PENDAHULUAN
Stroke adalah salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian setelah
penyakit jantung dan kanker. Stroke sudah dikenal sejak zaman dahulu, bahkan
sebelum zaman hippocrates, dimana penyakit ini merupakan penyakit saraf yang paling
banyak menarik perhatian (Harsono, 2009).
1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan Stroke.
2. Mampu mengetahui dimana lokasi gangguan dari Stroke.
3. Mampu mengetahui tanda dan gejala stroke.
4. Mampu mengetahui penatalaksaana terapi Stroke.
5. Mampu mengetahui koding dari Stroke.
II. ISI
2.1 Pengertian
Lokasi gangguan stroke terjadi di “otak” yang disebabkan oleh dua hal yang berbeda
yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi apabila terjadi oklusi atau penyempitan aliran darah ke
otak dimana otak membutuhkan oksigen dan glukosa sebagai sumber energi agar
fungsinya tetap baik. Jika terjadi hipoksia seperti yang terjadi pada stroke, di otak
akan mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang
terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit. Pembuluh darah yang paling sering
terkena adalah arteri serebral dan arteri karotis interna yang ada di leher.
Embolus akan menyumbat aliran darah dan terjadilah anoksia jaringan otak di
bagian distal sumbatan. Di samping itu, embolus juga bertindak sebagai iritan yang
menyebabkan terjadinya vasospasme lokal di segmen di mana embolus berada.
Gejala kliniknya bergantung pada pembuluh darah yang tersumbat.
Ketika arteri tersumbat secara akut oleh trombus atau embolus, maka area
sistem saraf pusat (SSP) yang diperdarahi akan mengalami infark jika tidak ada
perdarahan kolateral yang adekuat. Di sekitar zona nekrotik sentral, terdapat
‘penumbra iskemik’ yang tetap viabel untuk suatu waktu, artinya fungsinya dapat
pulih jika aliran darah baik kembali. Iskemia SSP dapat disertai oleh pembengkakan
karena dua alasan: Edema sitotoksik yaitu akumulasi air pada sel-sel glia dan
neuron yang rusak; Edema vasogenik yaitu akumulasi cairan ektraselular akibat
perombakan sawar darah-otak.
Edema otak dapat menyebabkan perburukan klinis yang berat beberapa hari
setelah stroke mayor, akibat peningkatan tekanan intrakranial dan kompresi
struktur-struktur di sekitarnya.
Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua stroke,
dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi
perdarahan ke dalam ruang subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan otak.
Sebagian dari lesi vaskular yang dapat menyebabkan perdarahan subarakhnoid
(PSA) adalah aneurisma sakular dan malformasi arteriovena (MAV). Mekanisme
lain pada stroke hemoragik adalah pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-
zat ini dapat menyebabkan hipertensi berat dan perdarahan intraserebrum atau
subarakhnoid.
Perdarahan intraserebrum ke dalam jaringan otak (parenkim) paling sering
terjadi akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur salah satu dari
banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam jaringan otak. Biasanya
perdarahan di bagian dalam jaringan otak menyebabkan defisit neurologik fokal
yang cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang
dari 2 jam. Hemiparesis di sisi yang berlawanan dari letak perdarahan merupakan
tanda khas pertama pada keterlibatan kapsula interna.
Tanda dan gejala dari stroke adalah hipertensi, gangguan motorik yang berupa
hemiparesis (kelemahan) dan hemiplegia (kelumpuhan salah satu sisi tubuh), gangguan
sensorik, gangguan visual, gangguan keseimbangan, nyeri kepala (migran atau vertigo),
mual muntah, disatria (kesulitan berbicara), perubahan mendadak status mental, dan
hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
Clopidogrel
Mencegah penggumpalan darah pada penderita serangan jantung, stroke iskemik
(akibat penyumbatan), penyakit arteri perifer, penyakit jantung koroner, dan
pemasangan ring, baik pada pembuluh darah arteri jantung atau pembuluh darah
arteri lainnya
Dosis : 75 mg per hari. Namun dosis bias saja disesuaikan dengan
kondisi kesehatan pasien.
Efek Samping : Lebam dan pendarahan bawah kulit, mimisan, nyeri perut,
konstipasi dan gangguan pencernaan.
Pada kasus stroke, CT scan dapat membedakan stroke infark dan stroke
hemoragik. Pemeriksaan CT scan kepala merupakan gold standar untuk
menegakan diagnosis stroke.
c. Laboratorium
3.1 Stroke adalah suatu keadaan yang mengakibatkan seseorang mengalami kelumpuhan
atau kematian karena terjadinya gangguan perdarahan di otak yang menyebabkan
kematian jaringan otak. Stroke terjadi akibat pembuluh darah yang membawa darah
dan oksigen ke otak mengalami penyumbatan dan ruptur, kekurangan oksigen
menyebabkan fungsi control gerakan tubuh yang dikendalikan oleh otak tidak
berfungsi.
3.2 Lokasi gangguan stroke terjadi di “otak” yang disebabkan oleh dua hal yang berbeda
yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
3.3 Tanda dan gejala dari stroke adalah hipertensi, gangguan motorik yang berupa
hemiparesis (kelemahan) dan hemiplegia (kelumpuhan salah satu sisi tubuh), gangguan
sensorik, gangguan visual, gangguan keseimbangan, nyeri kepala (migran atau vertigo),
mual muntah, disatria (kesulitan berbicara), perubahan mendadak status mental, dan
hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
3.4 Penatalaksanaan terapi farmakologi dapat di berikan obat alteplase dan clopidogrel.
Pemeriksaan penunjang bagi penderita stroke yaitu CT Scan, Magnetic Resonance
Imagina (MRI), dan pemeriksaan laboratorium.
3.5 Koding
DAFTAR PUSTAKA