Anda di halaman 1dari 3

PATOFISIOLOGI

Menurut Corwin, Elizabeth J (2009),Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor,
agent, lamanya terpapar, area yang terkena, kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan
kondisi penyakit sebelumnya.
Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu (superficial) yaitu hanya
mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, dapat terjadi
pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan.  Tampak 24 jam setelah terpapar dan fase
penyembuhan 3-5 hari.  Derajat dua (partial) adalah mengenai dermis dan epidermis dengan
ditandai lepuh atau terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi
fisiologis.  Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari.  Derajat tiga atau ketebalan penuh yaitu
mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis
untuk mengisi kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat
dan putih, mengenai jaringan termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang).
Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler
secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya
kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang daricompartment intravaskuler kedalam
jaringan interstisial.  Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan peningkatan
hematokrit dan leukosit.  Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi sehingga terjadi
kekurangan cairan.
 Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan respon
dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius
paralitik,tachycardia dan tachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan volume vaskuler
dengan meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan sistem. 
Kemudian menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada
depresi filtrasi glomerulus dan oliguri. Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke
organ vital dan menurunkan aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital.

Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil dari
peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan temperatur
dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa untuk kebutuhan
metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena
status hipermetabolisme dan injury jaringan. Kerusakan pada sel darah merah dan hemolisis
menimbulkan anemia, yang kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan
perfusi.
Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada
penyembuhan jaringan yang rusak. Pembentukan edema karena adanya peningkatan
permeabilitas kapiler dan pada saat yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler.  Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal
antara sel dan cairan interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium
keluar dari dalam sel.  Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium dalam
intravaskuler. Skema berikut menyajikan mekanisme respon luka bakar terhadap injury pada
anak/orang dewasa dan perpindahan cairan setelah injury thermal.
Berikut ini adalah bagan atau pathway patofisiologi dari luka bakar itu sendiri:
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC


Maliya, Arina. 2012. Penuntun Praktek Laboratorium KMB IIIB. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai