Anda di halaman 1dari 1

ASFEKSIA PADA BBL

No.Dokumen : 800/065/C.7/SOP/V/2018
Tanggal Terbit : 7 Mei 2018
SOP
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku : 14 Mei 2018
Halaman : 1/2

Ditetapkan oleh :
Kepala UPTD SULISTYO AJI,S.Kep.,Ns
Puskesmas NIP.198103072005011008
Sragi II

1.Pengertian Asfiksia pada BBL adalah kegagalan napas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir.
2.Tujuan Sebagai pedoman kerja dalam melaksanakan manajemen asfiksia
pada bayi baru lahir.
3.Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sragi II Nomor
800/069/C.7/SK/V/2018 tentang Pelaksanaan Mampu Bersalin
4.Referensi Departemen Kesehatan RI, Revisi 2007, Pedoman PONED
5.Posedur/Langkah- 1. Bila bayi lahir tidak menangis, lakukan langkah awal yang
langkah terdiri dari :
a. Hangatkan bayi dibawah pemancar panas atau lampu.
b. Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi.
c. Isap lendir dari mulut kemudian hidung.
d. Keringkan bayi sambil merangsang taktil dengan
menggosok punggung dan menyentil ujung jari kaki dan
mengganti kain yang basah dengan yang kering.
e. Reposisi kepala bayi.
f. Nilai bayi : usaha napas, warna kulit dan denyut jantung.

2. Bila bayi tidak bernapas lakukan ventilasi tekanan positip


(VTP) dengan memakai balon dan sungkup selama 30 detik
dengan kecepatan 40-60 kali per menit.
3. Nilai bayi : Usaha napas, warna kulit dan denyut jantung.
4. Bila belum bernapas dan denyut jantung 60x/menit lanjutkan
VTP dengan kompresi dada secara terkoordinasi selama 30
detik.
5. Nilai bayi : Usaha napas, warna kulit dan denyut jantung.
 Bila denyut jantung < 60 x/menit, beri epinefrin dan
lanjutkan VTP dan kompresi dada.
 Bila denyut jantung > 60 x/menit kompresi dada dihentikan,
VTP dilanjutkan.
6. Pemasangan pipa ET bisa dilakukan pada setiap tahapan
resusitasi.
6.Unit Terkait Ruang Bersalin
7. Diagram Alir ( jika -
dibutuhkan )

Anda mungkin juga menyukai