjadi akibat abortus kriminalis. Perdarahan hebat, sepsis,
syok bakterial, dan gagal ginjal akut pernah terjadi pada abortus legal tetapi
dengan frekuensi yang jauh lebih kecil.
Hasil biasanya adalah metritis, tetapi dapat juga terjadi parametritis,
peritonitis, endokarditis, dan septikemia. Dari 300 abortus septik di Parkland
Hospital, bahkan darah posotif pada seperempatnya. Hampir dua pertiga adalah
bakteria anaerob sedangkan koliform juga sering dijumpai. Organisme lain yang
dilaporkan menjadi penyebab abortus septik antara lain adalah haemophilus
influenzae, campylobacter jejuni, dan streptokokus grup A. Terapi infeksi antara
lain adalah evakuasi segera produk konsepsi disertai anti mikroba spektrum luas
secara intravena. Apabila timbul sepsis dan syok, perlu diberikan terapi suportif.
Abortus septik juga pernah dilaporkan menyebabkan koagulopati intravaskular
diseminata.
8. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
80 % dari semua abortus, Yaitu: Abortus provokatus adalah pengakhiran
kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu tindakan. Menghentikan kehamilan
sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum
dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan belum mencapai umur 28
minggu, atau berat badanbayi belum 1000 gram, walaupun terdapat kasus bahwa
bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Macam-macam abortus provokatus:
a. Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus.
Abortus provocatus artificialis adalah Pengguguran kehamilan,
biasanya dengan alat-alat, dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan
membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu berpenyakit berat. Abortus
provocatus pada hamil muda (di bawah 12minggu) dapat dilakukan dengan
pemberian prostaglandin atau curettage dengan penyedotan (vakum) atau
dengan sendok curet. Pada hamil yang tua (di atas 12 minggu) dilakukan
hysterotomi juga dapat disuntikkan garam hypertonis (20%) atau
prostaglandin intra-amnial. Indikasi untuk abortus therapeuticus misalnya :
penyakit jantung (rheuma), hypertensi essensial, carcinoma daro cervik.
Merupakan terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum
janin mampu hidup (viabel). Beberapa indikasi untuk abortus terapeutik
diantaranya adalah penyakit jantung persisten dengan riwayat dekompensasi
kordis dan penyakit vaskuler hipertensi tahap lanjut. Yang lain adalah
karsinoma serviks invasif. American College Obstetricians and
Gynecologists (1987) menetapkan petunjuk untuk abortus terapeutik :
1) Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa ibu atau
mengganggu kesehatan secara serius. Dalam menentukan apakah
memang terdapat resiko kesehatan perlu dipertimbangkan faktor
lingkungan pasien.
2) Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam hal ini
pada evaluasi wanita yang bersangkutan perluditerapkan kriteria medis
yang sama.
3) Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinan besar menyebabkan
lahirnya bayi dengan retardasi mental atau deformitas fisik yang berat.
b. Abortus provocatus criminalis.
Abortus provocatus criminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum. Abortus provokatus
kriminalis adalah interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup atas
permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan karena alasan penyakit
janin atau gangguan kesehatan ibu. Sebagian besar abortus yang dilakukan
saat ini termasuk dalam katagori ini.

D. Komplikasi Akibat Abortus


Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi, dan
syok.
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu diberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti.
Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas
dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
3. Infeksi
Sejumlah penyakit kronik diperkirakan dapat menyebabkan abortus. Brucella
abortus dan Campylobacter fetus merupakan kausa abortus pada sapi yang telah
lama dikenal,tetapi keduanya bukan kausa signifikan pada manusia. Bukti bahwa
toxoplasma gondii menyebabkan abortus pada manusia kurang meyakinkan.tidak
terdapat bukti bahwa Listeria monocytogenes atau Chlamydia trachomatis
menyebabkan abortus pada manusia. Herpes simpleks dilaporkan berkaitan
dengan peningkatan insidensi abortus setelah terjadi infeksi genital pada awal
kehamilan. Abortus spontan secara independen berkaitan dengan antibodi virus
imunodefisiensi manusia (HIV-1) dalam darah ibu, seroreaktivitas sifilis pada
ibu, dan kolonisasi vagina pada ibu oleh streptokokus grup B.
4. Syok
Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena
infeksi berat (syok endoseptik).
BAB III

HASIL

A. Jawaban Kata-Kata Sulit


1. Abortus : pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan.
2. Abortus imminiens: Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
tanpa adanya dilatasi serviks.
3. Abortus inpisiens: keadaan dimana perdarahan intrauteri berlangsung dan hasil
konsepsi masih berada di dalam cavum uteri.
4. Abortus inkompletus: Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
5. Abortus kompletus: hasil konsepsi telah keluar semua dari cavum uteri.
6. Abortus habitualis: abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-
turut.
7. Missed abortion: janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2
bulan atau lebih.
8. Abortus infeksiosa: abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan
abortus septik adalah abortus infeksiosa berat disertai penyebaran kuman atau
toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
9. Abortus provokatus: pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat suatu
tindakan.
10. Mola hidatidosa: kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terbentuk
akibat kegagalan pembentukan janin
11. Fibroid: pertumbuhan sel yang tidak normal pada rahim (uterus).
12. Inkompletensia serviks: kondisi dimana mulut rahim mengalami pembukaan
dan penipisan sebelum waktunya sehingga tidak bisa menahan janindan
mengakibatkan terjadinya keguguran atau kelahiran prematur.
13. Retroversi kronis: hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil.
B. Jawaban Pertanyaan Kelompok
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Adapun berbagai macam penenyebab abortus yaitu, kelainan hasil konsepsi,
kelainan plasenta, faktor maternal, kelainan traktus genitalia, trauma, faktor-faktor
hormonal, sebab-sebab psikosomatik, sebab dari janin, dan lain-lain
Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus (buatan).
Aborsi provokatus (buatan) secara aspek hukum dapat golongkan menjadi dua, yaitu
aborsi provokatus terapetikus (buatan legal) & aborsi provokatus kriminalis (buatan
ilegal). Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat
dalam dua undang-undang yaitu KUHP & UU Kesehatan. Dalam KUHP & UU
Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi (pengguguran kandungan,
tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal (terapetikus atau
medisinalis), diatur dalam UU Kesehatan.
Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat
melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut
melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh, karena
operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia
kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak masuk dalam kategori
aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin (melahirkan) yang tidak alami.

B. Saran
a. Berhati-hatilah dalam menjaga kandungan dan harus waspada terhadap setiap
komplikasi yang terjadi.
b. Mudah-mudahan dengan makalah ini kita dapat lebih memahami dan
mengetahui tentang aborsi. Sehingga kita tidak sampai melakukan tindakan
aborsi karena tindakan tersebut selain malanggar hukum, baik hukum agama
maupun hukum perdata, juga mempunyai banyak resiko atau akibat dari
perbuatan aborsi.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga, jilid I, FKUI. Jakarta:
Media Aesculapius.

Morgan, geri & Carole hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.

Prawirohardjo, sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka.

Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.

Fauzi, Ahmad. Lucianawaty, Mercy. Hanifah, Laily. Bernadette, Nur. 2002. Aborsi di
Indonesia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan#Pengaturan_oleh_pemerintah_Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai