Anda di halaman 1dari 24

i

PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT EVALUASI DAN ASESMEN


(Makalah Evaluasi Pembelajaran Fisika)

Oleh
Kelompok 6 :
Alin Diana Sari 1713022019
Adi Wijaya 1713022021
Waskita Nuidhar Inayati 1713022045
Cindy Alfayani 1753022047
Della Khoirunnisa 1753022005

Dosen Pengampu : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

PENDIDIKAN FISIKA
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kekuatan serta
kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Skala Pengukuran “ tepat
pada waktunya. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan, Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Makalah ini disusun untuk menambah wawasan dan pengetahuan, dan juga untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan Fisika. Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
memperbaiki kesalahan di masa yang akan datang. Semoga bermanfaat.

Bandarlampung, 20 Mei 2019

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

Halaman
COVER ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
II. PEMBAHASAN
A. Pelaporan Hasil Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran ..................... 3
B. Tindak Lanjut Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran ....................... 7
C. Pengelolaan Nilai untuk Pelaporan Hasil Asesmmen dan Evaluasi
Pembelajaran ................................................................................. 12
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya penilaian hasil belajar di sekolah menggunakan tes buatan guru
untuk seluruh bidang studi. Walaupun tes baku lebih baik dari tes buatan guru,
tes baku sangat langka karena membuat tes baku memerlukan beberapa kali
percobaan dan analisis validitas dan realibitasnya. Sifat tes sebagai alat ukur
hasil belajar mempunyai sifat speed tes (tes yang mengutamakan kecepatan) dan
ada pula tes yang memiliki sifat power test ( mengutamakan kekuatan). Tes
objektif pada umumnya memilki sifat speed test, adapun tes esai atau uraian
memilki sifat power test. Alat yang digunakan untuk mengukur dalam rangka
menilai hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan dari pengajaran.
Dilihat dari segi alatnya dibedakan menjadi tes dan bukan tes (non tes). Dalam
pelaksanaanya tes ini diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan),
secara tulisan mrenuntut jawaban secra tulisan (menuntut jawaban tertulis) dan
perbuatan tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan atau tindakan)

Meningkatkan kualitas pendidikan dibutuhkan komponen-komponen


pendukung. Komponen-komponen tersebut meliputi kurikulum, proses
pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran tercapai
atau tidak, akan terjawab setelah diadakan evaluasi dengan persyaratan
memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran kegiatan pengukuran.
Dengan data hasil pengukuran maka proses penilaian akan dilakukan. Lewat
hasil penilaianlah suatu evaluasi dapat dibuat dengan baik,
2

atau lebih jelasnya evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran dan
penilaian.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimana
2. Bagaimana
3. Bagaimana

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
3

II. PEMBAHASAN

A. Pelaporan Hasil Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran


Pada dasarnya, pelaksanaan ujian oleh pendidik/guru bertujuan untuk
mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Hasil
belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan guru agar melakukan
perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran. Pemanfaatan data
hasil penilaian untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
harus didukung oleh siswa, guru dan kepala sekolah dan orang tua. Dengan
demikian dapat diharapkan partisipasi semua pihak untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Laporan hasil belajar siswa yang baik seharusnya
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar dari ketuga
aspek tersebut tidak dijumllahkan, karena dimensi dan ranah yang diukur
berebeda. Ketiga aspek tersebut harus dimunculkan dalam laporan hasil
belajar karena setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan pada aspek
yang berbeda, sehingga guru, siswa, dan orang tua dapat mengetahui dimana
letak kelebihan anak. Ada tiga jenis laporan yang seharusnya memang dibuat
oleh guru, yaitu:
1. Laporan untuk siswa
Informasi hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui ujian, kuesioner/
angke, wawancara, atau pengamatan. Informasi aspek kognitif dan
psikomotor dapat diperoleh melalui ujian, sedangkan aspek afektif
diperoleh melalui angket dan pengamatan kelas. Informasi hasil ujian
dapat dimanfaatkan siswa untuk:
a. Mengetahui kemajuan hasil belajar diri
b. Mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai
c. Memotivasi diri untuk belajar lebih baik
d. Memperbaiki strategi belajar

Untuk memberi informasi yang akurat gar dapat dimanfaatkan siswa


seoptimal mungkin, maka laporan yang diberikan kepada siswa harus
berisi tentang:
4

a. Hasil pencapaian belajar siswa yang dinyatakan dalam bentu


kompetensi dasar yang sudah dicapai dan yang belum dicapai dan
yang belum dicapai
b. Kekuatan dan kelemahan siswa dalam semua mata pelajaran
c. Minat siswa pada masing masing mata pelajaran
2. Laporan untuk Orang Tua
Informasi hasil ujian dapat dimanfaatkan oleh orang tua untuk memotivasi
anaknya agar hasil belajar lebih baik dan mencari strategi dalam membantu
anaknya belajar. Untuk itu, diperlukan informasi yang akurat tentang hasil
belajar siswa yang memliputi sebagai berikut:
a. Kekuatan dan kelemahan siswa dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
b. Kemajuan belajar siswa dibandingkan dengan dirinya sendiri
c. Kemajuan belajar siswa dibandingkan dengan kompetensi dasar yang
harus dimiliki
d. Kemajuan belajar siswa dibandingkan dengan kelompoknya
3. Laporan Untuk Guru dan Sekolah
Hasil untuk digunakan oleh guru dan sekolah untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan siswa dalam suatu kelas, sekolah dan dalam semua mata
pelajaran.
Ada beberapa nilai esensial dari pelaporan hasil belajar itu sendiri, yaitu:
a. Laporan sebagai Akuntabilitas Publik
b. Bentuk Laporan
c. Isi laporan
Pada umumnya orangtua menginginkan jwaban yang akurat unruk
pertanyaan tersebut
1. Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik,
fisik, sosial, dan emosional?
2. Sejuah mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
3. Kemampuan atu kompetensi apa yang sudah atau belum dikuasai
dengan baik?
5

4. Apa yang harus orangtua lakukan untk membantu dan


mengembangkan anak lebih lanjut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan
hendaknya:
1. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
2. Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapi anak.
3. Memberikan perhatian padapengembangan dan pembelajaran anak.
4. Berkaitan erat denga hasil belajar yang harus dicapai dlam
kurikulum.
5. Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.
Laporan hasil belajar memuat informasi sebagai berikut:
1. Identitas peserta didik.
2. Perkembangan peserta didik.
3. Potensi peserta didik yang perlu dikembangkan.
4. Partisipasi peserta didik dalam kegiatan di sekolah.
5. Rekomenasi bagi peserta didik dan orangtua atau wali.
6. Tanda tangan wali kelas, kepala sekolah, an orangtua atau wali
peserta didik.
d. Jenis aministrasi dan pelaporan
1. Leger ( Rekap Nilai)
Leger merupakan buku yang berisi tentang informasi pencapaian
hasil belajar peserta didik dlam satu kelas, yang memberi gambaran
secara rinci tentang kemampuan prestasi akademik maupun catatan
pribadi dalam kurun waktu satu tahun.

Leger dimaksudkan untuk :


a. Untuk merekam perkembangan kemajuan belajar peserta didik
satu kelas yang berisi.
1. Identifikasi peserta didik
2. Uraian mata pelajaran yang dipelajari
3. Kelulusan dan tanggal perbaikan dari setiap mata
pelajaran yang dinyaakan belum lulus
6

b. Memberikan informasi tentang keadaan hasil belajar pesera


didik dalam satu kelas

2. Buku laporan
Rapor adalah buku laporan hasil belajar peserta didik yang secara
administratif dilaporakan dalam satu semester, untuk semua mata
pelajaran yang ditempuhnya dengan tuntas.
3. Transkip
Transkip berisi komponen komponen antara lain:
1. Identitas sekolah
2. Identitas peserta didik
3. Uraian mata pelajaran yang dipelajari peserta didik
4. Uraian waktu pencapaian setiap mata pelajaran
5. Kualifikasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses
pencapaian prestasi
6. Pengesahan oleh kepala sekolah dan distempel.

