SN”
DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI)
DI RUANG BIMA RSUD SANJIWANI
TANGGAL 5 s/d 8 AGUSTUS 2019
OLEH :
PROFESI NERS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS DIRI KLIEN
Nama : Tn. SN
Tanggal Masuk RS : 4 Agustus 2019
Tempat/Tanggal Lahir : Ubud, 31 Desember 1962
Sumber Informasi : Pasien,keluarga,pemeriksaan fisik,No RM. 656184
Umur : 56 th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : TK
Suku : Bali
Pekerjaan : Pelukis
Alamat : Banjar Panestanan Kelod, Sayan Ubud
Diagnosa Medis : Abses dd Tumor Testis Dextra
Nomer Telpon : 087861539920
2. ALASAN DIRAWAT
a. Keluhan utama:
Pasien mengeluh nyeri pada area testisnya dan nyeri saat tersentuh atau tergores
kain/pakaian pasien.
b. Keluhan utama saat pengkajian :
Pasien mengeluh sangat nyeri pada testisnya yang semakin lama semakin bengkak
3. RIWAYAT PENYAKIT
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan datang ke RSUD Sanjiwani karena sejak ± sebulan yang
lalu sering mengalami sakit pada testisnya dan sempat beberapa kali kedokter
untuk berobat. Setiap setelah diperiksakan dan diberi obat dari dokter pasien
mengatakan sakit pada testisnya hilang. Karena sakit pada testis pasien sering
kambuh dan dua minggu sebelum masuk rumah sakit keluar berupa cairan seperti
nanah dari testis pasien kemudian disarankan oleh dokter di tempat ia berobat
untuk melakukan pemeriksaan USG ke rumah sakit untuk mengetahui lebih lanjut
sakit yang diderita. Akhirnya pada tanggal 4 Agustus 2019 pukul 13.30 WITA
pasien melakukan pemeriksaan USG di RSUD Sanjiwani dan didapatkan bahwa
terdapat infeksi atau peradangan pada testis pasien. Oleh karena itu pasien
disarankan untuk rawat inap guna mengetahui perkembangan dari pembengkakan
pada testis pasien tersebut. Pasien kemudian di rawat diruang Bima dan mendapat
terapi :
- NaCl 0,9%
- Ceftriaxone 1 gr
- Keterolac 30 mg/mL
- Parasetamol 500mg .
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes
Melitus Tipe 2 sejak ± 13 tahun yang lalu. Pasien juga memiliki riwayat tekanan
darah tinggi, pasien rutin diantar kontrol ke dokter praktek untuk melakukan
pemeriksaan rutin gula darah dan tekanan darah setiap bulan dan keluarga pasien
mengatakan pasien rutin berobat injeksi lantus 8 IU dan rutin meminum obat
tensi.
c. Alergi : Tidak Ada
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan,
minuman, maupun obat-obatan
d. Kebiasaan : Tidak Ada
Pasien mengatakan tidak memiliki kebiasaan - kebiasaan merokok, minum kopi
maupun minum-minuman beralkohol.
45
IMT : = 1,55 2 m = 18,7 kg/m²
Keterangan :
Mandiri = 20
Ketergantungan ringan = 12-19
Ketergantungan sedang = 9-11
Ketergantungan berat = 5-8
Ketergantungan total = 0-4
g. Aspek Psikososial
1) Pola pikir dan persepsi
a) Alat bantu yang digunakan : Tidak Ada
[ - ] kaca mata [ - ] alat bantu pendengaran
b) Kesulitan yang dialami :Tidak Ada
[ - ] sering pusing
[ - ] menurunnya sensitifitas terhadap panas dingin
[ - ] membaca/menulis
2) Persepsi diri
a) Hal yang dipikirkan saat ini : Pasien mengatakan memikirkan nyeri yang
sangat dirasakan di bagian testisnya.
b) Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien berharap agar dirinya lekas
sembuh dan kembali ke rumah
c) Perubahan yang dirasakan setelah sakit : Pasien mengatakan setelah pasien
sakit dan dirawat di rumah sakit pasien masih merasa lemas dan tidak
dapat beraktivitas secara mandiri
3) Suasana hati : Pasien mengatakan tidak nyaman dengan kondisinya saat ini
karena nyeri saat tetisnya terkena goresan atau sentuhan kain/pakaian
4) Hubungan/komunikasi : Pasien mengatakan dalam
berhubungan/berkomunikasi dengan keluarga, petugas kesehatan, maupun
pasien lainnya tidak ada masalah apapun
a) Bicara
[√] jelas bahasa utama : Bahasa Bali
[√] relevan bahasa daerah : Bahasa Bali
[√] mampu mengekspresikan
[√] mampu mengerti orang lain
b) Tempat tinggal
[√] bersama orang lain, yaitu keluarga
c) Kehidupan keluarga
- Adat istiadat yang dianut : Adat Bali
- Pembuatan keputusan dalam keluarga : Keputusan bersama
- Pola komunikasi : Terbuka (2 arah)
- Keuangan : [ √ ] memadai [ - ] kurang
d) Kesulitan dalam keluarga : pasien mengatakan tidak ada masalah
dalam hubungan keluarga pasien
5) Kebiasaan seksual
a) Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :
[ - ] fertilitas [ - ] menstruasi [ - ] libido
[ - ] kehamilan [ - ] ereksi [ - ] alat kontrasepsi
b) Pemahaman terhadap fungsi seksual : Pasien sudah mengalami
monopause
6) Pertahanan koping
a) Pengambilan keputusan
[ ] sendiri [ √ ] dibantu orang lain; sebutkan: Anak
b) Yang disukai tentang diri sendiri : Pasien mengatakan menyukai dirinya
sendiri karena pasien merasa terampil dalam bekerja dan memberi nafkah
pada keluarganya
c) Yang ingin dirubah dari kehidupan : Pasien mengatakan hanya ingin
kondisinya membaik
d) Yang dilakukan jika sedang stress : Pasien mengatakan saat pasien stres
pasien berusaha untuk memecahkan masalahnya
6. PEMERIKSAAN FISIK
a. Vital Sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 36,2 ºC
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
b. Kesadaran : Compos Mentis
GCS = 15 : Eye :4 Verbal : 5 Motorik : 6
c. Keadaan Umum :
Sakit/ nyeri : 1. ringan 2. sedang 3. berat
Skala nyeri : 4 (0-10) Nyeri di daerah : Testisnya
P: Pasien mengatakan nyeri semakin terasa jika testisnya terkena goresan atau
sentuhan kain/pakaian
Q: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri yang dirasakan pada testisnya, tidak menjalar
S: Skala nyeri yang dirasakan pada skala 4 (1-10)
T: Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
Status gizi : 1. gemuk 2. normal 3. kurus
BB : 45 kg TB : 155 cm
45
IMT : = 1,55 2 m = 18,7 kg/m²
10) Genetalia
Pimosis : Tidak
Alat Bantu : Tidak terpasang kateter
Kelainan : Terdapat pembesaran pada testis, lesi (+)
11) Kulit
Turgor : Terjadi penurunan
Laserasi : Tidak ada
Warna kulit : Sawo matang(Normal)
12) Ekstrimitas
Kekuatan otot :5555 5 555
5555 5 555
Tonus otot : Lemah
ROM : Terbatas
Hemiplegi/parase : Tidak ada
Akral : Hangat
CRT : <3 detik
Edema : Tidak ada
Turgor Kulit : Penurunan
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hasil Pemeriksaan Radiologi
Klinis : Abses testis dd tumor testis
Pemeriksaan USG Scrotum
Scrotum kanan ukuran testis normal tampak echoparenkim testis tampak menurun tak
tampak massa, epididimis membesar, pada pemeriksaan doppler tampak peningkatan
vascularisasi di tepi testis, tidak tampak vascularisasi di dalam testis tak tampak
intensitas echo cairan abnormal.
Scrotum kiri ukuran testis normal tampak echoparenkim testis homogen, tak tampak
massa, epididimis membesar, pada pemeriksaan doppler tampak peningkatan
vascularisasi, pada epididimis tak tampak intensitas echo cairan abnormal. Tampak
penebalan dinding scrotum.
Kesan :
Penurunan vascularisasi di dalam testis kanan mengarah pada proses ischemia
epididimis kiri.
Edema dinding scrotum
Tidak teridentifikasi adanya discrete massa pada testis.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan Laboratorium Hematologi Klinik tanggal 4 Agustus 2019 pukul
13.59 WITA
Parameter Flag Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Lengkap (CBC)
WBC H 15.50 10^3/Ul
-Neu# H 13.28 10^3/uL 4.00-10.00
-Lym# 1.29 10^3/uL
2.00-7.00
-Mon# H 0.87 10^3/uL
-Eos# 0.05 10^3/uL 0.80-4.00
-Bas# 0.01 10^3/ul
0.12-0.8
-Neu% H 85.7 %
-Lym% L 8.3 % 0.02-0.5
-Mon% 5.6 %
0.00-0.10
-Eos% L 0.3 %
-Bas% 0.1 % 50.0-70.0
RBC L 3.35 10^3/uL
20.0-40.0
HGB L 9.3 g/dL
HCT L 28.2 % 3.0-8.0
MCV 84.1 fL
0.5-5.0
MCH 27.8 pg
MCHC 33.0 g/dL 0.0-1.0
RDW-CV H 18.3 %
3.50-5.50
RDW-SD H 56.7 fL
PLT 238 10^3/uL 11.0-16.0
MPV 9.2 fL
37.0-54.0
PCT 0.219 %
PDW 15.4 fL 80.0-100.0
HEMOSTASIS
27.0-31.0
Waktu Perdarahan (BT) 3’00” Menit
Waktu Pembekuan (CT) 8’00” Menit 27.0-36.0
11.5-14.5
35.0-56.0
150-450
7.0-11.0
0.108-0282
9.0-17.0
2-6
6-15
Hasil Pemeriksaan BIOLIS 24i Premium tanggal 4 Agustus 2019 pukul 14.09 WITA
c. Program Terapi
Jenis Terapi Dosis Rute Fungsi
NaCl 0,9% 20 tpm IV Sebagai pengganti dalam pemenuhan kebutuhan
cairan tubuh pasien
Ceftriaxone 1 gr 2x1 IV Obat golongan Antibiotik yang berfungsi untuk
(1@12 jam) mengobati beberapa kondisi akibat infeksi
bakteri, infeksi kulit dan infeksi pada pasien
dengan sel darah putih yang rendah
Ketorolac 30 mg/ 3x1 IV Termasuk kelompok obat nonsteroidal anti-
ML (1@8jam) inflammatory drug (NSAID) yang bekerja dengan
memblok produksi substansi alami tubuh yang
menyebabkan inflamsi. Efek ini membantu
mengurangi bengkak, nyeri, atau demam.
Paracetamol 2x1 IO Termasuk kelompok obat analgesik atau pereda
500mg (1@8jam) rasa sakit. Digunakan untuk meredakan rasa sakit
ringan hingga menegah. Obat ini juga bisa
dipakai untuk menurunkan demam.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. ANALISIS DATA
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN (SIKI)
KEPERAWATAN (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. Nyeri Akut SLKI: SIKI :
Setelah dilakukan Manajemen nyeri
asuhan keperawatan Observasi
selama 3 x 24 jam - Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri pada karakteristik, durasi,
pasien berkurang frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
Tingkat Nyeri - Identifikasi respon
1. Nyeri berkurang nyeri nonverbal
dengan skala 2 - Identifikasi faktor yang
2. Pasien tidak memperingan dan
mengeluh nyeri memperberat nyeri
3. Pasien tampak - Identifikasi
tenang pengetahuan dan
4. Pasien dapat tidur keyakinan tentang nyeri
dengan tenang - Identifikasi budaya
5. Frekuensi nadi terhadap respon nyeri
dalam batas - Identifikasi pengaruh
normal (60-100 nyeri terhadap kualitas
x/menit) hidup pasien
6. Tekanan darah - Monitor efek samping
dalam batas penggunaan analgetik
normal (90/60 - Monitor keberhasilan
mmHg – 120/80 terapi komplementer
mmHg) yang sudah diberikan
7. RR dalam batas Nursing treatment
normal (16-20 - Fasilitasi istirahat tidur
x/menit) - Kontrol lingkungan
yang memperberat
Kontrol Nyeri nyeri ( missal: suhu
1. Melaporkan ruangan, pencahayaan
bahwa nyeri dan kebisingan).
berkurang dengan - Beri teknik non
menggunakan farmakologis untuk
manajemen nyeri meredakan nyeri
2. Mampu mengenali (aromaterapi, terapi
nyeri (skala, pijat, hypnosis,
intensitas, biofeedback, teknik
frekuensi dan imajinasi
tanda nyeri) terbimbimbing, teknik
tarik napas dalam dan
Status Kenyamanan kompres hangat/
1. Menyatakan rasa dingin)
nyaman setelah
nyeri berkurang Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
- Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Nyeri Kronis Manajemen nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon
nyeri nonverbal
- Identifikasi faktor yang
memperingan dan
memperberat nyeri
- Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi budaya
terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh
nyeri terhadap kualitas
hidup pasien
- Monitor efek samping
penggunaan analgetik
- Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
Terapeutik
- Berikan teknik non
farmakologis untuk
meredakan nyeri
(aromaterapi, terapi
pijat, hypnosis,
biofeedback, teknik
imajinasi
terbimbimbing, teknik
tarik napas dalam dan
kompres hangat/
dingin)
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri ( missal: suhu
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan)
- Fasilitasi istirahat tidur
Perawatan kenyamanan
Observasi
- Identifikasi gejala yang
tidak menyenangkan
(mis. Mual, nyeri, gatal,
sesak)
- Identifikasi pemahaman
tentang kondisi, situasi
dan perasaannya
Terapeutik
- Berikan posisi yang
nyaman
- Ciptakan lingkungan
yang nyaman
Edukasi
- Jelaskan mengenai
kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan
- Ajarkan terapi relaksasi
- Ajarkan teknik distraksi
dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik, antipruritus,
antihistamin, jika perlu
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO.
NO TGL, JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF
DX
1 Selasa, 06 1 Mengkaji KU pasien DS :
Agustus 2019 secara komprehensif, 10. P : Pasien mengatakan nyerinya
pukul 11.30 mengkaji nyeri, semakin terasa jika testisnya
WITA mengukur vital sign tersentuh atau tergores kain/pakaian
pasien 11. Q : Pasien mengatakan nyerinya
terasa seperti ditusuk-tusuk
12. R : Pasien mengatakan nyeri testis,
tidak menjalar
13. T : Pasien mengatakan nyerinya
hilang timbul
DO :
- Pasien tampak gelisah dan menahan
nyeri
- Pasien tampak meringis saat
bergeser/bergerak
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 86x/menit
- RR = 20x/menit
E. EVALUASI KEPERAWATAN