Dosen Pembimbing:
dr. Trianto Susetyo, Sp. OG
Disusun Oleh:
Adelia Novia Sani (42170201)
KEPANITERAAN KLINIK
YOGYAKARTA
2018
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. SW
Usia : 17 tahun
Alamat : Godean
Pekerjaan : Pelajar
No RM : 011799xx
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Keputihan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli obsgyn dan ginekologi pada tanggal 9 Mei 2018 dengan
keluhan keputihan sejak 10 hari yang lalu. Keputihan berwarna putih kekuningan,
berbau, terasa panas dan gatal pada bagian vagina. Pasien juga mengeluhkan demam
sejak 3 hari yang lalu dan kepala terasa pusing. Riwayat penggunaan pantyliner setiap
hari. Pasien sempat minum paracetamol untuk menurunkan demam dan menggunakan
betadine sabun kewanitaan untuk menghilangkan keputihan, gatal berkurang. Namun
untuk keputihannya tidak berkurang. Keluhan seperti mual, muntah, disangkal. BAB
dan BAK tidak ada keluhan. Hari pertama haid terakhir tanggal 19 Juni 2018,
lamanya haid 5-7 hari, tidak ada nyeri haid.
5. Asesment Maternitas
Riwayat Menstruasi
- Usia menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 - 30 hari dan teratur
- Durasi : 6-7 hari
- Disminorrhe : (+)
- HPHT : 19 Juni 2018
6. Gaya Hidup
- Merokok : (-)
- Konsumsi alkohol : (-)
- Pola makan : Pasien makan teratur 3 kali sehari dengan menu nasi,
daging, dan sayur.
- Aktivitas sehari-hari : Pasien merupakan pelajar.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1.Pemeriksaan General
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis, GCS = E4 M5 V6
- Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 90 x/menit
- Suhu : 38,5º C Napas : 18 x/menit
- BB : 51 kg
- TB : 161 cm
1. DEFINISI
Penyakit radang panggul merupakan infeksi genital bagian atas pada wanita, meliputi
endometrium tuba fallopii, ovarium, miometrium, parametrium, dan periteum panggul.
2. ETIOPATOGENESIS
Penyakit radang panggul sebagian besar terjadi karena infeksi asenden. Infeksi
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri masuk melalui vagina menuju ke serviks
lalu masuk ke uterus dan ke tuba fallopi. Sekitar 90-95% disebabkan oleh bakteri yang
juga menyebabkan terjadinya infeksi menular seksual (gonorea, staphylococus, klamidia,
dll).
Faktor risiko dari penyakit radang panggul yaitu, berganti-ganti pasanga seksual,
pemakaian AKDR , riwayat PID sebelumnya, tindakan medis intrauteri.
3. GEJALA KLINIS
Keluhan utama pada pasien dengan penyakit radang panggul yaitu terasa nyeri pada
abdominopelvik yang semakin berat. Keluhan lainnya bisa berupa keputihan berbau tidak
enak, perdarahan keluar dari vagina biasanya setelah berhubungan seksual, gangguan
menstruasi, nyeri saat beruhubungan seksual. Gejala umum pada radang seperti demam,
bisa disertai mengigil, mual, muntah, nyeri saat berkemih, lemas sering dijumpai.
4. DIAGNOSIS
Terdapat kriteria diagnosis untuk penyakit radang panggul menurut CDC (Center for
Disease Control)
a. Kriteria Minimal
- Tegang dan nyeri pada abdomen bawah
- Tegang dan nyeri pada adneksa bilateral-unilateral
- Tegang dan nyeri pada peregangan serviks
b. Kriteria Tambahan
- Suhu tubuh diatas 38,5
- Pengeluaran cairan serviks atau vagina abnormal
- Laju endap darah meningkat
- Peningkatan C-reaktif protein
- Pemeriksaan lendir serviks dijumpai klamidia atau gonoreae
c. Kriteria Diagnosis yang lebih akurat
- Terjadi endometritis pada endometrium
- Terdapat abses pada pemeriksaan sonografi
- Kelainan adneksa pada pemeriksaan laparoskopi
a. Menurut te Linde
- Derajad I
Penyakit radang panggul tanpa penyulit
Infeksi terlokalisasi salpingitis- salpingoophoritis, bilateral/ unilateral
Dapat disertai palveoperitonitis
- Derajad II
Bentuk piosalping unilateral atau bilateral
Tuboovarial abses unilateral atau bilateral
Terjadi palveoperitonitis
- Derajad III
Terjadi penyulit seperti sepsis atau syok sepsis, abses yang pecah,
palveoperitonitis, tuboovarial abses >8cm
b. Menurut pemeriksaan laparoskopi
- Ringan
Terdapat eritem, edema, tanpa terdapat eksudat purulen tuba bebas
bergerak
- Sedang
Terdapat eksudat purulen pada kavum peritonii
Edema dan eritema terlihat jelas
Pergerakan tuba terbatas
Fibriae mungkin buntu
- Berat
Infeksi sangat kompleks
Terdapat piosalping
Pembentukan abses
5. TATALAKSANA
Penyakit radang panggul tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan
penderita tidak perlu dirawat. CDC menganjurkan ambang terapi yang rendah pada
wanita usia reproduktif yang dicurigai penyakit radang panggul. Antibiotik yang bisa
digunakan;
- Ceftriaxone 250 mg IM single dose ditambah dengan Doxycycline 100 mg
oral 2x/hari selama 14 hari atau Metronidazole 500 mg oral 2x/hari selama 14
hari.
- Cefoxitin 2 g IM single dose ditambah dengan Doxycycline 100 mg oral
2x/hari untuk 14 hari atau Metronidazole 500 mg oral 2x/hari selama 14 hari.
- Semua nulipara
- Tidak respon pada terapi oral
- Tidak dapat meminum terapi oral
- Tampak sakit berat, mual dan muntah
- Terdapat atau disertai kehamilan
- Pasien dengan abses tuboovarii
- Terdapat alat kontrasepsi IUD
Pada pasien dengan radang panggul berat dapat dirawat dan diberikan
antibiotik IV. Pilihan antibiotik yang bisa digunakan ;
- Parenteral Regimen A
Cefotetan 2 g IV setiap 12 jam atau Cefoxitin 2 g IV setiap 6 jam
ditambah Doxycycline 100 mg oral atau IV setiap 12 jam
- Parenteral Regimen B
Clindamycin 900 mg IV setiap 8 jam ditambah Gentamicin IV atau IM
dengan dosis awal 2mg/kgBB dilanjutkan dengan 1.5mg/kg setiap 8
jam
- Alternative Parenteral Regimen
Ampicilin/Sulbactam 3 g IV setiap 6 jam ditambah Doxycyxline
100mg oral atau IV setiap 12 jam
Pasien dengan radang panggul harus dipantau setelah pemberian antibiotik.
Dalam waktu 3 hari harus menunjukan perbaikan, bila tidak pasien hendaknya dirawat
inap. Lalu dilakukan penilaian ulang terapi antibiotik, bila perlu dilakukan
laparoskopi untuk mengetahui penyebab lainnya.
6. PROGNOSIS
Pasien dengan penatalaksanaan yang tepat dan segera dapat menunjukan
prognosis yang baik. Terapi menggunakan antibiotik memiliki angka kesuksesan 33-
75%. Namun bila tidak teratasi dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang, yaitu
nyeri pinggang kronik, infertilitas, dan kehamilan ektopik akibat kerusakan langsung
pada tuba fallopii.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Prof. dr. Ida Bagus Gde, Sp. OG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik
Obsetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta:EGC.
Center for disease control. STD treatment guideline 2010
Berek, Jonathan S. 2007. Pelvic Inflammatory Disease dalam Berek & Novak’s
Gynecology 14th Edition. California : Lippincott William & Wilkins.
Shepherd, Suzanne M. Pelvic Inflammatory Disease. 2010. Diunduh dari :
http://emedicine.medscape.com/article/256448-print
Pernoll, Martin L. 2001. Pelvic Inflammatory Disease dalam Benson & Pernoll’s
handbook of Obstetric and Gynecology 10th edition. USA : McGrawhill
Companies.