4. Paspor keterampilan ( Skill Passport)


Skill Passport minimal berisi komponen kompenen:
1. Identitas pemegang atau peserta didik
2. Identitas sekolah
3. Nama program keahlian
4. Penjelasan tentang Skill Passport
5. Daftar standar kompetensi dan kompetensi dasar, pencapaian
dan legalitas
6. Keterangan lain yang diperlukan

5. Ijazah
Ijazah adalah surat pengakuan bahwa pemiliknya telah
menyelesaikan atau menamtkan belajar sekligus lulus jenjang
pendidikan tertentu.
Ijazah setidak-tidaknya menganung sebagai berikut:
7

1. Identitas lembaga yang mengeluarkan


2. Identitas pemegang atau pemilik
3. Jenjang dan jenis pendidikan yang ditempuh
4. Tanggal, bulan, dan tahun penerbitan
5. Bidang atau program studi atau keahlian
6. Daftar kompetensi yang dikuasai
7. Legalitas pejabat lembaga yang mengeluarkan.

(Rosidin, 2017: 241-248)

B. Tindak Lanjut Asesmen Dan Evaluasi Pembelajaran


Ujian yang diselenggarakan guru mempunyai banyak kegunaan, baik bagi
siswa, sekolah maupun bagi guru itu sendiri. Agar dapat memanfaatkan hasil
ujian secara efektif, perlu dilakukan analisis terhadap hasil tes/ujian yang telah
dicapai oleh para siswa. Salah satu caranya adalah membuat tabel spesifikasi
yang mampu menunjukkan konsep atau tema Kompetisi Dasar (KD) yang
belum dikuasai siswa agar guru dapat mengetahui dengan persis dalam hal apa
siswa perlu mendapat bimbingan melalui program perbaikan/remedy sebagai
tindak lanjut dari analisis hasil test tersebut.
Bantuan remedi/perbaikan sebagai upaya tindak lanjut juga perlu didukung
oleh informasi yang digali guru mengenai penyebab tentang kegagalan siswa.
Bila kegagalan tersebut disebabakan oleh faktor akademik, maka dengan
program remedi diharapkan akan berhasil. Namun apabila kegagalan
disebabkan oleh faktor non akademik (masalah sosial, ekonomi, atau keluarga)
maka tindak lanjut yang seharusnya dilakukan oleh guru tidak hanya berupa
program remedial melainkan diikuti oleh solusi pemecahan lain. Guru dapat
memperoleh penyebab kegagalan tersebut melalui wawancara mendalam
dengan siswa yang bersangkutan.
(Rosidin, 2017: 248-250)
Ada dua tindak lanjut dari hasil asesmen pembelajaran, yaitu:
1. Program Remedial
8

Program Remedial adalah program pembelajaran yang diberikan kepada


peserta didik yang belum mencapai kompentensi minimalnya dalam satu
kompetensi dasar tertentu. Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai
dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami
peserta didik dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan
kesulitan yang dialami peserta didik.
Pada program pembelajaran remedial, media belajar harus betul-betul
disiapkan guru agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami
pelajaran yang dirasa sulit.Alat evaluasi yang digunakan dalam
pembelajaran remedial pun perlu disesuaikan dengan kesulitan belajar
yang dialami peserta didik.
Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas.
Bagi peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang
sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar diberikan pengayaan.
Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi
pengetahuan dan keterampilan, sedangkan sikap tidak ada remedi atau
pengayaan namun merupakan penumbuh-kembangan sikap, perilaku, dan
pembinaan karakter setiap peserta didik.
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah
berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedi.

Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi


peserta didik yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu.
Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik diketahui
belum mencapai KKM. Pembelajaran remedial dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam pembelajaran remedial,
pendidik membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar yang
dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri
cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil
belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as
learning.
9

Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat


bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar
yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai
dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan
pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus betul-betul
disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami KD yang dirasa sulit. Dalam hal ini, penilaian tersebut
merupakan assessment for learning. Jadi remedial bukan kegiatan tes
ulang atau mengulang tes bagi peserta didik yang belum mencapai KKM
namun merupakan pembelajaran remedi ketika peserta didik teridentifikasi
oleh pendidik mengalami kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD
tertentu yang sedang berlangsung.
(Bayang, 2017)
Pendekatan dalam remedial dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Pendekatan yang bersifat kuratif

Pendekatan ini diadakan karena mengingat adanya kenyataan bahwa ada


seeorang atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok
belajar tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai
dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Program
dalam proses itu dapat diartikan untuk setiap pertemuan, unit pelajaran,
atau satuan waktu tertentu.
Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan:
a. Pengulangan
Pengulangan ini dapat dilakukan dengan berbagai tingkatan sesuai
dengan diagnostiknya, yaitu:
1) Pada setiap akhir pertemuan
2) Pada setiap akhir unit pelajaran tertentu
3) Pada akhir suatu program studi.
Pelaksanaanya dapat secara:
1) Individual kalau ternyata yangmengalami kesulitan terbatas
2) Kelompok kalau ternyata sejumlah siswa dalam bidang studi
tertentu mempunyai jenis /sifat kesalahan atau kesulitan bersama.
10

Waktu dan cara pelaksanaannya:


1) Bila sebagian atau seluruh kelas mengalami kesulitan yang sama,
diadakan pertemuan kelas berikutnya.
a) Bahan dipresentasikan kembali
b) Diadakan latihan/penugasan/soal bentuknya sejenis
c) Diadakan pengukuran kembali untuk mendeteksi hasil
peningkatan ke arah kriteria keberhasilan
2) Diadakan di luar jam pertemuan biasa
a) Diadakan jam pelajaran tambahan bila yang mengalami
kesulitan hanya sejumlah orang tertentu (waktu sore, waktu
istirahat, dan sebagainya)
b) Diberikan pekerjaan rumah dan dikoreksi oleh guru sendiri.
3) Diadakan kelas remidial (kelas khusus)
a) Bagi siswa yang mengalami kesulitan khusus dengan
bimbingan khusus
b) Diadakan pengulangan secara total kalau ternyata jauh di
bawah kriterian keberhasilan minimal.

b. Pengayaan/Pengukuran
Layanan ini dikenakan pada siswa yang kelemahannya ringan dan secara
akademik mungkin termasuk berbakat dengan cara :
1) Pemberian tugas/pekerjaan rumah
2) Pemberian tugas/soal dikerjakan di kelas.

c. Percepatan (Akselerasi)
Layanan ini ditujukan kepada siswa yang berbakat tetapi menunjukkan
kesulitan psikososia (ego emosional).
1) Bila ternyata kesulitan bidang studi unggul dibandingkan
kelompokknya dapat dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi
2) Bila hanya beberapa bidang studi untuk bidang studi ini dapat
diteruskan (maju berkelanjutan/continous program).
11

2. Pendekatan yang bersifat preventif


Pendekatan ini ditunjukkan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data atau
informasi diprediksikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan suatu program study tertentu yang akan ditempuhnya. Prediksi
tersebut dikategorikan menjadi tiga yaitu:
a. Bagi yang termasuk kategori normal mampu menyelesaikan program
belajar mengajar biasa sesuai dengan waktu yang disediakan
b. Mereka yang diperkirakan akan sanggup menyelesaikan program lebih
cepat dari waktu yang ditentukan
c. Bagi mereka yang diperkirakan terlambat atau tidak menyelesikan
program dengan batas waktu yang ditetapkan. Berdasarkan kondisi
tersebut, maka layanan pengajaran dapat dalam bentuk:
1) Bentuk kelompok belajar homogeny
2) Bentuk individual
3) Bentuk kelompok dengan kelas remedial

3. Pendekatan yang bersifat pengembangan


Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar
mengajar berlangsung (during teaching diagnostic). Sasaran pokok dari
pendekatan ini ialah agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan atau
kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami selama proses belajar mengajar
berlangsung.Karena itu diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar
tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.
(Permata, 2018)

Pembelajaran remedial dapat dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran atau


bisa juga pada akhir kegiatan pembelajaran untuk satu kompetensi dasar.
Pelaksanaan pembelajaran remedial dilakukan secara berkelompok maupun
individu. Remedial secara individual dilakukan jika hasil penilaian dalam satu
rombongan belajar, menunjukkan satu atau beberapa siswa. Biasanya tidak
lebih dari 15% dari jumlah peserta didik di kelasnya.
12

Pembelajaran remidial kelompok dilakukan apabila sebagian besar atau sekitar


75% perserta didik mengalami kesulitan.
Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran remedial adalah:
 pembelajaran individual
 pemberian tugas
 diskusi
 tanya jawab
 kerja kelompok, dan
 tutor sebaya

Dalam pelaksanaan pembelajaran remedial guru harus bisa menggunakan


metode dan strategi yang digunakan berbeda dengan sebelumnya.
(Riyan, 2016)
C. Pengolahan Nilai untuk Pelaporan Hasil Asesmen dan Evaluasi
Pembelajaran

A. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik.
Analisis statistik digunakan jika ada data kuantitatif, yaitu data-data yang
berbentuk angka-angka, sedangkan untuk data kualitatif, yaitu data yang
berbentuk kata- kata, tidak dapat diolah dengan statistik. Jika data kualitatif
itu akan diolah dengan statistik, maka data tersebut harus diubah terlebih
dahulu menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data). Meskipun demikian,
tidak semua data kualitatif dapat diubah menjadi data kuantitatif.

Ada empat langkah pokok dalam mengolah hasil evaluasi, yaitu :


1. Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil evaluasi yang dapat dicapai
oleh peserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka diperlukan
tiga jenis alat bantu, yaitu : kunci jawaban, kunci skoring, dan pedoman
konversi.
13

2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma


tertentu.
3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa hurup atau
angka.
4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat
validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty
index).

Jika data sudah diolah dengan aturan-aturan tertentu, langkah selanjutnya


adalah menafsirkan data itu, sehingga memberikan makna. Langkah
penafsiran data sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari pengolahan data itu
sendiri, karena setelah mengolah data dengan sendirinya akan menafsirkan
hasil pengolahan itu. Memberikan penafsiran maksudnya adalah membuat
pernyataan mengenai hasil pengolahan data yang didasarkan atas kriteria
tertentu yang disebut norma. Norma dapat ditetapkan terlebih dahulu secara
rasional dan sistematis sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat
pula dibuat berdasarkan hasil- hasil yang diperoleh dalam melaksanakan
evaluasi. Sebaliknya, bila penafsiran data itu tidak berdasarkan kriteria atau
norma tertentu, maka ini termasuk kesalahan besar. Misalnya, seorang
peserta didik naik kelas. Kenaikan kelas itu kadang-kadang tidak
berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati, tetapi hanya berdasarkan
pertimbangan pribadi dan kemanusiaan, maka keputusan ini termasuk
keputusan yang tidak objektif dan merugikan semua pihak.

Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya kriteria bersumber pada tujuan


setiap mata pelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar).
Kompetensi ini tentu masih bersifat umum, karena itu harus dijabarkan
menjadi indikator yang dapat diukur dan dapat diamati. Jika kriteria ini
sudah dirumuskan dengan jelas, maka baru kita menafsirkan angka-angka
yang sudah diolah itu berupa kata-kata atau pernyataan.
14

melampaui batas-batas kriteria yang telah ditentukan, bahkan tidak


didukung oleh data-data yang ada. Hal ini disebabkan adanya
kecenderungan pada guru untuk menonjolkan kelebihan suatu sekolah
dibandingkan dengan sekolah yang lain. Kesulitan yang sering terjadi
adalah penyusunan rumusan tafsiran atau pernyataan yang berlebihan
(overstatement) di luar batas-batas kebenaran. Kesalahan semacam ini
sebenarnya tidak hanya terjadi karena kekurangtelitian dalam menafsirkan
data saja, tetapi mungkin pula sudah muncul pada langkah- langkah
sebelumnya.

Ada dua jenis penafsiran data, yatu penafsiran kelompok dan penafsiran
individual.
1. Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan untuk mengetahui
karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, seperti prestasi
kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi
pelajaran yang diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya
adalah sebagai persiapan untuk melakukan penafsiran kelompok.

2. Penafsiran individual adalah penafsiran yang hanya dilakukan secara


perorangan. Misalnya, dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
Dalam melakukan penafsiran data, baik secara kelompok maupun
individual, Anda harus menggunakan norma-norma yang standar, sehingga
data yang diperoleh dapat dibandingkan dengan norma-norma tersebut.
Berdasarkan penafsiran ini dapat diputuskan bahwa peserta didik mencapai
tarap kesiapan yang memadai atau tidak, ada kemajuan yang berarti atau
tidak, ada kesulitan atau tidak. Jika ingin menggambarkan pertumbuhan
peserta didik, penyebaran skor, dan perbandingan antar kelompok.

B. Pelaporan Hasil Evaluasi


Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan, seperti orang tua/wali, atasan, pemerintah, dan peserta
15

didik itu sendiri sebagai akuntabilitas publik. Hal ini dimaksudkan agar
proses dan hasil yang dicapai peserta didik termasuk perkembangannya
dapat diketahui oleh berbagai pihak, sehingga orang tua/wali (misalnya).

sikap yang objektif dan mengambil langkah-langkah yang pasti sebagai


tindak lanjut dari laporan tersebut. Sebaliknya, jika hasil evaluasi itu tidak
dilaporkan, orang tua peserta didik tidak dapat mengetahui kemajuan
belajar yang dicapai anaknya, karena itu pula mungkin orang tua peserta
didik tidak mempunyai sikap dan rencana yang pasti terhadap anaknya.

Hasil evaluasi juga perlu dilaporkan kepada pemerintah, dalam hal ini
Kementerian Agama di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Tujuannya
adalah untuk melihat kemajuan-kemajuan peserta didik, baik secara
kelompok maupun individual, yang pada gilirannya akan memberikan
penilaian tersendiri pada madrasah yang bersangkutan. Misalnya, dalam
satu laporan dikatakan bahwa peserta didik kelas VI di madrasah “X”
lulus 99%, maka sekolah tersebut dianggap masyarakat baik atau sekolah
favorit. Sebaliknya, jika peserta didik madrasah tersebut lulus 70%, maka
dianggap madrasah tersebut tidak bermutu. Semakin tinggi persentase
kelulusan, maka makin tinggi pula penilaian yang diberikan oleh
masyarakat terhadap madrasah tersebut, sekalipun persentase kelulusan
tidak menjamin berkualitasnya suatu madrasah. Laporan juga penting bagi
peserta didik itu sendiri agar mereka mengetahui tingkat kemampuan yang
dimilikinya dan dapat menentukan sikap serta tindakan yang harus
dilakukan selanjutnya.

Laporan kemajuan belajar peserta didik merupakan sarana komunikasi


antara madrasah, peserta didik, dan orang tua dalam upaya
mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang baik diantara
mereka. Untuk itu, Anda harus memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
16

1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di madrasah.


2. Memuat rincian hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang
bermanfaat bagi pengembangan peserta didik.
3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan peserta didik
dala belajar
4. Mengandung berbagai cara dan strategi komunikasi.
5. Memberikan informasi yang benar, jelas, komprehensif, dan akurat.
Laporan kemajuan belajar peserta didik yang selama ini dilakukan
oleh pihak madrasah cenderung hanya bersifat kuantitatif, sehingga
kurang dapat dipahami maknanya. Misalnya, seorang peserta didik
mendapat nilai 5 dalam buku rapot pada mata pelajaran Quran-Hadits.
Jika hanya angka yang disajikan, maka peserta didik maupun orang tua
akan sulit menafsirkan nilai tersebut, apakah nilai “kurang” tersebut
berkaitan dengan bidang pengetahuan dan pemahaman, praktik, sikap atau
semuanya. Oleh karena itu, bentuk laporan kemajuan peserta didik harus
disajikan secara sederhana, mudah dibaca dan dipahami, komunikatif, dan
menampilkan profil atau tingkat kemajuan peserta didik, sehingga peran
serta masyarakat, orang tua, dan stakeholder dalam dunia pendidikan
semakin meningkat. Paling tidak, pihak-pihak terkait dapat dengan mudah
mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang sudah dan belum dikuasai
peserta didik serta kompetensi mana yang harus ditingkatkan. Bagi
peserta didik sendiri dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dirinya
serta pada aspek mana ia harus belajar lebih banyak.

Untuk sekedar gambaran, isi laporan hendaknya memuat hal-hal seperti :


profil belajar peserta didik di sekolah (akademik, fisik, sosial dan
emosional), peran serta peserta didik dalam kegiatan di sekolah (aktif,
cukup, kurang atau tidak aktif), kemajuan hasil belajar peserta didik
selama kurun waktu belajar tertentu (meningkat, biasa-biasa saja atau
17

menurun), himbauan terhadap orang tua. Isi laporan tersebut hendaknya


mudah dipahami orang tua. Untuk itu, Anda harus menggunakan bahasa
yang komunikatif, menitikberatkan pada proses dan hasil yang telah
dicapai peserta didik, memberikan perhatian terhadap pengembangan dan
pembelajaran peserta didik, dan memberikan hasil penilaian yang tepat.

Dalam dokumen kurikulum berbasis kompetensi, Pusat Kurikulum


Balitbang Depdiknas (2002 : 35) menjelaskan “laporan kemajuan siswa
dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu laporan prestasi dalam mata
pelajaran dan laporan pencapaian”.

1. Laporan Prestasi Mata Pelajaran


Laporan prestasi mata pelajaran berisi informasi tentang pencapaian
kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Pada masa
lalu, prestasi belajar peserta didik dalam setiap mata pelajaran
dilaporkan dalam bentuk angka. Bagi peserta didik dan orang tua,
angka ini kurang memberi informasi tentang kompetensi dasar dan
pengetahuan apa yang telah dimiliki peserta didik, sehingga sulit
menentukan jenis bantuan apa yang harus diberikan kepada peserta
didik agar mereka menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Laporan prestasi belajar hendaknya menyajikan prestasi belajar
peserta didik dalam menguasai kompetensi mata pelajaran tertentu
dan tingkat penguasaannya. Sebaliknya, orang tua dapat membaca
catatan guru tentang pencapaian kompetensi tertentu sebagai masukan
kepada peserta didik dan orang tua untuk membantu meningkatkan
kinerjanya.
(Ilmuku, 2018)

Penilaian yang dilakukan untuk mengisi laporan hasil belajar ada 3 (tiga)
macam, yaitu:
Penilaian Pengetahuan
a. Penilaian pengetahuan terdiri atas
18

1. Nilai Proses atau Nilai Harian (NP) atau ulangan harian.


2. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS)
3. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS)
b. Nilai Proses atau Nilai Harian (NP) diperoleh dar hasil ulangan harian.
Nilai harian dapat diperoleh dari tes tulis, tes lisan, dan penugasan yang
dilaksanakan pada setiap akhir satu sub tema tema pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan pendidik.
c. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari hasil tes tulis
yang dilaksanakan pada tengah semester. Materi Ulangan Tengah
Semester mencakup seluruh kompetensi yang telah dibelajarkan sampai
dengan saat pelaksanaan UTS.
d. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang
dilaksanakan di akhir semester. Materi UAS mencakup seluruh
kompetensi pada semester tersebut.
e. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses
(NP), Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)
yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.
f. Penilaian rapor untuk pengetahuan menggunakan penilaian kuantitatif
skala 1-4 (kelipatan 0,33), dengan dua desimal di belakang koma.
g. Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi
pengetahuan adalah 2,66 (B)
h. Penghitungan nilai penghitungan adalah dengan cara:
1. Menggunakan skala niali 0 sampai 100
2. Penghitungan nilai pada rapor, sekolah dapat menggunakan
pembobotan.
3. Nilai harian atau nilai proses disarankan untuk diberi bobot lebih besar
daripada UTS dan UAS karena lebih mencerminkan perkembangan
pencapaian kompetensi peserta didik.
4. Contoh : pembobotan 2:1:1 untuk NP:NUTS:NUAS ( Jumlah
perbandingan pembobotan =4).
(Rosidin, 2017:258-264)
19
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi yang telah dibahas adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa dan guru agar
melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Ada tiga jenis laporan yang seharusnya memang dibuat oleh guru, yaitu:
A. Laporan untuk siswa
B. Laporan untuk Orang Tua
C. Laporan Untuk Guru dan Sekolah
2. Ujian yang diselenggarakan guru mempunyai banyak kegunaan, baik bagi
siswa, sekolah maupun bagi guru itu sendiri. Agar dapat memanfaatkan
hasil ujian secara efektif, perlu dilakukan analisis terhadap hasil tes/ujian
yang telah dicapai oleh para siswa. Ada dua tindak lanjut dari hasil asesmen
pembelajaran, yaitu:
1. Program Remedial.
Pendekatan dalam remedial dibedakan menjadi 3, yaitu:
A. Pendekatan yang bersifat kuratif
B. Pendekatan yang bersifat preventif
C. Pendekatan yang bersifat pengembangan
2. Program Pengayaan
3. Penilaian yang dilakukan untuk mengisi hasil laporan belajar ada 3 macam
yaitu: 1)nilai proses atau nilai harian, 2)nilai ujjian tengah semester, 3)nilai
ujian akhie semester
DAFTAR PUSTAKA

Bayang, Indra. 2017. Program Remedial sebagai Tindak Lanjut Penilaian. Diakses
dari: https://www.pojokguru.com/program-remedial-sebagai-tindak-lanjut-
penilaian/. Pada tanggal 14 Mei 2019 pukul 23.19 WIB.

Materiilmuku. 2018. Pengolahan dan Pelaporan Hasil Evaluasi Pembelajaran.


Diakses dari: http://materiilmuku.blogspot.com/2018/03/pengolahan-dan-
pelaporan-hasil-evaluasi.html. Pada Tanggal 20 Mei 2019 Pukul 21.00 WIB

Permata, Mia. 2018. Pendekatan dan Metode dalam Pengajaran Remedial. Diakses
dari: http://miapermata09.blogspot.com/2018/02/pendekatandan-metode-dalam-
pengajaran.html. Pada tanggal 14 Mei 2019 pukul 23.42 WIB.

Riyan. 2016. Metode Pembelajatran dan Pelaksanaan Remedial. Diakses dari:


http://www.riyanpedia.com/2016/11/metode-pembelajaran-dalam-pelaksanaan-
remedial.html. Pada tanggal 14 Mei 2019 pukul 23.52 WIB.

Rosidin, Undang. 2017. Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran. Yogyakarta: Media


Akademi.

Anda mungkin juga menyukai