SARDJITO YOGYAKARTA 1
MAYA ADHE KANTARY
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UU Nomor 44, 2009). Pelayanan kesehatan
ataupun rumah sakit. Menurut UU Nomor 44 (2009) rumah sakit adalah institusi
secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
penyebab kematian terbanyak di rumah sakit pada tahun 2011 disebabkan oleh
akibat trauma serta angka kecelakaan yang tinggi di Indonesia. Berdasarkan data
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes, pada tahun 2007 jumlah
Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebanyak 4.402.205 (13,3% dari total seluruh
Nash et al. (2007) Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit di
rumah sakit yang memiliki peranan penting dalam pelayanan di rumah sakit. Hal
dalam menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit, pelayanan baik atau buruk
1
PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN EMERGENCY SEVERITY INDEX (ESI) DI RSUP DR.
SARDJITO YOGYAKARTA 2
MAYA ADHE KANTARY
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
sakit secara keseluruhan (Ningsih, 2015). Sehingga Instalasi Gawat Darurat bisa
disebut sebagai unit critical point di rumah sakit, karena IGD merupakan gerbang
utama penanganan kasus gawat darurat di rumah sakit yang berperan penting
kematian. Pelayanan yang diberikan harus cepat dan tepat serta mulai terhitung
menangani life saving anak dan dewasa serta waktu tanggap pelayanan dokter di
IGD rumah sakit sesuai standar (Kemenkes RI, 2009). Standar proses tatalaksana
pasien di IGD dimulai dari proses triase, primary dan secondary survey sampai
dengan proses evaluasi dan dokumentasi (Kemenkes, 2011). Salah satu cara untuk
salah satu proses tatalaksana pasien di IGD yaitu pada proses triase. Triase
merupakan salah satu proses yang memiliki dampak pada waktu tanggap
pengobatan di UGD (Iserson & Moskop, 2007). Triase dapat dilakukan pada
PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN EMERGENCY SEVERITY INDEX (ESI) DI RSUP DR.
SARDJITO YOGYAKARTA 3
MAYA ADHE KANTARY
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dilakukan dengan tujuan bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat
dilakukan di rumah sakit salah satunya unit gawat darurat dan perawat atau tenaga
(Kartikawati, 2011).
Government (2009) saat ini triase di rumah sakit lebih menerapkan triase lima
tingkat karena dianggap valid dan reliabel. Triase lima tingkat tersebut antara lain
Triage and Acuity (CTAS) dan Emergency Severity Index (ESI). ESI merupakan
salah satu triase yang menjadi issue terkait validitas, reliabilitas, dan pengetahuan
seperti Iran, Tanzania atau Jerman (Mirhaghi et al., 2015; Jordi et al., 2015;
ESI merupakan triase yang dikembangkan oleh Dokter Richard Wuerz dan
David Eitel di Unit Gawat Darurat, Amerika Serikat. Triase ESI adalah hasil
algoritma stratifikasi yang cepat, dapat ditiru dan relevan secara klinis untuk
pembagian pasien dari tingkat 1 (most urgent) sampai tingkat 5 (least urgent)
berdasarkan akuitas dan tindakan serta sumber daya yang dibutuhkan pasien
(Gilboy et al., 2011). Maleki et al. (2015) menjelaskan bahwa triase ESI
PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN EMERGENCY SEVERITY INDEX (ESI) DI RSUP DR.
SARDJITO YOGYAKARTA 4
MAYA ADHE KANTARY
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
merupakan sebuah triase yang valid dan reliabel jika dibandingkan dengan triase 3
tingkat yang diterapkan di Iran. Jurnal yang berjudul Outcomes for emergency
persepsi perawat tentang konsep pasien beresiko tinggi sangat luas yang
termasuk salah satu negara berkembang. Jadi, kesimpulan yang bisa diambil dari
salah satu negara yang baru menerapkan ESI sebagai model triase di rumah sakit,
Indonesia adalah melakukan triase pada kondisi gawat darurat dan bencana
melalui kolaborasi dengan tenaga medis kesehatan lain. Jadi triase dapat
dilaksanakan juga oleh perawat. Perawat sebagai sumber daya manusia dan
dan pengaplikasian ESI di IGD. Triase yang baik akan mempengaruhi keakuratan
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem dan dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari dalam ataupun dari luar (Berman, et al., 2008). Menurut
Craven & Hirnle (2009) peran perawat adalah sebagai pemberi pelayanan
pada pasien dengan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah
kinerja perawat, bahwa kinerja didefinisikan sebagai prestasi kerja atau hasil
kerja. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan ESI di
IGD dipengaruhi oleh peran perawat. Perawat harus bisa melakukan perannya
yang dapat dinilai dari kinerja atau hasil kerja perawat. Baik atau buruk kinerja
perawat akan menentukan hasil penerapan ESI di IGD yang nantinya akan
peran perawat masih belum jelas sehingga hal ini akan mempengaruhi peran dan
pasien ke IGD yang banyak; 2) peningkatan mutu kesehatan dari segi pelayanan
yaitu proses triase; 3) ESI yang tidak optimal jika dilakukan di Negara
berkembang; 4) peran perawat dalam penerapan ESI yang masih belum jelas
PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN EMERGENCY SEVERITY INDEX (ESI) DI RSUP DR.
SARDJITO YOGYAKARTA 6
MAYA ADHE KANTARY
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
menarik untuk dilakukan penelitian tentang peran perawat dalam penerapan ESI
di RSUP Dr. Sardjito. Peneliti memilih RSUP Dr. Sardjito karena berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan perawat dan pengelola IGD RSUP Dr. Sardjito,
salah satu rumah sakit di Yogyakarta yang sudah menerapkan ESI adalah Rumah
Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito. RSUP Dr. Sardjito merupakan Rumah
Sakit Kelas A Pendidikan yang telah ditetapkan sebagai pusat rujukan nasional
termasuk di IGD.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang akan diteliti
adalah: apa peran perawat dalam penerapan Emergency Severity Index dan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa dan bagaimana peran
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
jenjang pendidikan.
PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN EMERGENCY SEVERITY INDEX (ESI) DI RSUP DR.
SARDJITO YOGYAKARTA 7
MAYA ADHE KANTARY
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
IGD yang dapat berguna untuk evaluasi diri dan peningkatan pelayanan
kesehatan.
mendatang.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang peran perawat dalam penerapan ESI di Unit Gawat Darurat
RSUP Dr. Sardjito belum pernah dilakukan. Penelitian lain tentang triase yang
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2010 dengan
tentang skills triase untuk perawat di IGD dan usulan untuk melanjutkan
adalah topik yang diambil sama yaitu tentang triase. Sedangkan untuk
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manadooleh Prissy
lembar observasi yang telah diisi oleh responden. Hasil penelitian yaitu
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu tema yang dipilih adalah
triase tetapi pada penelitian yang dilakukan memilih triase 5 level yaitu ESI.
Selain itu perbedaan yang lain terdapat pada jenis, metode, variabel, waktu
3. The Use of and Satisfaction with the Emergency Severity Index oleh Rachel
sedangkan kuesioner dibagikan dan dikirim melalui pos atau via email. Hasil
penelitian yaitu mayoritas pengguna ESI sangat puas dengan sistem triase
ESI. Partisipan kunci dan survei responden percaya bahwa ESI lebih akurat
dengan penelitian yang dilakukan adalah tema yang dipilih yaitu triase 5 level