Anda di halaman 1dari 11

Kaitan dengan nasionalisme di Indonesia tidak bisa lepas dari

pluralistis dan kebhinekaan. Kenyataan di Indonesia sering terjadi

permasalahan yang mengarah pada unsur SARA dan ujaran

kebencian. Kecendurungan ini sering terjadi pada saat bangsa

Indonesia menyelenggarakan PEMILU, Menurut saya penyebabnya

adalah lemahnya kaderisasi di tubuh internal partai politik. Karena

politik SARA dan ujaran kebencian tidak boleh dipandang secara

sempit, tetapi harus dilihat secara luas sebagai kelemahan parpol

melakukan kaderisasi dan rekrutmen tidak dilakukan secara

demokratis dalam ikut serta mereka dalam PEMILU.

Cara mencegah agar tetap bersatu dalam NKRI dengan:

1. partai politik perlu mengusung kader-kader yang berkualitas

dan berintegritas di PEMILU sehingga pertarungan di PEMILU

tidak diwarnai oleh kampanye berbau SARA, tetapi

pertarungan program-program membangun daerah.


2. menciptakan masyarakat yang melek digital. Karenanya

pendidikan bagi warga untuk menjadi pengguna digital yang

bijaksana mesti menjadi agenda prioritas berkesinambungan

dan juga terkonsolidasi antar semua pemangku kepentingan

terkait pemilu, meliputi KPU, Bawaslu, Kominfo, Kemdiknas,

Kemdikti, Kempora, KPPPA, Kemendagri, pemerintah daerah,

dan tentu masyarakat sipil

cara mempersatukan masyarakat multikultur di Indonesia dengan

beragama perbedaan baik suku, agama, dan budaya :

1. Menghormati perbedaan

Dalam kehidupan sosial berbangsa perbedaan adalah lumrah, tetapi

perbedaan bukanlah halangan untuk terus bersatu, dan bukan pula

alasan pembenar untuk berpisah. Semua warga negara yang

mendiami Indonesia sudah seharusnya menyadari perbedaan itu,


baik berbeda suku, ras, agama, dan golongan. Kita tidak harus

memaksakan untuk menjadi sama, karena kita sama-sama

memahami bahwa negara Indonesia lahir diatas perbedaan. Tidak

ada lagi yang merasa sukunya paling hebat, dan tidak ada lagi

ceritanya memaksakan kebenaran atas dalil kebenaranya sendiri.

Coba kita tengok kebelakang seperti peristiwa Ambon, Poso,

Madura, dan yang paling anyar kerusuhan Tolikora. Semua peristiwa

itu seharusnya tak perlu terjadi jika kita sama-sama meghormati

perbedaan. Sudah tak terhitung lagi, berapa ratus jiwa yang harus

gugur sia-sia atas nama perbedaan di negara yang katanya ‘Berbeda

tetap satu’ ini. Oleh karena itu, sekarang saatnya berangkulan, dan

kita sebagai warga negara sama-sama menjunjung toleransi antar

sesama dan menghormati perbedaan.

2. Memelihara Hak dan Kewajiban Umat Beragama


Sudah banyak sekali kekarasan berdalih agama, kekerasan ini

sebenarnya berangkat dari ruang keegoisan yang menganggap

golongannya sendiri paling benar. Indonesia sendiri secara terbuka

mengakui 5 agama sebagai agama resmi masyarakatnya, oleh sebab

itu, antar sesama umat beragama sudah sepantasnya saling

menghormati dengan sama-sama memberikan ruang untuk

menjalankan hak dan kewajiban sebagai pemeluk agama yang taat

dan mematuhi berbagai macam macam norma.

3. NKRI lebih utama dari apapun

Semua golongan, ras, agama dan suku tentulah memiliki

kepentingan, akan tetapi kepentingan Negara harus selalu

diprioritaskan, karena adanya Indonesia bukanlah warisan dari

nenek moyang sebelah pihak semata, bukan warisan dari suku A

maupun suku B, akan tetapi Indonesia lahir dari rahim perjuangan


berdarah, yang darinya (founding father) mereka rela melepas jubah

dan bendera golongannya masing-masing demi tegak dan

kokohnya Indonesia. Jadi, sekarang sudah waktunya

mengesampingkan kepentingan golongan, karena kepentingan

Negara Kesatuan Republik Indonesia inilah yang paling utama dari

kepentingan apapun.

4. Genggam Erat Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika sebagai motto bangsa kita tempatkan bukan

menjadi penghias lambang negara belaka. Bhinneka tunggal ika

harus tetap digenggam seerat-eratnya, untuk menjaga

keharmonisan sosial. Walaupun kita tercipta diatas perbedaan tetapi

tetaplah mempunyai satu tujuan yang sama, satu cita-cita yang

sma, dengan menciptakan satu keharmonisan hidup. Untuk

mewujudkan itu, falsafah ini harus benar-benar dipegang kuat dan


dipahami oleh masyarakat, dengan memanifestasikanya dalam

bentuk nyata setiap hari. Perbedaan dari kelompok minoritas tidak

harus selalu dikerdilkan dengan menghakimi sesuka hati, tetapi

semuanya harus di rangkul menjadi satu kekayaan dalam ruang

kebhinnekaan.

5. Daya Paksa Pemerintah

Sebagai otoritas tertinggi dari negara, peran turut serta pemerintah

untuk merawat kemajemukan juga sangat dibutuhkan. pemerintah

di tuntut untuk menciptakan suatu kebijakan yang jelas, bersifat

mengikat, yang mampu menjadi daya paksa masyarakat. Sehingga

antara kebijakan pemerintah dan kesadaran masyakat menjadi satu

pondasi yang kokoh untuk membentengi terjadinya konflik

dan penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan.

Pemerintah harus tegas dan jelas, dengan menutup celah yang bisa
digunakan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan

kekerasan berdalih penyelamatan suku maupun agama.

6. Kesadaran Masyarakat

Manakala terjadi konflik horisontal sebenarnya musuh yang akan di

hadapi sejatinya adalah saudara-saudara kita setanah dan air yang

sama, maka kepedulian masyarakat teramat penting untuk sama-

sama memberikan kesadaran, sehingga tercipta satu tatanan

kehidupan sosial yang aman raharja, tanpa harus dibayang-bayangi

ketakutan konflik saudara. Itu bisa diterapkan seandainya tumbuh

kesadaran penuh dari masyarakat tentang pentingnya menanamkan

nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Serta merawat dan

menggenggam kebhinnekaan dalam bingkai Indonesia dan

menghindaripenyebab lunturnya bhinneka tunggal ika.

7. Hilangkan Semangat Sekterian


Semangat sekterian harus dihilangkan karena itu hanya akan

memunculkan ambisi sesaat dan berkutat di kebenaran relatif,

justru yang harus digenggam adalah semangat ke-Indonesia-an

dengan merawat kemajemukan menjadi kekayaan bangsa.

Media atau metode yang tepat untuk menanamkan rasa

nasionalisme bagi peserta didik di sekolah :

1. metode menyanyi. Anak-anak sangat menyukai menyanyi.

Setiap ingin memahami sesuatu, anak sering menggunakan

metode menyanyi. Dengan menyanyi, anak-anak akan cepat

tahu dan hapal. Tidak heran jika di kelompok bermain, metode

menyanyi menjadi metode utama dalam mengajar. Di sinilah,

dengan karakteristik ini, kita bisa menggunakan menyanyi

sebagai metode dalam menanamkan semangat cinta tanah

air.Untuk itu, sering-seringlah memutarkan musik lagu-lagu

nasionalisme, atau kita sebagai guru dan orang tua sering


menyanyikan lagu nasional. Dengan cara ini, anak-anak akan

akrab, dan bahkan hapal lagu-lagu nasional. Dari sinilah

semangat cinta tanah air akan tertanam di dalam benak anak.

2. metode wisata. Anak-anak sangat suka dengan wisata.

Setiapkali diajak wisata, anak-anak selalu histeris. Dan setelah

wisata, kesan atas segala hal yang telah dialami dalam wisata

tidak mudah dilupakan. Anak-anak selalu ingat, karena dalam

wisata banyak pengalaman yang menyenangkan. Di sinilah,

wisata ke tempat-tempat bersejarah atau museum perjuangan

menjadi hal penting. Di tempat wisata inilah kita bisa

menjelaskan banyak hal tentang perjuangan dalam merebut

kemerdekaan. Dari sini semangat cinta tanah air akan tertanam

dalam benak anak. Pada tingat sekolah yang lebih tinggi, jika

metode wisata tidak dapat dilakukan bisa dilakukan dengan

cara menggali sejarah dan keanekaragaman bangsa Idonesia


melalui media online. Jadi kurang tepat apabila ada dinas

pendidikan yang melarang sekolah mengadakan cara

karyawisata.

3. metode bercerita. Biasanya anak senang akan cerita atau

mendongeng. Inilah saat yang tepat untuk bercerita tentang

sejarah kemerdekaan atau segala hal tentang Indonesia yang

menarik. Melalui cerita ini, rasa cinta pada tanah air akan

tertanam di dalam benak anak-anak. Khususnya di sekolah

metode ini bisa diganti dengan mengamati dan mendiskusikan

film yang menggambarkan rasa nasionalisme

4. metode gambar dan buku. Kenalkan buku sedini mungkin,

terutama buku bergambar yang disukai anak-anak. Khusus di

sekolah mulai lengkapi buku sebagai gerakan menumbuhkan


literasi. Pilihlah buku-buku bergambar tentang pahlawan dan

perjuangan bangsa Indonesia. Ceritakan gambar-gambar

kemerdekaan itu pada anak. Anak pasti suka. Anak akan selalu

ingat gambar wajah-wajah pahlawan Indonesia. Di sinilah

semangat cinta tanah air akan tertanam di dalam benak anak.

Pada tingkat yang lebih tinggi metode ini dapat dilakukan

dengan cara menelusuri jejak pahlawan sesuai kompetensi

dasar yang sedang di ajarkan.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai