Anda di halaman 1dari 42

473 / Teknik Pertambangan

( Rekayasa Pertambangan

USUL
PENELITIAN HIBAH BERSAING

”Penelitian Potensi, Pengembangan, Pengelolaan


dan Zonasi Airtanah di Kota Padang”.

Oleh :

Ketua Tim Pengusul :


Drs. Rusli Har, MT. NIDN. 0016036306
Anggota Tim Pengusul :
Ansosry, ST, MT. NIDN. 0020057302

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
RINGKASAN ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Tujuan Khusus...................................................................... 3
1.3 Urgensi Penelitian.................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 7


2.1. Geologi dan Hidrogeologi ................................................. 7
2.2 Pengukuran Geolistrik ........................................................ 7
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 12
3.1 Metode Penelitian ............................................................... 12
3.1.1 Metode Pengumpulan Data ...................................... 12
3.1.2 Data Primer Yang Dibutuhkan ................................ 12
3.1.3 Data Sekunder Yang Dibutuhkan............................ 14
3.1.4 Metode Pengolahan Data .......................................... 14
3.1.5 Analisis Data .............................................................. 15
3.1.6 Pengolahan Data Citra Digital ................................. 15
3.2 Ahli Teknlogi ........................................................................ 16
3.3 Keluaran .............................................................................. 16
3.4 Lokasi Penelitian ................................................................. 18
3.5 Peta Jalan Penelitian ........................................................... 19
3.6 Alur Penelitian ..................................................................... 20
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENEITIAN ..................................... 21
4.1 Anggaran Biaya ................................................................... 21
4.2 Jadwal Penelitian ................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

i
RINGKASAN

Airtanah saat ini menjadi komoditi ekonomi yang berperan vital dalam menunjang
pembangunan, bahkan di daerah perkotaan yang miskin potensi air permukaan, potensi
airtanah dapat digolongkan strategis, dan Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat
termasuk pada kategori ini. Kekurangan air bersih di suatu kota dapat menyebabkan
pertumbuhan ekonomi di kota tersebut juga terhambat. Permasalahan sosial sering kali
dipicu oleh permasalahan kekurangan air bersih, bahkan isu air bersih juga dapat dijadikan
isu politik. Sehingga pada kondisi ini potensi airtanah dapat di golongkan strategis. Dilain
pihak pemanfaatan potensi airtanah telah menunjukkan dampak negatif berupa degradasi
kuantitas dan kualitas sumberdaya ini serta lingkungan sekitar. Pesatnya pertumbuhan dan
perkembangan Kota Padang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan air di Kota Padang,
dilain pihak aspek penataan ruang Kota Padang belum mempertimbangkan dampaknya
terhadap potensi ini.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui dimana sebaran potensi airtanah dan berapa
besar potensi tersebut, mengetahui dampak pengambilan airtanah dan pencemaran
airtanah, hubungan keterdapatan potensi airtanah dengan tata ruang Kota Padang,
memberikan saran mengenai pengembangan dan pemanfaatan potensi airtanah guna
memenuhi kebutuhan air di Kota Padang, memberikan saran manajemen pengelolaan
pemanfaatan airtanah yang berkesinambungan dan berwawasan kelestarian sumberdaya
dan lingkungan.
Data dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu, data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, yaitu Pemetaan dan
pendataan mataair, sumur gali, dan sumur bor, baik yang dimanfaatkan maupun tidak
dimanfaatkan serta sumur-sumur eksplorasi di wilayah Kota Padang. Khusus untuk mataair
dan sumur bor diusahakan data pemanfaatan saat ini dan kapasitasnya (debit), sedangkan
untuk sumur gali didata pemanfaatannya.
Pengukuran geolistrik, pendataan sumur bor dan sumur sumur gali. Pengukuran
geolistrik dilakukan sebanyak 250 titik yang tersebar di seluruh wilayah Kota Padang yang
secara geologi dianggap dapat memiliki potensi airtanah. Sedangkan data sekunder
diperoleh berdasarkan hasil penelitian atau pendataan terdahulu dari berbagai instansi yang
terkait, antara lain berupa peta-peta, laporan hasil kajian/penelitian, kebijaksanaan atau
peraturan daerah Serta informasi lainnya yang berguna dalam menunjang penelitian.
Dalam pengumpulan data primer digunakan metode realtime mapping dengan
menggunakan GPS bagi kondisi potensi airtanah ataupun aspek spatial lainnya yang
berkaitan dengan potensi airtanah yang ada. Disamping itu pembuatan sumurbor dan
sumur uji secara sampling sebagai bahan uji kualitas airtanah yang dilakukan melalui
laboratorium yang tersedia dan terakreditisasi.
Hasil-hasil ini kemudian dituangkan dalam bentuk laporan, peta dan database
zonasi potensi dan pemanfaatannya baik yang telah di lakukan maupun yang
pengembangannya. Kemudian memberikan saran-saran pengelolaan sumber daya airtanah
yang berkesinambungan dan berwawasan kelestarian sumberdaya dan lingkungan dengan
cara memberikan gambaran: zona cekungan airtanah, zona pemanfaatan potensi airtanah,
zona larangan pemanfaatan potensi airtanah, zona daerah airtanah langka, zona resapan
airtanah, zona daerah yang disarankan untuk dilakukan rekayasa peresapan airtanah.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pengembangan wilayah Kota Padang
dan tinjauan untuk revisi rencana tata ruang Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat.
Kata Kunci : Potensi Airtanah, Zonasi Airtanah, Geolistrik

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Airtanah saat ini menjadi komoditi ekonomi yang berperan vital dalam menunjang
pembangunan, bahkan di daerah perkotaan yang miskin potensi air permukaan, potensi airtanah
dapat digolongkan strategis, dan Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat termasuk pada
kategori ini. Kekurangan air bersih di suatu kota dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi di
kota tersebut juga terhambat. Permasalahan sosial sering kali dipicu oleh permasalahan
kekurangan air bersih, bahkan isu air bersih juga dapat dijadikan isu politik. Sehingga pada
kondisi ini potensi airtanah dapat di golongkan strategis. Dilain pihak pemanfaatan potensi
airtanah telah menunjukkan dampak negatif berupa degradasi kuantitas dan kualitas sumberdaya
ini serta lingkungan sekitar. Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan Kota Padang
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan air di Kota Padang, dilain pihak aspek penataan ruang
Kota Padang belum mempertimbangkan dampaknya terhadap potensi ini.
Beberapa kasus di seputar menurunnya kuantitas dan kualitas sumberdaya air di
Sumatera Barat akhir-akhir ini sudah menunjukkan kearah yang menghawatirkan. Hal ini dapat
dilihat dari konflik-konflik dan persaingan yang terjadi akibat ketidak selarasan antara sumber
yang tersedia dengan pemakaian yang beragam serta pencemaran terhadap beberapa sungai yang
ada di Sumatera Barat. Degradasi sumberdaya air di beberapa tempat di Sumatera Barat khusus
Kota Padang kebanyakan disebabkan terkontaminasi oleh Limbah domestik, Industri dan
pertanian (pupuk dan pestisida), penambangan bahan galian ilegal di alur sungai (Distamben
Sumbar, 2011). Pencemaran limbah domestik umumnya berasal dari daerah perkotaan dan
pemukiman yang tidak dilengkapi dengan sistim sanitasi yang memadai dan tidak tersedianya
sistem buangan air kotor (sewerage system). Pencemaran ini bisa juga berasal tempat
pembuangan sampah (open dumping) yang tidak memiliki sistem sanitasi (landfill sanitary
system) sehingga lindi (leachate) yang dihasilkan merembes ke dalam sistem airtanah melalui
proses infiltrasi. Di beberapa kota di Indonesia akibat pertambahan penduduk yang sedemikian
pesat telah mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah hingga mencapai 2,5-3,0 l/org/hr
(Damanhuri dan Adi, 1996).
Di Kota Padang tercatat 37,6 ton sampah setiap harinya yang diangkut ke LPAS Air
Dingin Lubuk Minturun. Dari hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa kondisi airtanah di

1
kawasan ini pada radius 1000 m mengandung Mn2+, Fe dan logam berat dari unsur Cadmium
(Cd) yang berada di atas ambang, bahkan di beberapa titik ditemukan kondisi airnya asam
dengan pH<5,45 dan bakteri coli melebihi ambang batas (Rusli, et. al, 2002). Disamping itu,
limbah yang berasal dari buangan toilet juga menimbulkan masalah tersendiri terhadap
sumberdaya air. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kota-kota besar di Indonesia,
sumberdaya airnya sudah tercemar berat oleh buangan toilet (black water), dimana diperkirakan
70–80 % dari buangan ini langsung mencemari airtanah dangkal. Di Jakarta misalnya, diperoleh
data bahwa 80% dari sumur penduduk yang diambil sampelnya ternyata sudah tidak layak
sebagai sumber air minum karena terkontaminasi limbah buangan toilet (Terangna, 1995).
Penelitian serupa juga telah dilakukan di daerah Siteba Kec. Nanggalo, Kota Padang.
Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa kandungan bakteri dari jenis coli yang terdapat
pada air sumur penduduk berada di atas ambang. Tingginya bakteri coli di daerah Siteba diduga
telah terjadi akumulasi kontaminasi effluent limbah septik tank di zona akifer dangkal akibat
rapatnya rumah-rumah penduduk di daerah ini (Rusli, et. al, 2001). Khusus di daerah Wisma
Indah dan perumahan penduduk di sekitar Bt. Balimbing, Kota Padang, Sumatera Barat
ditemukan bahwa airtanah dangkal daerah ini mengandung unsur besi (Fe), nitrit (NO2) dan
amoniak (NH4) yang berada di atas ambang. Kasus-kasus pencemaran ini diduga bersumber dari
limbah domestik.
Berdasarkan konteks di atas, Kota Padang sebagai daerah pusat pertumbuhan dimana
pembangunan lebih terkonsentrasi pada bagian pinggir pantai barat, terletak pada daerah dataran
aluvial yang merupakan cekungan yang terisi oleh akumulasi bahan endapan Sungai Bt. Kuranji,
Bt. Arau dan Bt. Air Dingin. Curah hujan di Kota Padang relatif sedang yaitu rata-rata 307,82
mm/bl atau 3.693,82 mm/th. Potensi airtanah dan air permukaan sangat terbatas. Nilai
evapotranspirasi potensial dan surface run off cukup tinggi, dengan nilai infiltrasi air hujan ke
sistem akifer tergolong rendah. Pesatnya pembangunan yang mengarah ke pinggir pantai (seperti
pusat perniagaan, perhotelan, pariwisata, industri makanan/minuman, Bandara Ketaping dan
permukiman baru) Kota Padang, secara tidak langsung akan meningkatkan permintaan akan
penyediaan air bersih. Sumber-sumber air permukaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, saat
ini sudah mulai mengalami degradasi kualitas maupun kuantitas, maka alternatif yang dipilih
adalah dengan mengeksploitasi airtanah di daerah pantai secara tidak terkontrol.

Di sisi lain pembangunan di Kota Padang juga berkembang ke arah bagian Timur (derah
Kipas Aluvial) yang merupakan daerah resapan air (rehcarge area). Perubahan fungsi lahan dari

2
kawasan tangkapan air menjadi daerah permukiman tidak terelakan lagi, proses pengisian
airtanah menjadi terhambat dan menjadi penyebab terganggunya sistem hidrogeologi regional.
Dampak dari semua itu adalah menurunnya tekanan hidrolik (hydraulic pressure) air tawar dari
arah timur ke barat. Apabila sistem perizinan dan pengawasan dari Pemerintah Daerah dan
instansi terkait lainnya tidak berjalan dengan optimal, maka bukan tidak mungkin Kota Padang
akan menjadi kota berikutnya di Indonesia yang mengalami kritis air dan menerima dampak
seperti: terjadinya penurunan muka airtanah, intrusi air asin ke dalam sistem akifer tertekan,
menurunnya daya dukung tanah, menurunnya kompresibilitas akifer dan fenomena amblesan
tanah (land subsiden). Oleh karena itu penanganan sumberdaya air di Kota Padang harus
dilakukan secara terencana dan berhati-hati.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini akan lebih
menekankan pada pengelolaan sumberdaya air di Sumatera Barat Khususnya Kota Padang, yang
berkaitan dengan: kebijakan pengelolaan sumberdaya air, keseimbangan antara potensi yang
tersedia dengan kebutuhan, kasus-kasus degradasi sumberdaya air dan penanganannya, proses
konservasi dan rehabilitasi kawasan tangkapan air, dan masalah-masalah yang mengancam
kelestarian sumberdaya air, baik air permukaan maupun airtanah dalam. Dengan kajian yang
mendalam, didukung dengan data yang lengkap, diharapkan penelitian ini akan dapat
menghasilkan sebuah rumusan yang tepat dalam pengelolaan sumberdaya air di Sumatera Barat
ke depan.

1.2.Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini yaitu

1. Mengetahui dimana sebaran potensi airtanah dan berapa besar potensi tersebut
2. Mengetahui dampak pengambilan airtanah dan pencemaran airtanah,
3. Hubungan keterdapatan potensi airtanah dengan tata ruang Kota Padang,
4. Memberikan saran mengenai pengembangan dan pemanfaatan potensi airtanah guna
memenuhi kebutuhan air di Kota Padang,
5. Memberikan saran manajemen pengelolaan pemanfaatan airtanah yang
berkesinambungan dan berwawasan kelestarian sumberdaya dan lingkungan.
Hasil-hasil ini kemudian dituangkan dalam bentuk laporan, peta dan database zonasi
potensi dan pemanfaatannya baik yang telah di lakukan maupun yang pengembangannya.
Kemudian memberikan saran-saran pengelolaan sumber daya airtanah yang berkesinambungan
dan berwawasan kelestarian sumberdaya dan lingkungan dengan cara memberikan gambaran:
3
zona cekungan airtanah, zona pemanfaatan potensi airtanah, zona larangan pemanfaatan potensi
airtanah, zona daerah airtanah langka, zona resapan airtanah, zona daerah yang disarankan untuk
dilakukan rekayasa peresapan airtanah. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
pengembangan wilayah Kota Padang dan tinjauan untuk revisi rencana tata ruang Kota Padang,
Propinsi Sumatera Barat.

1.3. Urgensi Penelitian


Pemanfaatan potensi airtanah yang bijaksana di Kota Padang merupakan salah satu
alternatif yang mungkin harus dilakukan, mengingat minimnya potensi air permukaan di Kota
Padang, dan hingga saat ini 90% kebutuhan air bersih di Kota Padang disuplay dari potensi
airtanah (Mataair, sungai, dan sumur gali). Walaupun pada saat ini potensi airtanah telah
dimanfaatkan dan dampak dari pemanfaatan tersebut telah mulai dirasakan, serta pencemaran
potensi airtanah telah terjadi namun hingga saat ini belum dapat diketahui dengan pasti,
seberapa besar potensi airtanah di Kota Padang, dimana potensi tersebut dan bagaimana
memanfaatkannya serta bagaimana mengelola potensi airtanah ini secara tepat,
berkesinambungan dan berwawasan kelestarian sumberdaya dan lingkungan.
Upaya pemanfaatan airtanah harus melalui dua tahapan penting yaitu: ekplorasi dan
manajemen pemanfaatan yang berkesinambungan dan berwawasan kelestarian sumberdaya dan
lingkungan. Oleh karena itu Melalui Program Kegiatan penelitian Hibah Bersaing ini diharapkan
Perguruan Tinggi melakukan pengkajian lebih mendalam dan komprehensif terkait metode yang
tepat dilaksanakan terhadap pemanfaatan, mengelolaan dan pengembangan potensi airtanah,
dengan melakukan penelitian mengenai potensi airtanah guna memanfaatkannya dan
mengantisipasi dampak yang diakibatkan oleh pemanfaatan potensi airtanah yang dilakukan
secara berlebihan, melakukan upaya-upaya mencengah degradasi kuantitas dan kualitas airtanah,
memberikan saran-saran tata ruang yang memperhatikan kelestarian sumberdaya airtanah dan
kesinambungan potensi airtanah.
Penelitian ini sangat penting mengingat hasil dari penelitian ini dapat dijadikan temuan
baru dalam hal dasar kebijakan untuk memanfaatkan potensi airtanah untuk memenuhi
kebutuhan air bersih di Kota Padang dan manajemen pemanfaatan yang berkesinambungan dan
berwawasan kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Disamping itu hasil penelitian ini juga
menjadi bahan pertimbangan untuk membuat peraturan-peraturan daerah yang berkaitan dan
upaya-upaya pemanfaatan dan pelestarian potensi airtanah dan tataruang kota, dan penentuan
besarnya retribusi pemanfaatan pemanfaatan / pengambilan potensi airtanah. Kerangka pikir

4
Kegiatan Penelitian Zonasi Airtanah di Kota Padang sebagai bagian dari tata ruang wilayah
dapat dilihat dalam bagan di bawah ini (Gambar 1).

Dalam Kegiatan Penelitian Potensi, Pengembangan, Pengelolaan dan Zonasi Airtanah


Kota Padang, Sumatera Barat harus mengacu pada struktur pemanfaatan ruang Propinsi maupun
rencana tata ruang Kota Padang. Hal ini dikarenakan struktur pemanfaatan ruang tingkat
Propinsi dan Kota merupakan penjabaran dari strategi pengembangan Pola Tata Ruang Wilayah
Nasional. Dalam upaya memobilisasi sumberdaya lokal khususnya di bidang pertambangan dan
peningkatan pelayanan infrastruktur serta pemberdayaan masyarakat ke arah kemandirian.
Inovasi yang ditargetkan adalah pembangunan database kewilayahan dan zonasi kawasan
recharge, discharge, reservoar, pemanfaatan dan pengelolaan airttanah juga bermanfaat
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan berfungsinya unsur-unsur pemerintahan di bidang
pengaturan, pengurusan, pengawasan dan pembinaan terhadap bidang yang menjadi
kewenangannya.

POTENSI AIRTANAH
KOTA PADANG

POTENSI AIR TANAH POTENSI SUMBER


DAYA LAIN

ANALISIS POTENSI
AIR TANAH
(ASPEK SPASIAL)

PERUNTUKAN KAWASAN
RECHARGE-DISCARGE, PERUNTUKAN LAHAN
USAHA LAIN
RESERVOAR AIRTANAH

RENCANA UMUM TATA


RUANG WILAYAH

PENGEMBANGAN
WILAYAH

Gambar 1. Kerangka Pikir keterkaitan zonasi kawasan potensi pengembangan,


pengelolaan airtanah dalam tata ruang wilayah

Kondisi tersebut pada dasarnya menggambarkan hal-hal yang menjadi tantangan bagi
daerah yang secara umum dan dapat dikelompokkan sebagai : adanya kesinambungan investasi
(Sustained Investment), tuntutan akan penciptaan lapangan kerja (Job Creation), perlunya
5
pemeliharaan vitalitas ekonomi daerah (Sustaining The Area's Economic Vitality. Menyikapi
kondisi tersebut diatas maka upaya "mengaktualisasikan dan menjual daerah", merupakan salah
satu langkah yang perlu diupayakan melalui Database Potensi, Pengembangan, Pengelolaan dan
Zonasi Airtanah Kota Padang. Pada pemanfaatannya, database Kewilayahan dan Zonasi
Kawasan Pertambangan secara singkat dapat berperan sebagai data wilayah multi sektor baik
fisik (spatial) ataupun non fisik (a-spatial) khususnya yang berkaitan dengan kegiatan eksploitasi
airtanah seperti penggunaan lahan, infra struktur (sarana dan prasarana) serta aspek daya dukung
alam lainnya.
Filosofi dasar dari upaya optimalisasi pemanfaatan airtanah adalah kompleksitas
kecenderungan peningkatan kebutuhan airtanah sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan penduduk, kemudian akan mendorong adanya kegiatan produksi atau perluasan
areal kegiatan ekploitasi airtanah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun Database
Kewilayahan dan Zonasi Airtanah yang dapat digunakan sebagai bagian dari pembuatan dan
rekomendasi kebijakan dalam upaya pemanfaatan potensi, pengelolaan airtanah secara optimal.
Secara sederhana pola pikir pembangunan database kewilayahan dan zonasi airtanah dapat di
lihat pada bagan di Gambar 2.

MOBILISASI
KEBIJAKAN
POTENSI DAERAH
DAERAH

METODE SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS
(GIS) STANDARISASI
- Skala Peta
- Atribut data sektoral
DATA BASE - Region based
- Terminologi
KEWILAYAHAN - Ukuran
- Simbol
- Format data
- Peta Tematik

ALAT MONITORING
DAN EVALUASI

PENENTUAN KEBIJAKAN MEDIA INFORMASI


ALOKASI LAHAN KEILAYAHAN

MEMABANTU PERENCANAAN PEMBANGUNAN


DAERAH DAN PERIJINAN TERPADU

PENGEMBANGAN WILAYAH

Gambar 2. Manfaat / Kegunaan Database Kewilayahan dan Zonasi Airtanah

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Geologi dan Hidrogeologi


Air tanah merupakan salah satu komponen dalam daur hidrologi (hydraulic cycle) yang
berlangsung di alam. Sumber air ini terbentuk dari air hujan yang meresap ke dalam tanah di
daerah imbuh (recharge area) dan mengalir melalui lapisan batuan, terutama pembawa air
(aquifer) dalam satu cekungan air tanah (groundwater basin) yang berada di bawah permukaan
tanah menuju ke daerah lepasan (discharge area). Dari proses ini dapat dipahami bahwa
keterdapatan air tanah berkaitan erat dengan kondisi lingkungan lainnya, seperti iklim, geologi
(tanah dan batuan), dan vegetasi. Air tanah dapat digolongkan sebagai sumber daya alam yang
dapat diperbaharui (renewable resources), sehingga meskipun terus mengalir selama kondisi
lingkungan tidak mengalami kerusakan, ketersediaannya akan dapat terus terjamin. Namun
karena proses pembentukannya bisa membutuhkan waktu yang lama, ratusan hingga ribuan
tahun, maka apabila terjadi kerusakan air tanah, pemulihannya akan sulit dilakukan dan
memerlukan biaya yang sangat tinggi.
Berdasarkan peta Geologi lembar Padang (Kastowo dan Gerhard W. Leo, 1972) skala
1:250.000, satuan geologi daerah penelitian tergolong pada alluvium, material vulkanik tua,
miocene limestone, pasir lanau, pasir lanau pasiran, pleistocene rombakan andesit, pleistocene
vulkanik facies, pliocene rombakan andesit, dan pliocene vulkanik facies.
Berdasarkan penelitian Chairul Muharis dkk, 2011, penyebaran dan cara terdapatnya air
tanah daerah Padang, termasuk wilayah air tanah dataran pantai, dataran alluvium, perbukitan.
Potensi air tanah berada pada batuan – batuan hasil endapan banjir sungai (alluvial deposits),
endapan rawa-rawa pantai (backswamp deposits), dan endapan banjir pantai atau laut (marine or
coastal floodplain deposits). Endapan-endapan tersebut berupa lempung, lanau, pasir, kerikil
hingga berangkal. Lapisan-lapisan pembawa air (akuifer) di wilayah ini adalah berupa pasir,
kerikil dan berangkal. Akuifer-akuifer ini ada yang langsung muncul di permukaan.

2.2. Pengukuran Geolistrik


Untuk mengetahui hidrogeologi daerah penelitian selain menggunakan pemetaan
hidrogeologi juga dilakukan penyelidikan dengan pendugaan Geolistrik (Gambar 3). Tujuan
pendugaan geolistrik ini adalah untuk mengetahui nilai resistivitas batuan dan menentukan

7
potensi atau kandungan air tanah. Dari nilai resistivitas batuan dan potensi atau kandungan air
tanah, maka akan diketahui adanya air tanah didaerah penelitian. Pada umumnya tanah dan
batuan merupakan penghantar yang kurang baik atau memiliki tahanan jenis yang tinggi.
Berkurangnya tahanan jenis suatu batuan dapat diakibatkan oleh adanya kandungan air tanah, ad
wilayah anya kandungan air asin, makin kompaknya batuan, dan jenis batuan. Dengan demikian
berdasarkan nilai tahanan jenis, maka akan dapat diinterpretasikan jenis batuan, dan adanya
kandungan air tanah dalam lapisan batuan tersebut.

Gambar 3. Prinsip geolistrik dan rambatan arus pada media homogen.

Penelitian geolistrik atau yang dikenal dengan istilah pengukuran tahanan jenis
merupakan metode geofisika yang dapat digunakan dalam penelitian hidrogeologi. Metode
geofisika ini telah banyak membantu dalam pelaksanaan eksplorasi air tanah. Prinsip
pengukuran tahanan jenis atau penelitian geolistrik adalah dilakukan dengan cara memasukkan
arus listrik searah melalui elektroda arus (C1 dan C2) dan potensial yang ditimbulkan pada
elektroda potensial (P1 dan P2). Tahanan jenis semu yang dihasilkan oleh rambatan arus pada
batuan direkam oleh alat geolistrik.

Pada pengukuran-pengukuran geolistrik, dikenal beberapa metoda atau susunan


elektroda, yaitu antara lain: Wenner, Dipole dipole, Schlumberger, Bristow dan Misalamase.
Umumnya metoda Wenner, Dipole dipole dan Schlumberger lebih banyak digunakan dan
memberikan hasil pengukuran dan interpretasi yang cukup akurat pada daerah aluvial. Diantara
8
ketiga metoda ini metoda Schlumberger merupakan metoda yang paling efisien dan mudah
dilaksanakan di lapangan. Susunan elektroda arus pada metoda pengukuran geolistrik dapat
dilihat pada gambar berikut. Metoda Bristow dan Misalamase digunakan untuk daerah dengan
litologi batugamping dan akifer berupa media rekahan atau rongga. Kelemahan metoda Bristow
dan Misalamase adalah harus selalu mengikat dengan air pada gua bawah tanah atau sumur
dengan jarak maksimal dua kilometer dari sumur, sehingga metoda ini kurang efisien.

Prinsip kerja metode Schlumberger (Gambar 4) yaitu mengalirkan arus listrik kedalam
tanah dengan frekwensi yang rendah (0.1 - 1.0 Hz) melalui sepasang elektroda A dan B, yang
kemudian beda potensialnya diukur pada sepasang elektroda potensial M dan N yang simetris
terhadap A dan B Besarnya beda potensial yang diukur merupakan fungsi kuat arus, harga
tahanan jenis batuan yang dialiri arus listrik dan jarak geometris antar elektroda.

Gambar 4. Metode Sclumberger

Susunan elektroda:
A. metoda Schlumberger
B. Wenner
C. Dipole-dipole

Hubungan antara harga tahanan jenis batuan dengan beda potensial dan arus listrik yang
diinjeksikan kedalam tanah adalah sebagai berikut:

9
dV
a  K
I

a = Harga tahanan jenis semu (ΩM)


dV = Beda Potensial antara M dan N (mV)
I = Arus yang diijeksikan kedalam tanah (ma)
K = Faktor geometris yang tergantung kepada jarak bentangan (AB/2)
2
 AB 
 
=   2 
 MN 
 MN  
 4 

Selanjutnya untuk menduga tebal lapisan dan nilai tahanan jenis mutlaknya pada suatu
lokasi pengukuran, maka diperlukan banyak pengukuran sehingga hubungan antara besarnya
dengan panjang AB/2 dapat digambarkan pada kertas double logaritma. Besarnya spasi AB/2
disesuaikan dengan kemungkinan ketebalan lapisan yang terdapat dibawah permukaan, jika
lapisannya tipis maka sebaiknya jarak spasi AB/2 juga tidak terlalu panjang. Pengukuran
overlaping juga dilakukan untuk mengetahui homogenitas batuan yang dilalui aliran listrik.

Perhitungan dan penggambaranya terhadap kedalaman AB/2 langsung dikerjakan


dilapangan setiapkali setelah pengukuran nilai tahanan dan beda potensial, dimaksudkan untuk
saat itu juga dapat diketahui jika ada data yang meragukan atau kesalahan prosedur lapangan,
sehingga pengukurannya segera dapat diulangi sekali lagi dilapangan.

Dari bentuk kurva vs AB/2 dapat diperkirakan banyaknya lapisan di setiap lokasi
pengukuran geolistrik. Dan untuk lebih pasti menentukan perubahan nilai tahanan jenis dari
setiap batuan yang dilaluinya serta menentukan kedalaman batas lapisan tersebut, maka kurva vs
AB/2 tersebut di cocokan dengan Kurva Baku Schlumberger, kemudian dilakukan interpretasi
litologi dan batas muka airtanah di lokasi pengukuran tersebut. Interpretasi ini dilakukan dengan
menggunakan Software IPI2WIN-2005, namun untuk menghindari kesalahan interpretasi dari
software maka juga dilakukan matching curve dilakukan secara manual apabila ada keraguan
pada kurva hasil Software IPI2WIN-2005.

Kurva vs AB/2 akan mengalami perubahan secara berangsur-angsur (naik atau turun)
apabila batuan yang dialalui aliran listrik tersebut merupakan lapisan yang homogen. Namun

10
apabila aliran listrik melewati batas litologi yang berbeda, kurva vs AB/2 akan mengalami
perubahan secara lebih tegas atau secara tiba-tiba. Berdasarkan hasil pencocokan kurva antara
kurva vs AB/2 dengan kurva baku, maka akan dapat diketahui nilai tahanan jenis pada setiap
lokasi pengukuran secara vertikal. Dari nilai tahanan jenis tersebut maka dapat diinterpretasikan
jenis litologi dan kandungan airnya, yang dilalui oleh aliran listrik di lokasi tersebut. Pengukuran
hidrogeologi kembali dilakukan secara detil pada daerah-daerah sekitar lokasi pengukuran
geolistrik dan dilakukan pengamatan serta pengukuran terhadap semua aspek yang berhubungan
dengan hidrogeologi dan bertujuan untuk .mengakurasikan hasil interpretasi geolistrik.
Pengukuran dan pengukuran ini antara lain dilakukan terhadap mata air, sumur gali, sumur bor,
gua-gua yang berair dapat dimasuki oleh manusia, identifikasi data permukaan terhadap pola
sungai / rongga bawah tanah di daerah karst.

Pengukuran hidrogeologi juga dilakukan kembali pada daerah-daerah yang dianggap


masih memiliki hidrogeologi lainnya yang penting dan belum sempat teramati, karena makin
banyak data yang diperoleh, maka hasil penelitian akan semakin benar dan akurat.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Metode Pengumpulan Data


Data merupakan informasi yang utama dalam melakukan suatu kegiatan penelitian. Data
dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu, data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, yaitu pemetaan dan pendataan mataair,
sumur gali, dan sumur bor, baik yang dimanfaatkan maupun tidak dimanfaatkan serta sumur-
sumur eksplorasi di wilayah Kota Padang. Khusus untuk mataair dan sumur bor diusahakan data
pemanfaatan saat ini dan kapasitasnya (debit), sedangkan untuk sumur gali didata
pemanfaatannya. Pengukuran geolistrik, pendataan sumur bor dan sumur sumur gali.
Pengukuran geolistrik dilakukan sebanyak 250 titik yang tersebar di seluruh wilayah Kota
Padang yang secara geologi dianggap dapat memiliki potensi airtanah. Sedangkan data sekunder
diperoleh berdasarkan hasil penelitian atau pendataan terdahulu dari berbagai instansi yang
terkait, antara lain berupa peta-peta, laporan hasil kajian/penelitian, kebijaksanaan atau peraturan
daerah Serta informasi lainnya yang berguna dalam menunjang penelitian.
Dalam pengumpulan data primer digunakan metode realtime mapping dengan
menggunakan GPS bagi kondisi potensi airtanah ataupun aspek spatial lainnya yang berkaitan
dengan potensi airtanah yang ada. Disamping itu pembuatan sumurbor dan sumur uji secara
sampling sebagai bahan uji kualitas airtanah yang dilakukan melalui laboratorium yang tersedia
dan terakreditisasi.
3.1.2. Data Primer Yang Dibutuhkan
Pemetaan Sumur
Pemetaan sumur dilakukan terhadap sumur-sumur gali dan sumur bor yang terdapat di
daerah penelitian. Koordinat dan elevasi sumur dipetakan menggunakan GPS. Pada sumur gali
dilakukan pengamatan dan pengukuran: kedalaman muka air tanah, kedalaman sumur gali,
pengamatan akifer sumur gali tersebut, Penggunaan dan cara penggunaan sumur gali Sedangkan
pada sumur bor setelah dilakukan pemetaan koordinat dan elevasi dilakukan pendataan nomor
sumur guna dilakukan pencaharian data sumur sekunder tersebut berupa log litologi dan hasil uji
pemompaan.

12
Pemetaan Mataair
Pemetaan mataair dilakukan terhadap seluruh mataair yang ada di daerah penelitian
berupa koordinat, elevasi dan pengamatan / pengukuran: debit mataair, litologi/akifer keluarnya
mataair tersebut, informasi mengenai fluktuasi debit mataair, yakni apakah pada musim kemarau
debitnya menurun atau bahkan kering, ke mana aliran air dari mataair tersebut, penggunaaan
mataair tersebut.
Pengamatan litologi / akifer
Pengamatan litologi ditekankan pengamatan jenis akifer yaitu hubungan antar butir, dan
bentuk butir litologi yang berperan sebagai akifer. Pengamatan hubungan rekahan dengan
keterdapatan akifer dan sebarannya. Interaksi akifer ruang antar butir dengan akifer rekahan.
Data merupakan informasi yang utama dalam melakukan suatu kegiatan penelitian. Data dapat
diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu, data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
melalui pengamatan langsung di lapangan, yaitu Pemetaan dan pendataan mataair, sumur gali,
dan sumur bor, baik yang dimanfaatkan maupun tidak dimanfaatkan serta sumur-sumur
eksplorasi di wilayah Kota Padang. Khusus untuk mataair dan sumur bor diusahakan data
pemanfaatan saat ini dan kapasitasnya (debit), sedangkan untuk sumur gali didata
pemanfaatannya. Pengukuran geolistrik, pendataan sumur bor dan sumur sumur gali.
Pengukuran geolistrik dilakukan sebanyak 250 titik yang tersebar di seluruh wilayah
Kota Padang yang secara geologi dianggap dapat memiliki potensi airtanah. Sedangkan data
sekunder diperoleh berdasarkan hasil penelitian atau pendataan terdahulu dari berbagai instansi
yang terkait, antara lain berupa peta-peta, laporan hasil kajian/penelitian, kebijaksanaan atau
peraturan daerah Serta informasi lainnya yang berguna dalam menunjang penelitian.
Dalam pengumpulan data primer digunakan metode realtime mapping dengan
menggunakan GPS bagi kondisi potensi airtanah ataupun aspek spatial lainnya yang berkaitan
dengan potensi airtanah yang ada. Disamping itu pembuatan sumurbor dan sumur uji secara
sampling sebagai bahan uji kualitas airtanah yang dilakukan melalui laboratorium yang tersedia
dan terakreditisasi.

