Anda di halaman 1dari 4

Wilhelm Conrad Röntgen sedang melakukan eksperimen dengan

berkas elektron dalam sebuah tabung pengosongan gas. Tiba-tiba dia


mengamati peristiwa berpendarnya sebuah layar fluoresen miliknya
yang kebetulan ada di dekat tabung pengosongan gas itu saat berkas
elektron dinyalakan. Dalam keadaan normal, peristiwa pendaran layar
fluoresen itu bukanlah sesuatu yang aneh, mengingat material
fluoresens adalah material memang akan berpendar sebagai reaksi
terhadap sebuah gelombang elektromagnetik. Tetapi, pada peristiwa
yang dialami Röntgen tersebut, dia sebenarnya telah menutupi
tabung pengosongan gasnya dengan sebuah karton yang cukup tebal
dan diberi warna hitam. Asumsinya, dengan karton tebal hitam itu
radiasi eletromagnet tidak dapat keluar karena diblok oleh karton
tebal.

Röntgen mencoba menempatkan berbagai-bagai benda antara


tabung dengan layar fluoresen. Hasilnya adalah layar masih tetap
berpendar. Yang paling mengejutkan, Röntgen meminta istrinya
menempatkan tangannya di antara tabung dan layar, dan hasilnya
adalah sebuah siluet bayangan tulang tangannya, lengkap dengan
cincin yang melingkar di jari manis Ny. Röntgen. Disebutnya dengan
sinar-X.

Apa itu sinar-X? Bagaimana bisa ia menembus bahan-bahan tertentu?

Sinar-X pada hakikatnya “bersaudara” dengan cahaya tampak.


Mereka adalah bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik dan
kita tahu bahwa gelombang elektromagnetik ini terdiri atas paket-
paket energi yang disebut foton. perbedaan antara sinar-X dengan
cahaya tampak terletak pada energi foton yang menyusunnya, dan
energi foton ini berkaitan dengan panjang gelombangnya. Energi
foton sinar-X lebih besar dibandingkan energi foton cahaya tampak.
Karena energi foton berbanding terbalik dengan panjang
gelombangnya, maka bisa dikatakan bahwa panjang gelombang foton
sinar-X lebih pendek dibandingkan panjang gelombang foton cahaya
tampak. Sayang sekali mata kita hanya mampu menangkap panjang
gelombang tertentu yang kebetulan panjang gelombang tersebut
hanya dimiliki oleh cahaya tampak sehingga kita tidak mampu melihat
sinar-X itu. Baik foton sinar-X maupun foton cahaya tampak, keduanya
dihasilkan oleh perpindahan elektron dalam atom. Kita tahu bahwa
elektron menempati tingkat-tingkat energi tertentu, yang kita sebut
orbital, di sekeliling inti atomnya. Jika sebuah elektron jatuh ke tingkat
energi yang lebih rendah, maka elektron ini harus mengeluarkan
sejumlah energi tertentu, dan energi ini dilepaskan dalam bentuk
foton. Besar energi foton yang terlepas bergantung pada seberapa
dalam orbit yang dituju elektron tersebut.

Cara Kerja Mesin Sinar-X


Bagian utama dari mesin sinar-X adalah sepasang elektrode, yaitu
katode dan anode, yang ditempatkan dalam sebuah tabung kaca yang
divakumkan. Katode terbuat dari sebuah filamen yang dipanaskan,
seperti yang biasa ditemukan pada lampu pijar model lama. Arus
listrik pada mesin pemancar sinar-X dilewatkan melalui filamen ini
sehingga filamen tersebut menjadi panas. Akibatnya, elektron-
elektron terpancar dari permukaan filamen tersebut. Anode yang
bermuatan positif, dibuat dari bahan tungsten berbentuk lingkaran
datar, menarik elektron-elektron tersebut membentuk berkas
elektron dari katode ke anode dalam tabung. Antara katode dan
anode diberi beda potensial yang sangat besar, sehingga berkas
elektron mengalir dalam tabung dengan energi yang sangat tinggi.
Ketika elektron berenergi tinggi ini menumbuk atom tungsten di
anode, sebuah elektron yang berada pada orbit yang relatif rendah
dari atom tungsten tersebut akan terlempar meninggalkan
tempatnya. Elektron lain yang berada di orbit yang lebih tinggi akan
segera jatuh mengisi tempat kosong di orbital yang lebih rendah yang
telah ditinggalkan elektron. Karena elektron jatuh dari orbital yang
lebih tinggi ke orbital yang lebih rendah, maka dalam proses ini akan
dilepaskan foton. pada peristiwa ini, elektron yang jatuh tersebut
berasal dari tingkat energi yang jauh lebih tinggi, sehingga foton yang
dihasilkan juga merupakan foton dengan energi yang cukup tinggi,
yaitu foton-foton sinar-X.

Elektron yang bebas juga dapat menghasilkan foton tanpa menumbuk


sebuah atom. Hal ini terjadi karena sebuah inti atom yang menarik
elektron yang bergerak bebas akan menyebabkan elektron yang
bergerak tersebut akan mengalami perlambatan. Perlambatan atau
pengurangan kecepatan tersebut terjadi dengan cara yang cukup
cepat. Perubahan kecepatan ini akan menyebabkan dilepaskannya
energi dalam bentuk foton sinar-X.

Peristiwa tumbukan yang sangat kuat dalam proses pembentukan


sinar-X akan menimbulkan panas. Untuk menghindari terjadinya
pelelehan pada anode akibat panas ini, pada mesin pemancar sinar-X
terdapat sebuah motor yang memutar anode. Dengan demikian,
berkas elektron tidak selalu menumbuk bagian anode yang sama.
Selain itu dalam mesin juga terdapat minyak pendingin yang berfungsi
menyerap panas.

Di sekeliling alat penghasil sinar-X ini, dipasangi sebuah penghalang


tebal dari bahan timbal. Ini untuk menjaga agar sinar-X tidak keluar
memancar ke segala arah. Untuk menyalurkan berkas sinar-X yang
dihasilkan, dibuat sebuah lubang kecil di bagian lapisan penghalang
tersebut. Sebelum sinar-X ini mengenai tubuh pasien yang akan
difoto, sinar-X ini akan melewati sejumlah penyaring (filter) sesuai
dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai