Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “TN.

SN”
DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI)
DI RUANG BIMA RSUD SANJIWANI
TANGGAL 5 s/d 8 AGUSTUS 2019

OLEH :

NI PUTU SONIYA DARMAYANTI


NIM. P07120319018

PROFESI NERS

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Ni Putu Soniya Darmaynti


Tempat Pratek : Ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar
Tanggal Pengkajian : 5 s/d 8 Agustus 2019

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama : Tn. SN
Tanggal Masuk RS : 4 Agustus 2019
Tempat/Tanggal Lahir : Ubud, 31 Desember 1962
Sumber Informasi : Pasien,keluarga,pemeriksaan fisik,No RM. 656184
Umur : 56 th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : TK
Suku : Bali
Pekerjaan : Pelukis
Alamat : Banjar Panestanan Kelod, Sayan Ubud
Diagnosa Medis : Abses dd Tumor Testis Dextra
Nomer Telpon : 087861539920

2. ALASAN DIRAWAT
a. Keluhan utama:
Pasien mengeluh nyeri pada area testisnya dan nyeri saat tersentuh atau tergores
kain/pakaian pasien.
b. Keluhan utama saat pengkajian :
Pasien mengeluh sangat nyeri pada testisnya yang semakin lama semakin bengkak
3. RIWAYAT PENYAKIT
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan datang ke RSUD Sanjiwani karena sejak ± sebulan yang
lalu sering mengalami sakit pada testisnya dan sempat beberapa kali kedokter
untuk berobat. Setiap setelah diperiksakan dan diberi obat dari dokter pasien
mengatakan sakit pada testisnya hilang. Karena sakit pada testis pasien sering
kambuh dan dua minggu sebelum masuk rumah sakit keluar berupa cairan seperti
nanah dari testis pasien kemudian disarankan oleh dokter di tempat ia berobat
untuk melakukan pemeriksaan USG ke rumah sakit untuk mengetahui lebih lanjut
sakit yang diderita. Akhirnya pada tanggal 4 Agustus 2019 pukul 13.30 WITA
pasien melakukan pemeriksaan USG di RSUD Sanjiwani dan didapatkan bahwa
terdapat infeksi atau peradangan pada testis pasien. Oleh karena itu pasien
disarankan untuk rawat inap guna mengetahui perkembangan dari pembengkakan
pada testis pasien tersebut. Pasien kemudian di rawat diruang Bima dan mendapat
terapi :
- NaCl 0,9%
- Ceftriaxone 1 gr
- Keterolac 30 mg/mL
- Parasetamol 500mg .
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes
Melitus Tipe 2 sejak ± 13 tahun yang lalu. Pasien juga memiliki riwayat tekanan
darah tinggi, pasien rutin diantar kontrol ke dokter praktek untuk melakukan
pemeriksaan rutin gula darah dan tekanan darah setiap bulan dan keluarga pasien
mengatakan pasien rutin berobat injeksi lantus 8 IU dan rutin meminum obat
tensi.
c. Alergi : Tidak Ada
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan,
minuman, maupun obat-obatan
d. Kebiasaan : Tidak Ada
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan - kebiasaan merokok, minum kopi
maupun minum-minuman beralkohol.

e. Obat-obatan : Lantus 8 IU, Captopril


Keluarga pasien mengatakan pasien rutin diinjeksi lantus 8 IU dan mengonsumsi
obat Captopril karena pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Pasien memiliki riwayat penyakit keturunan seperti Hipertensi dan Diabetes
melitus, dan pasien mengatakan tidak memiliki penyakit menular seperti HIV, TBC,
dll. Namun pasien tidak mengetahui di keluarganya memiliki riwayat penyakit
diabetes melitus maupun hipertensi.
5. DATA BIO-PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
a. Pola Pernapasan
Kesulitan bernafas : Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam
bernafas
Kesulitan dirasakan : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan bernafas
b. Pola Nutrisi
Frekuensi/porsi makan : Pasien mengatakan selama dirawat pasien tidak
mengalami penurunan nafsu makan, pasien biasanya makan 3 x sehari dan
menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan dan pasien minum air ± 5-7 gelas
per hari
Berat Badan : 45 kg
Tinggi Badan : 155 cm

45
IMT : = 1,55 2 m = 18,7 kg/m²

Jenis makanan : Nasi Saring


Makanan yang disukai : Pasien mengatakan menyukai semua jenis makanan
Makanan tidak disukai : Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak
disukai
Makanan pantangan : Pasien mengatakan tidak memiliki pantangan makanan
Nafsu makan : Baik
Perubahan BB 3 bulan terakhir :
[ - ] bertambah ......kg [ √ ] tetap [ - ] berkurang ...... kg
c. Pola Eliminasi
1) Buang air besar : Selama dirawat di rumah sakit keluarga pasien mengatakan
pasien belum BAB
Frekuensi :- Waktu : -
Warna :- Konsistensi :-
Penggunaan Pencahar : -
2) Buang air kecil :
Frekuensi : ± 5-7 kali/ hari
Warna : Kuning pekat
Bau : Khas urine
d. Pola Tidur dan Istirahat : Kurang
Waktu tidur (jam) : Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan
tidurnya tidak tentu, pada malam hari pasien mengatakan sering terbagun
Lama tidur/hari : ± 6 jam/hari
Kebiasaan pengantar tidur : Tidak ada
Kebiasaan saat tidur : Tidak ada
Kesulitan dalam hal tidur :Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
mengalami kesulitan dalam tidur tetapi kadang-
kadang terbangun karena rasa nyerinya
e. Kebutuhan Aman dan Nyaman
1) Kebutuhan Aman : Pasien mengatakan merasa aman selama dirawat di rumah
sakit karena selalu ditemani oleh keluarganya.
2) Kebutuhan Nyaman : Pasien mengatakan tidak nyaman dengan kondisinya
saat ini, pasien mengeluh sangat nyeri pada testisnya.
P: Pasien mengatakan nyeri semakin terasa jika bagian testis terkena goresan
atau sentuhan kain
Q: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri yang dirasakan pada testisnya, nyeri tidak menjalar
S: Skala nyeri yang dirasakan pada skala 4 (1-10)
T: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
f. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum MRS keluarga pasien mengatakan aktivitas sehari-harinya ia lakukan
sendiri tanpa bantuan. Saat MRS pasien mengatakan aktivitas sehari-hari pasien
banyak yang dibantu oleh keluarga dan perawat seperti makan dan minum dan
toileting. Pasien hanya tertidur lemas di tempat tidurnya.
1) Kegiatan dalam pekerjaan : Pasien merupakan seorang pelukis, pasien biasa
bekerja dari pagi sampai sore hari
2) Olah raga : Keluarga pasien mengatakan pasien jarang/ kurang gemar dalam
berolahraga
3) Kegiatan di waktu luang : Keluarga pasien mengatakan saat ada waktu luang
pasien memilih untuk istirahat
4) Kesulitan/keluhan dalam hal ini :
[ √ ] pergerakan tubuh [ √ ] bersolek [ √ ] mandi,
berhajat
[ √ ] mudah merasa kelelahan [ √ ] mengenakan pakaian
[ - ] sesak nafas setelah mengadakan aktivitas
e. Skor ADL pasien
FUNGSI KETERANGAN SKOR
1 Mengontrol BAB Inkontinen tidak teratur (perlu enema) 0
Kadang-kadang inkontinen (1x seminggu) 1
Kontinen teratur 2
2. Mengontrol BAK Inkontinen atau pakai kateter dan tak 0
terkontrol
Kadang-kadang inkontinen (max 1x24 jam) 1
Mandiri 2
3. Membersihkan diri (lap Butuh pertolongan orang lain 0
muka, sisir rambut, Mandiri 1
sikat gigi)
4. Penggunaan toilet, Tergantung pertolongan orang lain 0
pergi ke dalam dari WC Perlu beberapa pertolongan pada beberapa 1
(melepas, memakai aktivitas terapi, dapat mengerjakan sendiri
celana, menyeka, aktivitas yang lain
menyiram) Mandiri 2
5. Makan Tidak mampu 0
Perlu seseorang menolong makan 1
memotong makanan
Mandiri 2
6. Berpindah tempat dari Tidak mampu 0
tidur ke duduk Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 1
orang)
Bantuan minimal 1 orang 2
Mandiri 3
7. Mobilisasi/berjalan Tidak mampu 0
Bisa berjalan dengan kursi roda 1
Berjalan dengan bantuan 1 orang 2
Mandiri 3
8. Berpakaian (memakai Tergantung orang lain 0
baju) Sebagian dibantu (mis.mengancing baju) 1
Mandiri 2
9. Naik-turun tangga Tidak mampu 0
Butuh pertolongan 1
Mandiri 2
10. Mandi Tergantung orang lain 0
Mandiri 1
Total 11

Keterangan :
Mandiri = 20
Ketergantungan ringan = 12-19
Ketergantungan sedang = 9-11
Ketergantungan berat = 5-8
Ketergantungan total = 0-4
g. Aspek Psikososial
1) Pola pikir dan persepsi
a) Alat bantu yang digunakan : Tidak Ada
[ - ] kaca mata [ - ] alat bantu pendengaran
b) Kesulitan yang dialami :Tidak Ada
[ - ] sering pusing
[ - ] menurunnya sensitifitas terhadap panas dingin
[ - ] membaca/menulis
2) Persepsi diri
a) Hal yang dipikirkan saat ini : Pasien mengatakan memikirkan nyeri yang
sangat dirasakan di bagian testisnya.
b) Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien berharap agar dirinya lekas
sembuh dan kembali ke rumah
c) Perubahan yang dirasakan setelah sakit : Pasien mengatakan setelah pasien
sakit dan dirawat di rumah sakit pasien masih merasa lemas dan tidak
dapat beraktivitas secara mandiri
3) Suasana hati : Pasien mengatakan tidak nyaman dengan kondisinya saat ini
karena nyeri saat tetisnya terkena goresan atau sentuhan kain/pakaian
4) Hubungan/komunikasi : Pasien mengatakan dalam
berhubungan/berkomunikasi dengan keluarga, petugas kesehatan, maupun
pasien lainnya tidak ada masalah apapun
a) Bicara
[√] jelas bahasa utama : Bahasa Bali
[√] relevan bahasa daerah : Bahasa Bali
[√] mampu mengekspresikan
[√] mampu mengerti orang lain
b) Tempat tinggal
[√] bersama orang lain, yaitu keluarga
c) Kehidupan keluarga
- Adat istiadat yang dianut : Adat Bali
- Pembuatan keputusan dalam keluarga : Keputusan bersama
- Pola komunikasi : Terbuka (2 arah)
- Keuangan : [ √ ] memadai [ - ] kurang
d) Kesulitan dalam keluarga : pasien mengatakan tidak ada masalah
dalam hubungan keluarga pasien
5) Kebiasaan seksual
a) Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :
[ - ] fertilitas [ - ] menstruasi [ - ] libido
[ - ] kehamilan [ - ] ereksi [ - ] alat kontrasepsi
b) Pemahaman terhadap fungsi seksual : Pasien sudah mengalami
monopause
6) Pertahanan koping
a) Pengambilan keputusan
[ ] sendiri [ √ ] dibantu orang lain; sebutkan: Anak
b) Yang disukai tentang diri sendiri : Pasien mengatakan menyukai dirinya
sendiri karena pasien merasa terampil dalam bekerja dan memberi nafkah
pada keluarganya
c) Yang ingin dirubah dari kehidupan : Pasien mengatakan hanya ingin
kondisinya membaik
d) Yang dilakukan jika sedang stress : Pasien mengatakan saat pasien stres
pasien berusaha untuk memecahkan masalahnya

7) Sistem nilai – kepercayaan


a) Siapa atau apa yang menjadi sumber kekuatan : Tuhan dan keluarganya
sebagai sumber semangat untuk hidupnya
b) Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda :
[√] ya [ ] tidak
c) Kegiatan Agama atau Kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi)
Sebutkan : Sembahyang
d) Kegiatan Agama atau Kepercayaan yang ingin dilakukan selama di rumah
sakit,
Sebutkan: Pasien mengatakan hanya ingin bisa berdoa di tempat tidur

6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Vital Sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 36,2 ºC
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
b. Kesadaran : Compos Mentis
GCS = 15 : Eye :4 Verbal : 5 Motorik : 6
c. Keadaan Umum :
 Sakit/ nyeri : 1. ringan 2. sedang 3. berat
Skala nyeri : 4 (0-10) Nyeri di daerah : Testisnya
P: Pasien mengatakan nyeri semakin terasa jika testisnya terkena goresan atau
sentuhan kain/pakaian
Q: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri yang dirasakan pada testisnya, tidak menjalar
S: Skala nyeri yang dirasakan pada skala 4 (1-10)
T: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
 Status gizi : 1. gemuk 2. normal 3. kurus
BB : 45 kg TB : 155 cm

45
IMT : = 1,55 2 m = 18,7 kg/m²

 Sikap : 1. tenang 2. gelisah 3. menahan nyeri


 Personal hygiene : Cukup bersih
 Orientasiwaktu/ tempat/ orang : Baik
d. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1) Kepala
 Bentuk : Mesochepale
 Lesi/ luka : Tidak terdapat lesi/luka di kepala
2) Rambut
 Warna : Uban
 Kelainan : Tidak ada
3) Mata
 Penglihatan : Normal
 Sklera : Tidak ikterik
 Konjungtiva : Anemis
 Pupil : Isokor, reaksi cahaya +
 Kelainan : Tidak ada
4) Hidung
 Penghidu : Normal
 Sekret/ darah/ polip : Tidak terdapat sekret, darah, atau polip.
 Tarikan caping hidung : Tidak tampak
5) Telinga
 Pendengaran : Normal
 Skret/cairan/darah : Tidak terdapat secret/cairan/darah pada telinga
6) Mulut Dan Gigi
 Bibir : Lembab
 Mulut dan tenggorokan : Normal
 Gigi : Tidak lengkap
 Kebersihan : Cukup
7) Leher
 Pembesaran tyroid : Tidak terdapat pembesaran tyroid
 Lesi : Tidak terdapat lesi
 Nadi karotis : Teraba nadi karotis
 Pembesaran limfoid : Tidak terdapat pembesaran limfoid
8) Thorax
 Jantung
 Inspeksi : Simetris
 Auskultasi : S1S2 tunggal reguler
 Perkusi : Bunyi pekak
 Palpasi : Tidak terdapat lesi, Nadi : 80x/menit
Kekuatan : Kuat, Irama : Teratur
 Paru
 Inspeksi :
Dada : Simetris, tidak ada bekas luka
Frekuensi nafas : Teratur, 20 x/menit
Penggunaan alat bantu pernapasan : Tidak ada
Batuk : Tidak ada
Retraksi dada : Tidak ada
 Auskultasi :
Suara Napas : Vesikuler
Suara Napas tambahan : Tidak ada
 Perkusi :
Bunyi resonan/sonor pada paru-paru
 Palpasi :
Tidak terdapat benjolan, pergerakan dada simetris
9) Abdomen -
 Inspeksi
 Kembung : Tidak
 Ascites : Tidak
 Auskultasi
Peristaltik usus : Ada, 8 kali/menit
 Perkusi
Tympani
 Palpasi
Nyeri tekan: Tidak ada
Massa : Tidak ada

10) Genetalia
 Pimosis : Tidak
 Alat Bantu : Tidak terpasang kateter
 Kelainan : Terdapat pembesaran pada testis, lesi (+)
11) Kulit
 Turgor : Terjadi penurunan
 Laserasi : Tidak ada
 Warna kulit : Sawo matang(Normal)
12) Ekstrimitas
 Kekuatan otot :5555 5 555
5555 5 555
 Tonus otot : Lemah
 ROM : Terbatas
 Hemiplegi/parase : Tidak ada
 Akral : Hangat
 CRT : <3 detik
 Edema : Tidak ada
 Turgor Kulit : Penurunan

13) Data pemeriksaan fisik neurologis


 Tes Kaku kuduk (-)
 Tes Laseque (-)
 Tes Kernig (-)
 Tes Brudzinski I, II (-)

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hasil Pemeriksaan Radiologi
Klinis : Abses testis dd tumor testis
Pemeriksaan USG Scrotum
Scrotum kanan ukuran testis normal tampak echoparenkim testis tampak menurun tak
tampak massa, epididimis membesar, pada pemeriksaan doppler tampak peningkatan
vascularisasi di tepi testis, tidak tampak vascularisasi di dalam testis tak tampak
intensitas echo cairan abnormal.
Scrotum kiri ukuran testis normal tampak echoparenkim testis homogen, tak tampak
massa, epididimis membesar, pada pemeriksaan doppler tampak peningkatan
vascularisasi, pada epididimis tak tampak intensitas echo cairan abnormal. Tampak
penebalan dinding scrotum.
Kesan :
Penurunan vascularisasi di dalam testis kanan mengarah pada proses ischemia
epididimis kiri.
Edema dinding scrotum
Tidak teridentifikasi adanya discrete massa pada testis.

b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan Laboratorium Hematologi Klinik tanggal 4 Agustus 2019 pukul
13.59 WITA
Parameter Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Lengkap (CBC)
WBC H 15.50 10^3/Ul
-Neu# H 13.28 10^3/uL 4.00-10.00
-Lym# 1.29 10^3/uL
2.00-7.00
-Mon# H 0.87 10^3/uL
-Eos# 0.05 10^3/uL 0.80-4.00
-Bas# 0.01 10^3/ul
0.12-0.8
-Neu% H 85.7 %
-Lym% L 8.3 % 0.02-0.5
-Mon% 5.6 %
0.00-0.10
-Eos% L 0.3 %
-Bas% 0.1 % 50.0-70.0
RBC L 3.35 10^3/uL
20.0-40.0
HGB L 9.3 g/dL
HCT L 28.2 % 3.0-8.0
MCV 84.1 fL
0.5-5.0
MCH 27.8 pg
MCHC 33.0 g/dL 0.0-1.0
RDW-CV H 18.3 %
3.50-5.50
RDW-SD H 56.7 fL
PLT 238 10^3/uL 11.0-16.0
MPV 9.2 fL
37.0-54.0
PCT 0.219 %
PDW 15.4 fL 80.0-100.0
HEMOSTASIS
27.0-31.0
Waktu Perdarahan (BT) 3’00” Menit
Waktu Pembekuan (CT) 8’00” Menit 27.0-36.0
11.5-14.5
35.0-56.0
150-450
7.0-11.0
0.108-0282
9.0-17.0

2-6
6-15
Hasil Pemeriksaan BIOLIS 24i Premium tanggal 4 Agustus 2019 pukul 14.09 WITA

Parameter Hasil Rujukan Satuan Specimen Keterangan


Gula Sewaktu 256 80-120 Mg/dL H
Ureum 44 18-55 Mg/dL
Creatinin 1.0 0.7-1-2 Mg/dL
SGOT 18 <35 U/L
SGPT 14 <41 U/L

c. Program Terapi
Jenis Terapi Dosis Rute Fungsi
NaCl 0,9% 20 tpm IV Sebagai pengganti dalam pemenuhan kebutuhan
cairan tubuh pasien
Ceftriaxone 1 gr 2x1 IV Obat golongan Antibiotik yang berfungsi untuk
(1@12 jam) mengobati beberapa kondisi akibat infeksi
bakteri, infeksi kulit dan infeksi pada pasien
dengan sel darah putih yang rendah
Ketorolac 30 mg/ 3x1 IV Termasuk kelompok obat nonsteroidal anti-
ML (1@8jam) inflammatory drug (NSAID) yang bekerja dengan
memblok produksi substansi alami tubuh yang
menyebabkan inflamsi. Efek ini membantu
mengurangi bengkak, nyeri, atau demam.
Paracetamol 2x1 IO Termasuk kelompok obat analgesik atau pereda
500mg (1@8jam) rasa sakit. Digunakan untuk meredakan rasa sakit
ringan hingga menegah. Obat ini juga bisa
dipakai untuk menurunkan demam.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. ANALISIS DATA

DATA FOCUS ANALISIS MASALAH MASALAH


DS : Kelainan Kromosom/ Nyeri Akut
1. P : Pasien mengatakan kelainan Herediter
nyerinya semakin terasa jika ↓
bagian testisnya tergores atau Adanya benjolan pada testis
tersentuh oleh kain/pakaian ↓
2. Q : Pasien mengatakan Penekanan/kerusakan
nyerinya terasa seperti ditusuk- jaringan syaraf
tusuk ↓
3. R : Pasien mengatakan nyeri Luka
di daerah testis, tidak menjalar ↓
4. T : Pasien mengatakan Nyeri Akut
nyerinya hilang timbul
DO :
5. Pasien tampak gelisah dan
menahan nyeri
6. Pasien tampak meringis saat
bagian yg terluka tergores atau
tersentuh kain/pakaian
7. Pasien tampak melindungi
area yang terasa nyeri
8. Tekanan darah : 130/80 mmHg
9. Nadi : 86x/menit RR =
20x/menit

2. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injury fisik ditandai dengan pasien
mengatakan nyerinya semakin terasa jika bagian yang terluka tersentuh atau
tergores kain/pakaian, pasien mengatakan nyerinya terasa seperti ditusuk-tusuk,
pasien mengatakan nyeri pada testisnya, pasien mengatakan nyerinya hilang
timbul, pasien tampak gelisah dan menahan nyeri, Pasien tampak meringis saat
bagian yg terluka tersentuh/tergores kain/pakaian, pasien tampak melindungi area
yang terasa nyeri, Tekanan darah : 130/80 mmHg, Nadi : 86x/menit, RR =
20x/menit

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN (SIKI)
KEPERAWATAN (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. Nyeri Akut SLKI: SIKI :
 Setelah dilakukan Manajemen nyeri
asuhan keperawatan Observasi
selama 3 x 24 jam - Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri pada karakteristik, durasi,
pasien berkurang frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
Tingkat Nyeri - Identifikasi respon
1. Nyeri berkurang nyeri nonverbal
dengan skala 2 - Identifikasi faktor yang
2. Pasien tidak memperingan dan
mengeluh nyeri memperberat nyeri
3. Pasien tampak - Identifikasi
tenang pengetahuan dan
4. Pasien dapat tidur keyakinan tentang nyeri
dengan tenang - Identifikasi budaya
5. Frekuensi nadi terhadap respon nyeri
dalam batas - Identifikasi pengaruh
normal (60-100 nyeri terhadap kualitas
x/menit) hidup pasien
6. Tekanan darah - Monitor efek samping
dalam batas penggunaan analgetik
normal (90/60 - Monitor keberhasilan
mmHg – 120/80 terapi komplementer
mmHg) yang sudah diberikan
7. RR dalam batas Nursing treatment
normal (16-20 - Fasilitasi istirahat tidur
x/menit) - Kontrol lingkungan
yang memperberat
Kontrol Nyeri nyeri ( missal: suhu
1. Melaporkan ruangan, pencahayaan
bahwa nyeri dan kebisingan).
berkurang dengan - Beri teknik non
menggunakan farmakologis untuk
manajemen nyeri meredakan nyeri
2. Mampu mengenali (aromaterapi, terapi
nyeri (skala, pijat, hypnosis,
intensitas, biofeedback, teknik
frekuensi dan imajinasi
tanda nyeri) terbimbimbing, teknik
tarik napas dalam dan
Status Kenyamanan kompres hangat/
1. Menyatakan rasa dingin)
nyaman setelah
nyeri berkurang Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
- Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Nyeri Kronis Manajemen nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon
nyeri nonverbal
- Identifikasi faktor yang
memperingan dan
memperberat nyeri
- Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi budaya
terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh
nyeri terhadap kualitas
hidup pasien
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
Terapeutik
- Berikan teknik non
farmakologis untuk
meredakan nyeri
(aromaterapi, terapi
pijat, hypnosis,
biofeedback, teknik
imajinasi
terbimbimbing, teknik
tarik napas dalam dan
kompres hangat/
dingin)
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri ( missal: suhu
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan)
- Fasilitasi istirahat tidur

Perawatan kenyamanan
Observasi
- Identifikasi gejala yang
tidak menyenangkan
(mis. Mual, nyeri, gatal,
sesak)
- Identifikasi pemahaman
tentang kondisi, situasi
dan perasaannya
Terapeutik
- Berikan posisi yang
nyaman
- Ciptakan lingkungan
yang nyaman
Edukasi
- Jelaskan mengenai
kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
- Ajarkan terapi relaksasi
- Ajarkan teknik distraksi
dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik, antipruritus,
antihistamin, jika perlu

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO.
NO TGL, JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF
DX
1 Selasa, 06 1 Mengkaji KU pasien DS :
Agustus 2019 secara komprehensif, 10. P : Pasien mengatakan nyerinya
pukul 11.30 mengkaji nyeri, semakin terasa jika testisnya
WITA mengukur vital sign tersentuh atau tergores kain/pakaian
pasien 11. Q : Pasien mengatakan nyerinya
terasa seperti ditusuk-tusuk
12. R : Pasien mengatakan nyeri testis,
tidak menjalar
13. T : Pasien mengatakan nyerinya
hilang timbul
DO :
- Pasien tampak gelisah dan menahan
nyeri
- Pasien tampak meringis saat
bergeser/bergerak
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 86x/menit
- RR = 20x/menit

2 Pukul 11. 40 1 Mengajarkan teknik DS : Pasien mengatakan mengerti dengan


WITA relaksasi nafas dalam, teknik yang diajarkan
dan distraksi DO : Pasien kooperatif, pasien mampu
melakukan teknik yang diajarkan
3 Pukul 12.00 1 Delegatif dalam DS : -
WITA memberikan obat : DO : Pasien kooperatif, obat masuk,
Paracetamol flash 10 tidak ada reaksi alergi
mg/ml
4 Pukul 15.00 1 Mengganti cairan infus DS: -
WITA pasien DO: Pasien kooperatif, infus terpasang
RL 20 tpm
5 Pukul 21.00 1 Delegatif dalam DS : - Perawat
WITA memberikan obat : DO : Pasien kooperatif, obat masuk,
Paracetamol flash 10 tidak ada reaksi alergi
mg/ml

6 Pukul 00.00 1 Mengganti cairan infus DS: - Perawat


WITA pasien DO: Pasien kooperatif, infus terpasang
RL 20 tpm

7 Rabu, 07 1 Memeriksa tanda-tanda DS: - Perawat


Agustus 2019 vital pasien DO: Pasien kooperatif, TD: 130/70
Pukul 05.00 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,7oC, RR:
WITA 20x/menit

8 Pukul 07.30 1 Mengkaji KU pasien Pasien mengatakan nyeri pada testisnya


WITA sudah sedikit berkurang, skala nyeri 3 (1-
10). Keluarga pasien mengatakan pasien
susah tidur, pasien hanya mampu tidur ±
5 jam.
9 Pukul 07.40 1 Mengajarkan teknik DS : Pasien mengatakan mengerti dengan
WITA relaksasi nafas dalam, teknik yang diajarkan
dan distraksi DO : Pasien kooperatif, pasien mampu
melakukan teknik yang diajarkan

10 Pukul 08.00 1 Membersihkan tempat DS: Pasien mengatakan merasa lebih


WITA tidur pasien nyaman saat tempat tidurnya sudah
dibersihkan
DO: Pasien kooperatif, pasien tampak
lebih nyaman
11 Pukul 08.10 1 Membantu pasien DS: Pasien mengatakan merasa lebih
WITA memberikan posisi nyaman
nyaman (supinasi) DO: Pasien kooperatif, pasien tampak
lebih nyaman

14 Pukul 14.00 1 Memeriksa tanda-tanda DS: - Perawat


WITA vital pasien DO: Pasien kooperatif, TD: 140/100
mmHg, N: 84x/ menit, S: 36,6oC, RR:
20x/menit

15 Pukul 15.00 1 Delegatif dalam DS : - Perawat


WITA memberikan obat : DO : Pasien kooperatif, obat masuk,
Paracetamol flash 10 tidak ada reaksi alergi
mg/ml

16 Pukul 16.00 1 Mengganti cairan infus DS: - Perawat


WITA pasien DO: Pasien kooperatif, infus terpasang
RL 20 tpm

17 Pukul 21.00 1 Delegatif dalam DS : - Perawat


WITA memberikan obat : DO : Pasien kooperatif, obat masuk,
Paracetamol flash 10 tidak ada reaksi alergi
mg/ml

18 Pukul 00.00 1 Mengganti cairan infus DS: - Perawat


WITA pasien DO: Pasien kooperatif, infus terpasang
RL 20 tpm
19 Kamis, 08 1 Memeriksa tanda-tanda DS: - Perawat
Agustus 2019 vital pasien DO: Pasien kooperatif, TD: 130/70
Pukul 05.00 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,5oC, RR:
WITA 20x/menit
20 Pukul 07.30 1 Mengkaji KU pasien DS: Pasien mengatakan nyeri pada
WITA tangan kiri dan pinggulnya sudah
berkurang, skala nyeri 2 (1-10).
DO: Pasien tampak lebih nyaman dan
tenang.
21 Pukul 08.00 1 Membersihkan tempat DS: Pasien mengatakan merasa lebih
WITA tidur pasien nyaman saat tempat tidurnya sudah
dibersihkan
DO: Pasien kooperatif, pasien tampak
lebih nyaman
22 Pukul 08.30 1 Membantu pasien DS: Pasien mengatakan merasa lebih
WITA memberikan posisi nyaman
nyaman (supinasi) DO: Pasien kooperatif, pasien tampak
lebih nyaman
23 Pukul 09.00 1 Mengajarkan teknik DS : Pasien mengatakan mengerti dengan
WITA relaksasi nafas dalam, teknik yang diajarkan
dan distraksi DO : Pasien kooperatif, pasien mampu
melakukan teknik yang diajarkan
24 Pukul 13.30 1 Mengkaji KU pasien DS: Pasien mengatakan nyeri pada
WITA secara komprehensif, tangan kiri dan pinggulnya sudah
mengkaji nyeri, berkurang, skala nyeri 2 (1-10)
mengukur vital sign DO: Pasien kooperatif, pasien tampak
pasien. lebih nyaman dan tenang, TD: 30/80
mmHg, N: 80x/menit, S: 36,7oC, RR:
20x/menit

E. EVALUASI KEPERAWATAN

No.Dx Hari/Tgl / jam Catatan Perkembangan Paraf

1 Selasa, 06 S : keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sudah tidak terbangun-


Agustus 2019 bangun ketika tidur pada malam hingga pagi
pukul 13.15 - P: Pasien mengatakan nyeri pada testisnya sudah berkurang
- Q: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
Wita
- R: Nyeri yang dirasakan pada testisnya, nyeri tidak menjalar
- S: Skala nyeri yang dirasakan pada skala 3 (1-10)
- T: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
TD : 120/80 mmHg S : 360C
N : 80x/menit R : 20x/menit
- Pasien tidak tampak meringis dan melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
- Terdapat luka pada testis dan masih terdapat nanah yang keluar dari
scrotum pasien
- Daerah luka tampak bersih dan sudah dirawat
- Skala nyeri 3 (1-10)
- Pasien tampak sudah mulai bisa menggerakkan anggota gerak badan
meskipun terbatas, dan masih dengan bantuan keluarga dan perawat
- Skala tingkat ketergantungan pasien yaitu 11 (9-11 = pasien mengalami
ketergantungan sedang)
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 15 menit dalam 24
jam diharapkan nyeri pada pasien berkurang dengan kriteria hasil:
1. Tingkat nyeri
- Keluhan nyeri dengan skala 3 (1-5)
- Meringis dengan skala 3 (1-5)
- Gelisah dengan skala 3 (1-5)
- Kesulitan tidur dengan skala 3 (1-5)
- Frekuensi nadi dengan skala 3 (1-5)
- Tekanan darah dengan skala 2 (1-5)
- Pola nafas dengan skala 2 (1-5)
2. Kontrol nyeri
- Melaporkan nyeri terkontrol dengan skala 3 (1-5)
- Kemampuan mengenali onset nyeri, kemampuan mengenali
penyebab nyeri dengan skala 3 (1-5)
- Kemampuan menggunakan teknk non farmako dengan skala 3
(1-5)
- Merintih dengan skala 3 (1-5)
- Rileks dengan skala 3 (1-5)
- Mobilitas fisik nyeri dengan skala 3 (1-5)
- Gerakan terbatas dengan skala 3 (1-5)

A : Nyeri Akut teratasi sebagian


P : - Lanjutkan intervensi delegatif dalam pemberian obat Paracetamol
500 mg (1@8jam)
- Anjurkan pasien untuk latihan teknik distraksi dan relaksasi bila
nyeri timbul kembali

Anda mungkin juga menyukai