Tahun 2009
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang
tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, terjadi pengubahan judul, dengan
menghapus frasa “Susunan dan Kedudukan” yang tercantum dalam judul Undang-
membatasi pengaturan yang hanya terbatas pada materi muatan susunan dan
kedudukan lembaga, tetapi juga mengatur hal-hal lain yang lebih bersifat
komprehensif.
mendukung fungsi serta tugas dan wewenang kelembagaan tersebut. Di MPR, alat
tersebut telah ada di lembaga DPR dan DPD yang anggotanya sebagai unsur
MPR.
Keuangan Negara sebagai alat kelengkapan yang bersifat tetap yang berfungsi
menjadi panitia kerja, serta menghapus alat kelengkapan Panitia Kerja Sama
menjadi badan agar lebih jelas keberadaan kelembagaan politiknya, yaitu Panitia
dengan alat kelengkapan di MPR, DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
perlu pula diatur lebih lanjut mengenai penguatan peran DPR dalam proses
alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan
tersebut sampai pada pembahasan tingkat pertama dan tidak turut serta dalam
hubungannya dengan pemerintah daerah dapat berjalan secara serasi dan tidak
keseimbangan antara mengelola dinamika politik di satu pihak dan tetap menjaga
fundamental integrasi
pendukung yang menunjang fungsi serta tugas dan wewenang MPR, DPR, DPD,
dan DPRD. Perlunya dukungan yang kuat, tidak terbatas pada dukungan sarana,
prasarana, dan anggaran, tetapi juga pada dukungan keahlian. Dengan demikian,
perlu penataan kelembagaan sekretariat jenderal di MPR, DPR, dan DPD, serta
mekanisme checks and balances antara lembaga legislatif dan aggota lembaga
2009
dan bernegara.
Rakyat Daerah.
Tahun 2009.
6. Sistem Pendukung.
dalam Rapat Paripurna Khusus DPR RI 3 Juli 2009, menjadi UU MPR, DPR,
Indonesia yang berkualitas dan fungsional bagi dukungan terhadap tata kelola
syarat kuorum saat rapat pengambilan keputusan. Syarat kuorum ini diatur
rapat dihadiri oleh lebih dari ½ (satu perdua) jumlah anggota rapat
dan terdiri dari atas lebih dari ½ (satu perdua) jumlah fraksi,
sedikit pun juga bisa boikot,” ujar Tommy dalam diskusi diskusi
fraksi. Meskipun hanya dua orang anggota dewan dalam satu partai yang
relevan karena isi dari undang-undang ini tidak hanya memuat "susunan"
MPR, DPR, DPD dan DPRD tetapi juga memuat soal hak, kewajiban dan
sudah dicabut.
3. Komposisi Pimpinan MPR, DPR, DPD dan DPRD. Undang-undang ini
Pimpinan MPR, DPR, DPD dan DPRD yang didasarkan pada urutan
pemilihan Ketua MPR yang berasal dari anggota DPR, UU ini memberi
s.d 100 orang, pimpinan terdiri dari satu orang ketua dan empat orang
orang, pimpinan terdiri dari satu orang ketua dan tiga orang wakil ketua;
pimpinan terdiri dari satu ketua dan dua orang wakil ketua. Sementara itu,
orang, pimpinan terdiri dari satu orang ketua dan tiga orang wakil ketua;
orang, pimpinan terdiri dari satu orang ketua dan dua wakil ketua
4. Adopsi sejumlah bab (pasal) baru. Dua di antaranya terkait dengan upaya
bersifat ad hoc, agar DPR dapat makin intensif, teliti dan cermat dalam
alat kelengkapan DPR dalam rupa Badan yang selama ini dikenal, yaitu:
090510121