Anda di halaman 1dari 7

M1 KB 1

Tantangan hidup siswa di abad 21 yaitu siswa harus mempunyai


kemampuan belajar dan berinovasi, mempunyai kecakapan
hidup, mempunyai kemampuan literasi digital, dan berkarakter.
Terkait dengan hal tersebut bagaimana seharusnya Guru agar
siswa yang belajar dengan nya saat ini dapat bertahan hidup
sesuai dengan jamannya nanti? Berikan penjelasan untuk masing
masing kemampuan siswa.
Yang saya maksudkan dalam thread ini adalah Apa sebenarnya prinsip
pembelajaran yang seharusnya dilakukan guru agar siswa yang belajar
mempunyai kemampuan belajar dan berinovasi, mempunyai kecakapan
hidup, mempunyai kemampuan literasi digital, dan berkarakter?

Misalnya pembelajaran harus berorientasi pada prinsip siswa mencari tahu


bukan diberi tahu, sehingga siswa akan terbiasa belajar dengan mengamati
suatu fenomena yang ada, kemudian dengan fenomena tersebut masing
masing siswa dengan kemampuan berpikir kritisnya akan berinovasi untuk
memecahkan masalah, mungkin dengan cara diskusi sehingga terlatih untuk
berkomunikasi dan berkolaborasi.

JAWABAN :

Ada lima tuntutan yang harus dipenuhi guru untuk menjadi profesional, yaitu: (1) mempunyai
komitmen pada siswa dan proses belajarnya, (2) menguasai secara mendalam materi pelajaran
yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa, (3) bertanggung jawab memantau hasil
belajar siswa melalui berbagai evaluasi, (4) mampu berpikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, (5) merupakan bagian masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya. Namun, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru
Indonesia yang profesional di abad 21, yaitu: (1) memiliki kepribadian yang matang dan
berkembang, (2) menguasai ilmu yang ditekuninya, (3) memiliki keterampilan membangkitkan
peserta didik menguasai sains dan teknologi, dan (4) mengembangkan profesi secara
berkelanjutan. Selain itu ada beberapa keterampilan yang wajib dikuasai oleh Guru agar siswa
mampu menghadapi abad 21, yaitu:

Pertama, keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah atau sering dikenal
dengan critical thinking and problem solving. Keterampilan atau kemampuan guru untuk menciptakan
anak berpikir kritis. Maksudnya berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang
tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenai permasalahan dan pemecahannya,
menyimpulkan seran mengevaluasi. Atau secara singkatnya berpikir untuk menyelesaikan masalah
dengan tujuan untuk menjadi lebih baik.

Kedua, keterampilan bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik atau sering dikenal
dengan collaboration and communication. Keterampilan ini merupakan keterampilan dalam hal
bekerjasama dan komunikasi yang baik. Maksud dari komunikasi disini adalah kita mampu
berinteraksi dengan seluruh manusia yang ada di dunia ini, karena Abad 21 tidak ada lagi sekat
negara yang memisahkan. Jadi, setiap siswa harus mampu berbahasa Internasional dalam
menghadapai Abad 21.

Ketiga, Keterampilan berpikir kreatif dan mengembangkan imajinasi atau sering dikenal
dengan creativity and imagination. Guru harus bisa memancing siswa untuk berpikir kreatif
dalam segala bidang yang ada di dunia pendidikan. Setiap siswa mempunyai kemampuan
yang berbeda-beda, guru harus mampu menumbuhkan setiap kreatifitas semua siswa. Yang
mempunyai kreatifitas dan Imaginasi tinggilah yang akan sukses dan menguasai dunia saat
ini.

Keempat, keterampilan untuk menjadi warga negara yang baik atau sering dikenal
denan citizenship. Kemajuan Teknologi dan Informasi di abad 21 akan membuat rasa nasionalis
berkurang. Oleh sebab itu, guru harus memberikan doktrin kepada siswa menjadi warga negara
yang baik, dengan cara berkontribusi membangun negara untuk ikut serta mensejahterakan
masyarakat. Jika suatu negara krisis, maka banyak masalah yang akan muncul.

Kelima, kemampuan atau keterampilan untuk dapat memahami dan menggunakan informasi
dari berbabagai sumber untuk ditampilkan di Internet atau sering dikenal dengan digital
literacy. Berdasarkan catatan UNESCO, digital literacy merupakan kemampuan untuk
mengakses sumber berita dan mengevaluasi secara kritis dan menciptakan informasi melalui
teknologi digital. Melalui digital literacy, seseorang tidak sekedar memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan peralatan teknologi, tapi juga harus memiliki kemampuan lain.

Keenam, kompetensi atau kemampuan untuk mengembangkan potensi siswa atau sering
dikenal dengan student leadership and personal development. Guru harus mampu memahami
potensi setiap siswa dan mengembangkan potensi tersebut. Setiap anak mempunyai potensi
yang berbeda–beda, guru harus mampu meningkatkan rasa percaya diri kepada siswa dalam
mengembangkan potensinya.
M1 KB 2

Kehidupan siswa saat ini tidak bisa dipisahkan dari dunia internet.
Perkembangan internet saat ini bisa dipandang sebagai suatu
hambatan dan ancaman pendidikan, akan tetapi disisi lain
dipandang sebagai suatu keuntungan dan peluang agar peserta
didik dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan
perkembangan keilmuan di negara lain di dunia ini. Berikan contoh
bagaimana peserta didik dapat mencari sumber belajar selain yang
diberikan guru. Untuk memberikan contoh tersebut, pilihlah suatu
KD berikan contoh link yang bisa dimanfaatkan peserta didik
untuk mencari sumber belajar terkait dengan KD tersebut.

JAWAB:
Tidak bisa dipungkiri bahwa kehidupan siswa saat ini tidak bisa dipisahkan dari dunia internet.
Perkembangan internet saat ini bisa dipandang sebagai suatu hambatan dan ancaman pendidikan, akan
tetapi disisi lain dipandang sebagai suatu keuntungan dan peluang agar peserta didik dapat
mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan keilmuan di negara lain di dunia ini. Pada
diskusi sebelumnya saya menyebutkan bahwa keterhubungan antar kurikulum (cross-curricular
connections), atau kurikulum terintegrasi memungkinkan siswa menghubungkan antar materi dan
kompetensi pembelajaran, dengan demikian pembelajaran dapat lebih bermakna, dan teridentifikasi
manfaat mempelajari sesuatu. Pembelajaran ini didukung lingkungan pembelajaran kolaboratif, dapat
memaksimalkan potensi siswa. Didukung dengan visualisasi tingkat tinggi dan penggunaan media visual
dapat meningkatkan pemahaman siswa. Untuk bahan diskusi kali ini saya akan mengambil
KD. 3.2 Menentukan dan menganalisis ukuran pemusatan dan penyebaran data yang disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram dan akan saya integrasikan dengan cinta
lingkungan sekitar agar peserta didik lebih peduli terhadap lingkungan sekitar terutama sampah.
Sumber belajar : https://www.youtube.com/watch?v=LiXgu9TUMbU
https://www.youtube.com/watch?v=dyoUdAaJIWg
sebagai bahan literasi: https://lingkunganhidup.co/sampah-plastik-indonesia-dunia/
dari sumber belajar tersebut peserta didik diajak untuk fokus pada penyajian data. Sebagai tambahan di
pertemuan awal dapat digunakan untuk motivasi pembelajaran. Kenapa kita harus memepelajari
stastistik?
Sumber belajar: https://www.youtube.com/watch?v=Rnbi-NEsTNE
M1 KB 3

Pembelajaran Abad 21 lebih beorientasi pada tercapainya


kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara
komprehensip. Untuk mencapai hal tersebut bagaimana
merancang pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran agar
pada diri siswa berkembang kemampuan menalarnya?

JAWAB:
Pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa untuk berpikir kritis,
mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi informasi
komunikasi, dan berkolaborasi. Pencapaian ketrampilan tersebut dapat dicapai
dengan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan
ketrampilan.
Rancangan pembelajaran dan penilaian agar pada diri siswa berkembang
kemampuan menalarnya:
Proses pembelajaran yang mampu mengakomodir kemampuan berpikir kritis
siswa tidak dapat dilakukan dengan proses pembelajaran satu arah. Pembelajaran
satu arah, atau berpusat pada guru, akan membelenggu kekritisan siswa dalam
mensikapi suatu materi ajar. Siswa menerima materi dari satu sumber, dengan
kecenderungan menerima dan tidak dapat mengkritisi. Kemampuan berpikir kritis
dibangun dengan mendalami materi dari sisi yang berbeda dan menyeluruh.
Kemampuan menghubungkan ilmu dengan dunia nyata dilakukan dengan
mengajak siswa melihat kehidupan dalam dunia nyata. Memaknai setiap materi ajar
terhadap penerapan dalam kehidupan penting untuk mendorong motivasi belajar
siswa. Secara khusus pada dunia pendidikan dasar yang relatif masih berpikir konkrit,
kemampuan guru menghubungkan setiap materi ajar dengan kehidupan nyata akan
meningkatkan penguasaan materi oleh siswa. Menghubungkan materi dengan praktik
sehari-hari dan kegunaannya dapat meningkatkan pengembangan potensi siswa.
Penguasaan teknologi informasi komunikasi menjadi hal yang harus dilakukan
oleh semua guru pada semua mata pelajaran. Penguasaan TIK yang terjadi bukan
dalam tataran pengetahuan, namun praktik pemanfaatnyanya. Metode pembelajaran
yang dapat mengakomodir hal ini terkait dengan pemanfaatan sumber belajar yang
variatif. Mulai dari sumber belajar konvensional sampai pemanfaatan sumber belajar
digital. Siswa memanfaatkan sumber-sumber digital, baik yang offline maupun online.
Membuat produk berbasis TIK, baik audio maupun audiovisual.
Kecakapan berkolaborasi menunjukkan sikap penerimaan terhadap orang lain,
berbagi dengan orang lain, dan bersama-sama dengan orang lain mencapai tujuan
bersama. Paradigma pembelajaran kolaboratif memfasilitasi siswa berada dalam
peran masing-masing, melaksanakannya, dan bertanggungjawab. Sikap
individualistik, mau menang sendiri, dan bekerja sendiri akan mengurangi kemampuan
siswa dalam menyiapkan diri menyongsong masa depannya. Setiap kompetensi yang
ada pada masing-masing dikolaborasikan, sehingga dapat meningkatkan kompetensi
dan pencapaian hasil.
Kesempatan dan aktivitas belajar yang variatif tidak monoton. Metode
pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi yang hendak dicapai. Penguasaan satu
kompetensi ditempuh dengan berbagai macam metode yang dapat mengakomodir
gaya belajar siswa auditori, visual, dan kenestetik secara seimbang. Dengan demikian
masing-masing siswa mendapatkan kesempatan belajar yang sama.
Pemanfaatan teknologi, khususnya tekonologi informasi komunikasi,
memfasilitasi siswa mengikuti perkembangan teknologi, dan mendapatkan berbagai
macam sumber dan media pembelajaran. Sumber belajar yang semakin variatif
memungkinkan siswa mengekplorasi materi ajar dengan berbagai macam pendekatan
sesuai dengan gaya dan minat belajar siswa.
Pembelajaran berbasis projek atau masalah, menghubungkan siswa dengan
masalah yang dihadapai dan yang dijumpai dalam kehidupam sehari-hari. Bertitik tolak
dari masalah yang diinventarisis, dan diakhiri dengan strategi pemecahan masalah
tersebut, siswa secara berkesinambungan mempelajari materi ajar dan kompetensi
dengan terstruktur. Pada pembelajaran berbasis projek, pemecahan masalah
dituangkan dalam produk nyata yang dihasilkan sebagai sebuah karya penciptaan
siswa. Pada pembelajaran berbasis masalah/projek pembelajaran juga fokus pada
penyelidikan/inkuiri dan inventigasi yang dilakukan oleh siswa.
Keterhubungan antar kurikulum (cross-curricular connections), atau kurikulum
terintegrasi memungkinkan siswa menghubungkan antar materi dan kompetensi
pembelajaran, dengan demikian pembelajaran dapat lebih bermakna, dan
teridentifikasi manfaat mempelajari sesuatu. Pembelajaran ini didukung lingkungan
pembelajaran kolaboratif, dapat memaksimalkan potensi siswa. Didukung dengan
visualisasi tingkat tinggi dan penggunaan media visual dapat meningkatkan
pemahaman siswa.
Sebagai akhir dari sebuah proses pembelajaran, penilaian formatif menunjukan
sebuah pengendalian proses. Melalui penilaian formatif, dan didukung dengan
penilaian oleh diri sendiri, siswa terpantau tingkat penguasaan kompetensinya, mampu
mendiagnose kesulitan belajar, dan berguna dalam melakukan penempatan pada saat
pembelajaran didisain dalam kelompok.
M2 KB 1
Menurut UU Guru dan Dosen, guru harus mempunyai kualifikasi
akademik dan kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan
kepribadian. Kompetensi kepribadian dan sosial dapat
dikembangkan guru dalam kehidupan bermasyarakat. Karena
guru harus memenuhi kualifikasi S1 artinya Guru matematika
SMP, SMA/SMK secara profesional seharusnya telah mempunyai
kompetensi itu, sehingga guru tinggal mengembangkan materi
ajar secara kreatif sesuai dengan konteks dan karakteristik siswa.
Terkait dengan hal tersebut apa yang harus dilakukan guru untuk
melakukan pembelajaran apabila akan/telah diberlakukan suatu
kurikulum baru?
JAWAB:

Mengubah paradigma bahwa guru adalah “curriculum user” menjadi “curriculum


developer”akan memotivasi guru untuk keluar dari kultur kerja konvensional menjadi kultur
kerja kontemporer yang dinamis dan guru mampu memainkan perannya sebagai “agent of
change”.
Terkait dengan hal tersebut yang harus dilakukan guru untuk melakukan pembelajaran apabila
akan/telah diberlakukan suatu kurikulum baru:

1. Mengimplementasikan kurikulum yang ada. Apabila informasi masih minim guru bisa
mengikuti pelatihan atau seminar yang berkaitan dengan kurikulum yang baru
tersebut. (Guru sebagai implementers).
2. Mengadaptasi kurikulum yang ada dengan karakteristik sekolah, kebutuhan siswa,
maupun kebutuhan daerah. Hal ini sangat tepat dengan kebijakan KTSP dimana
perancang kurikulum hanya menentukan standart isi sebagai standart minimal yang
harus dicapai. (Guru sebagai adapters).
3. Mendesain kurikulum dengan menentukan tujuan dan isi pembelajaran yang akan
disampaikan termasuk juga strategi pembalajaran serta bagaimana mengukur
keberhasilannya. Dalam hal ini bisa disesuaiakan dengan karakteristik, visi, misi
sekolah serta pengalaman belajar yang dibutuhkan peserta didik.
4. Melakukan penelitian kelas, karena salah satu bagian dari guru profesional adalah
guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya. Maka guru
sebagai peneliti memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen
kurikulum,misalnya menguji efektifitas program, menguji strategi dan model
pembelajaran dan termasuk juga mengumpulkan data tentang keberhasilan peserta
didik mencapai targer kurikulum. Metode yang digunakan dalam meneliti kurikulum
adalah PTK dan Lesson Study. (Guru sebagai Curriculum Researcher).
M2 KB 2
Guru itu secara terus menerus diharapkan dapat
meningkatkan kompetensinya melalui PKB (Peningkatan
Kompetensi Berkelanjutan). Salah satu yang bisa dilakukan
oleh Guru adalah melakukan penelitian tindakan kelas.
Berikan contoh masalah apa yang dihadapi siswa di kelas
anda yang anda rasa kurang untuk bisa mengahadapi
tantangan abad 21, dan anda mampu meningkatkannya.
Berikan contoh judul dan tujuan PTK yang akan anda
lakukan agar kekurangan yang ada pada siswa tadi berubah
menjadi baik.

JAWAB:
Masalah :
Pada pembelajaran geometri sebagian siswa tidak mengetahui mengapa dan untuk
apa mereka belajar konsep-konsep geometri, karena semua yang dipelajari terasa
jauh dari kehidupan mereka sehari-hari. Siswa hanya mengenal objek-objek geometri
dari apa yang digambar oleh guru di depan papan tulis atau dalam buku paket
matematika, dan hampir tidak pernah mendapat kesempatan untuk memanipulasi
objek-objek tersebut. Akibatnya banyak siswa yang berpendapat bahwa konsep-
konsep geometri sangat sukar dipelajari.

Judul PTK:
PENGGUNAAN ALGA LOW COST MATERIALS UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS XII MIPA 1 SMA NEGERI 1
WELERI SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai