Anda di halaman 1dari 7

PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP SENSITIVITAS KAKI DAN


KADAR GULA DARAH PADA AGGREGAT LANSIA DIABETES
MELITUS DI MAGELANG
Sigit Priyanto¹, Junaiti Sahar², Widyatuti³
1)
Keperawatan Kmunitas FIKES UNIV. MUHAMMADIYAH MAGELANG JL. Mayjend Bambang Soegeng
Mertoyudan Magelang Email: masigit_fikes@yahoo.com
2)
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
3)
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Abstrak

Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh senam kaki terhadap sensitivitas kaki dan kadar gula darah pada
aggregate lansia diabetes melitus di Magelang. Penelitian eksperimen semu desain pre and post test group
design with control group. Sampel secara aksidental atau convenience sampling, 125 responden (62 lansia
kelompok intervensi dan 63 kelompok kontrol). Instrumen penilaian menggunakan skala sensitivitas dan nilai
kadar gula darah. Senam kaki dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Hasil penelitian kadar gula darah
lebih baik pada lansia sesudah diberikan senam kaki (p value 0,000). Sensitivitas kaki lebih baik pada lansia
sesudah diberikan latihan senam kaki (p value 0,000).

Kata kunci: senam kaki, sensitivitas kaki, kadar gula darah

76 . Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

PENDAHULUAN ditangani secara tepat dapat /berkembang


Proses menua menjadikan lanjut usia (lansia) menjadi suatu tindakan pemotongan amputasi
sebagai populasi yang rentan terhadap masalah, kaki. Adanya luka dan masalah lain pada kaki
baik fisik, psikologis, dan sosial, khususnya merupakan penyebab utama kesakitan
yang terkait dengan proses menua. Kerentanan morbiditas, ketidakmampuan disabilitas, dan
mengacu pada kondisi individu yang lebih kematian mortalitas pada seseorang yang
sensitif terhadap faktor risiko daripada yang menderita diabetes melitus (Soegondo, 2009).
lain (O’Connor, 1994 dalam Stanhope & Peran perawat komunitas dalam
Lancaster, 2000). memberdayakan individu, keluarga, dan
masyarakat sangat diperlukan dalam mengelola
Kelompok beresiko (population risk) dapat permasalahan kesehatan yang terjadi.
menyebabkan terjadinya diabetes melitus.
Population risk meliputi kelompok tertentu di Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
komunitas atau masyarakat yang mengalami gambaran mengenai pengaruh senam kaki
keterbatasan fisik, sosial, ekonomi, gaya hidup terhadap sensitivitas dan kadar gula darah pada
dan kejadian hidup atau pengalaman hidup aggregate lansia di Magelang.
dapat sebagai penyebab terjadinya masalah
kesehatan (Stanhope & Lancaster, 2004). Suatu METODOLOGI
kelompok yang memiliki risiko atau kombinasi Penelitian ini merupakan jenis penelitian
risiko salah satunya misalnya kemiskinan atau kuantitatif dengan desain penelitian yaitu quasi
status sosial ekonomi rendah (DHHS, 2000, eksperimental. Kelompok subyek yang
2008 dalam Lundy & Janes, 2009), yang dapat diobservasi sebelum dilakukan intervensi,
mempengaruhi kesehatan, biasanya menjadi kemudian diobservasi kembali segera setelah
lebih lebih mudah atau rentan terserang dilaksanakan intervensi (Sastroasmoro &
penyakit. Kelompok sosial yang mempunyai Ismael, 2010).
peningkatan risiko atau kerentanan terhadap
kesehatan yang buruk (Fkaskerud and Winslow, Menggunakan rancangan pre and post test
1998 dalam Stanhope & Lancaster, 2004), group design with control group. Pengamatan
terjadinya penurunan kadar gula darah dan
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit peningkatan sensitivitas ujung telapak kaki
metabolik yang ditandai dengan timbulnya sesudah dilakukan senam kaki diabet. Hal ini
hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, dilakukan pada responden penelitian untuk
dan atau peningkatan resistensi insulin seluler melihat pengaruh senam kaki diabet terhadap
terhadap insulin. Hiperglikemia kronik dan penurunan kadar gula darah dan peningkatan
gangguan metabolik diabetik melitus lainnya sensitivitas ujung telapak kaki pada lansia
akan menyebabkan kerusakan jaringan dan diabetes melitus di Desa Pasuruhan Kecamatan
organ, seperti mata, ginjal, syaraf, dan sistem Mertoyudan Kabupaten Magelang. Rancangan
vaskular. Ulkus diabetikum merupakan salah tersebut diatas dapat dilihat pada gambar
satu komplikasi diabetes melitus pada sistem sebagai berikut menurut Burn dan Grove,
integumen, diawali dengan adanya rasa baal (2005).
atau kesemutan.

Kebiasaan maupun perilaku masyarakat seperti HASIL


kurang menjaga kebersihan kaki dan tidak Analisis Kadar Gula Darah Sebelum dan
menggunakan alas kaki saat beraktivitas akan Sesudah Perlakuan Senam Kaki Pada Lansia di
beresiko terjadi perlukaan pada daerah kaki. Magelang tahun 2012 (n=125)
Keadaan kaki diabetik lanjut yang tidak

Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi t p value


Kelompok
Mean SD Mean SD
Intervensi 271,94 60,53 243,23 49,73 7,59 0,000
Kontrol 264,08 52,64 273,35 50,85 3,18 0.02
Catatan: *) sampel sebelum dan sesudah intervensi sama

. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah 77
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

Menunjukkan rata-rata kadar gula darah Catatan: *) sampel sebelum dan sesudah
sebelum perlakuan pada kelompok intervensi intervensi sama
sebesar 271,94 (SD= 60,53) dan pada kelompok Menunjukkan ada perbedaan secara bermakna
kontrol rata-rata kadar gula darah sebesar rata-rata kadar gula darah sebelum dilakukan
264,08 (SD= 52,64). senam kaki dengan kadar gula darah sesudah
dilakukan senam kaki pada kelompok intervensi
Rata-rata kadar gula darah sesudah perlakuan (t= 7,59; p value = 0,000).
pada kelompok intervensi sebesar 243,73 (SD=
49,73) dan pada kelompok kontrol rata-rata Ada perbedaan secara bermakna rata-rata kadar
kadar gula darah sebesar 273,35 (SD= 50,85). gula darah sebelum dilakukan senam kaki
dengan kadar gula darah sesudah dilakukan
Analisis Sensitivitas Kaki Sebelum dan senam kaki pada kelompok kontrol (t= 3,18; p
Sesudah Perlakuan Senam Kaki Pada Lansia di value= 0,02).
Magelang tahun 2012 (n=125)
Analisis Perbedaan Sensitivitas Kaki Sebelum
Tabel 5.2 menunjukkan rata-rata sensitivitas kaki dengan Sesudah Perlakuan Senam Kaki Pada
sebelum perlakuan pada kelompok intervensi sebesar Lansia di Magelang tahun 2012 (n=125)
1,81 (SD= 0,72) dan pada kelompok kontrol rata-rata
sensitivitas kaki sebesar 1,92 (SD= 0,75). Sebelum Sesudah
Kelompok Intervensi Intervensi Selisih mean
Sebelum Sesudah
Selisih Mean SD Mean SD
Kelompok Intervensi Intervensi
mean Intervensi 271,94 60,53 243,23 49,73 28,71
Mean SD Mean SD
Intervensi 1,81 0,72 2,68 0,47 0,87 Kontrol 264,08 52,64 273,35 50,85 9,27
Kontrol 1,92 0,75 1,87 0,73 0,48
Catatan: *) sampel sebelum dan sesudah intervensi sama
Catatan: *) sampel sebelum dan sesudah intervensi sama
Menunjukkan ada perbedaan secara bermakna
Rata-rata sensitivitas kaki sesudah perlakuan rata-rata sensitivitas kaki sebelum dilakukan
pada kelompok intervensi sebesar 2,68 (SD= senam kaki dengan sensitivitas kaki sesudah
0,47) dan pada kelompok kontrol rata-rata dilakukan senam kaki pada kelompok intervensi
sensitivitas kaki sebesar 1,87 (SD= 0,73). (t= 14,87; p value= 0,000).
Selisih mean sensitivitas kaki sebelum dengan Tidak ada perbedaan secara bermakna rata-rata
sesudah pada kelompok intervensi sebesar sensitivitas kaki sebelum dilakukan senam kaki
28,71 sedangkan pada kelompok kontrol dengan sensitivitas kaki sesudah dilakukan
sebesar 9,27. senam kaki pada kelompok kontrol (t= 1,76; p
value= 0,083).
Analisis Perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum Analisis Perbedaan Kadar Gula Darah Sesudah
dengan Sesudah Perlakuan Senam Kaki Pada Perlakuan Senam Kaki Kelompok Intervensi
Lansia di Magelang tahun 2012 (n=125) dengan Kelompok Kontrol Pada Lansia di
Magelang tahun 2012 (n=125)

Sebelum Sesudah
t p value t p value
Kelompok Intervensi Intervensi
Mean SD Mean SD
Intervensi 60,5 243,2
271,94 0,56 0,581 49,73 6,34 0,000
3 3
Kontrol 52,6 273,3
264,08 50,85
4 5

Catatan: *) sampel sebelum dan sesudah intervensi sama

Menunjukkan tidak ada perbedaan secara Ada perbedaan secara bermakna rata-rata kadar
bermakna rata-rata kadar gula darah sebelum gula darah sesudah dilakukan senam kaki pada
dilakukan senam kaki pada kelompok intervensi kelompok intervensi dengan kadar gula darah
dengan kadar gula darah sebelum dilakukan sesudah dilakukan senam kaki pada kelompok
senam kaki pada kelompok kontrol (t= 0,56; p kontrol (t= 6,34; p value= 0,000)
value= 0,581)

78 . Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

Analisis Perbedaan Sensitivitas Kaki Sesudah Perlakuan Senam Kaki Kelompok Intervensi dengan
Kelompok Kontrol Pada Lansia di Magelang tahun 2012 (n=125)
Sebelum Sesudah
t p value t p value
Kelompok Intervensi Intervensi
Mean SD Mean SD
Intervensi
1,81 0,72 1,93 0,059 2,68 0,47 10,64 0,000
Kontrol
1,92 0,75 1,87 0,73

Menunjukkan tidak ada perbedaan secara Hal tersebut sejalan pernyataan dari WHO,
bermakna rata-rata kadar gula darah sebelum 2008, diabetes melitus merupakan keadaan
dilakukan senam kaki pada kelompok intervensi hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh
dengan kadar gula darah sebelum dilakukan faktor lingkungan dan keturunan secara
senam kaki pada kelompok kontrol (t= 1,93; p bersama-sama, dan mempunyai karakteristik
value= 0,059). hiperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan
tetapi dapat dikontrol. Faktor utama yang harus
Ada perbedaan secara bermakna rata-rata kadar dikendalikan adalah nilai kadar gula darah,
gula darah sesudah dilakukan senam kaki pada diupayakan dalam rentang normal atau
kelompok intervensi dengan kadar gula darah mendekati rentang normal. Tingginya angka
sesudah dilakukan senam kaki pada kelompok atau kadar gula darah menunjukkan tingkat
kontrol (t= 10,636; p value= 0,000) kesakitan yang terjadi. Tanda-tanda awal yang
Sensitivitas kaki lebih baik pada lansia sesudah biasanya dirasakan lansia seperti banyak
diberikan senam kaki pada kelompok intervensi makan, banyak kencing, banyak minum
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini seandainya dilakukan pemeriksaan gula darah
menunjukkan bahwa ada pengaruh senam kaki lebih lanjut akan menunjukkan adanya
terhadap sensitivitas kaki. peningkatan.

PEMBAHASAN/ DISKUSI Pendapat Stanhope & Lancaster, 2004 yang


Perubahan nilai kadar gula darah sebelum dan menyatakan bahwa lansia termasuk suatu
sesudah lansia diberikan intervensi di kelompok rentan (vulnerable population) yang
Kabupaten Magelang. lebih mudah untuk mengalami masalah
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan kesehatan sebagai akibat terpajan resiko atau
menunjukkan perbedaan selisih mean rata-rata akibat buruk dari masalah kesehatan. Salah satu
kadar gula darah sebelum dengan sesudah masalah yang berkaitan dengan bertambahnya
intervensi pada kelompok intervensi lebih usia yaitu diabetes melitus. Lansia yang kadar
tinggi dibanding selisih mean rata-rata gula darahnya tinggi, akan menjadikan
sensitivitas kaki sebelum dengan sesudah viskositas atau kekentalan darah tinggi,
intervensi pada kelompok kontrol. Hal ini sehingga akan menghambat sirkulasi darah dan
menggambarkan bahwa lansia yang diberikan persyarafan terutama daerah atau ujung kaki
intervensi atau perlakuan senam kaki relatif sebagai tumpuan tubuh utama. Viskositas yang
memiliki nilai kadar gula darah yang rendah tinggi ini juga akan meningkatkan kemampuan
darah. Nilai kadar gula darah yang rendah ini bakteri untuk merusak sel-sel tubuh, sehingga
menggambarkan terjadinya perbaikan nilai kalau terjadi luka cenderung sulit atau lama
kadar gula darah setelah dilakukan senam kaki. proses penyembuhannya. Salah satu upaya yang
Penurunan kadar gula darah menunjukkan dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah
terjadinya penurunan tingkat gangguan yaitu melakukan aktivitas atau latihan. Hal
diabetes, karena tingkat keparahan diabetes tersebut sejalan dengan pendapat Miller, 2004,
melitus lansia akan ditunjukkan dengan adanya dengan teori aktivitasnya yang menyatakan
kadar gula darah yang semakin tinggi, melebihi bahwa penuaan yang sukses tergantung dari
nilai ambang batas normal. bagaimana lansia merasakan kepuasan dalam
melakukan dan mempertahankan aktivitas. Hal
ini berkaitan dengan interaksi sosial dan
keterlibatan lansia di lingkungannya sehingga
kehilangan peran akan menghilangkan
kepuasan seorang lansia. Pendapat itu juga
diperkuat oleh Barnedh 2006 yang menyatakan
bahwa aktivitas fisik mempunyai hubungan

. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah 79
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

bermakna dengan gangguan ekstremitas dimana yang tidak mendapatkan perlakunan senam
aktivitas fisik yang rendah, salah satunya tidak kaki.
teratur berolahraga berisiko untuk terjadinya
gangguan gerak. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian
sebelumnya yaitu penelitian di Spanyol yang
Masalah lain yang sering terjadi pada lansia dilakukan oleh Calle dkk. Pada 318 diabetisi
berkaitan pengendalian gula darah adalah sering dengan neuropati dilakukan perawatan kaki
terjadinya kebosanan, tidak adanya motivasi diabet yang dilakukan dengan menjaga sirkulasi
dan keputusasaan pada lansia. Kondisi tersebut darah kaki dihasilkan kelompok yang tidak
menurut teori Health Promotion Model perlu melakukan perawatan kaki 13 kali berisiko
diberikan intervensi melalui edukasi, supporting terjadi ulkus diabetika dibandingkan kelompok
dari perawat, dengan juga menerapkan prinsip- yang melakukan perawatan kaki secara teratur
prinsip teori psikososial, sehingga (Calle, Pascual, Duran, 2001).
permasalahan kurangnya motivasi untuk
menjaga kesehatan pada lansia dapat diatasi. Senam kaki merupakan salah satu bentuk
keterampilan dimana untuk mencapai
Penulis berpendapat, kalau akan mengatasi atau peningkatannya diperlukan waktu yang lama
mengelola diabetes melitus, harus diikuti dan teratur serta harus dipraktekkan. Hal ini
dengan mengendalikan kadar gula darah. sesuai dengan penelitian Sahar (2002) yang
Kondisi ini mutlak harus dilakukan karena menyebutkan bahwa ada peningkatan
tingkat kesakitan yang terjadi disebabkan atau keterampilan secara signifikan setelah 6 bulan
ditunjukkan seberapa tinggi terjadinya latihan. Begitu pula penelitian Barnett, et al.
penyimpangan kadar gula darah dari ambang (2003, dalam Anonim, 2007) yang mendapati
normal. Upaya mengendalikan gula darah tidak bahwa latihan fisik yang dilakukan 1 jam per
efektif hanya dilakukan dengan pengobatan minggu selama satu tahun dapat menurunkan
saja. Hal tersebut dikarenakan lansia yang angka kerusakan sebesar 40 %. Oleh karena itu,
mengalami diabetes melitus disebabkan oleh senam kaki yang dilakukan secara teratur dan
kerusakan pancreas dalam memproduksi seimbang dapat berdampak positif bagi lansia.
insulin, dimana insulin ini berfungsi dalam
mengendalikan kadar gula darah. Untuk Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2008)
menunjang peran pankreas yang mengalami didapatkan proporsi perawatan kaki diabetisi
kerusakan tadi, perlu didukung faktor lain yang tidak teratur pada kasus sebesar 88,9% dan
mempunyai fungsi yang sama yaitu dalam kontrol 52,8%. Sedang menurut Perkeni, 2006,
mempengaruhi produksi gula darah. Faktor perawatan kaki diabetisi yang teratur akan
penting lain yang mempengaruhi produksi mencegah atau mengurangi terjadinya
insulin adalah diit dan latihan. Diit berkaitan komplikasi kronik pada kaki. Menurut penulis,
pemilihan dan kepatuhan dalam mengkonsumsi aktivitas fisik khususnya senam kaki akan
makanan yang mengandung kadar gula yang membantu meningkatkan aliran darah di daerah
dianjurkan. Terutama makan makanan yang kaki sehingga akan membantu menstimuli
rendah gula. Sedang latihan yang dianjurkan syaraf-syarat kaki dalam menerima rangsang.
adalah aktivitas yang dapat membantu Hal ini akan meningkatkan sensitivitas kaki
menurunkan kadar gula darah seperti jala-jalan, terutama pada penderita diabetes melitus.
senam tubuh dan senam kaki sesuai kebutuhan. Kondisi tersebut didukung hasil penelitian yang
dilakukan di Magelang yang menunjukkan
Perubahan nilai sensitivitas kaki sebelum dan peningkatan rata-rata sensitivitas kaki pada
sesudah lansia diberikan intervensi di kelompok intervensi yang dilakukan senam
Kabupaten Magelang. kaki dibanding kelompok yang tidak dilakukan
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan senam kaki. Lansia yang melakukan senam kaki
menunjukkan perbedaan selisih mean rata-rata mempunyai sensitivitas lebih baik
sensitivitas kaki sebelum dengan sesudah dibandingkan lansia yang tidak melakukan
intervensi pada kelompok intervensi lebih senam kaki.
tinggi dibanding selisih mean rata-rata
sensitivitas kaki sebelum dengan sesudah Pada kelompok kontrol, responden tidak
intervensi pada kelompok kontrol. Hal ini dilakukan intervensi berupa senam kaki ataupun
menggambarkan bahwa lansia yang diberikan pergerakan daerah kaki, hasil penelitian
intervensi atau perlakuan relatif memiliki didapatkan ada perbedaan sensitivitas kaki
sensitivitas lebih tinggi dibandingkan lansia sebelum dan sesudah, tetapi perubahan rata-rata

80 . Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013
mean nya lebih kecil daripada perubahan rata- terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma
rata mean kelompok intervensi. Hasil penelitian darah penderita diabetes yang tidak terkontrol
ini senada dengan penelitian di Swiss oleh dengan baik, mempunyai kekentalan
Rocher dikutip oleh Wibisono pada penderita (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah
diabetes melitus dengan neuropati, hasil menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan
penelitian olah raga tidak teratur akan beresiko oksigen jaringan tidak cukup. Hal ini
terjadi ulkus diabetika lebih tinggi 4 kali menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman
dibandingkan dengan olah raga yang teratur. anaerob berkembang biak.

Komplikasi menahun dari diabetes melitus, SIMPULAN


salah satunya adalah kelainan pada kaki diawali Rata-rata kadar gula darah sebelum dilakukan
dengan terjadinya gangguan sensitivitas yang senam kaki pada kelompok intervensi lebih
disebut sebagai kaki diabetik. Komplikasi yang tinggi daripada kelompok kontrol.
paling sering dialami pengidap diabetes adalah Rata-rata kadar gula darah sesudah dilakukan
komplikasi pada kaki 15% yang kini disebut senam kaki pada kelompok intervensi lebih
kaki diabetes (Hendratmo, 2004, Wibowo, rendah daripada kelompok kontrol.
2004, Cunha, 2005). Menurut Misnadiarly, Rata-rata sensitivitas kaki sebelum dilakukan
2007, di negara berkembang prevalensi kaki senam kaki pada kelompok intervensi lebih
diabetik didapatkan jauh lebih besar rendah daripada kelompok kontrol.
dibandingkan dengan negara maju yaitu 2-4%, Rata-rata sensitivitas kaki sesudah dilakukan
prevalensi yang tinggi ini disebabkan kurang senam kaki pada kelompok intervensi lebih
pengetahuan penderita akan penyakitnya, tinggi daripada kelompok kontrol.
kurangnya perhatian tenaga kesehatan terhadap Rata-rata kadar gula darah sebelum dengan
komplikasi serta rumitnya cara pemeriksaan sesudah dilakukan senam kaki kelompok
yang ada saat ini untuk mendeteksi kelainan intervensi menurun sedang pada kelompok
tersebut secara dini kontrol meningkat.
Rata-rata sensitivitas kaki sebelum dengan
Pengelolaan kaki diabetes mencakup sesudah dilakukan senam kaki kelompok
pengendalian gula darah, debridemen/ intervensi meningkat sedang pada kelompok
membuang jaringan yang rusak, pemberian kontrol menurun.
antibiotik, dan obat-obat Rata-rata kadar gula darah sesudah dilakukan
vaskularisasi.. Komplikasi kaki diabetik adalah intervensi pada kelompok intervensi lebih
penyebab amputasi ekstremitas bawah rendah daripada kelompok kontrol.
nontraumatik yang paling sering terjadi di dunia Rata-rata sensitivitas sesudah dilakukan
industri. Sebagian besar komplikasi kaki intervensi pada kelompok intervensi lebih
diabetik mengakibat kan amputasi yang dimulai tinggi daripada kelompok kontrol
dengan pembentukan ulkus di kulit. Risiko Ada pengaruh kadar gula darah dan sensitivitas
amputasi ekstremitas bawah 15-46 kali lebih kaki sebelum dengan sesudah dilakukan senam
tinggi pada penderita diabetik dibandingkan kaki pada aggregat lansia diabetes melitus di
dengan orang yang tidak menderita diabetes Magelang pada kelompok intervensi dan
melitus. Selain daripada itu menurut Amstrong kelompok kontrol.
& Lawrence, 1998, komplikasi kaki merupakan
alasan tersering seseorang harus dirawat dengan SARAN
diabetes, berjumlah 25% dari seluruh rujukan Puskesmas dan dinas kesehatan, perlu adanya
diabetes di Amerika Serikat dan Inggris. pelatihan senam kaki oleh puskesmas pada
lansia di wilayah kerjanya, melalui kegiatan
Gangguan sensitivitas akan menyebabkan posbindu. Sedangkan kader kesehatan posbindu
berkurangnya aliran darah dan hantaran oksigen ikut memotivasi dan memonitor kegiatan
pada serabut saraf yang kemudian selanjutnya yang dilakukan secara teratur dan
menyebabkan degenerasi dari serabut saraf. kontinu. Dinas kesehatan berperan serta
Keadaan ini akan mengakibatkan neuropati. Di meregulasi dan mensupport kegiatan melalui
samping itu, dari kasus ulkus/ gangren diabetes dukungan kebijakan dan penyediaan sumber
kaki diabetes melitus, 50% akan mengalami daya, sumber dana dan fasilitas yang
infeksi akibat munculnya lingkungan gula darah diperlukan.
yang subur untuk berkembangnya bakteri
patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, Institusi Pendidikan Keperawatan, menerapkan
bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur praktik keperawatan berdasarkan peran perawat

. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah 81
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

salah satunya dalam memberikan asuhan dan and Utilization. (4th edition).
merancang suatu model pelatihan yang efektif Philadelphia: W.B. Saunders Company.
berdasar hasil-hasil penelitian yang dapat Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic
diterapkan petugas puskesmas dalam melatih Nursing. (2nd Edition). St. Louis,
senam kaki. Perlunya pemberian informasi Missouri: Mosby, Inc.
kepada pihak puskesmas khususnya dalam Meiner, S.E., & Lueckenotte, A.G. (2006).
meningkatkan pemahaman mengenai perubahan Gerontologic Nursing. (3rd Edition). St.
yang terjadi pada lansia dan cara mencegah Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
serta mengatasinya melalui kegiatan workshop Miller, C.A. (2004). Nursing for Wellness in
maupun pertemuan ilmiah lainnya. Older Adults. Theory and Practice. (4th
Penelitian berikutnya, perlu diteliti lebih lanjut Edition). Philadelphia: Lippincott
dengan menggunakan variabel perancu lain Williams & Wilkins.
yang dapat mempengaruhi sensitivitas kaki dan Nies, M.A., & McEwen, M. (2007).
kadar gula darah seperti faktor obat-obatan, Community/ Public Health Nursing:
penyakit yang diderita, makanan dan minuman Promoting the Health of Populations. St.
serta kekuatan otot. Perlu dikembangkan untuk Louis, Missouri: Saunders Elsevier.
penelitian yang akan datang mengenai lamanya Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2010). Dasar-
intervensi, waktu latihan senam kaki, pagi atau dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
sore. ke-3. Jakarta: Sagung Seto.
Soegondo, (2008), Melawan diabetes dengan
KEPUSTAKAAN banyak beraktivitas, diakses dari
Allender, & Spradley. 2001. Community Health http://www.indodiabetes.com, 12
Nursing: Concepts and Practice, fifth Pebruari 2012.
edition. Philadelphia: Lippincott. Stanhope, M., & Lancaster, J. (2004).
Berg Balance Test oleh Berg, K., Dauphinee, Community & public health nursing.
W., Williams, J.I., & Maki, Sixth edition. St Louis Missouri: Mosby.
B.,(1992,http://www.fallspreventiontaskf Stanley, M., & Beare, P.G. (1999).
orce.org/pdf/BergbalanceScale.pdf, Gerontological Nursing. (2nd Edition).
diperolah 23 Februari 2012). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Burn, N., & Grove, S.K. (2005). The Practice WHO (2008), Technical brief for Policy Maker,
of Nursing Research Conduct, Critique, Geneva, Switzerland
.

82 . Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti

Anda mungkin juga menyukai