Pengukuran Geolistrik

Pada umumnya tanah dan batuan merupakan penghantar yang kurang baik atau memiliki
tahanan jenis yang tinggi. Berkurangnya tahanan jenis suatu batuan dapat diakibatkan oleh
adanya kandungan air tanah, adanya kandungan air asin, makin kompaknya batuan, dan jenis

13
batuan. Dengan demikian berdasarkan nilai tahanan jenis, maka akan dapat diinterpretasikan
jenis batuan, dan adanya kandungan air tanah dalam lapisan batuan tersebut. Sedangkan hasil
survey hidrogeologi ditampilkan dalam bentuk:

1. Interpretasi litologi dari nilai tahanan jenis batuan disetiap titik pengukuran ditampilkan
dalam bentuk penampang litologi titik tersebut. Berdasarkan penampang litologi disetiap
titik pengukuran, dapat dibuat penampang melintang yang melewati titik-titik geolistrik.
2. Berdasarkan nilai tahanan jenis hasil pengukuran dapat dibuat Peta Tahanan Jenis pada
pada setiap kelipatan tertentu AB/2. Peta tahanan jenis ini sangat membantu dalam
melakukan interpretasi jalur rekahan / patahan.
3. Nilai tahanan jenis disetiap titik pengukuran dapat dibuat penampang tahanan Jenis
terhadap AB/2, untuk membantu analisis ketebalan Akifer.
4. Hasil interpretasi litologi pada setiap titik pengukuran geolistrik dapat dikorelasikan
untuk membuat penampang litologi. Penampang-penampang ini akan memberikan
gambaran ketebalan Akifer dan pelaparannya secara dua dimensi.
5. Bedasarkan analisis nilai tahanan jenis dan hasil interpretasi litologi maka dapat
diinterpretasi Potensi Airtanah di titik pengukuran tersebut.

3.1.3. Data Sekunder Yang Dibutuhkan

Data sekunder tersebut dapat berupa tulisan ataupun laporan terdahulu yang berkaitan
dengan obyek penelitian ataupun peta-peta yang menggambarkan kondisi fisik dari berbagai
sektor yang terkait. Data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Data Pokok Pembangunan Daerah

2. Rencana Umum Tata Ruang Daerah

3. Peta Geologi

4. Data lainnya seperti data curah hujan (dari BMG), jumlah sumur bor yang telah ada (data
P2AT), data matair (dari PDAM), luas daerah hutan dan aliran sungai ( dari Kehutanan)

5. Data Potensi Desa/Kecamatan

3.1.4. Metode Pengolahan Data


Pengolahan data atribut dilakukan dengan menggunakan metoda deskriptif, data peta
dengan perekaman / digital dengan menggunakan perangkat lunak MapInfo, pengolahan data
14
citra landsat TM7 dengan melakukan koreksi geometri dan koreksi radiometri (cut off dan fixed
correction) perangkat lunak yang digunakan adalah ER Mapper (Earth Resources Mapper).
Walaupun penggunaan citra landat, foto udara tidak termuat dalam KAK, namun untuk
kemuktahiran dan keakuratan hasil kegiatan, maka kami menawarkan inovasi kami dalam
kegiatan ini, yakni menggunakan data citra landsat dan foto udara serta peta-peta dasar yang
bersifat digital agar hasil kegiatan ini lebih akurat dan bermanfaat.

Peta yang dijadikan bahan acuan digunakan peta dasar dan tematik berskala 1 : 25.000,
yang diterbitkan oleh Bakosurtanal. Data citra satelit / landsat TM7 dan data Digital Elevation
Model (DEM) bersumber dari Bakosurtanal dan LAPAN. Peta dasar skala 1 : 25.000 dan peta
tematik Iainnya setelah di konversi kedalam format digital atau melalui tahap akurasi data/peta
dengan koreksi geometrik berdasarkan hasil inisialisasi lapangan menggunakan GPS. Untuk data
penggunaan lahan updating menggunakan data citra landsat ETM7 time executive yang terbaca.

3.1.5. Analisis Data


Suatu alternatif model analisis skala prioritas alokasi potensi airtanah di suatu daerah
adalah melalui simulasi teknik analisis citra landsat, Sistem Informasi Geografi (SIG) dan teknik
statistika parametrik. Teknik analisis citra dimanfaatkan untuk melakukan klasifikasi-klasifikasi
terhadap data citra landsat sedemikian sehingga diperoleh peta-peta tematik, seperti peta dasar,
hidrologi, pemukiman, kehutanan, dan lain-lain sesuai peta yang diinginkan untuk analisis
lanjutan. Teknik SIG dimanfaatkan untuk analisis data yang berupa peta atau analisis spatial,
sedangkan teknik statistika dimanfaatkan untuk analisis data tekstual atau analisis a-spatial.

3.1.6. Pengolahan Data Citra Digital


Pengolahan data citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra atau mengolah
suatu data menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk dapat
menghasilkan data olahan yang sesuai diperlukan beberapa tahapan sampai menjadi suatu
tampilan yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberikan informasi kuantitatif suatu objek
serta dapat memecahkan masalah. Kegiatan pengolahan atau pemrosesan citra satelit Landsat
TM-7 terdiri dari beberapa tahap, yaitu Konversi Format Data, Penyusunan Komposit Warna,
Koreksi Geometrik, Koreksi Radiometrik, Pemotongan kawasan penelitian, Klasifikasi citra,
Penentuan kawasan wilayah hidrologi dan Pemukiman. Tahap-tahap tersebut adalah :

15
1. Konversi Format Data

2. Penyusunan Komposit Warna

3. Koreksi Geometrik

4. Koreksi Radiometrik

5. Klasifikasi Citra

3.2. Alih Teknologi


Alih teknologi dari kegiatan ini dilakukan dengan melakukan asistensi dan pelatihan
program aplikasi Mapinfo versi 7 terhadap aparatur Dinas Pertambangan dan Energi Kota
Padang dengan penekanan pada editing dan updating data.
3.3. Keluaran
Hasil dari kegiatan Penelitian Potensi, Pengembangan, Pengelolaan dan Zonasi Airtanah
ini adalah :

1. Database Zonasi Digital dengan skala dasar 1 : 25.000 yang dilengkapi Pembangunan
peta dasar digital dengan skala 1: 25.000 (penyempurnaan dari Peta Rupa Bumi
BAKOSURTANAL) dengan layer berupa : batas kota, batas kecamatan, batas desa (jika
dimungkinkan), kota, sungai, jalan.

2. Laporan Penelitian Potensi, Pengembangan, Pengelolaan dan Zonasi Airtanah di Kota


Padang, yang berisi kajian-kajian mengenai:
a. Hasil inventarisasi potensi air tanah, yang meliputi hasil pemetaan, penyelidikan,
penelitian, eksplorasi, evaluasi potensi air tanah evaluasi daerah recharge (imbuhan) dan
daerah discharge (lepasan), geometri dan karakteristik akifer, neraca dan potensi air tanah
serta seberapa besar pemanfaatan airtanah yang telah dilakukan di Kota Padang.
b. Kondisi muka air tanah di setiap cekungan air tanah, meliputi kondisi fisik, kimia dan
biologis dari sumur-sumur terpilih yang dianggap mewakili setiap cekungan air tanah,
kemudian data debit pengambilan air tanah baik pada mataair, sumur gali maupun sumur
bor yang ada di Kota Padang pada saat penelitian.
c. Analisis dampak-dampak pemanfaatan airtanah yang berlebihan di Kota Padang.
d. Zona konservasi, perlindungan, pengawetan, pemulihan dan saran-saran pengendalian
kerusakan air tanah.

16
e. Mensinergikan perencanaan pemanfaatan potensi airtanah dalam pengembangan wilayah
antar sektor yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang (spatial).
f. Dampak pengambilan airtanah yang berlebihan atau melibihi kapasitas potensi airtanah
yang ada di wilayah Kota Padang.
g. Pencemaran airtanah yang telah terjadi dan potensi pencemaran airtanah yang akan dan
atau mungkin terjadi di Kota Padang beserta dampak yang ditimbulkan dari pencemaran
tersebut.
h. Pemanfaatan potensi airtanah yang ada di Kota Padang pada saat ini baik meliputi jenis
pemanfaatan, sebaran, besaran dan kondisinya saat ini, saran pemanfaatan potensi airtanah
di Kota Padang secara optimal, dan rekomendasinya pengambilan airtanah sesuai potensi
yang ada guna menjaga kelestarian sumberdaya ini dan lingkungan hidup.
i. Upaya-upaya konservasi air tanah yang harus dilakukan dalam upaya menjaga kelestarian
air tanah di Kota Padang.
j. Saran-saran pengelolaan potensi airtanah yang berwawasan kelestarian sumberdaya
airtanah dan lingkungan hidup
k. Zonasi potensi airtanah, pemanfaatan potensi airtanah meliputi jenis dan besarannya,
daerah discharge dan recharge airtanah yang berbasis teknologi SIG untuk menjadi
pedoman di dalam upaya pengembangan, pemanfaatan dan pengelolaan potensi
sumberdaya airtanah. Kajian yang dilakukan berdasarkan pada peta dasar Kota Padang
dengan skala 1:25.000.
l. Acuan pemanfaatan sumberdaya airtanah, ditinjau dari potensinya, sebaran, dampak dan
tataruang.
m. Saran-saran tata ruang kota, dan upaya-upaya untuk memperbaiki dan menjaga kualitas
dan kuantitas potensi airtanah di Kota Padang.
n. Memberikan dasar pertimbangan dalam rangka tata ruang kota, pengembangan kota,
pembuatan peraturan-peraturan daerah, kebijakan-kebijakan lain yang berhubungan
dengan keterdapatan, ketersediaan, dan upaya-upaya pemanfaatan potensi airtanah untuk
memenuhi kebutuhan air bersih Kota Padang yang berwawasan pelestarian sumber daya
airtanah dan lingkungan hidup di Kota Padang.
3. Peta-peta pada skala 1:25.000, yang berupa:

17
a. Peta Hidrogeologi Kota Padang (yang menggambarkan sebaran, ketebalan, dan kedalaman
cekungan air tanah serta karakteristik dan geometri akifer yang terdapat pada cekungan air
tanah tersebut).
b. Peta Pemanfaatan Airtanah pada saat ini di Kota Padang, meliputi sebaran dan
pemanfaatan: mataair, lokasi / kawasan sumur gali, dan sumur bor.
c. Peta Pencemaran / Potensi Pencemaran Airtanah.
d. Overlay Potensi airtanah, Pemanfaatan potensi airtanah, Tata ruang dan Rencana tata
ruang.
e. Peta dampak pengambilan airtanah yang berlebihan.
f. Peta daerah Recharge dan daerah Discharge airtanah.
g. Peta saran pemanfaatan potensi airtanah, meliputi potensi, karakteristik dan batasan-
batasan pengambilan air tanah di setiap cekungan airtanah.
h. Peta-peta rekayasa recharge airtanah guna mempertahankan dan menambah potensi dan
kelestarian sumber daya air tanah. Peta ini meliputi saran sumur resapan, embung resapan
dan paritan resapan sesuai dengan daerah recharge, rencana tata ruang Kota Padang dan
kondisi aliran permukaan (sungai, alur sungai, dan drainase).

4. Seluruh peta digambarkan dalam bentuk format Map-Info, dalam bentuk layer-
layer, sehingga menjadi suatu software yang dapat digandakan, dapat ditambahkan
data-data baru, diperbaharui serta dikembangkan untuk sebagai data dan pedoman untuk
mengambil kebijakan.

3.4 Lokasi Penelitian

Secara geografis wilayah kota Padang berada antara 00º44’00”- 01º08’35”LS dan
100º05’05”-100º34’09” BT dengan luas wilayah 694,96 Km² dengan batas-batas sebagai berikut
:
• Batas Utara : Kabupaten Padang Pariaman
• Batas Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan
• Batas Timur : Selat Mentawai
• Batas Barat : Kota Solok dan Kabupaten Solok
Kecamatan dengan rata-rata kepadatan penduduk tinggi yaitu Kecamatan Padang Timur,
Padang Barat, Padang Utara mempunyai topografi yang relatif landai, tidak terjal dan terdapat
banyak fasilitas umum dan sosial, infrastruktur pendukung seperti infrastruktur jalan, sanitasi,
18
drainase, listrik, telekomunikasi dan lain-lain, yang mendukung pertumbuhan perekonomian
Kota Padang secara keseluruhan, sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk rendah
merupakan daerah dengan topografi berbukit-bukit, terjal dan minim infrastruktur pendukung.
Daerah efektif kota Padang termasuk sungai adalah 205,007 km2 dan daerah bukit termasuk
sungai adalah 486,209 km2.

3.5 Peta Jalan Penelitian

Kegiatan Penelitian ini disetting dalam dua tahun dengan peta jalan penelitian seperti yang
terlihat pada Gambar 5, 6 dan 7.

Gambar 5. Road Map Penelitian Tahun I

19
Gambar 6. Road Map Penelitian Tahun II

20
Sedangkan road map pengolahan data spasial dapat dilihat pada Gambar berikut:

Gambar 7. Raod Map Pengolahan Data Spasial

21
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya

Perincian biayaTahun I yang dibutuhkan untuk Penelitian Hibah Bersaing sebagai berikut,
Tabel . Perincian Penggunaan Anggaran Biaya

RINCIAN ANGGARAN YANG


Jenis Pengeluaran
DIUSULKAN (Rp)

TAHUN I TAHUN II

Pelaksanaan 20.250.000; 20.000.000;

Bahan / Perangkat Penunjang 23.500.000; 22.500.000;

Perjalanan 17.000.000; 18.000.000;

Pengolahan Data/
9.250.000; 9.500.000;
Laporan/Seminar, dll

Total Keseluruhan Anggaran 70.000.000; 70.000.000;

4.2 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian disusun dalam bentuk bar chart untuk rencana penelitian yang diajukan :

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Agoes, I, 2004, Strategi Pengendalian Dampak Pengelolaan Sumberdaya Air


Propinsi Sumatera Barat. Makalah Seminar Sehari Strategi Sektor Pertanian
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat Dalam Pelaksanaan Undang-Undang
Sumberdaya Air, Tanggal 19 Juni 2004.
2. Anonim. 1992. Standar Metode Eskplorasi Air Tanah dengan Geolistrik Susunan
Slumberger. SNI 03 – 2818 – 1992. Departemen Pekerjaan Umum Jakarta.

3. Bappeda Propinsi Sumatera Barat, 2000, Neraca Sumberdaya Alam Daerah Propinsi
Sumatera Barat 1999/2000.

4. Berd, Isril, 2003. Analisis Debit Sungai dan sedimentasi serta kaitannya dengan
karakteristik DAS (Studi kasus Sub DAS Hulu Batang Mahat, Kab. 50 Kota,
Sumatera Barat). Disertasi S3 Pada Program Pasca Sarjana Universitas Andalas.
Padang.

5. Chairul Muharis dkk, 2011, : Era Alfansyuri Pendugaan Potensi Air Tanah di
Daerah Padang Serai Kecamatan Koto Tangah kota Padang, Rekayasa Sipil
Volume VII, Nomor 1, April 2011 ISSN : 1858-3695 36 A B N M

6. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2003, Studi Pengelolaan


Sumberdaya Air dan Role Sharing Pada Balai PSDA Kuantan indragiri.

7. Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air, 2003, Laporan Akhir Pengukuran Potensi dan
Pemanfaatan Sumberdaya Air Pada SWS Batang Hari.

8. Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air, 2002, Laporan Akhir Pengukuran Potensi dan
Pemanfaatan Sumberdaya Air Pada SWS Silaut.
9. Geophysics, Second Edition, Cambridge University Press. United State of America.

23
10. Kepmen Energi dan Sumberdaya Mineral, No. 1451 K/10/MEM/2000, tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air
Bawah Tanah.

11. Kepala Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Propinsi Sumatera Barat, 2004, Rencana
Strategis Pemda Sumatera Barat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Berkaitan
Dengan Pelaksanaan Undang-Undang Sumberdaya Air dan Kaitannya Dengan
Ketersediaan Air Baik Dari Segi Kualitas Maupun Kuantitas.
12. Ponce, V.M. 1998. Engineering Hydrology Principles and Practices. Prentice Hall,
Englewood Cliff, New Jersey.

13. Ruchijat, Syaiful, 2001, Peta Cekungan Airtanah Pulau Sumatera Bagian Utara
(Sumatera I) Skala 1:250.000.

14. Sutrisno S, 1987, Peta hidrologi Indonesia, Lembar Muara Siberut.

15. Sudadi, Purwanto, 1983, Hidrogeologi Lembar Solok, Sumatera Barat.

16. Subdin Geologi Sumberdaya Mineral, 2003 Pemetaan Hidrogeologi di Kota Padang.

17. Tirtomiharjo, Haryadi, 2003, Potensi dan Pengelolaan Airtanah di Propinsi Sumatera
Barat Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah.

18. Todd D.K. 1980. Groundwater Hydrology. John Willey & Sons. Inc. New Yor

19. Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004, tentang Sumberdaya Air.

20. Teguh Prayogo, 2009 : Aplikasi Teknologi Eksplorasi Untuk Memahami Kondisi …
JAI Vol 5. No. 2 2009.

24
LAMPIRAN - LAMPIRAN
JUSTIFIKASI ANGGARAN TAHUN 1
Biaya Penelitian ini diajukan sebesar Rp. 70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah),
dengan rincian sebagai
berikut:
SATUAN JUMLAH
KEGIATAN SATUAN VOL BIAYA BIAYA
(RP) (RP)
1.Pelaksanaan
1.1 Gaji dan Upah 20.250.000

1.1.1 Ketua Peneliti - 25 jam/ minggu 25.000/jam 11,250,000


-
1.1.2 Anggota Peneliti (1
20.000/jam 9,000,000
orang) 25 jam/ minggu

2. Bahan/Perangkat
23,500,000
Penunjang
2.1 Peralatan Lapangan 10,000,000 10,000,000
2.2 Pengadaan Instrumen 2,500,000 2,500,000
2.3 Perpetaan 25 Set 250,000 6,250,000
Digitasi 25 Buah 24,000 6,000,000
2.4 Buku
2.5 Rancangan Alih 25
150,000 3,750,000
Teknologi/Pelatihan Kegiatan

3. Perjalanan 17,000,000
1 X 10
8,000,000
a. Ketua Peneliti Kelurahan
X 800.000
1 X 15
9,000,000
b. Anggota Peneliti Kelurahan
X 600.000

4. Pengolahan Data/Laporan 9,250,000


/Seminar
4.1 Pengolahan Data 3,000,000 3,000,000
4.2 Pembuatan Laporan
2,000,000 2,000,000
Akhir
4.3 Seminar Hasil
2,500,000 2,500,000
Penelitian
4.4 Publikasi 2,000,000 1,750,000
Total 70,000,000
Tujuh puluh juta rupiah

25
Lampiran. Biodata Tim Penelitian Hibah Bersaing
1) Biodata Ketua Tim
Nama : Rusli HAR

Tempat/tgl. Lahir : Pontianak /16 Maret 1963.

Pekerjaan : Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

Alamat Kantor : Fakultas Teknik UNP. Jalan Prof. DR. HAMKA Air Tawar
Padang, Telp. (0751) 51260 ext. 293,(0751) 55644, (0751) 59996
Alamat Rumah : PERUMDAM IV, Blok A. No. 16 Tunggul Hitam Padang

Telpon Rumah/HP : 0751-462471/08126763864

I. Pendidikan Formal dan Non Formal


Nama Lembaga
No Pendidikan / Bidang Studi Tahun
1 Sekolah Dasar SD Negeri Pontianak 1971-1976

2 Sekolah Menengah Pertama SMPN I Pontianak 1977-1979

3 SMA SMA Negeri 4 Pontianak 1980-1982

4 S1. Pend. Teknik Sipil FPTK IKIP Padang 1983-1987

5 SP 1 (Teknik Sipil) ITB 1989

6 Pra Mgister (Pra S2) Rakayasa Teknik Rekayasa 1996


Pertambangan Pertambangan ITB

7 S2 Hidrogeologi Rekayasa Teknik Rekayasa 1998


Pertambangan Pertambangan ITB

8 Diklat Tambang Bawah Tanah Pusat Diklat Tambang Bawah 2004


Tanah Sawahlunto – Sumbar
kerja sama dengan negara
Jepang

9 Kursus Pengelolaan Air Limbah Pusat Lingkungan Hidup ITB 2010


- Bandung

26
II. Penelitian / Karya Ilmiah

1. Analisis Permeabilitas Relatif Dua Fase pada Zona Tidak Jenuh di Rumbaii Filling
Station PT. CPI Pekanbaru Riau, 1997.
2. Analisis Potensial Hidrolik Pada Zona Tidak Jenuh di Rumbai Filling Station PT.
CPI Pekanbaru Riau, 1998.
3. Kajian Konduktivitas Hidrolik Berdasarkan Porositas dan Persentase Besar Butir di
Rumbai Filling Station PT. CPI Pekanbaru Riau, 1998
4. Studi Potensi Airtanah Di Daerah Kodya Padang dan Hubungannya Dengan
Rencana Induk Kodya Padang 2003/2004.
5. Kajian Pengembangan Kawasan Terpadu Danau Singkarak dan Sekitarnya,
Balitbang Propinsi Sumatera Barat 2003
6. Pengembangan Teknologi Tepat Guna Dalam Pemberdayaan SDA/SDM di Sekitar
Kawasan Wisata, 2004.
7. Pengembangan Warung Informasi dan Teknologi (Warintek), Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Propinsi Sumatera Barat 2004 .
8. Studi Kelayakan Pengembangan UPTD Balai Perekayasaan Logam Mesin
Kerajinan dan Bahan Bangunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Propinsi
Sumatera Barat, 2004
9. Studi Hidrogeologi pada Kawasan intake PLTA Danau singkarak, 2013

IV. Jurnal
1. Kajian Potensial Hidrolik pada Zona Tidak Jenuh (Jurnal Saintek), 2000.
2. Kajian Permeabilitas Relatif dua Fase pada Zona Tidak Jenuh (Jurnal Saintek),
2001
3. Pencemaran Limbah Elektroplating Pada Sistem Air Tanah (Jurnall Invotek), 2002
4. Studi konduktivitas hidrolik Berdasarkan Porositas dan Persentase Besar Butir
(Jurnal Saintek, 2003).
5. Analsis Kawasan Resapan Pada Kipas Aluvial Padang

V. Makalah yang Pernah Disampaikan.


1. Permasalahan Pengembangan Sumber Daya Air Nasional, 1997
2. Perspektif Kelembagaan pengelolaan Sumber Daya Air di Indonesia, 1997
3. Pencemaran Limbah Industri Terhadap Air Tanah di Daerah Jambi, Pemda
Propinsi Jambi, 2000
4. Kesesuaian Potensi Airtanah di Daerah Kodya Padang Dengan Rencana Induk
Kodya Padang (Suatu Prediksi). Di PSLH Universitas Andalas Padang, 2000
5. Dampak Kegiatan Pembangunan Terhadap kondisi Hidrogeologi di Kota Padang,
Di Universitas Andalas Padang, 2000.
6. Kajian Pengembangan Teluk Bayur (Balitbangda Propinsi Sumatera Barat, 2002)

27
7. Kajian Aberasi Pantai Gandoria di Kawasan Pesisir Kabupaten Padang Pariaman
(Pemda Kabupaten Padang Pariaman), 2002.
8. Prospek Potensi Airtanah Dalam Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan (Dinas
KIMPRASWIL Painan, 2003).
9. Kajian Teknologi Tepat Guna (Balitbangda Propinsi Sumatera Barat, 2003)
10. Penambangan Bahan Galian Ditinjau Dari Aspek Ekonomi dan Kerawanan
Lingkungan, Balitbang Propinsi Sumatera Barat 2003.
11. Prospek potensi Sumberdaya Air (Air Permukaan dan Air Bawah tanah)
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, (Pemda Kab. Swl/Sijunjung, 2004).
12. Kajian Kerawanan Air Bawah Tanah di Sumatera Barat, Balitbang Propinsi
Sumatera Barat, 2004
13. Analisis kawasan resapan dan kesesuaiannya dengan RTRW Kota Padang, 2005.
14. Teknologi Penangan Banjir Melalui Pemberdayaan Kawasan Resapan di
Sumatera Barat, 2006.

III. Pengalaman Kerja

Posisi/
Tempat/ Jenis Lembaga
No Tahun Job
Perusahaan Pekerjaan/Project Pelaksana descript
ion

1 2 3 4 5 6

1 1997 - PT. Caltex Shallow Groundwater LPPM - ITB Hydroge


1999 Pacific Monitoring Project at ologist
Indonesia, Riau Rumbai, Minas, Duri,
Petapahan and Bangko.
Propinsi Riau.

2 1999 - PT. Caltex Pemantauan LPPM - ITB Field


2000 Pacific Pencemaran Coordin
Indonesia, Riau Kontaminan ator
Hidrokarbon (Non-
Aqueous Phase Liquids) dan
Daerah Duri Bulk Depot Hydroge
dan Duri Oil Field, ologist
Propinsi Riau

3 2000 - Universitas Lemlit UNP Penyunti


Jurnal SAINTEK
sekaran Negeri Padang ng ahli
g

4 2011 BALITBANGDA Lembaga Tim


Evaluasi Pertengahan Pengkajian Penyusu
Jalan (Midterm Review) Ekonomi dan

28
Prop. Sumbar. Propeda Propisi Pembangunan n
Sumatera Barat 2001 – (LPEP) Fakultas
Ekonomi Dan
2005, Pembangunan Universitas
Infrastruktur dan Andalas Koordin
Pengelolaan SDA. ator
pada
sektor
Pertamb
angan
dan
Energi.

5 2001 - PT. Caltex LPPM - ITB Field


Studi Hidrogeologi
2002 Pacific Coordin
Regional Daerah Duri
Indonesia, Riau ator
Oil Field dan
Sekitarnya. Propinsi dan
Riau
Hydroge
ologist

6 2002 - BALITBANGDA Pengkajian sumberdaya BALITBANGD Tim


sekaran air, hidrogeologi dan A Pakar
g Prop. Sumbar. teknologi tepat guna dan
Prop. Peneliti
Sumbar.

7 2002 - PT. Berkat AMDAL Tambang LEMLIT UNP Koordin


2003 Bhennika Timah Hitam Daerah ator
Perkasa Tanjung Balit, PISKIM
Kabupaten Lima Puluh
Kota Sumatera Sarat

8 2002 - Pemda Kab. PT. DCB Team


Eksplorasi dan
2003 Pesisir Selatan Leader
Eksploitasi Air Tanah (Dasa Catego
Sumatera Barat
Dalam di Kota Painan Birki) dan
Kabupaten Pesisir
Selatan, Sumatera Ahli
Barat Hidroge
ologi

9 2003 - PT. Caltex LPPM - ITB Team


Studi Hidrogeologi
2004 Pacific Leader
Regional, Pemantauan
Indonesia, Riau
Kontaminan NAPLs dan And
Shallow Groundwater
Monitoring Project -
Minas Oil Field. Propinsi Hydroge

29
Riau ologist

10 2004 - BALITBANGDA BALITBANGD Ketua


Pengembangan Warung
sekaran A
Prop. Sumbar. Informasi dan Teknologi
g
(Warintek). Prop.
Sumbar.

11 2004 Pemda Kab. LIPI Jakarta. Konsulta


Penelitian Ilmiah
Agam, Sumatera n
Remaja Regional,
Barat Peneliti
Lubuk Basung, Agam,
Sumatera Barat.

12 2006 - PT. Chevron LAPI - ITB Field


Advanced Minas
2007 Pacific Coordin
Hydrogeology Study
Indonesia, Riau ator
Field Work. Propinsi
Riau and

Hydroge
ologist

13 2007 - Chevron LAPI - ITB Team


Installation of
2008 Indonesia Leader
Groundwater Monitoring
Company,
Wells Project - Lawe- dan
Balikpapan –
Lawe and Santan
Kaltim. Hydroge
Terminal, Kalimantan
Timur ologist

14 2008 PT. Mutiara PT. Batara Koordin


Agam Citra Mandiri ator Tim
Penyusunan Dokumen Peneliti
Pengelolaan dan
Pemantauan
Lingkungan Hidup
Perkebunan Kelapa
Sawit, Kab. Agam Prop.
Sumbar.
15 2008 PT. Inti Melia PT. Batara Koordin
Felindo Citra Mandiri ator Tim
Penyusunan AMDAL Peneliti
Perluasan Perkebunan
Kelapa sawit,
Kabupaten Darmas
Raya Propinsi Sumatera
Barat.

30
16 2008 PT. DONGGI – LAPI - ITB Team
SENORO LNG. Leader
Studi Inventarisasi
Sumberdaya Air di dan
Luwuk, Kabupaten
Banggai - Sulawesi Hydroge
Tengah. ologist

17 2009 PT. Sumatera PT. Batara Koordin


Central Mineral. Citra Mandiri ator Tim
Penyusunan AMDAL Peneliti
Pertambangan dan
processing plan Mineral
Galena, Tanjung Balit
Kab. 50 Kota Sumatera
Barat.
18 2009 PT. Niaga Inti PT. Batara Koordin
Mineral Citra Mandiri ator Tim
Penyusunan Amdal Peneliti
Tambang Emas Aluvial
di Kabupaten Solok
Selatan Propinsi
Sumbar.
19 2009 PT. DONGGI – Team
SENORO LNG. Leader
Pemboran Airtanah
dalam di Luwuk, Kab. dan
Banggai Sulawesi
Tengah Hydroge
ologist

20 2009 - PT. Badak NGL, Front end Engineering LAPI - ITB Team
2010 Design (FEED) “New Leader
Bontang - Kaltim Water Well
Development” dan

Hydroge
ologist

21 2009 - Conoco Philiph LAPI - ITB


Studi Hidrogeologi Fase
2010
2, Coridor Block PSC Hydroge
dan South Jambi Block ologist
PSC,”. Propinsi Jambi
22 2010 - PT. ADARO LAPI - ITB Team
Studi Hidrogeologi
2011 INDONESIA Leader
Tambang Batubara PT.
ADARO INDONESIA, dan
Tanjung, Kabupaten
Tabalong, Propinsi Hydroge

31
Kalimantan Selatan. ologist

23 2010 - PT. Badak NGL, New Water Well LAPI - ITB Team
2011 Development Leader
Bontang - Kaltim
dan

Hydroge
ologist

24 2011 - Santos OPF Grati PT. LAPI ITB Team


2012 Hydrogeology Study Leader
OPF Grati and Groundwater
Pasuruan Jatim Monitoring dan

Hydroge
ologist

25 2012 PT. Bina Bakti PT. Batara Koordin


Pertiwi Citra Mandiri ator Tim
Penyusunan Amdal Peneliti
Tambang Emas Aluvial
di Kabupaten Solok
Selatan Propinsi
Sumatera Barat.
26 2012 PT. Bumi Kurnia PT. Batara Koordin
Abadi Citra Mandiri ator Tim
Penyusunan Amdal Peneliti
Tambang Emas Aluvial
di Kabupaten Pasaman
Timur Propinsi
Sumatera Barat.
27 2012 PT. Inexco Jaya PT. Batara Koordin
Makmur Citra Mandiri ator Tim
Penyusunan Amdal Peneliti
Tambang Emas (DMP)
di Kabupaten Solok
Propinsi Sumatera
Barat.
28 2012 Salamander Studi Hidrogeologi pada LAPI ITB Field
Energy daerah sekitar lokasi Coordin
pemboran gas ator
Samander Energi, Desa
Karendan dan desa dan
Haragandang, Kec. Sei.
Hydroge
Lahei, Muara Teweh, ologist
Kabupaten Barito Utara
Kalimantan Tengah.

32
29 2012 PT. Bayan OJT Pada Tambang PT. Bayan Peserta
Resources Tbk Batubara PT. Bayan Resources OJT
dan PT. Perkasa Resources Tbk. dan PT. Tbk
Inneka Kerta PIK dengan Studi
Kasus: Penanganan Dan
Hidrogeologi Tambang, Universitas
Dewatering dan Negeri
Kesetabilan Lereng Padang
pada PT. PIK Site
Bengalon Kal – Tim.

30 2013 PT. PLN PSLH Team


Studi Hidrogeologi pada
Universitas Leader
Kawasan intake PLTA
Andalas
di Kanagarian Guguk
Malalo Danau
singkarak, 2013
30 1990 - Dosen pada Jurusan
sekaran Teknik Pertambangan
g Fakultas Teknik UNP.

Padang, 8 Februari 2013

Rusli. HAR

33
1. Anggota Tim
1) Identitas
Nama lengkap : Ansosry, ST. MT
NIP/ gol : 19730520 200012 1 001 / III a
Jabatan fungsional : Asisten Ahli
Alamat/ Telpon : Perum Taruko I Blok S No.4, Kota Padang HP. 085274486548

2)Pendidikan
Tabel . Pendidikan
No Perguruan Tinggi Gelar Tahun Program studi
Tamat
1. Universitas Gadjah Sarjana 1998 Teknik Geologi
Mada (UGM)
2. Institut Teknologi Magister (S2) 2002
Eksplorasi Sumber
Bandung (ITB) Daya Bumi
(ESDB), Teknik
Pertambangan
3) Pengalaman kerja dalam penelitian, pengalaman profesional serta kedudukan/
jabatan saat ini

No Institusi Jabatan Periode


Kerja
Pengalaman Penelitian 5 tahun Terakhir
1. PEMETAAN GEOLOGI PADA Anggota 2007
PENANGANAN LONGSORAN JALAN
AKIBAT BENCANA ALAM GEMPA BUMI
ALOR
2. ANTISIPASI RESIKO GEOLOGI PADA Ketua Tim 2007
PENANGANAN LONGSORAN JALAN
NEGARA RUAS ENDE - MAUMERE, FLORES
3. ANTISIPASI RESIKO GEOLOGI PADA Anggota 2008
KONTRUKSI BENDUNGAN DI TIMOR,
SUMATERA BARAT
4. ANTISIPASI RESIKO GEOLOGI PADA Anggota 2008
KONTRUKSI PEMBANGUNAN PLTA
BATANG MERANGIN, KAB. KERINCI
5. Survey dan Pemetaan Potensi Daerah Kab./Kota di Anggota 2010
Sumatera Barat
6. Usaha Pelestarian Lingkungan Dalam Anggota 2011
Penambangan Bahan Galian Golongan C (Pasir
dan Batu) Di Batang Kuranji Kota Padang
7. Optimasi Penggunaan Dedak Padi Terhadap Ketua Tim 2011
Kekuatan Tekan Batubata Merah Sebagai Bahan
34
Bangunan Di Daerah Gempa Sumatera Barat
Pengalaman Profesional
1 Universitas Nusa Cendana Dosen Fakultas Sains dan Teknik 2006 - 2010
(FST)
2 Fakultas Sains dan Ketua Bidang Geologi dan 2006-2007
Teknik, Undana Eksplorasi Tambang, Unit Jasa
Industri
3 FST Undana Koordinator Tenaga Ahli Geoteknik 2006-2007
dan Hidrogeologi, Pusat Konsultansi
Pengelolaan Sumberdaya Mineral,
Air dan Energi Alternatif, UJI, FST -
UNDANA
4 Universitas Negeri Padang Dosen Jurusan Sipil, Prodi Teknik 2010 - 2011
pertambangan, Fakultas Teknik
5 Universitas Negeri Padang Dosen Jurusan Teknik 2011 - 2012
pertambangan, Fakultas Teknik

4) Daftar Publikasi Lima Tahun Terakhir

1. Ansosry, (2007). Antisipasi Resiko Geologi pada Penanganan Longsoran Jalan Negara
Ruas Ende-Maumere Flores. Sikka : Dinas Kimpraswil.
2. Ansosry, (2008). Antisipasi Resiko Geologi pada Perencanaan Bendung di Timor
Sumatera Barat. : Dinas Kimpraswil.
3. Ansosry, (2010). Manfaat Data Geologi Tata Lingkungan bagi Perencana di Daerah
Bencana. Padang : Pusat Studi Lingkungan Unand, UNP, UBH Padang.
4. Ansosry, (2011). Eksplorasi Batubara. Sawahlunto : Balai Diklat Tambang Bawah
Tanah ESDM.
5. Ansosry, (2011). Geologi Batubara. Sawahlunto : Balai Diklat Tambang Bawah Tanah
ESDM.
6. Ansosry, (2011). Geologi Umum. Sawahlunto : Balai Diklat Tambang Bawah Tanah
ESDM.
Demikianlah Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Padang, Maret 2013

Ansosry, ST. MT
NIP. 19730520 200012 1 001

35
36

Anda mungkin juga menyukai