Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN KEPERAWATAN

DEPARTEMEN KOMUNITAS-GERONTIK

PADA KELUARGA TN. R

PUSKESMAS DAU-MALANG

Disusun Oleh:
Kelompok 8 – Reguler 2
A.A Istri Catur Dyah Ferinasmara 155070201111030
Ni Wayan Manik Ardita Sari 155070201111032
Ni Made Ari Widayani 155070201111034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA
MODEL FRIEDMAN

A. Data umum

1. Nama KK : Rochim
2. Umur KK : 61 tahun
3. Alamat : Desa Gading Kulon, RT 10
4. No. Telepon :-
5. Pekerjaan : Petani
6. Pendidikan : SD
7. Susunan Anggota Keluarga :
Hub dg Sex Tgl Lahir Status
No Nama Pendidikan Pekerjaan
KK (L/P) (umur) Kesehatan
1 Rochim Kepala L 20/11/1958 SD Petani
Keluarga 61 tahun

2 Wartini Isteri P 16/08/1958 SD Mengurus


61 tahun Rumah
Tangga
3 Eko Anak L 30/04/1996 SD Petani
Wahyu 23 tahun
Irawan

4 Kristina Menantu P 11 Juli 1997 SD Mengurus


Anggraeni 22 tahun Rumah
Tangga
5 Asmiya Cucu P 2019
4 bulan

Genogram ( dibuat 3 generasi )

Bp. R (61 th) Ibu W (61 th)


(Hipertensi)

Ibu. K (21 th)

By. A
Bp. E (23 th) (4 bln)
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan

: Laki-Laki telah meninggal : Perempuan telah meninggal

8. Tipe Keluarga
Extended family (keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak, ditambah dengan
ayah dan ibu mertua yang tinggal bersama mereka)

9. Latar belakang kebudayaan (etnik)


Bp. E dan Ibu K. sama sama merupakan orang jawa. Komunikasi menggunakan
Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Keluarga tidak memiliki kebiasaan khusus
mengenai budaya yang berkaitan dengan kesehatan. Budaya Jawa yang kental dalam
keluarga mereka adalah tentang upacara 7 bulanan saat hamil sebagai syukuran.

10. Identifikasi religius


Bp. E, Ibu K, Bp. R dan Ibu W beragama Islam. Mereka melakukan kegiatan ibadah
yaitu sholat dan kewajiban-kewajiban orang Islam pada umumnya seperti saat ini yaitu
berpuasa di bulan suci Ramadhan. Ibu W rajin mengikuti pengajian bersama di sekitar
rumah seminggu sekali, namun Ibu K kadang-kadang karena memiliki bayi.

11. Status kelas sosial


Keluarga Sejahtera II
Bp. A bekerja sebagai petani dan memiliki penghasilan tetap setiap bulannya. Setiap
pagi ia bekerja pada lahan sawah milik tetangganya, lalu pada siang ke sore harinya
ia bekerja pada lahan sawah miliknya sendiri. Ibu K dahulu bekerja di sebuah toko
dekat rumahnya, namun saat hamil pada usia 6 bulan ia berhenti bekerja dan fokus
mengurus anak. Penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarga.

12. Mobilitas kelas sosial


Tidak terdapat perubahan keadaan dari awal mereka menikah. Mereka memiliki satu
buah sepeda motor untuk beraktivitas.

13. Aktivitas Rekreasi keluarga


Dalam satu bulan terakhir keluarga tidak pernah mengadakan kegiatan rekreasi keluar
rumah ataupun bepergian keluar kota. Hiburan yang dimiliki keluarga adalah
menonton televisi dan mengobrol dengan keluarga saat memiliki waktu senggang.

B. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan

14. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga Child-bearing yaitu keluarga dengan kelahiran anak pertama. Tugas
perkembangan keluarga yaitu menata ruang untuk anak, pembiayaan membesarkan
anak, memangku tanggung jawab bersama untuk perawatan dan pengasuhan anak,
memfasilitasi pembelajaran peran anggota keluarga, menyesuaikan diri dengan
perubahan komunikasi, merencanakan anak berikutnya, menyeleraskan pola
integrasional, mempertahankan motivasi dan moral anggota keluarga, dan mendirikan
ritual keluarga dan rutinitas keluarga.

15. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Pada saat By. A rewel dan menangis di malam hari Bp. E sedikit cuek dan kurang
tanggap terhadap tangisan bayi, sehingga Ibu K kewalahan dan menjadi mengomel
sendiri. Bapak E juga masih belum tau cara merawat bayi dan komunikasi dengan
bayinya.

16. Riwayat keluarga inti


Bapak E dan Ibu K menikah satu tahun lalu yaitu tahun 2018. Anak pertama mereka
lahir pada bulan Januari secara normal.

17. Riwayat keluarga asal


Kedua orang tua Bp. E asli dari Malang di desa Gading Kulon. Ibu dari Bp. E yaitu Ibu
W memiliki riwayat hipertensi dan diberikan obat oleh dokter. Ibu K juga berasal dari
Malang hanya beda desa dengan Bp. E. Ibu K dan Bp. E sama sama dibesarkan dalam
keluarga yang mengikuti kebiasaan orang Jawa dan Agama Islam.

C. Data Lingkungan
18. Karakteristik rumah
Kondisi Rumah :
Rumah yang ditempati adalah bangunan permanen dengan lantai keramik. Rumah
tersebut merupakan miliki orang tua Bp. E. Terdapat 4 ruangan, dengan 2 kamar tidur
(satu kamar tidur Bp. E dan Ibu K, dan satu kamar tidur Bp. R dan Ibu W), lalu ruang
tamu dan ruang keluarga. Kemudian terdapat 1 dapur dan 1 kamar mandi. Penataan
ruangan cukup bersih, ventilasi udara dan pencahayaan baik, Air berasal dari sumber
mata air. Kondisi kamar mandi bersih dan tidak terdapat jentik nyamuk. Terdapat
televise, kipas angina, sofa dan meja.

Denah rumah

5
6

1 2

Keterangan:
1. Ruang Tamu 4. Ruang Keluarga
2. Kamar Tidur 5. Dapur
3. Kamar Tidur 6. Kamar Mandi
19. Karakteristik lingkungan tempat tinggal dan masyarakat
Rumah Bp. E merupakan daerah pedesaan yang masih asri. Rumah warga tampak
berhimpitan tanpa jarak. Di depan rumah Bp. E terdapat sungai kecil dan ada
perkebunan jeruk. Kondisi lingkungan tidak begitu ramai. Kondisi jalan sedikit rusak
dan masih ada beberapa bebatuan yang belum diaspal.

20. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga tidak pernah pindah tempat tinggal dan semua anggota keluarga tinggal
bersama.

21. Hubungan sosial keluarga dengan masyarakat


Warga rukun dan gotong royong jika ada kegiatan atau ada warga yang memerlukan
bantuan. Kegiatan disekitar biasanya seperti Posyandu balita, Posyandu lansia dan
pengajian. Ibu K sekarang jarang keluar rumah dikarenakan fokus mengurus bayi.

D. Struktur Keluarga

22. Pola dan Komunikasi Keluarga


Komunikasi dilakukan secara langsung. Keluarga mengatakan tidak ada masalah
dalam berkomunikasi, bila ada masalah langsung dibicarakan.

23. Struktur Kekuatan


Pengambilan keputusan dalam keluarga diambil oleh Bp. E selaku kepala rumah
tangga, namun tetap melibatkan Ibu K untuk dimintai saran.

24. Struktur Peran


- Struktur peran formal:
 Bp. E sebagai Kepala Keluarga dan ayah yang mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
 Ibu K sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi segala kebutuhan rumah
tangga dan mengasuh bayi.
 Bp. R adalah bapak dari Bp. A dan berperan membantu mencari nafkah.
 Ibu W berperan membantu urusan rumah tangga, seperti memasak dan bersih-
bersih rumah.
 By. A adalah anak pertama
- Struktur peran informal
 Ibu W dan Bp. R berperan sebagai pengasuh cucunya dan membantu merawat
apabila Ibu K sedang melakukan kegiatan lain seperti saat memasak atau
berbelanja ke pasar.

25. Nilai-Nilai Keluarga


Nilai pada keluarga ini adalah sesuai ajaran Agama Islam dan mengikuti budaya Jawa.

E. Fungsi Keluarga

26. Fungsi Afektif


Selama ini tidak pernah ada pertengkaran besar pada keluarga, komunikasi terjalin
dengan baik. Bp. E terlihat menyayangi dan mengasihi Ibu K dan By. A namun masih
belum tahu merawat bayi dengan baik. Ibu K telah menganggap Bp. R dan Ibu W
sebagai orang tua kandungnya sendiri.
27. Fungsi Sosialisasi
Keluarga ini terlihat ramah dan murah senyum. Saat mahasiswa dan ibu kader datang
keluarga menyambut dengan hangat dan bersalaman. Sosialisasi dengan warga
sekitar terlihat sangat akrab dan dekat.

28. Fungsi Perawatan Kesehatan


Ibu K mengatakan sehabis melahirkan kondisinya baik, namun ia memiliki masalah
dalam pengeluaran ASI. ASI yang keluar hanya sedikit, padahal payudara terasa
penuh. Payudara kanan dan kiri terasa nyeri dan sedikit bengkak karena ASI susah
keluar. By. A juga sudah tidak pandai dalam mencari putting susu, dikarenaka sudah
terbiasa minum menggunakan botol susu. By. A diberikan susu formula walaupun
usianya baru 4 bulan dikarenakan ASI Ibu K keluarnya hanya sedikit. Bp E dan Bp. R
merokok didalam rumah. Ibu W memiliki hipertensi namun jika sudah baikan maka
tidak meminum obat.

29. Terapi Komplementer dan Alternatif


Keluarga tidak pernah mencari atau menggunakan terapi komplementer atau
alternative. Jika sakit keluarga biasanya ke bidan atau ke fasilitas kesehatan seperti
Rumah Sakit.

30. Sumber Pembiayaan


Sumber pembiayaan pada keluarga ini adalah dari penghasilan Bp. E dibantu dengan
Bp. R. Biasanya berobat dengan jalur umum.

F. Stress dan Koping Keluarga


31. Stressor jangka pendek
Mengurus Anak

32. Stressor jangka panjang


Biaya masa depan anak

33. Strategi koping keluarga


Keluarga bersyukur dengan kondisi keluarganya yang sudah cukup terpenuhi
kebutuhan sehari-harinya.

34. Adaptasi keluarga


Keluarga mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, bersosialisasi dan saling
membantu dengan warga sekitar.
G. Pemeriksaan Fisik

No Jenis pemeriksaan Bp. E Ibu K Ny. W Tn. R By. A

1. TTV Kesadaran CM Kesadaran CM Kesadaran CM Kesadaran CM S= 36,5


Tensi : TD = 120/80 mmHg TD = 110/70 mmHg TD = 160/100 mmHg TD = 110/70 mmHg
Nadi = 86 x/m Nadi = 84 x/m Nadi = 84x/m Nadi = 80x/m
Suhu :
RR = 20x/m RR = 20x/m RR = 18x/m RR = 20x/m
Nadi : S= 35,5 S= 36,5 S= 35,5 S= 36
Nafas :
2. Kulit, rambut dan kuku. Kulit warna sawo Kulit warna putih, Kulit warna putih, tidak Kulit warna sawo Kulit warna putih,
matang, tidak tidak terdapat luka, terdapat luka, rambut matang, tidak tidak terdapat
terdapat luka, rambut rambut berwarna berwarna hitam lurus terdapat luka, luka, rambut
berwarna hitam lurus hitam lurus dan dan terdistribusi rambut berwarna berwarna hitam
dan terdistribusi terdistribusi merata, merata, kuku bersih putih, lurus dan lurus, tebal dan
merata, bibir tampak kuku bersih dan dan tidak panjang, terdistribusi merata, terdistribusi
gelap, kuku sedikit tidak panjang, CRT CRT < 2 detik bibir tampak gelap, merata, kuku
< 2 detik kuku bersih dan bersih dan
kotor, CRT < 2 detik
tidak panjang, CRT sedikit panjang,
< 2 detik CRT < 2 detik
3. Kepala, leher Bentuk simertris, Bentuk simertris, Bentuk simertris, tidak Bentuk simertris, Bentuk simertris,
tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak benjolan,
anemis, bibir anemis, bibir anemis, bibir anemis, bibir konjungtiva tidak
berwarna hitam berwarna hitam berwarna hitam gelap, berwarna hitam anemis, bibir
gelap, mata isokor, gelap, mata isokor, mata isokor, kornea gelap, mata isokor, berwarna hitam
kornea tidak ikterik, kornea tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ada kornea tidak ikterik, gelap, mata
tidak ada tidak ada pembesaran pada tidak ada isokor, kornea
pembesaran pada pembesaran pada leher pembesaran pada tidak ikterik, tidak
leher leher leher ada pembesaran
pada leher
No Jenis pemeriksaan Bp. E Ibu K Ny. W Tn. R By. A

4. Thoraks dan paru Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk dada Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk
dada normal dan dada normal dan normal dan payudara dada normal dan dada normal dan
payudara simetris, payudara simetris, simetris, ictus cordis payudara simetris, payudara
ictus cordis tidak ictus cordis tidak tidak tampak ictus cordis tidak simetris, ictus
tampak tampak Palpasi:Taktil fremitus tampak cordis tidak
Palpasi:Taktil Palpasi:Taktil vibrasi dirasakan Palpasi:Taktil tampak
fremitus vibrasi fremitus vibrasi sama disetiap daerah fremitus vibrasi Palpasi:Taktil
dirasakan sama dirasakan sama dada posterior dirasakan sama fremitus vibrasi
disetiap daerah disetiap daerah Perkusi: Resonan disetiap daerah dirasakan sama
dada posterior dada posterior pada setiap daerah dada posterior disetiap daerah
Perkusi: Resonan Perkusi: Resonan punggung klien Perkusi: Resonan dada posterior
pada setiap daerah pada setiap daerah Auskultasi: Tidak ada pada setiap daerah Perkusi: Resonan
punggung klien punggung klien bunyi nafas punggung klien pada setiap
Auskultasi: Tidak Auskultasi: Tidak tambahan, irama Auskultasi: Tidak daerah punggung
ada bunyi nafas ada bunyi nafas pernafasan regular, ada bunyi nafas klien
tambahan, irama tambahan, irama suara jantung normal tambahan, irama Auskultasi: Tidak
pernafasan regular, pernafasan regular, pernafasan regular, ada bunyi nafas
suara jantung suara jantung suara jantung tambahan, irama
normal normal normal pernafasan
regular, suara
jantung normal

5. Abdomen Inspeksi: perut datar Inspeksi: perut datar Inspeksi: perut datar Inspeksi: perut datar Inspeksi: perut
Palpasi: Perut Palpasi: Perut terasa Palpasi: Perut Palpasi: Perut datar
terasa lemas, tidak lemas, tidak terdapat terasa lemas, tidak terasa lemas, tidak Palpasi: Perut
terdapat nyeri tekan, nyeri tekan, hepar terdapat nyeri tekan, terdapat nyeri tekan, terasa lemas
hepar tidak teraba tidak teraba hepar tidak teraba hepar tidak teraba Perkusi: suara
Perkusi: suara Perkusi: suara Perkusi: suara Perkusi: suara timpani
timpani timpani timpani timpani Auskultasi: bising
Auskultasi: bising Auskultasi: bising Auskultasi: bising Auskultasi: bising usus 7x/m
usus 12x/m usus 10x/m usus 10x/m usus 8x/m
No Jenis pemeriksaan Bp. E Ibu K Ny. W Tn. R By. A

6. Genitalia Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

7. Ekstremitas atas + Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
bawah refleks fisiologis gangguan pada gangguan pada gangguan pada gangguan pada gangguan pada
ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas
Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5

Harapan Keluarga : Keluarga berharap selalu diberi kesehatan, dan Ibu K berharap agar ASI nya keluar tidak sedikit.
ANALISA DATA
Masalah
No. Data Etiologi Keperawat
an
1. DS: Keluarga tidak mengetahui/ memahami Ketidakcuk
- Ibu K mengatakan manajemen status nutrisi bayi upan
memiliki masalah produksi

dalam asi
pengeluaran ASI. Keluarga tidak mampu memutuskan
ASI yang keluar untuk mengatasi manajemen
hanya sedikit, keberhasilan menyusui yang tepat pada
padahal payudara ibu dan anak
terasa penuh.

Payudara kanan
dan kiri terasa Keluarga tidak mampu memberikan
nyeri dan sedikit dukungan kepada klien terkait
bengkak karena keberhasilan menyusui pada ibu
ASI susah keluar.

- By. A juga tidak
pandai dalam Keluarga tidak mengetahui bagaimana
mencari putting cara untuk merangsang produksi asi
susu, dikarenaka

sudah terbiasa
minum Ketidakcukupan produksi asi
menggunakan
botol susu.
- By. A diberikan
susu formula
walaupun usianya
baru 4 bulan
dikarenakan ASI
Ibu K keluarnya
hanya sedikit.
- Ibu K berharap
agar ASI nya
keluar tidak sedikit
- Pada saat By. A
rewel dan
menangis di
malam hari Bp. E
sedikit cuek dan
kurang tanggap
terhadap tangisan
bayi, sehingga Ibu
K kewalahan dan
menjadi mengomel
sendiri.
- Bapak E masih
belum tau cara
merawat bayi dan
komunikasi
dengan bayinya
DO:
-
2. DS: Tingkat pendidikan rendah Perilaku
- Bp E dan Bp. R kesehatan
merokok didalam Kurang pengetahuan cenderung
rumah. beresiko
- Ibu W memiliki Merokok Ibu W Hipertensi
hipertensi namun
jika sudah baikan Bp.E dan Tn R
maka tidak sering
meminum obat. merokok Tidak patuh
pengobatan

Ingin
DO: berhenti
- TD Ny W = namun
160/100 mmHg sulit
- Bibir Bp. E dan Tn.
R tampak gelap Hambatan gaya hidup/perilaku
- Tn. R, Ny. W, Bp. E memperbaiki kesehatan
dan Ibu K
Pendidikan Perilaku kesehatan cederung beresiko
terakhirnya adalah
tamat SD

DAFTAR PRIORITAS KEPERAWATAN + SKORING


Skala untuk menentukan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga

No. Kriteria Skor Bobot


1. Sifat masalah 1
Skala: Aktual 3
Risiko 2
Keadaan sejahtera/ diagnosis sehat 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala: Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala : tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : masalah dirasakan dan harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring

a) Ketidakcukupan produksi asi

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


a) Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Dari hasil pengkajian didapatkan data
Skala: mengenai ketidakcukupan produksi asi,
Aktual : 3 Ibu K mengatakan ASI yang keluar
Resiko : 2 hanya sedikit, padahal payudara terasa
Potensial : 1 penuh. Payudara kanan dan kiri terasa
nyeri dan sedikit bengkak karena ASI
susah keluar.
b) Kemungkinan 2 1/2 x 2 = 1 Masalah masih mungkin untuk dicegah
masalah dapat karena By. A diberikan susu formula
diubah walaupun usianya baru 4 bulan
Skala : dikarenakan ASI Ibu K keluarnya hanya
Mudah : 2 sedikit dapat dirangsang dengan pijat
Sebagian : 1 oksitosin.
Tidak dapat : 0
c) Potensi masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Bp. E sedikit cuek dan kurang tanggap
untuk dicegah terhadap tangisan bayi, sehingga Ibu K
Skala : kewalahan dan menjadi mengomel
Tinggi : 3 sendiri.
Cukup : 2
Rendah : 1
d) Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 By. A juga tidak pandai dalam mencari
masalah putting susu, dikarenaka sudah terbiasa
Skala : minum menggunakan botol susu.
Masalah
dirasakan dan
harus segera
ditangani : 2
Ada masalah
tetapi tidak perlu
ditangani : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Total Skor 11/3= 3,6

b) Perilaku kesehatan cenderung beresiko

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 1 3/3 x 1 = 1 Dari hasil pengkajian didapatkan data
Skala: Bp E dan Bp. R merokok didalam rumah
Aktual : 3 serta ibu W memiliki hipertensi namun
Resiko : 2
Potensial : 1 jika sudah baikan maka tidak meminum
obat.

2. Kemungkinan 1 1/2 x 2 = 1 Masalah masih mungkin untuk dicegah


masalah dapat karena Ibu W memiliki obat anti
diubah hipertensi perlu adanya motivasi untuk
Skala : minum obat rutin dari keluarga, dan Bp.
Mudah : 2 E & Tn. R juga bisa diedukasi tentang
Sebagian : 1 bahaya merokok dalam rumah
Tidak dapat : 0
3. Potensi masalah 1 1/3 x 1 = 1/3 Ibu W mengatakan memiliki hipertensi
untuk dicegah namun jika sudah baikan maka tidak
Skala : meminum obat.
Tinggi : 3
Cukup : 2
Rendah : 1
4. Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Bp. E dan Tn. R memiliki kebiasaan
masalah merokok dirumah yang meningkatkan
Skala : resiko gangguan kesehatan bagi dirinya
Masalah dan keluarga dalam keluarga tersebut
dirasakan dan Ibu W memiliki ketidak patuhan
harus segera pengobatan yang akan semakin
ditangani : 2 meningkatkan resiko untuk terkena
Ada masalah komplikasi dari hipertensi
tetapi tidak perlu
ditangani : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Total Skor 10/3= 3,3

Prioritas diagnosa berdasarkan skor


1. Ketidakcukupan produksi asi
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Diagnosa Tujuan NOC NIC
Ketidakcukupan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam diharapkan dapat :
produksi ASI
b.d perlekatan
TUK 1: NOC: Status Nutrisi Bayi NIC: Pengajaran:
bayi tidak
Keluarga dapat Nutrisi Bayi 4-6
efektif No Indikator 1 2 3 4 5
mengetahui/memahami bulan
manajemen status 1. Intake nutrisi
1. Berikan orang tua
nutrisi bayi 2. Intake cairan
materi yang tertulis
lewat mulut
sesuai dengan
3. Pertumbuhan
kebutuhan
4. Perbandingan
pengetahuan yang
berat/tinggi
telah diidentifikasi .
Keterangan: R: Untuk menambah
1. Tidak adekuat
pengetahuan
2. Sedikit adekuat
keluarga tentang
3. Cukup adekuat
ketidakcukupan
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat produksi ASI
2. Instruksikan orang
tua/pengasuh untuk
memperkenalkan
pakaian pada
(bubur) tanpa
tambahan garam
atau gula.
R: Untuk
membiasakan bayi
dengan makanan
barunya
3. Instruksikan orang
tua/pengasuh untuk
memperkenalkan
sereal bayi yang
diperkaya zat besi
R: Untuk
membiasakan bayi
dengan makanan
barunya
4. Instruksikan orang
tua/pengasuh untuk
menghindari
memberikan jus atau
minuman yang
dimaniskan.
R: Untuk
menghindari
gangguan
pencernaan pada
bayi
5. Instruksikan orang
tua/pengasuh untuk
memberi makan
hanya
menggunakan
sendok
R: Untuk
memudahkan dalam
pemberian puding
TUK 2: NOC: Keberhasilan Menyusui: Maternal NIC: Konseling
Keluarga mampu Laktasi
No Indikator 1 2 3 4 5
memutuskan untuk 1. Koreksi konsepsi
mengatasi manajemen 1. Posisi maternal
yang salah,
keberhasila menyusui selama
yang tepat dari ibu informasi yang
menyusui
salah, dan
2. Menyokong
ketidaktepatan
payudara
mengenai
dengan
menyusui
menggunakan
R: Untuk melihat
penahan
dan mengetahui
payudara
apakah ada
ukuran C
perbedaan
3. Pengeluaran
pandangan ibu
ASI
dan penyedia
4. Teknik
layanan kesehatan
mencegah
untuk mencari
nyeri puting
persamaan
5. Menghindari
persepsi dan
penggunaan
mungkin jika
putting buatan
terjadi masalah
/dot pada bayi
2. Dukung ibu,
6. Suplemen
keluarga atau
menyusui
teman untuk
7. Mengenali
memberikan
isyarat lapar di
dukungan
awal
R: Agar ibu
8. Intake cairan mendapatkan
ibu pengaruh yang
9. Memompa positif saat
payudara
10. Menggunakan menyusui
dukungan Keterangan: 3. Jelaskan tanda
keluarga 1. Tidak bayi
11. Puas dengan adekuat membutuhkan
proses 2. Sedikit makan, misalnya
menyusui adekuat rooting,
3. Cukup menghisap serta
adekuat
diam dan terjaga
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat R: Agar ibu
mengetahui dan
memahami isyarat
dari bayi
4. Bantu kelekatan
bayi bayi ke dada
dengan cara yang
tepat
R: Agar bayi bisa
menghisap
payudara ibu
dengan benar
5. Informasikan
hisapan yang
memberikan
nutrisi dan yan
tidak memberikan
nutrisi
R:Agar bayi
mendapatkan
nutrisi yang
maksimal
6. Diskusikan
kebutuhan untuk
istirahat yang
cukup, hidrasi,
dan diet yang
seimbang
R: Agar ibu dapat
memberikan
nutrisi yang
maksimal kepada
bayi
TUK 3: NOC: Keberhasilan Menyusui: Bayi NIC: Peningkatan
Keluarga mampu Keterlibatan Keluarga
No Indikator 1 2 3 4 5
merawat anggota 1. Beri makanan
keluarga yang 1. Kesejajaran
pada anak sesuai
membutuhkan bantuan tubuh yang
dalam keberhasilan usia
sesuai dan
menyusui bayi perkembangan
bayi
R: Agar
menempel
kebutuhan bayi
dengan baik
bisa terpenuhi
2. Genggaman
dengan baik
tangan bayi
2. Sediakan
pada aerola
informasi bagi
dengan tepat
orangtua
3. Refleks
mengenai
menghisap
kperkembangan
4. Terdengar
dan
menelan
membesarkan
5. Menyusui
anak
minimal 5-10
R: Untuk
menit per
memberikan
payudara
anggota keluarga
dan pasien
dalam
6. Minimal 8 kali pengembangan
menyusui Keterangan: rencana
perhari 1. Tidak adekuat keperawatan
7. Bayi puas 2. Sedikit adekuat yang telah
setelah makan 3. Cukup adekuat direncanakan
4. Sebagian besar
3. Instruksikan
adekuat
5. Sepenuhnya adekuat orangtua untuk
melakukan
perawatan
special untuk
bayi
R: Agar seluruh
anggota keluarga
bisa memahamai
keperluan bayi
dan nantinya
seluruh keluarga
bisa ikut
berpartisipasi
untuk bersatu
memberikan
bantuan maupun
pelayanan /
perawatan
kepada anggota
keluarga yang
lain
4. Nyamankan bayi
melalui ayunan,
pelukan,
dekapan, lampin
R: Agar
pelayanan
perawatan yang
diberikan sesuai
dengan masalah
kasus yang
terjadi di
keluarga
TUK 4: NOC: Status Nutrisi: Intake Makanan dan Cairan NIC:Terapi Nutrisi
Keluarga mampu No Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan 1. Kaji status nutrisi
memberikan modifikasi 1 Intake makanan 1. Tidak klien
lingkungan untuk secara oral adekuat R: Agar mengetahui
meningkatkan keluaran 2. Sedikit asupan nutrisi klien
ASI adekuat dan menentukan
3. Cukup masalahnya
adekuat 2. Kaji tipe nutrisi yang
4. Adekuat dibutuhkan klien
5. Sangat R: Untuk dapat
adekuat memberikan nutrisi
yang tepat sesuai
NOC: Status Nutrisi: Intake Nutrisi kebutuhan klien
No Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan 3. Sediakan makanan
1 Intake protein 1. Tidak tinggi protein,
2 Intake Vitamin adekuat vitamin dan zat besi,
3 Intake zat besi 2. Sedikit finger food yang siap
4 Intake Mineral adekuat dikonsumsi klien
3. Cukup R: Protein, vitamin
adekuat dan zat besi baik
4. Adekuat dalam
5. Sangat memperlancar dan
adekuat memperbanyak ASI
4. Instruksikan klien
dan keluarga terkait
pola diet nutrisi
R: Agar kebutuhan
nutrisi klien
terpenuhi
TUK 5: NOC: Perilaku Pencarian Kesehatan Nic : Panduan
Keluarga mampu No Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan Sistem Pelayanan
menggunakan fasilitas 1 Menanyakan 1. Sangat Kesehatan
layanan kesehatan pertanyaan menyimpang 1. Bantu keluarga untuk
terkait dari normal berkoordinasi dan
kesehatan 2. Menyimpang mengkomunikasikan
2 Melakukan dari normal perawatan kesehatan
skrining R: Agar perawatan
secara mandiri kesehatan yang
diberikan bisa
3 Mendapatkan 3. Cukup diimplementasikan
bantuan dari menyimpang dan dilakukan
professional dari normal dengan baik
kesehatan 4. Sedikit 2. Bantu keluarga
4 Menggunakan menyimpang memilih
informasi dari normal professionalitas
kesehatan 5. Sangat perawatan kesehatan
terpercaya menyimpang dengan tepat
dari normal R: Agar pasien dan
keluarga bisa
mendapatkan
perawatan oleh
tenaga professional
yang tepat sesuai
kebutuhan kesehatan
3. Anjurkan keluarga
memilih mengenai
jenis pelayanan yang
bisa diharapkan dari
setiap jenis penyedia
pelayanan kesehatan
misalnya perawat
atau bidan
R: Agar pasien bisa
mengenali jenis
penyedia layanan
yang tepat dengan
kondisi dan
kebutuhan pasien
4. Informasikan pada
keluarga mengenai
sumber daya
masyarakat dan
kontak person yang
tepat di komunitas
R: Agar pasien dan
keluraga dengan
mudah mengakses
layanan kesehatan
yang sesuai dan
tepat dengan
kebutuhannya
5. Monitoring
kecukupan tindak
lanjut perawatan
kesehatan
R: Untuk mengetahui
apakah perawatan
kesehatan yang telah
tersedia sudah cukup
atau masih kurang
Perilaku Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam perilaku kesehatan keluarga dapat meningkat menuju
Kesehatan taraf kesehatan yang baik
Cenderung TUK 1: Keluarga NOC: Kepercayaan Mengenai Kesehatan: Merasakan NIC : Pendidikan
Beresiko mampu mengenal Kemampuan Melakukan Kesehatan
masalah No Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan 1. Identifikasi faktor
1 Persepsi 6. Sangat internal dan eksternal
kemungkinan lemah yang dapat
melakukan 7. Lemah meningkatkan atau
perilaku 8. Sedang mengurangi motivasi
kesehatan 9. Kuat untuk berperilaku
sepanjang waktu 10. Sangat sehat
kuat 2. Tentukan
2 Kepercayaan pengetahuan
terhadap kesehatan dan gaya
kemampuan hidup perilaku saat ini
untuk melakukan pada individu dan
perilaku keluarga
kesehatan 3. Bantu individu dan
3 Persepsi bahwa keluarga untuk
perilaku memperjelas
kesehatan tidak keyakinan dan nilai-
terlalu rumit nilai kesehatan
4 Persepsi bahwa 4. Tekankan manfaat
perilaku kesehatan positif yang
kesehatan langsung atau manfaat
membutuhkan jangka pendek yang
upaya yang bisa diterima oleh
masuk akal perilaku gaya hidup
5 Persepsi bahwa sehat
frekuensi perilaku 5. Ajarkan strategi yang
kesehatan tidak dapat digunakan untuk
berlebihan menolak perilaku yang
tidak sehat atau
NOC: Pengetahuan: Perilaku Kesehatan berisiko daripada
No Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan memberikan saran
1 Praktek gizi 1. Tidak pernah untuk menghindari
sehat menunjukan atau mengubah
2. Jarang perilaku
2 Keuntungan 6. Libatkan keluarga
menunjukan
olahraga rutin dalam perencanaan
dan implementasi
3 Pola bangun 3. Kadang gaya hidup atau
tidur normal menunjukan modifikasi perilaku
4 Penggunaan 4. Sering kesehatan
rokok menunjukan 7. Tekankan pentingnya
merugikan 5. Secara pola makan yang
kesehatan konsisten sehat, dampak
menunjukan penggunaan rokok
bagi keluarga
Rasional
NIC: Pendidikan
Kesehatan
1. Mengetahui faktor
apa saja yang dapat
mempengaruhi dalam
meningkatkan
/mengurangi motivasi
berperilaku sehat agar
dapat
mempertimbangkan
cara mengatasi faktor
tersebut
2. Mengetahui seberapa
dalam pengethauan
kesehatan dan gaya
hidup perilaku saat ini
pada masing-masing
individu dalam
keluarga
3. Meyakinkan kembali
kepada keluarga akan
pentingnya nilai-nilai
kesehatan
4. Agar keluarga dapat
berpikir dan
merasakan manfaat
yang diterima apabila
menerapkan perilaku
hidup sehat
5. Memberikan tips dan
strategi bagaimana
menolak perilaku yang
tidak sehat atau
berisiko sebelum
mengubah perilaku
agar mudah diterima
6. Agar keluarga selalu
mengetahui langkah
dan proses dalam
perencanaan dan
implementasi gaya
hidup atau modifikasi
perilaku kesehatan
7. Agar keluarga dapat
mengetahui dan
merasakan manfaat
akan pentingnya pola
makan yang sehat,
dampak penggunaan
rokok bagi keluarga
TUK 2: Keluarga NOC : Pembuatan keputusan NIC : Dukungan
mampu memutuskan No Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan Pengambilan
Perilaku Kesehatan 1 Mengidentifikasi 1. Sangat Keputusan
informasi yang terganggu 1. Tentukan apakah
relevan 2. Banyak terdapat perbedaan
2 Mengidentifikasi terganggu antara pandangan
kemungkinan dari 3. Cukup pasien (keluarga)
konsekuensi dari terganggu dan pandangan
masing-masing 4. Sedikit penyedia perawatan
pilihan terganggu kesehatan mengenai
3 Mengenali 5. Tidak kondisi pasien
kontraindikasi dari terganggu 2. Bantu pasien
kenginan (keluarga) untuk
4 Mengidentifikasi mengklarifikasi nilai
sumber daya yang dan harapan yang
dibutuhkan untuk mungkin akan
setiap alternatif membantu dalam
5 Mengidentifikasi membuat pilihan yan
kerangka waktu penting
yang dibutuhkan 3. Informasikan pada
untuk mendukung pasien (keluarga)
setiap alternatif mengenai
6 Mempertimbangkan pandangan-
alternatif pandangan atau
solusi alternatif
dengan cara yang
jelas dan mendukung
4. Bantu pasien
(keluarga)
mengidentifikasi
keuntungan dan
kerugian setiap
pilihan alternatif
5. Hormati hak-hak
pasien (keluarga)
untuk menerima atau
tidak menerima
informasi
Rasional
NIC : Dukungan
Pengambilan
Keputusan
1. Pandangan yang
berbeda dapat
menghambat
perubahan perilaku
kesehatan,
menyamakan
persepsi/pandangan
dengan keluarga
mengenai kesehatan
dapat mengklarifikasi
pandangan yang
kurang tepat dari
keluarga
2. Nilai dan harapan
keluarga yang telah
sesuai dengan tujuan
mencapai derajat
kesehatan akan
membantu dalam
pengambilan
keputusan yang tepat
terkait dengan
kesehatan
3. Memberikan solusi
alternatif membantu
kelurga dalam
menyesuaikan
keputusan dengan
perilaku hidup sehat
yang akan dilakukan
4. Memberikan
gambaran bagi
keluarga terkait sisi
positif dan negatif
setiap pilihan alternatif
5. Tidak memaksakan
keluarga terkait
pilihan alternatif
karena mereka
memiliki hak otonomi
yang harus dihargai
TUK 3: Keluarga NOC : Perilaku Promosi Kesehatan NIC : Modifikasi
mampu merawat No Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan perilaku
1 Menggunakan 1. Tidak 1. Bantu keluarga untuk
perilaku yang pernah dapat
menghindari risiko menunjukan mengidentifikasi
2 Monitor perilaku 2. Jarang kekuatan dirinya dan
personal terkait menunjukan menguatkannya
risiko 3. Kadang 2. Dukung untuk

4 Melakukan perilaku menunjukan mengganti kebiasaan

kesehatan secara 4. Sering yang tidak diinginkan

rutin menunjukan dengan kebiasaan

5 Mendapatkan 5. Secara yang diinginkan

imunisasi yang konsisten 3. Dukung keluarga

direkomendasikan menunjukan memeriksakan

6 Menghindari perilakunya sendiri

paparan asap rokok 4. Penggunaan periode


waktu yang spesifik
7 Menghindari saat mengukur unit
penggunaan perilaku (misalnya,
tembakau jumlah rokok yang
dihisap setiap hari)
NOC : Perilaku Berhenti Merokok 5. Dukung pasien untuk
No Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan berpartisipasi dalam
1 Mengekspresikan 1. Tidak monitor dan
keinginan untuk pernah pencatatan perilaku
berhenti merokok menunjukan 6. Tentukan
2 Mengidentifikasi 2. Jarang perubahan-
manfaat dari menunjukan perubahan perilaku
berhenti merokok 3. Kadang dengan

3 Mengidentifikasi menunjukan membandingkan


konsekuensi negatif 4. Sering perilaku dasar
dari penggunaan menunjukan sebelumnya
rokok 5. Secara dibandingkan

4 Membangun konsisten dengan perilaku

strategi yang efektif menunjukan setelah intervensi

untuk berhenti
merokok NIC : Bantuan

5 Mengidentifikasi penghentian merokok

hambatan untuk 1. Informasikan

berhenti merokok keluarga bahwa


6 Komitmen terhadap mulut kering, batuk,
strategi merokok tenggorokan gatal
7 Berhenti merokok dan perasaan
gelisah adalah
gejala yang mungkin
terjadi setelah
berhenti merokok
2. Yakinkan keluarga
bahwa gejala fisik
pemutusan nikotin
adalah bersifat
sementara
3. Informasikan pasien
(keluarga)
mengenai produk
pengganti nikotin
(misalnya, permen
karet)
4. Bantu pasien untuk
mengembangkan
metode praktis
untuk menolak
keinginan merokok
(misalnya
menghabiskan wajtu
dengan teman-
teman yang tidak
merokok, sering
berada ditempat
dimana merokok
tidak diperbolehkan,
latihan relaksasi)
5. Berikan dorongan
untuk
mempertahankan
gaya hidup bebas
rokok (misalnya
merayakan hari
berhenti merokok,
mendorong
menabung yang
biasanyanya
digunakan untuk
membeli rokok)
Rasional
NIC : Modifikasi
Perilaku
1. R/: kekuatan positif
yang dimiliki keluarga
dapat membantu
dalam memodifikasi
perilaku kesehatan
2. R/: Mendukung
keluarga dalam
kebiasaan yang
diinginkan membuat
keluarga lebih
termotivasi untuk
berubah
3. R/: agar setiap
anggota keluarga
dapat berpartisi aktif
dan mandiri dalam
memonitor perubahan
perilaku kesehatan
yang telah dilakukan
4. R/: untuk
mengevaluasi tingkat
keberhasilan keluarga
merubah perilaku
sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan
5. R/: agar setiap
anggota keluarga
dapat berpartisi aktif
dalam memonitor
perubahan perilaku
dan mengevaluasi
perilaku sesuai
pencatatan yang telah
didokumentasikan
6. R/: agar keluarga
dapat mengevaluasi
dan merasakan
manfaat dari
intervensi perubahan
perilaku yang
dilakukan

NIC : Bantuan
Penghentian Merokok
1. R/: agar anggota
keluarga yang
merokok siap dengan
gejala putus rokok
yang mungkin muncul
2. R/: agar anggota
keluarga yang
merokok tidak merasa
cemas akibat gejala
yang timbul setelah
pemutusan nikotin
3. R/: produk pengganti
nikotin dapat menjadi
alternatif jika ada
keinginan untuk
merokok
4. R/: menggunakan
metode praktis seperti
melakukan kegiatan
positif yang disukai
klien sangat
membantu klien
untuk
menolak/berhenti
merokok
5. R/: memberikan
motivasi pada
anggota keluarga
yang merokok untuk
berhenti merokok
sesuai dengan
keputusan yang
dibuat
TUK 4: Keluarga NOC : Dukungan Sosial NIC: Peningkatan
mampu memodifikasi No Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan Sistem Dukungan
lingkungan 1 Orang-orang 1. Tidak adekuat 1. Tentukan kecukupan
yang dapat 2. Sedikit dari jaringan sosial
membantu sesuai adekuat yang ada
kebutuhan 3. Cukup 2. Identifikasi tingkat
2 Jaringan sosial adekuat dukungan keluarga
yang membantu 4. Sebagian dan sumber daya
3 Koneksi besar adekuat lainnya
dukungan sosial 5. Sepenuhnya 3. Anjurkan pasien
adekuat (keluarga) untuk
berpartisipasi dalam
kegiatan sosial
4. Anjurkan hubungan
dengan orang-orang
yang memiliki minat
dan tujuan yang sama
5. Jelaskan pada pihak
penting lainnya
bagaimana mereka
bisa membantu

Rasional
NIC : Peningkatan
sistem dukungan
1. R/: jaringan sosial
yang adekuat
membantu dalam
mencapai tujuan
kesehatan keluarga
2. R/: tingkat dukungan
antar anggota
keluarga dapat
meningkatkan
motivasi dalam
melaksanakan
perubahan perilaku
yang sehat dalam
keluarga
3. R/: kegiatan sosial
dapat meningkatkan
kepercayaan diri
keluarga untuk
berperilaku hidup
sehat
4. R/: berkumpul dengan
orang-orang yang
memiliki tujuan yang
sama sangat
membantu dalam
merubah perilaku
hidup sehat yang
telah diputuskan
5. R/: bantuan dari pihak
lain dalam rangka
meningkatkan derajat
kesehatan keluarga
dapat membantu
keluarga untuk
merubah perilaku
kesehatan menjadi
lebih baik lagi
TUK 5: Keluarga NIC: Rujukan
NOC: Kepuasan Klien: Akses-akses terhadap Sumber-
mampu menggunakan 1. Lakukan pemantaun
sumber Perawatan
fasilitas layanan kondisi klien saat ini.
NO Indikator 1 2 3 4 5 Keterangan
kesehatan 2. Identifikasi kebutuhan
1 Ketersediaan 1. Tidak
perawatan
suplai yang didemonstrasikan
3. Tentukan perawatan
dibutuhkan 2. Jarang
yang supportif
untuk didemontrasikan
tersedia di rumah/
perawatan 3. Kadang
lingkungan terdekat
2 Bantuan didemonstrasikan
4. Mengevaluasi
dengan 4. Sering
kekuatan dan
akses ke didemonstrasikan
kelemahan anggota
layanan 5. Selalu
keluarga yang mana
kesehatan didemonstrasikan
bertanggung jawab
3 Koordinasi
atas perawatan klien
ke sumber-
5. Dorong klien untuk
sumber
selalu segera menuju
kesehatan
ke layanan kesehatan
terdekat apabila
4 Koordinasi keluarga sudah tidak
ke layanan dapat menangani
kesehatan situasi krisis
6. Diskusikan perancaan
kesehatan
selanjutnya.
Rasional
NIC: Rujukan
1. Untuk mengetahui
kondisi klien dan bisa
memberikan
intervensi sesuai
dengan kondisi klien
2. Untuk mengetahui
apa saja intervensi
keperawatan yang
perlu diberikan
kepada klien
3. Untuk memanfaatkan
supportif group
ataupun layanan
kesehatan yang bisa
memberikan
perawatan untuk kline
4. Untuk mengetahui
hasil dan
merencanakan
perawatan lebih lanjut
5. Agar klien segera
mendapatkan
intervensi dan
mencegah terjadinya
hal yang lebih buruk
6. Untuk memberikan
intervensi sesuai
kebutuhan dan
kesepakatan klien
agar bisa berjalan
dengan baik
Diagnosa Tanggal dan Jam Implementasi Evaluasi
Ketidakcukupan 14/05/2019 TUK 1 S: Keluarga mengatakan memahami terkait
produksi ASI b.d 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien
Pukul 14.00 WIB – penjelasan yang diberikan oleh perawat
perlekatan bayi tidak terkait dengan status nutrisi bayi
efektif 14.30 WIB 2. Memberikan Ibu materi lisan sesuai O: Klien bertanya dan mengeluarkan
dengan kebutuhan pengetahuan pendapat saat berdiskusi
tentang ketidakcukupan produksi asi A: Masalah teratasi sesuai indikator
3. Menginstruksikan ibu untuk memonitor
status pertumbuhan dan perkembangan P: Evaluasi tindakan dan lanjutkan pada
bayi intervensi selanjutnya
TUK 2 S: Ibu K mengatakan dapat memahami dan
1. Menggali konsep menyusui ibu dan
mengambil keputusan untuk meningkatkan
mengkoreksi ketidaktepatan konsep
2. Memberikan konseling terkait posisi produksi ASI dan bersedia melakukan pijat
yang tepat saat menyusui, dan pijat oksitosin
oksitosin untuk membantu O: Ibu K berpartisipasi aktif dalam
memperlancar pengeluaran ASI
3. Memberikan dukungan kepada ibu, dan pengambilan keputusan
meminta keluarga untuk memberi A: Masalah teratasi sesuai indikator
dukungan dalam menyusui bayinya P: Dilanjutkan pada intervensi yang sesuai
4. Membantu posisi kelekatan bayi bayi ke
keputusan keluarga
dada dengan cara yang tepat
5. Menginformasikan hisapan yang
memberikan nutrisi dan yang tidak
memberikan nutrisi
TUK 3 S: Ibu K mengatakan memahami terkait
1. Memberi edukasi kepada ibu tentang makanan yang yang sesuai dengan usia
makanan yang sesuai usia
bayinya
perkembangan anak
2. Menyediakan informasi bagi orangtua O: Ibu K menganggukan kepala dan aktif
mengenai perkembangan anak sesuai bertanya kepada perawat
usianya
A: Masalah masih belum teratasi
3. Menginstruksikan orangtua untuk
melakukan perawatan yang tepat untuk P: Melanjutkan intervensi dan terus
bayi memonitor perilaku pemenuhan nutrisi
terhadap bayi

TUK 4 S: Ibu K mengatakan jarang mengkonsumsi


1. Mengkaji status nutrisi Ibu daging, dan meminum vitamin. Ibu K
2. Memberitahu ibu terkait jenis nutrisi yang mengatakan memahami apa yang
dibutuhkan, seperti makanan tinggi dijelaskan
protein, vitamin dan zat besi, finger food O: Ibu K aktif bertanya terkait makanan
yang siap dikonsumsi klien yang dapat memperbanyak produksi
3. Menginstruksikan klien dan keluarga ASI
terkait pola diet nutrisi yang tepat untuk A: masalah keperawatan masih belum
memperlancar produksi ASI teratasi
P: melanjutkan intervensi dan terus
memonitor nutrisi Ibu K
TUK 5 S: Keluarga mengatakan aktif membawa
1. Mengidentifikasi jenis layanan kesehatan bayi ke posyandu balita dan Ibu W
yang digunakan keluarga mengatakan rutin mengikuti posyandu
2. Membantu keluarga untuk berkoordinasi lansia
dan mengkomunikasikan perawatan O: Keluarga dan Ibu K merasa senang dan
kesehatan mengikuti program posyandu secara
3. Menganjurkan keluarga memilih rutin
mengenai jenis pelayanan yang bisa A: masalah keperawatan masih belum
diharapkan dari setiap jenis penyedia teratasi
pelayanan kesehatan misalnya perawat P: melanjutkan intervensi dan terus
atau bidan memonitor status nutrisi ibu K dan By. A
4. Menginformasikan pada keluarga dan memonitor kunjungan posyandu
mengenai sumber daya masyarakat dan
kontak person yang tepat di komunitas
seperti kader kesehatan
Perilaku Kesehatan 14/05/2019 TUK 1 S : Keluarga mengatakan sudah
Cenderung Beresiko 1. Memberikan penjelasan kepada keluarga
Pukul 14.30 WIB – memahami pengertian merokok, jenis rokok
mengenai pengertian merokok, jenis
15.00 WIB dan tipe perokok, bahaya merokok, serta
rokok dan tipe perokok, bahaya merokok
manfaat positif dari tidak merokok
2. Memberikan penjelasan kepada keluarga
O : Keluarga dapat mengungkapkan
mengenai manfaat positif dari tidak
kembali tentang pengertian merokok, jenis
merokok
rokok dan tipe perokok, bahaya merokok,
serta manfaat positif dari tidak merokok
3. Mencaritahu faktor internal dan eksternal A : Masalah keperawatan tercapai sebagian
pasien yang mempengaruhi dalam P : Mengontrol pasien dan lanjutkan
intervensi
kebiasaan merokok
TUK 2 S : Keluarga mengatakan sudah
1. Memberikan penjelasan kepada
memahami alasan harus berhenti/tidak
keluarga mengenai alasan harus
perlu merokok
berhenti/tidak perlu merokok
O : Keluarga mampu memutuskan untuk
2. Membantu pasien dalam mengambil
mengurangi /berhenti dalam penggunaan
keputusan dalam penghentian merokok
rokok
A : Masalah keperawatan tercapai sebagian
P : Mengontrol pasien dan lanjutkan
intervensi
TUK 3 S : Keluarga mengatakan sudah
1. Memberikan penjelasan kepada keluarga
memahami tips atau cara berhenti
mengenai tips atau cara berhenti
merokok, serta gejala fisik pemutusan
merokok, serta gejala fisik pemutusan
nikotin (bersifat sementara)
nikotin (bersifat sementara)
O : Keluarga dapat mengungkapkan
2. Memberikan informasi mengenai produk
kembali tentang tips atau cara berhenti
pengganti nikotin
merokok, dan gejala fisik pemutusan nikotin
(bersifat sementara) serta mampu
menggunakan produk pengganti nikotin
A : Masalah keperawatan tercapai sebagian
P : Mengontrol pasien dan lanjutkan
intervensi
TUK 4 S:
1. Menjelaskan kepada keluarga akan
- Keluarga mengatakan sudah memahami
pentingya mendukung kenyamanan
pentingnya dukungan keluarga untuk
lingkungan guna mendukung program
menciptakan lingkungan yang nyaman
terapi atau pengobatan berhenti
guna menunjang perawatan klien dalam
merokok yang akan dijalani klien
proses berhenti merokok
2. Menginformasikan kepada keluarga dan
- Keluarga mengatakan mengerti terkait
klien terkait cara menciptakan
macam-macam cara dukungan keluarga
kondisi/lingkungan yang nyaman untuk
untuk kenyamanan klien selama proses
mendukung terapi
perawatan berhenti merokok dilakukan
klien
O : Keluarga mampu memutuskan cara
yang sesuai dengan kemampuan keluarga
untuk menciptakan lingkungan yang
nyamanan bagi klien guna mengurangi
/berhenti dalam penggunaan rokok
A : Masalah keperawatan tercapai sebagian
P : Mengontrol kondisi pasien dan keluarga
dalam menjalankan tugas yang telah
disepakati serta melanjutkan intervensi
keperawatan selanjutnya
TUK 5 S:
1. Menginformasikan kepada keluarga
- Keluarga mengatakan sudah memahami
terkait fasilitas kesehatan yang dapat
terkait layanan kesehatan yang ada
dikunjungi selama proses perawatan O : Keluarga mampu memutuskan layanan
berhenti merokok kesehatan yang harus dikunjungi terkait
2. Menginformasikan kepada keluarga dengan masalah yang dialami
terkait tenaga profesiaonal kesehatan A : Masalah keperawatan tercapai sebagian
yang dapat dikunjungi untuk P : Mengontrol kondisi perkembangan
berkonsultasi terkait perkembangan pengetahuan/tindakan pasien/keluarga
atau kelanjutan proses perawatan klien dalam proses perawatan serta melanjutkan
dalam berhenti merokok intervensi keperawatan selanjutnya
Lampiran 1 Satuan Acara Penyuluhan PHBS

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Nama penyuluhan/ Topik : PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) untuk Keluarga Sehat
Pokok bahasan : PHBS
Sub pokok bahasan : PHBS di dalam Lingkungan Keluarga
Sasaran : Keluarga
Waktu : Jumat, 14 Mei 2019 pukul 14.25-15.00

1. Latar Belakang
Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan
aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat (Depkes, 2008). Program pembinaan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15
tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
Tahun 2007 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis (Restra)
Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah
mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada tahun 2014. Pada pengakjian
yang dilakukan pada rumah Bp. R di Dusun Krajan, Kelurahan Gadingkulon RT 10 RW 2
didapatkan data bayi berumur 4 bulan sudah meminum susu formula, terdapat dua anggota
keluarga yang merokok di dalam rumah, dan hanya membersihkan genengan air saat sudah
mulai ada jentik nyamuknya. Oleh sebab itu penting bagi keluarga Bp. R di Dusun Krajan,
Kelurahan Gadingkulon RT 10 RW 2 untuk mengetahui dan menjalankan program PHBS
dengan baik.

Tujuan
a. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 35 menit keluarga mampu mengetahui dan
memahami tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam keluarga.
b. Tujuan intruksional khusus
- Mengetahui dan memahami pengertian PHBS
- Mengetahui dan memahami indicator perilaku hidup sehat
- Mengetahui dan memahami tujuan serta manfaat dari perilaku hidup bersih dan sehat

2. Materi
a. Definisi PHBS
b. Indikator PHBS dan Tujuannya

3. Sasaran Dan Tempat Kegiatan


a. Sasaran : Keluarga Bp. R
b. Tempat : Rumah Bp. R di Kelurahan Gadingkulon RT 10 RW 2, Malang
c. Hari/Tanggal : Jumat, 14 Mei 2019
d. Waktu : 14.25-15.00
e. Metode : ceramah
f. Media : poster
g. Alat : poster

4. Kegiatan
No Susunan Kegiatan penyuluh Kegiatan klien Waktu Media
kegiatan
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 menit -
”Assalamualaikum” ”waalaikumsalam”
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Kontrak waktu 30 menit memperhatikan
4. Menjelaskan 3. Menyetujui kontrak
tujuan pembelajaran waktu yang diajukan
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
2 Isi 1. Menjelaskan mengenai 1. Mendengarkan dan 20 menit Poster
definisi Definisi PHBS memperhatikan
2. Menjelaskan Indikator 2. Mendengarkan dan
PHBS dan Tujuannya memperhatikan
3. Keluarga Bp. R
bertanya materi yang
belum dipahami
4. Mendengarkan dan
memperhatikan

3 Penutup 1. Mengajukan beberapa 1. Menjawab pertanyaan 10 menit -


pertanyaan tentang yang diajukan dengan
materi pembelajaran. tepat
2. Memberikan 2. Mendengarkan dan
kesimpulan dari memperhatikan
pembelajaran 3. Menjawab salam
3. Salam penutup penutup

5. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
 Pembuatan SAP dan poster dikerjakan maksimal 1 hari sebelumnya
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan
b. Evaluasi Proses
 Bp. R dan keluarga sangat antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan
berlangsung
 Bp. R dan keluarga mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal sampai
akhir
 Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telah dibuat
c. Evaluasi Hasil
 Bp. R dan keluarga dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
 Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
 Bp. R dan keluarga mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
 Bp. R dan keluarga terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh dilihat
dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar

DAFTAR PUSTAKA
Andriansyah, Yuli dan Desi Natalia Rahmantari. 2013. Penyuluhan dan Praktik PHBS (Perilaku
Hidup Bersih Sehat) dalam Mewujudkan Masyarakat Desa Peduli Sehat. Seri Pengabdian
Masyarakat 2013: Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1, Januari 2013 Hal 47-
48.

Gelbert, M., et. al., 1996, Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dan ”Wall Chart”, Buku Panduan
Pendidikan Lingkungan Hidup, PPPGT/VEDC, Malang.

Maharani, Amita. 2016. Evaluasi Data Pelaksanaan Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih
Dan Sehat Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigaluh 2 Kabupaten Banjarnegara. Universitas
Diponegoro

Raksanagara, Ardini S dan Ahyani Raksanagara. 2015. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sebagai
Determinan Kesehatan yang Penting pada Tatanan Rumah Tangga di Kota Bandung. JSK
Vol 1 No 1
Lampiran 2 Materi PHBS
Materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1. Definisi PHBS
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah seperangkat perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran, yang membuat seseorang atau keluarga
dapat membantu diri mereka sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam program
kesehatan masyarakat (Raksanagara, 2015). Program PHBS ini penting dilakukan oleh
masyarakat sebagai upaya dalam mencegah penularan penyakit dan menurunkan angka
kejadian penyakit di lingkungan masyarakat. Dengan peran serta masyarakat itu sendiri dalam
menerapkan pola hidup sehat pada diri sendiri dan lingkungan sekitarnya akan memberikan
dampak yang baik pada diri sendiri dan keluarganya ke depannya. Program PHBS ini dilakukan
untuk menanamkan pola pikir ke masyarakat Indonesia tentang pentingnya perilaku yang
merujuk pada kehidupan yang sehat terutama diawali dari lingkungan keluarganya.

2. Indikator PHBS dan Tujuannya


a. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
- Pengertian Cuci Tangan
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua
belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah, 2013).
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun merupakan suatu intervensi kesehatan
yang paling hemat tapi sangat bermanfaat karena dapat membunuh kuman penyakit yang
ada di tangan sehingga tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman, mencegah penularan
penyakit, seperti disentri, flu burung, flu babi, typhus, dll.
- Manfaat Cuci Tangan
Wirawan (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci tangan selama 20 detik yaitu
sebagai berikut:
 Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya sampai 50%.
 Mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis dan lain-lain.
 Menurunakan risiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya sampai 59%.
 Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, sejuta
kematian bisa dicegah setiap tahun.
 Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit.
- Waktu untuk Cuci Tangan

Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah beraktifitas.
Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai sabun menurut Ana
(2015):

 Setiapkali tangan kita kotor (setelah; memegang uang, memegang


binatang, berkebun, dll)
 Setelah buang air besar.
 Setelah menceboki bayi atau anak.
 Sebelum makan dan menyuapi anak.
 Sebelum memegang makanan.
 Sebelum menyusui bayi

Enam langkah cuci tangan

1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan


2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan sebaliknya
3. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling mengunci
5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya
6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan kanan mengunci
pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.

b. Menggunakan Jamban Sehat


- Konsep dan Pengertian
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia
yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.
- Jenis Jamban yang Digunakan
1) Jamban cemplung
Adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan
meresapkan cairan kotoran / tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar
lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
2) Jamban Tangki Septik
Jamban tangki septic / leher angsa adalah jamban berbentuk leher angsa yang
penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
- Memilih Jenis Jamban
1) Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
2) Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk:
a) Daerah yang cukup air
b) Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu
satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu
lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban)
c) Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran / tinja hendaknya ditinggikan
kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
- Komponen Anggota Keluarga yang Menggunakan Jamban
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air
kecil.
- Pentingnya Menggunakan Jamban
1) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
2) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit
Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit kulit,
dan keracunan.
- Syarat Jamban Sehat
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang
penampungan minimal 10 meter)
2) Tidak berbau.
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
4) Tidak mencemari tanah disekitarnya.
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7) Penerangan dan ventilasi cukup.
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
- Cara Memelihata Jamban Sehat
1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
3) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
4) Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran,
5) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
6) Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.

c. Memberantas Jentik di Rumah


1) Konsep dan Pengertian
Rumah bebas Jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan Jentik
secara berkala tidak terdapat Jentik nyamuk.
2) Pemeriksaan Jentik Berkala
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat
penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan
kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang
pohon,pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.
3) Petugas Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
PJB dilakukan oleh:
• Anggota rumah tangga
• Kader
• Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
• Tenaga pemeriksa Jentik lainnya
4) Tindakan Memberantas Jentik
a) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras,
Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
b) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan kegiatan memberantas telur,
jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Denam Berdarah
Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah} di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
 Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi,
tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang
pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air hujan.
 Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air
seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas
botol/gelas akua, plastik kresek,dll)
Plus Menghindari gigitan nyamuk:
• Menggunakan kelambu ketika tidur.
• Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk
bakar, semprot, oles/diusap ke kulit, dll
• Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.
• Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
• Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.
• Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit
dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
• Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan
cupang, ikan nila, dll.
• Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodio, Lavender, Rosemerry.
5) Manfaat Rumah Bebas Jentik
• Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara
nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
• Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam
Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki Gajah.
• Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat
6) Cara Pemeriksaan Jentik Berkala
• Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat
yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di
dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota
rumah tangga.
• Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
• Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut menyaksikan/melihat
jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus.
• Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota rumah tangga.
• Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan
di rumah) dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.
d. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari
- Konsep dan Pengertian
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena
mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan
mengandung serat yang tinggi.
- Manfaat Vitamin yang Ada dalam Sayur dan Buah
 Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
 Vitamin D untuk kesehatan tulang.
 Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
 Vitamin K untuk pembekuan darah.
 Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
 Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.
 Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan.
- Manfaat Serat yang Ada Dalam Sayur
Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk
memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga serat tidak
menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi
dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.
- Jumlah Sayur dan Buah dalam Sehari yang Harus Dikonumsi
 Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu
mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran
dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan
mineral.
 Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan setengah
mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu biji atau
pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang
terkandung dalam buah.
- Memilih Sayur dan Buah Untuk Dikonsumsi
 Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning
dan oranye) seperti bayam, kangkung daun katuk, wortel, kacang panjang, selada hijau
atau daun singkong.
 Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning) seperti
mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan
mineral serta seratnya.
 Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-
ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar.
- Mengolah Sayur Tanpa Mengurangi Kandungannya
Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan
memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Direbus dengan air akan melarutkan
beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan
tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.
- Peran Keluarga dalam Menanamkan Kebiasaan Makan Sayur
 Manfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah.
 Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau.
 Perkenalkan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang, dan
malam.
 Manfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya
makan sayur dan buah

e. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya). Setiap persalinan dari ibu hamil harus ditolong oleh tenaga kesehatan
karena:

1) Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.
2) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong oleh atau dirujuk ke
Puskesmas atau Rumah Sakit.
3) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman,
bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
Apabila terdapat tanda-tanda persalinan seperti ibu mengalami mulas-mulas yang
timbulnya semakin sering dan semakin kuat, rahim terasa kencang bila diraba terutama saat
terasa mulas, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, keluar cairan ketuban yang
berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir, merasa seperti mau buang air besar maka harus
segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/ dokter), tetap tenang dan tidak bingung, untuk
mengurangi rasa sakit dari mulasnya dapat bernapas panjang melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut.
f. Memberi bayi ASI Eksklusif
ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang
cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik.
ASI pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi
karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

Bayi disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah melahirkan untuk
merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan, berikan ASI dari kedua
payudara secara bergantian. ASI Eksklusif diberikan pada bayi usia 0-6 bulan, hanya diberi
ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain, sementara selain ASI
diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk lumat dan jumlah yang
sesuai dengan perkembangan umur bayi. Pemberian ASI tetap dilanjutkan hingga bayi berusia
2 tahun. Pemberian ASI juga harus memperhatikan bahwa ibu harus yakin mampu menyusui
bayinya dan mendapat dukungan dari keluarga agar upaya pemberian ASI Eksklusif selama
enam bulan bisa berhasil.

g. Menimbang bayi dan balita

Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun
di Posyandu untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Setelah bayi dan balita
ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju
Sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya).
Berat badan naik, bila :

1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna pada KMS.
2) Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya.
Sementara yang tidak naik, bila :

1) Garis pertumbuhannya menurun.


2) Garis pertumbuhannya mendatar.
3) Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang lebih muda.
Dengan melihat berat badan bayi dan balita naik atau tidak naik pada pencatatan setiap
bulan, dapat diketahui apakah bayi dan balita tumbuh sehat, bisa mencegah gangguan
pertumbuhan, jika berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik atau bahkan berat badannya
dibawah garis merah (BGM) dan dicurigai gizi buruk, dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
Datang secara rutin ke Posyandu juga berfungsi untuk mengetahui kelengkapan imunisasi
serta untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

h. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Setiap anggota keluarga diharapkan melakukan aktivitas fisik secara bertahap sampai
mencapai 30 menit setiap hari, bisa dilakukan sebelum makan atau 2 jam sesudah makan,
berupa kegiatan sehari-hari dan olahraga. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat
menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.

i. Tidak merokok di dalam rumah

Bahaya merokok di dalam rumah yaitu asap rokok yang mengandung zat-zat nikotin, tar
dan zat berbahaya lainnya terhisap oleh perokok pasif yang dapat menyebabkan berbagai
penyakit antara lain jantung dan pembuluh darah. Menurut Muhibah (2011) racun rokok yang
paling utama adalah sebagai berikut:

1) Nikotin
Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung berdebar lebih cepat dan
bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan kontraksi jantung meningkat
sehingga menimbulkan tekanan darah meningkat.

2) Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru,
mengandung bahan-bahan karsinogen.

3) Karbon monoksida (CO)


Merupakan gas berbahaya yang terkandung dalam asap pembuangan kendaraan. CO
menggantikan 15% oksigen yang seharusnya dibawa oleh sel-sel darah merah. CO juga
dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah dan meninggikan endapan lemak pada
dinding pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah tersumbat.

Menurut Center of Desease Control (CDC) merokok membahayakan setiap organ di


dalam tubuh. Merokok menyebabkan penyakit dan memperburuk kesehatan, seperti:
1) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok mengalami penurunan
pada Forced Expiratory Volume in second (FEV1), dimana kira-kira hampir 90% perokok
berisiko menderita PPOK.

2) Pengaruh Rokok terhadap Gigi


Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan penurunan
fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko terjadinya kehilangan gigi pada
perokok, tiga kali lebih tinggi dibanding pada bukan perokok.

3) Pegaruh Rokok Terhadap Mata


Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklear, yang terjadi di bagian tengah
lensa. Meskipun mekanisme penyebab tidak diketahui, banyak logam dan bahan kimia
lainnya yang terdapat dalam asap rokok dapat merusak protein lensa.

4) Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi


Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria maupun wanita. Pada
wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan mengalami penuruan berat
badan, lahir prematur, bahkan kematian janin.
Lampiran 3 Dokumentasi

Gambar 1 Poster

Gambar 2 Pelaksanaan Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai