Abstrak
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh senam kaki terhadap sensitivitas kaki dan kadar gula darah pada
aggregate lansia diabetes melitus di Magelang. Penelitian eksperimen semu desain pre and post test group
design with control group. Sampel secara aksidental atau convenience sampling, 125 responden (62 lansia
kelompok intervensi dan 63 kelompok kontrol). Instrumen penilaian menggunakan skala sensitivitas dan nilai
kadar gula darah. Senam kaki dilakukan 3 kali seminggu selama 4 minggu. Hasil penelitian kadar gula darah
lebih baik pada lansia sesudah diberikan senam kaki (p value 0,000). Sensitivitas kaki lebih baik pada lansia
sesudah diberikan latihan senam kaki (p value 0,000).
76 . Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013
. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah 77
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013
Menunjukkan rata-rata kadar gula darah Catatan: *) sampel sebelum dan sesudah
sebelum perlakuan pada kelompok intervensi intervensi sama
sebesar 271,94 (SD= 60,53) dan pada kelompok Menunjukkan ada perbedaan secara bermakna
kontrol rata-rata kadar gula darah sebesar rata-rata kadar gula darah sebelum dilakukan
264,08 (SD= 52,64). senam kaki dengan kadar gula darah sesudah
dilakukan senam kaki pada kelompok intervensi
Rata-rata kadar gula darah sesudah perlakuan (t= 7,59; p value = 0,000).
pada kelompok intervensi sebesar 243,73 (SD=
49,73) dan pada kelompok kontrol rata-rata Ada perbedaan secara bermakna rata-rata kadar
kadar gula darah sebesar 273,35 (SD= 50,85). gula darah sebelum dilakukan senam kaki
dengan kadar gula darah sesudah dilakukan
Analisis Sensitivitas Kaki Sebelum dan senam kaki pada kelompok kontrol (t= 3,18; p
Sesudah Perlakuan Senam Kaki Pada Lansia di value= 0,02).
Magelang tahun 2012 (n=125)
Analisis Perbedaan Sensitivitas Kaki Sebelum
Tabel 5.2 menunjukkan rata-rata sensitivitas kaki dengan Sesudah Perlakuan Senam Kaki Pada
sebelum perlakuan pada kelompok intervensi sebesar Lansia di Magelang tahun 2012 (n=125)
1,81 (SD= 0,72) dan pada kelompok kontrol rata-rata
sensitivitas kaki sebesar 1,92 (SD= 0,75). Sebelum Sesudah
Kelompok Intervensi Intervensi Selisih mean
Sebelum Sesudah
Selisih Mean SD Mean SD
Kelompok Intervensi Intervensi
mean Intervensi 271,94 60,53 243,23 49,73 28,71
Mean SD Mean SD
Intervensi 1,81 0,72 2,68 0,47 0,87 Kontrol 264,08 52,64 273,35 50,85 9,27
Kontrol 1,92 0,75 1,87 0,73 0,48
Catatan: *) sampel sebelum dan sesudah intervensi sama
Catatan: *) sampel sebelum dan sesudah intervensi sama
Menunjukkan ada perbedaan secara bermakna
Rata-rata sensitivitas kaki sesudah perlakuan rata-rata sensitivitas kaki sebelum dilakukan
pada kelompok intervensi sebesar 2,68 (SD= senam kaki dengan sensitivitas kaki sesudah
0,47) dan pada kelompok kontrol rata-rata dilakukan senam kaki pada kelompok intervensi
sensitivitas kaki sebesar 1,87 (SD= 0,73). (t= 14,87; p value= 0,000).
Selisih mean sensitivitas kaki sebelum dengan Tidak ada perbedaan secara bermakna rata-rata
sesudah pada kelompok intervensi sebesar sensitivitas kaki sebelum dilakukan senam kaki
28,71 sedangkan pada kelompok kontrol dengan sensitivitas kaki sesudah dilakukan
sebesar 9,27. senam kaki pada kelompok kontrol (t= 1,76; p
value= 0,083).
Analisis Perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum Analisis Perbedaan Kadar Gula Darah Sesudah
dengan Sesudah Perlakuan Senam Kaki Pada Perlakuan Senam Kaki Kelompok Intervensi
Lansia di Magelang tahun 2012 (n=125) dengan Kelompok Kontrol Pada Lansia di
Magelang tahun 2012 (n=125)
Sebelum Sesudah
t p value t p value
Kelompok Intervensi Intervensi
Mean SD Mean SD
Intervensi 60,5 243,2
271,94 0,56 0,581 49,73 6,34 0,000
3 3
Kontrol 52,6 273,3
264,08 50,85
4 5
Menunjukkan tidak ada perbedaan secara Ada perbedaan secara bermakna rata-rata kadar
bermakna rata-rata kadar gula darah sebelum gula darah sesudah dilakukan senam kaki pada
dilakukan senam kaki pada kelompok intervensi kelompok intervensi dengan kadar gula darah
dengan kadar gula darah sebelum dilakukan sesudah dilakukan senam kaki pada kelompok
senam kaki pada kelompok kontrol (t= 0,56; p kontrol (t= 6,34; p value= 0,000)
value= 0,581)
78 . Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013
Analisis Perbedaan Sensitivitas Kaki Sesudah Perlakuan Senam Kaki Kelompok Intervensi dengan
Kelompok Kontrol Pada Lansia di Magelang tahun 2012 (n=125)
Sebelum Sesudah
t p value t p value
Kelompok Intervensi Intervensi
Mean SD Mean SD
Intervensi
1,81 0,72 1,93 0,059 2,68 0,47 10,64 0,000
Kontrol
1,92 0,75 1,87 0,73
Menunjukkan tidak ada perbedaan secara Hal tersebut sejalan pernyataan dari WHO,
bermakna rata-rata kadar gula darah sebelum 2008, diabetes melitus merupakan keadaan
dilakukan senam kaki pada kelompok intervensi hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh
dengan kadar gula darah sebelum dilakukan faktor lingkungan dan keturunan secara
senam kaki pada kelompok kontrol (t= 1,93; p bersama-sama, dan mempunyai karakteristik
value= 0,059). hiperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan
tetapi dapat dikontrol. Faktor utama yang harus
Ada perbedaan secara bermakna rata-rata kadar dikendalikan adalah nilai kadar gula darah,
gula darah sesudah dilakukan senam kaki pada diupayakan dalam rentang normal atau
kelompok intervensi dengan kadar gula darah mendekati rentang normal. Tingginya angka
sesudah dilakukan senam kaki pada kelompok atau kadar gula darah menunjukkan tingkat
kontrol (t= 10,636; p value= 0,000) kesakitan yang terjadi. Tanda-tanda awal yang
Sensitivitas kaki lebih baik pada lansia sesudah biasanya dirasakan lansia seperti banyak
diberikan senam kaki pada kelompok intervensi makan, banyak kencing, banyak minum
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini seandainya dilakukan pemeriksaan gula darah
menunjukkan bahwa ada pengaruh senam kaki lebih lanjut akan menunjukkan adanya
terhadap sensitivitas kaki. peningkatan.
. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah 79
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013
bermakna dengan gangguan ekstremitas dimana yang tidak mendapatkan perlakunan senam
aktivitas fisik yang rendah, salah satunya tidak kaki.
teratur berolahraga berisiko untuk terjadinya
gangguan gerak. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian
sebelumnya yaitu penelitian di Spanyol yang
Masalah lain yang sering terjadi pada lansia dilakukan oleh Calle dkk. Pada 318 diabetisi
berkaitan pengendalian gula darah adalah sering dengan neuropati dilakukan perawatan kaki
terjadinya kebosanan, tidak adanya motivasi diabet yang dilakukan dengan menjaga sirkulasi
dan keputusasaan pada lansia. Kondisi tersebut darah kaki dihasilkan kelompok yang tidak
menurut teori Health Promotion Model perlu melakukan perawatan kaki 13 kali berisiko
diberikan intervensi melalui edukasi, supporting terjadi ulkus diabetika dibandingkan kelompok
dari perawat, dengan juga menerapkan prinsip- yang melakukan perawatan kaki secara teratur
prinsip teori psikososial, sehingga (Calle, Pascual, Duran, 2001).
permasalahan kurangnya motivasi untuk
menjaga kesehatan pada lansia dapat diatasi. Senam kaki merupakan salah satu bentuk
keterampilan dimana untuk mencapai
Penulis berpendapat, kalau akan mengatasi atau peningkatannya diperlukan waktu yang lama
mengelola diabetes melitus, harus diikuti dan teratur serta harus dipraktekkan. Hal ini
dengan mengendalikan kadar gula darah. sesuai dengan penelitian Sahar (2002) yang
Kondisi ini mutlak harus dilakukan karena menyebutkan bahwa ada peningkatan
tingkat kesakitan yang terjadi disebabkan atau keterampilan secara signifikan setelah 6 bulan
ditunjukkan seberapa tinggi terjadinya latihan. Begitu pula penelitian Barnett, et al.
penyimpangan kadar gula darah dari ambang (2003, dalam Anonim, 2007) yang mendapati
normal. Upaya mengendalikan gula darah tidak bahwa latihan fisik yang dilakukan 1 jam per
efektif hanya dilakukan dengan pengobatan minggu selama satu tahun dapat menurunkan
saja. Hal tersebut dikarenakan lansia yang angka kerusakan sebesar 40 %. Oleh karena itu,
mengalami diabetes melitus disebabkan oleh senam kaki yang dilakukan secara teratur dan
kerusakan pancreas dalam memproduksi seimbang dapat berdampak positif bagi lansia.
insulin, dimana insulin ini berfungsi dalam
mengendalikan kadar gula darah. Untuk Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2008)
menunjang peran pankreas yang mengalami didapatkan proporsi perawatan kaki diabetisi
kerusakan tadi, perlu didukung faktor lain yang tidak teratur pada kasus sebesar 88,9% dan
mempunyai fungsi yang sama yaitu dalam kontrol 52,8%. Sedang menurut Perkeni, 2006,
mempengaruhi produksi gula darah. Faktor perawatan kaki diabetisi yang teratur akan
penting lain yang mempengaruhi produksi mencegah atau mengurangi terjadinya
insulin adalah diit dan latihan. Diit berkaitan komplikasi kronik pada kaki. Menurut penulis,
pemilihan dan kepatuhan dalam mengkonsumsi aktivitas fisik khususnya senam kaki akan
makanan yang mengandung kadar gula yang membantu meningkatkan aliran darah di daerah
dianjurkan. Terutama makan makanan yang kaki sehingga akan membantu menstimuli
rendah gula. Sedang latihan yang dianjurkan syaraf-syarat kaki dalam menerima rangsang.
adalah aktivitas yang dapat membantu Hal ini akan meningkatkan sensitivitas kaki
menurunkan kadar gula darah seperti jala-jalan, terutama pada penderita diabetes melitus.
senam tubuh dan senam kaki sesuai kebutuhan. Kondisi tersebut didukung hasil penelitian yang
dilakukan di Magelang yang menunjukkan
Perubahan nilai sensitivitas kaki sebelum dan peningkatan rata-rata sensitivitas kaki pada
sesudah lansia diberikan intervensi di kelompok intervensi yang dilakukan senam
Kabupaten Magelang. kaki dibanding kelompok yang tidak dilakukan
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan senam kaki. Lansia yang melakukan senam kaki
menunjukkan perbedaan selisih mean rata-rata mempunyai sensitivitas lebih baik
sensitivitas kaki sebelum dengan sesudah dibandingkan lansia yang tidak melakukan
intervensi pada kelompok intervensi lebih senam kaki.
tinggi dibanding selisih mean rata-rata
sensitivitas kaki sebelum dengan sesudah Pada kelompok kontrol, responden tidak
intervensi pada kelompok kontrol. Hal ini dilakukan intervensi berupa senam kaki ataupun
menggambarkan bahwa lansia yang diberikan pergerakan daerah kaki, hasil penelitian
intervensi atau perlakuan relatif memiliki didapatkan ada perbedaan sensitivitas kaki
sensitivitas lebih tinggi dibandingkan lansia sebelum dan sesudah, tetapi perubahan rata-rata
80 . Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013
mean nya lebih kecil daripada perubahan rata- terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma
rata mean kelompok intervensi. Hasil penelitian darah penderita diabetes yang tidak terkontrol
ini senada dengan penelitian di Swiss oleh dengan baik, mempunyai kekentalan
Rocher dikutip oleh Wibisono pada penderita (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah
diabetes melitus dengan neuropati, hasil menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan
penelitian olah raga tidak teratur akan beresiko oksigen jaringan tidak cukup. Hal ini
terjadi ulkus diabetika lebih tinggi 4 kali menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman
dibandingkan dengan olah raga yang teratur. anaerob berkembang biak.
. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah 81
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013
salah satunya dalam memberikan asuhan dan and Utilization. (4th edition).
merancang suatu model pelatihan yang efektif Philadelphia: W.B. Saunders Company.
berdasar hasil-hasil penelitian yang dapat Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic
diterapkan petugas puskesmas dalam melatih Nursing. (2nd Edition). St. Louis,
senam kaki. Perlunya pemberian informasi Missouri: Mosby, Inc.
kepada pihak puskesmas khususnya dalam Meiner, S.E., & Lueckenotte, A.G. (2006).
meningkatkan pemahaman mengenai perubahan Gerontologic Nursing. (3rd Edition). St.
yang terjadi pada lansia dan cara mencegah Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
serta mengatasinya melalui kegiatan workshop Miller, C.A. (2004). Nursing for Wellness in
maupun pertemuan ilmiah lainnya. Older Adults. Theory and Practice. (4th
Penelitian berikutnya, perlu diteliti lebih lanjut Edition). Philadelphia: Lippincott
dengan menggunakan variabel perancu lain Williams & Wilkins.
yang dapat mempengaruhi sensitivitas kaki dan Nies, M.A., & McEwen, M. (2007).
kadar gula darah seperti faktor obat-obatan, Community/ Public Health Nursing:
penyakit yang diderita, makanan dan minuman Promoting the Health of Populations. St.
serta kekuatan otot. Perlu dikembangkan untuk Louis, Missouri: Saunders Elsevier.
penelitian yang akan datang mengenai lamanya Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2010). Dasar-
intervensi, waktu latihan senam kaki, pagi atau dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
sore. ke-3. Jakarta: Sagung Seto.
Soegondo, (2008), Melawan diabetes dengan
KEPUSTAKAAN banyak beraktivitas, diakses dari
Allender, & Spradley. 2001. Community Health http://www.indodiabetes.com, 12
Nursing: Concepts and Practice, fifth Pebruari 2012.
edition. Philadelphia: Lippincott. Stanhope, M., & Lancaster, J. (2004).
Berg Balance Test oleh Berg, K., Dauphinee, Community & public health nursing.
W., Williams, J.I., & Maki, Sixth edition. St Louis Missouri: Mosby.
B.,(1992,http://www.fallspreventiontaskf Stanley, M., & Beare, P.G. (1999).
orce.org/pdf/BergbalanceScale.pdf, Gerontological Nursing. (2nd Edition).
diperolah 23 Februari 2012). Philadelphia: F.A. Davis Company.
Burn, N., & Grove, S.K. (2005). The Practice WHO (2008), Technical brief for Policy Maker,
of Nursing Research Conduct, Critique, Geneva, Switzerland
.
82 . Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang
Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti