Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.

1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

STUDI PEMERIKSAAN CEPAT PENERAPAN SNI DALAM RANGKA


PENINGKATAN MANAJEMEN PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUNAN GEDUNG DI MANADO
Jantje Bernhard Mangare, Mochtar Sibi, Grace Y. Malingkas
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
email: mangarejantje01@gmail.com

ABSTRAK
Di dalam rangka memajukan bidang teknik sipil di kota Manado maka dengan mampunya
melakukan pendeteksian awal terhadap hasil akhir dari perencanaan struktur gedung di daerah ini
maka diharapkan “tindakan pencegahan awal” untuk meminimalisir permasalahan-permasalahan
yang dapat terjadi di kemudian hari. Hal-hal yang menyangkut kondisi geografis kota Manado yang
rawan gempa, hasil akhir perencanaan struktur kebanyakan berbeda dengan hasil akhir
pembangunannya, juga masih memungkinkannya kebelumjelasan SNI, masih minimnya sosialisasi
SNI, dan masih sering terjadi kesalahan penerapan SNI, serta apakah dibutuhkan fungsi
pengawasan untuk perencanaan struktur bangunan gedung berskala kecil, merupakan landasan
untuk mendapatkan suatu solusi yang tepat sasaran untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
ini, atau setidaknya meminimkan timbulnya permsalahan-permasalahan ini.
Sistem rangka struktur adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung
berat bangunan dan beban luar yang diaplikasikan. Rangka struktur ini terdiri dari kolom dan
balok yang merupakan rangkaian yang dijadikan satu kesatuan yang kuat. Di dalam perencanaan
rangka struktur ini maka SNI yang sering digunakan yakni, SNI 1726-2012, SNI 1727-2013, dan
SNI 2847-2013.
Untuk pelaksanaan penelitian ini maka hal-hal yang telah dipelajari, diselidiki dan didalami dari
keseluruhan SNI yang akan dipakai terkait penelitian ini. Selanjutnya sesuai dengan keahlian dan
pengalaman yang dimiliki oleh peneliti, akan disusun suatu daftar untuk pemeriksaan cepat
perencanaan struktur bangunan gedung, sesuai dengan sudut pandang dan engineering judgments
dari peneliti. Hal-hal yang dimaksud yakni mengenai prarencana awal suatu struktur, penerapan
pembebanan yang sesuai dengan fungsi bangunan yang akan dibangun, hasil-hasil respons dari
suatu rangka struktur yang menjadi batasan tingkat keamanan struktur, serta hasil desain akhir.
Keseluruhan hal-hal ini selanjutnya akan dicari korelasi dan korespondensinya sesuai dengan isi dari
keseluruhan SNI yang akan ditinjau.
Kata Kunci: Perencanaan, Struktur, Manajemen, Konstruksi, Gedung, SNI

PENDAHULUAN terdapat satu kendala yang sering muncul juga


yang tidak boleh disepelekan.
Latar Belakang Kenyataan yang sering muncul saat ini
Pembangunan infrastruktur penunjang, yakni bahwa hasil akhir perencanaan suatu
dalam hal ini gedung, masih terus giat struktur bangunan gedung justru kebanyakan
dilaksanakan dalam rangka menopang tujuan berbeda dengan hasil akhir pekerjaan
umum pemerintah pusat untuk kemajuan bangsa konstruksinya, sehingga dengan mengfokuskan
dan negara. Namun hal ini perlu diperhatikan pada hasil akhir perencanaan, “tindakan
secara serius mengingat kondisi geografis kota pencegahan” dapat sedini mungkin dan
Manado terletak pada wilayah rawan gempa keseringan perbedaan ini muncul hampir selalu
terbesar kedua di Indonesia. Perlu adanya ada hubungannya dengan Standar Nasional
tinjauan terhadap suatu struktur bangunan akibat Indonesia.
pengaruh yang ditimbulkan oleh kondisi Penerapan SNI untuk perencanaan struktur
geografis ini. Meskipun tinjauan akibat pengaruh bangunan gedung yang berskala besar telah
yang muncul dari kondisi geografis Manado merupakan aturan baku yang dikeluarkan oleh
perlu dilakukan, tetapi sekarang ini masih pemerintah. Akan tetapi untuk penerapan
struktur bangunan gedung yang berskala kecil

117
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

masih sangat simpang siur. Diperlukan kriteria dari bangunan gedung yang
pengawasan untuk perencanaan struktur strukturnya telah selesai direncanakan ?
bangunan gedung yang berskala kecil masih Batasan Masalah
merupakan tanda tanya besar, mengingat Adapun batasan masalah dari penelitian ini
banyaknya aturan-aturan lama yang harus yakni sebagai berikut:
dilanggar jika hal ini akan dilakukan. 1. Penelitian ini tidak melibatkan pengaruh
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, elemen-elemen non-struktural.
yakni kondisi geografis kota Manado yang rawan 2. Rangka struktur yang akan diperiksa yakni
gempa, hasil akhir perencanaan struktur struktur beton bertulang
kebanyakan berbeda dengan hasil akhir 3. Daftar pemeriksaan cepat yang dihasilkan
pembangunnya juga masih memungkinkannya hanya akan diterapkan terhadap hasil akhir
kebelum jelasan SNI, masih minimnya sosialisasi dari perencanaan suatu struktur bangunan
SNI, dan masih sering terjadi kesalahan yang akan dibangun dan bukan terhadap
penerapan SNI, serta diperlukan fungsi bangunan yang telah dibangun.
pengawasan untuk perencanaan struktur
bangunan gedung berskala kecil, maka Tujuan Penelitian
diperlukan suatu solusi yang tepat sasaran untuk Tujuan penelitian ini berupa metode atau
mengatasi permasalahan-permasalahan ini, atau produk, untuk menetapkan kesesuaian suatu hasil
setidaknya meminimkan timbulnya perencanaan struktur bangunan gedung terhadap
permasalahan-permasalahan ini. Standar Nasional Indonesia yang berlaku saat ini,
dengan ruang lingkup perencanaan yang telah
Rumusan Masalah selesai dibuat.
Perlu diadakannya studi mendalam serta
menyeluruh terhadap Standar Nasional yang Manfaat Penelitian
terkait dengan perencanaan suatu struktur Berdasarkan pengalaman peneliti, belum
bangunan gedung, dalam hal ini di kota Manado, ada suatu standar pemeriksaan yang berupa suatu
sehingga dapat dibuat suatu daftar pemeriksaan daftar yang sesuai dengan SNI untuk
cepat yang jelas sebagai sarana evaluasi pada perencanaan suatu struktur bangunan gedung
hasil akhir perencanaan struktur bangunan dalam rangka mencapai kesesuaian dengan ilmu
gedung. teknik sipil yang diterapkan didalam
Di samping itu juga, sebagai tambahan, perencanaan. Dengan dihasilkannya sistem
dapat dibuat suatu metode urutan pemeriksaan manajemen pemeriksaan cepat berdasarkan
efektif, terutama menyangkut kriteria-kriteria Standar Nasional Indonesia yang berlaku,
dari bangunan gedung yang strukturnya telah diharapkan, ketidaksesuian hasil perencanaan
selesai direncanakan. struktur bangunan gedung dalam korelasinya
Berdasarkan ini maka dapat dirumusakan dengan SNI yang berlaku, dapat dengan mudah
hal-hal sebagai berikut: dideteksi sehingga kesalahan-kesalahan yang
1. Bagaimanakah menyusun suatu daftar mungkin terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan
pemeriksaan cepat berdasarkan SNI-1726- konstruksi semakin berkurang di masa-masa
2012 terhadap hasil perencanaan struktur yang akan datang.
tahan gempa ?
2. Bagaimanakah menyusun suatu daftar
pemeriksaan cepat berdasarkan SNI-2847- LANDASAN TEORI
2013 terhadap hasil perencanaan struktur
terutama menyangkut penampang dan Sistem Rangka Struktur
detailingnya ? Sistem rangka struktur adalah bagian dari
3. Bagaimanakah menyusun suatu daftar bangunan yang merupakan struktur utama
pemeriksaan cepat berdasarkan SNI-1727- pendukung berat bangunan dan beban luar
2013 terhadap hasil perencanaan struktur yang diaplikasikan. Umumnya sistem rangka
terutama menyangkut pembebanan struktur berupa portal terbuka (Open Frame
minimumnya ? Structure). Rangka struktur ini terdiri dari kolom
4. Bagaimanakah membuat metode urutan dan balok yang merupakan rangkaian yang
pemeriksaan yang efektif berdasarkan SNI dijadikan satu kesatuan yang kuat. Pada sistem
yang digunakan yang menyangkut kriteria- rangka ini, dinding penyekat tidak
diperhitungkan ikut mendukung beban atau

118
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

dengan kata lain hanya berfungsi sebagai Standar Nasional Indonesia 1726 - 2013
pembatas ruang saja sehingga ukurannya harus SNI 1726 – 2012 berisi tentang tata cara
dibuat sekecil mungkin agar beratnya semakin perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
ringan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi bangunan gedung dan non gedung. Di samping
ukuran sistem struktur. SNI ini memberikan persyaratan minimum
Balok portal merangkai kolom-kolom perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh bangunan gedung dan non gedung, juga
beban dari plat lantai ke kolom-kolom merupakan revisi dari SNI 1726 – 2002 di mana
pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah perubahan mendasar dalam standar ini adalah
jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang ruang lingkup yang diatur standar ini diperluas
dapat menahan Momen, Gaya vertikal dan Gaya dan penggunaan peta-peta gempa yang baru dan
horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di format penulisan ditulis sesuai dengan Pedoman
bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, Standarisasi Nasional (PSN) 08:2007. Standar
boleh ditambah tebalnya. ini telah dibahas dan disetujui pada rapat
Di dalam perencanaan sistem rangka portal consensus tanggal 21 Januari 2011 di Pusat
maka kekuatannya diperhitungkan harus dapat Penelitian dan Pengembangan Permukiman,
memikul beban-beban luar. Jenis-jenis beban Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemetrian
luar antara lain yakni beban mati, beban hidup, Pekerjaan Umum di Bandung dengan melibatkan
beban angin, beban gempa atau beban khusus wakil dari pemerintah, produsen, konsumen
lainnya. Rangka portal ini harus dirancang pakar/praktisi serta instansi teknis terkait lainnya.
dengan menggunakan kombinasi yang mungkin Adapun yang menjadi syarat-syarat
dari beban-beban di atas. perencanaan struktur bangunan gedung dan non
Semua rangka bangunan bertingkat harus gedung tahan gempa yang ditetapkan dalam
direncanakan dan diperhitungkan mampu standar ini tidak berlaku untuk bangunan sebagai
meredam gaya gempa yang melandanya. berikut:
Mengingat bahwa gaya gempa ini sulit diukur 1. Struktur bangunan dengan sistem struktur
kepastian besarnya, maka biasanya untuk yang tidak umum atau yang masih
perencanaan diberi batasan- batasan sebagai memerlukan pembuktian tentang kelayakan-
berikut: nya.
1. Pada gempa kecil, struktur tidak boleh 2. Struktur jembatan kendaraan lalu lintas (jalan
mengalami kerusakan sekecil apapun. raya dan kereta api), struktur reaktor energi,
2. Pada gempa sedang, bagian yang non struktur bangunan keairan dan bendungan,
struktural boleh rusak , artinya bagian ini struktur menara transmisi listrik, serta struktur
boleh dikorbankan agar struktur utamanya anjungan pelabuhan, anjungan lepas pantai,
tetap utuh. dan struktur penahan gelombang.
3. Pada gempa besar, sebagian struktur boleh Untuk struktur-struktur bangunan yang
rusak tapi tidak mengakibatkan keruntuhan disebutkan dalam batasan tersebut diatas,
seluruh bangunan. perencanaan harus dilakukan dengan
Berdasarkan angka keamanan untuk gempa menggunakan standar dan pedoman perencanaan
dapat ditentukan berdasarkan hal-hal berikut ini: yang terkait, dan melibatkan tenaga-tenaga ahli
1. Zone daerah gempa, pada daerah yang sering utama dibidang rekayasa struktur dan geoteknik.
dilanda gempa harus diberikan angka
keamanan yang cukup besar Standar Nasional Indonesia 2847 - 2013
2. Fungsi gempa, misal untuk bangunan rumah SNI 2847 – 2013 berisi tentang persyaratan
sakit atau sekolah mempunyai angka beton structural untuk bangunan gedung. Standar
keamanan lebih besar dari pada bangunan ini digunakan dalam perencanaan dan
perkantoran. pelaksanaan struktur beton untuk bangunan
3. Luas dan tinggi gedung, untuk gedung yang gedung, atau struktur bangunan lain yang
makin besar dan kompleks harus diberikan mempunyai kesamaan karakter dengan struktur
angka keamanan yang makin besar pula. bangunan gedung. Standar ini merupakan revisi
Di samping itu, jenis bahan konstruksi yang dari SNI 2847 – 1992: Tata cara perhitungan
dipakai dan tipe atau bentuk bangunan, juga akan struktur beton untuk bangunan gedung yang
menuntut suatu angka keamanan tertentu, dan mengacu pada ACI 318M – 11 Building Code
nilainya ditetapkan berdasarkan standar Requirements for Structural Concrete.
peraturan yang berlaku. Modifikasi yang dilakukan berupa penambahan

119
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

daftar definisi pada pasal 2.2. Standar ini telah dengan menggunakan metode tegangan ijin.
dibahas dan disetujui oleh anggota SPT pada Untuk kuat rancang dan batas tegangan ijin,
Rapat Konsensus tanggal 18 Juni 2012 di spesifikasi perancangan bahan bangunan
Bandung. konvensional yang digunakan pada bangunan
Standar ini memberikan persyaratan gedung dan modifikasinya yang dimuat dalam
minimum untuk desain dan konstruksi standar ini harus diikuti.
komponen struktur beton semua struktur yang
dibangun menurut persyaratan peraturan
bangunan gedung secara umum yang diadomsi METODOLOGI PENELITIAN
secara legal dimana standar ini merupakan
bagaiannya. Di daerah tanpa peraturan
bangunan gedung yang diadopsi secara legal,
standar ini menentukan standar minimum yang
dapat diterima untuk bahan desain, dan pratek
konstruksi. Standar ini juga memuat evaluasi
kekuatan struktur beton yang sudah dibangun.
Standar ini melengkapi peraturan bangunan
gedung secara umum dan harus mengatur dalam
semua hal yang berkaitan dengan desain dan
konstruksi beton struktur, kecuali bilamana
standar ini bertentangan dengan persyaratan
dalam standar bangunan gedung secara umum
yang diadopsi secara legal. Standar ini juga
harus mengatur dalam semua hal yang berkaitan
dengan desain konstruksi , dan property bahan
bilamana standar ini bertentangan dengan
persyaratan yang terkandung dalam standar
lainnya yang dirujuk dalam standar ini.

Standar Nasional Indonesia 1727 - 2013


SNI 1727 – 2013 berisi tentang beban
minimum untuk perancangan bangunan gedung
dan struktur lain. Standar ini merupakan revisi
dari SNI 1727 yang mengadopsi dari SEI/ASCE
7 – 10, Minimum Design Loads for Buildings and
Other Structures, dengan mengadopsi isi pasal
yang sesuai dengan yang diperlukan untuk
kondisi pembebanan bangunan gedung dan Gambar 1. Bagan alir penelitian
struktur lain di Indonesia. Pasal- pasal di dalam
SEI/ASCE 7 – 10 yang berkaitan dengan beban
salju dan beban es dalam standar ini sama Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
dengan nol, sedangkan pasal mengenai beban Untuk rencana data yang akan digunakan
gempa juga tidak dicakup dalam standar ini yakni data-data yang telah dikumpulkan sebagai
karena telah diterbitkan dalam SNI 1726 – data hasil akhir perencanaan struktur bangunan
2013, Tata cara perencanaan ketahanan gempa gedung yang disediakan oleh konsultan -
untuk rumah dan gedung. Standar ini konsultan perencana yang telah mencapai
dikategorikan sebagai standar dengan tingkat kesepakatan bersama dengan peneliti.
keselarasan sebagai modifikasi adopsi. Berikut ini akan diuraikan mengenai dasar
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa pola pikir analisis berdasarkan kepentingan
standar ini memuat ketentuan beban minimum tujuan penelitian. Hal yang pertama-tama
untuk merancang bangunan gedung dan struktur dilakukan yakni menentukan komponen-
komponen termasuk parameter-parameter yang
lain. Beban dan kombinasi pembebanan yang
sesuai, telah dikembangkan dan harus akan dipakai. Dalam hal ini hal-hal yang telah
dipelajari, diselidiki dan di dalami dari
digunakan bersama, baik untuk perancangan
dengan metode kekuatan ataupun perancangan keseluruhan SNI yang akan dipakai terkait

120
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

penelitian ini. Selanjutnya sesuai dengan c. Bangunan Bersebelahan


keahlian dan pengalaman yang dimiliki oleh
peneliti, akan disusun suatu daftar untuk Bangunan bersebelahan tidak boleh berada
pemeriksaan cepat perencanaan struktur di dekat bangunan yang dievaluasi dengan
bangunan gedung, sesuai dengan sudut pandang jarak kurang dari 4% tinggi bangunan.
dan engineering judgments dari peneliti. Hal-hal d. Messanine
yang dimaksud yakni mengenai pra rencana Tingkat messanin interior harus diperkaku
awal suatu struktur, penerapan pembebanan (braced) dan bebas dari struktur utama, atau
yang sesuai dengan fungsi bangunan yang akan harus diangkur ke komponen struktur utama
dibangun, hasil-hasil respons dari suatu rangka penahan gaya lateral.
struktur yang menjadi batasan tingkat keamanan e. Tingkat Lemah
struktur, serta hasil desain akhir. Keseluruhan Kekuatan sistem penahan gaya lateral di
hal-hal ini selanjutnya akan dicari korelasi dan semua tingkat harus tidak kurang dari 80%
korespondensinya sesuai dengan isi dari kekuatan tingkat yang berdekatan di atas
keseluruhan SNI yang akan ditinjau. atau dibawahnya.
f. Tingkat Lunak
Kekakuan sistem penahan gaya lateral di
HASIL DAN PEMBAHASAN semua tingkat harus tidak kurang dari 70%
kekakuan di tingkat yang berdekatan di atas
Seperti yang telah diuraikan pada latar atau dibawahnya atau kurang dari 80%
belakang masalah maka untuk penelitian ini kekakuan rata-rata tiga tingkat di atas atau
dalam rangka menghasilkan suatu cara dibawahnya.
pemeriksaan cepat untuk perencanaan suatu g. Geometri
struktur bangunan Gedung maka standar yang Perubahan dimensi horisontal dari sistem
dipakai yakni SNI 1726-2012, SNI 1727-2013, penahan gaya lateral tidak boleh ada yang
dan SNI 2847-2013. Setelah dilakukan studi lebih dari 30% di suatu tingkat relatif
yang mendalam dan proses untuk menganalisis terhadap tingkat-tingkat yang berdekatan,
suatu proses perencanaan bangunan Gedung, kecuali untuk griya tawang satu tingkat.
berdasarkan kriteria keamanan jiwa manusia, h. Ketidaksinambungan Vertikal
maka dihasilkan 4 (empat) bagian besar yang Semua komponen struktur vertikal pada
dapat dipakai sebagai suatu standar pemerikaan sistem penahan gaya lateral harus menerus
cepat pada saat perencanaan suatu bangunan ke fondasi.
struktur Gedung. Bagian-bagian berikut yakni i. Massa
sebagai berikut: Perubahan massa efektif harus tidak lebih dari
- Sistem Bangunan 50% dari suatu tingkat ke tingkat berikutnya.
- Sistem Penahan Gaya Lateral j. Puntir
- Hubungan Kolom dan Pondasi Jarak antara pusat massa tingkat dan pusat
- Hubungan Tiang Pancang dan Poer kekakuan tingkat harus kurang dari 20%
lebar bangunan dalam kedua arah dimensi
Kriteria Pemeriksaan Cepat Perencanaan denah bangunan
Gedung 2. Sistem Penahan Gaya Lateral
a. Ketidakberaturan Struktur
1. Sistem Bangunan Ketidakberaturan struktur dalam arah
a. Pemilihan Sistem Struktur horizontal dan vertikal khusus untuk
Prosedur analisis dan desain yang digunakan kategori desain gempa kuat harus memenuhi
dalam struktur perencanaan bangunan SNI 1726 : Tabel 10 dan 11.
gedung harus berdasarkan pasal 7 SNI 1726, b. Redundansi
dimana sistem penahan gaya lateral dan Jumlah lajur rangka momen dalam setiap
vertikal harus lengkap. arah utama harus lebih besar dari atau sama
b. Alur beban dengan 2.0. Jumlah bentang rangka momen
Struktur harus mempunyai sebuah alur beban dalam setiap lajur harus lebih besar dari atau
untuk pengaruh gaya gempa dari segala arah sama dengan 2.0.
horisontal yang berfungsi untuk menyalur- c. Dinding yang berpengaruh
kan gaya inersia dari massa bangunan ke
fondasi.

121
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

Semua dinding pengisi dalam rangka kurang dari 8db. Sambungan lewatan
momen harus terpisah dari komponen tulangan kolom hanya boleh ditempatkan di
struktur. tengah tinggi kolom.
d. Pemeriksaan Tegangan Geser m. Lokasi Sambungan Lewatan Tulangan Balok
Tegangan geser dalam kolom beton diitung Sambungan lewatan untuk penulangan balok
dengan prosedur pemeriksaan cepat (FEMA longitudinal harus ditempatkan ≥ lb/4 dari
310, Sect. 3.5.3.2) harus kurang dari 0,69 muka hubungan balok-kolom dan tidak
Mpa atau 0,166.(fc')^0,5. boleh ditempatkan di sekitar lokasi yang
e. Pemeriksaan Tegangan Aksial berpotensi terjadinya sendi plastis.
Tegangan aksial akibat beban gravitasi n. Spasi Sengkang/Pengikat Kolom
dalam kolom yang dikenai oleh gaya guling Kolom rangka harus mempunyai sengkang
harus kurang dari 0,10fc'. Sebagai alternatif, berkait gempa (dan pengikat silang
tegangan aksial akibat gaya guling saja seperlunya) dengan spasi sama dengan atau
dihitung dengan prosedur pemeriksaan kurang dari d/4 sepanjang panjangnya dan
cepat (FEMA 310, Sect.3.5.3.6) harus sengkang tertutup dengan spasi sama dengan
kurang dari 0,30fc'. atau kurang dari 6db di semua lokasi yang
f. Rangka Lantai Datar berpotensi terjadinya sendi plastis.
Dalam wilayah gempa dengan resiko gempa o. Spasi Sengkang Balok
tinggi, sistem penahan gaya lateral harus Semua balok harus mempunyai sengkang
bukan merupakan rangka yang terdiri dari dengan spasi sama dengan atau kurang dari
kolom dan lantai/pelat datar tanpa balok. d/2 sepanjang panjangnya. Di lokasi yang
g. Komponen Struktur Prategang berpotensi terjadinya sendi plastis sengkang
Rangka penahan gaya lateral harus tidak tertutup pertama harus dipasang tidak lebih
melibatkan komponen struktur prategang dari 50 mm dari muka kolom, dan sisanya
atau pasca tarik. harus dipasang dengan spasi sama dengan
h. Kolom Pendek Terkekang atau kurang dari minimum sebesar 8db atau
Rasio tinggi/dalam (he/d) kolom di suatu d/4.
tingkat harus tidak kurang dari 50% rasio p. Penulangan Hubungan Balok-Kolom
tinggi/dalam (he/d) nominal kolom tipikal di Hubungan balok-kolom harus mempunyai
tingkat tersebut. sengkang/pengikat tertutup dengan spasi
i. Tidak Ada Kegagalan Geser sama dengan atau kurang dari 6db.
Kuat geser komponen struktur rangka harus q. Eksentrisitas Hubungan Balok dan Kolom
dapat mengembangkan kuat lebih momen di Eksentrisitas tidak boleh lebih besar dari
ujurn atas dan bawah kolom, tampak tulangan 20% dimensi penampang kolom yang
transversal yang rapat di bagian tersebut. terkecil antara garis pusat balok dan kolom.
j. Kolom Kuat/Balok Lemah r. Sengkang dan Pengikat
Jumlah kuat nominal momen kolom yang Sengkang/pengikat yang dipasang di lokasi
terkecil harus 20% lebih besar dari jumlah sendi plastis balok dan kolom harus berupa
kuat nominal momen balok di muka sengkang/pengikat tertutup dengan kait
hubungan balok-kolom rangka. gempa. Sengkang balok dan pengikat kolom
k. Tulangan Balok tersebut harus diangkur ke dalam inti
Paling sedikit dua batang tulangan atas komponen struktur dengan kait sebesar 1350
longitudinal dan dua batang tulangan bawah atau lebih. Pengikat silang yang dipasang
longitudinal harus menerus sepanjang berurutan harus ditempatkan secara
panjang setiap balok rangka. Paling sedikit berselang-seling berdasarkan bentuk kait
25% batang tulangan longitudinal di muka ujungya.
hubungan balok- kolom baik untuk momen s. Kompatibilitas Simpangan
positif ataupun momen negatif harus Komponen struktur yang bukan merupakan
menerus sepanjang panjang komponen bagian sistem penahan gaya lateral tetap
struktur. harus mampu menahan beban gravitasi dan
l. Sambungan Lewatan Tulangan Balok daktail terhadap simpangan sistem penahan
Semua panjang sambungan lewatan batang gaya lateral akibat gempa.
tulangan kolom harus lebih besar dari 50db t. Mutu Tulangan Memanjang
dan harus dilingkupi oleh pengikat/sengkang Mutu tulangan 300 MPa dan 400 MPa boleh
tertutup dengan spasi sama dengan atau digunakan dalam komponen struktur sistem

122
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

penahan gaya lateral bila (a) Kuat leleh 2) Balok


pengujian pabrik tidak melampaui fy yang
ditetapkan (specified) lebih dari 120 MPa, (b) Tabel 4. Hasil Desain Struktur Elemen Balok
Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh Bangunan I (Bangunan C)
aktual ≥ 1,25.

3. Hubungan Kolom dan Pondasi


a. Pengangkuran Kolom Beton
Semua tulangan kolom beton harus
dilengkapi dengan penyaluran (ld) ke dalam
fondasi dan ld harus dapat mengembangkan
kapasitas tarik kolom.
Sumber : Hasil Desain Struktur

4. Hubungan Pancang dan Poer Tabel 5. Hasil Desain Struktur Elemen Balok
a. Beban Lateral di Poer Bangunan I (Bangunan C)
Poer harus mempunyai tulangan atas, ujung
pancang harus diberi cukup pengekangan,
kemudian tulangan pancang harus diangkur
ke dalam poer, sehingga mampu mencapai
tegangan tarik lelehnya oleh gaya
lateral/gempa siklik.
Sumber : Hasil Desain Struktur
Data Bangunan
Struktur Atas (super structure) 3) Kolom
1) Rangkap Atap Tabel 6. Hasil Desain Struktur Elemen Kolom
Bangunan I (Bangunan C)
Tabel 1. Profil Desain Struktur Rangka Atap
Bangunan 1 C

Sumber : Hasil Desain Struktur

Tabel 7. Hasil Desain Struktur Elemen Kolom


Sumber: Hasil Desain Struktur Bangunan I (Bangunan C)

Tabel 2. Batang Tarik Rangka Atap

Sumber : Hasil Desain Struktur


Sumber: Hasil Desain Struktur
Tabel 8. Hasil Desain Struktur Elemen Kolom
Bangunan I (Bangunan C) [Lanjutan]
Tabel 3. Batang Tekan Rangka Atap

Sumber : Hasil Desain Struktur


Sumber : Hasil Desain Struktur

123
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

4) Pelat suatu pembangunan gedung direkomendasikan


dapat dilanjutkan ke tahap pelaksanaan atau
Tabel 9. Hasil Desain Struktur Elemen Pelat
harus diperbaiki perencanaannya lebih dahulu
Bangunan I (Bangunan C)
sampai memenuhi Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang ditinjau dalam penelitian ini baru
kemudian dapat dilanjutkan pelaksanaan
pembuatan gedung yang dimaksud.
Tabel 13. Daftar Kriteria-Kriteria Pemeriksaan Cepat
Perencanaan Gedung (checklist)
Sumber : Hasil Desain Struktur

b. Struktur Bawah (Sub Structure)


1. Pondasi Tiang Bor (Bored Pile)
[dalam Meter]
Tabel 10. Pondasi Tiang Bor (Bored Pile)
[Satuan dalam Meter]

2. Pondasi Tiang Bor (Bored Pile)


[dalam Meter]
Tabel 11. Pondasi Tiang Bor (Bored Pile)
[Satuan dalam Meter]

3. Dinding Geser (Shear Wall)


Tabel 12. Dinding Geser (Shear Wall)

Selanjutnya akan dibuat daftar pemeriksaan


cepat yang sangat berguna untuk pedeteksian
atau pencegahan awal sehingga pelaksanaan

124
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

manusia, maka dapat disimpulkan terdapat 4


(empat) bagian besar yang dapat dipakai sebagai
suatu standar pemerikaan cepat pada saat
perencanaan suatu bangunan struktur Gedung
yakni: Sistem Bangunan, Sistem Penahan Gaya
Lateral, Hubungan Kolom dan Fondasi serta
Hubungan Tiang Pancang dan Poer.

Saran
Dalam perencanaan bangunan struktur di
Manado maka perlu diperhatikan tentang
kondisi geografis kota Manado yang rawan
gempa, perlunya kejelasan penerapan SNI
sesuai bidang perencanaan termasuk memak-
simalkan sosialisasi penerapan SNI tersebut.
Juga dibutuhkan fungsi pengawasan untuk
PENUTUP perencanaan struktur bangunan gedung berskala
kecil yang merupakan landasan untuk
Kesimpulan mendapatkan suatu solusi yang tepat sasaran
Berdasarkan hasil studi yang mendalam dalam mengatasi permasalahan penerapan SNI di
dan proses hasil perencanaan suatu bangunan lapangan.
Gedung berdasarkan kriteria keamanan jiwa

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. M., Moon, K., 2007, Structural Developments in Tall Building: Current Trends and Future
Prospects, University of Sydney
BSN, 2012, “SNI 1726 : Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung”, Bandung, Indonesia
BSN, 2013, “SNI 1727 : Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktu
Lain”, Bandung, Indonesia
BSN, 2013, “SNI 2847 : Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung”, Bandung
Indonesia
Comittee 3 CTBUH, 1995, Structural Systems for Tall Buildings, McGraw Hill, Singapore
FEMA-356, 2000, Prestandard and Commentary for The Seismic Rehabilitation of Buildings, ASCE,
Virginia, USA
FEMA-451, 2008, Seismic Design of Reinforced Concrete Structures, FEMA, Washington D.C,
USA
Kementrian Pekerjaan Umum, 2010, “Peta Hazard Gempa Indonesia 2010”, Jakarta, Indonesia
Maffei, Joe, Noelle Y., 2011, Seismic Performance and Design Requirements for High-Rise
Concrete Buildings, Structure Magazine (2007)
Purwono, R., 2010, “Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa”, Edisi Keempat, ITS
Press, Surabaya, Indonesia
Sev, A., Ozgen, A., 2009, Space Efficiency in High-rise Office Building. METU JFA 2009/ (26:2)
69-89
Smith, B., S., Coull, A., 1991, Tall Building Structures: Analysis and Design

125
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.1 Januari 2020 (117-126) ISSN: 2337-6732

TC, 2010, Modeling and Acceptance Citeria for Seismic Design and Analysis of Tall Buildings,
PEER Report 2010/111
Vanderbilt, M., D., Corley, W., G., 1983, Frame Analysis of Concrete Buildings, Concrete
International, American Concrete Institute, Detroit, Michigan, V. 5, No.12, pp.33-43

126

Anda mungkin juga menyukai