OLEH : Kelompok 2C
1. Ni Putu Amelia Rosalita Dewi (P07120319017)
2. Ni Putu Soniya Darmayanti (P07120319018)
3. Putu Epriliani (P07120319019)
4. Ni Putu Meylitha Budyandani (P07120319020)
Masa nifas merupakan periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Pada masa ini
ibu mengalami kelelahan setelah melahirkan sehingga dapat mengurangi produksi ASI
(Saleha,S.2014). ASI sangat bermanfaat bukan hanya untuk bayi saja, juga untuk ibu,
keluarga, dan Negara. Besarnya manfaat ASI tidak diimbangi oleh peningkatan perilaku
pemberian ASI sehingga bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik. Beberapa faktor diduga
menjadi penyebab bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik salah satunya adalah faktor
pengetahuan ibu. Kurangnya pendidikan kesehatan mengenai faktor-faktor yang dapat
meningkatkan produksi ASI turut mempengaruhi pengetahuan ibu yang dapat
menyebabkan kurangnya volume ASI (Budiharjo, 2003; Lubis, 2010, hlm. 35). Informasi
yang kami dapatkan dari studi kasus dengan metode wawancara pada pasien postpartum
normal yang ditemukan di BRSU Tabanan, pasien berusia diatas 35 tahun dengan riwayat
hamil sebanyak tujuh kali dan mempunyai 5 orang anak menyatakan bahwa ASI nya yang
keluar hanya sedikit setelah melahirnya dan masih memutuskan untuk menggunakan
kontrasepsi KB suntik dengan riwayat meminum Pil KB sebagai alat kontrasepsi.
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG/ SUAMI
Nama : Ny. KW Nama : Tn. KS
Umur : 39 tahun Umur : 27 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Sopir
Status perkawinan : Kawin Alamat : Belimbing
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Br. Pemudungan, Belimbing Pupuan
No. CM : 732541
Tangal MRS : 19 Agustus 2019
Tanggal Pengkajian : 20 Agustus 2019 Pukul. 11.30 Wita
Sumber informasi : Pasien, keluarga, pemeriksaan fisik, dan CM pasien
Pasien mengatakan sebelum MRS di RSUD Tabanan, pasien mengeluh sakit perut hilang timbul dan keluar lendir
darah pada tanggal 19 Agustus 2019 pukul 21.00 wita. Lalu pasien dibawa ke puskesmas selemadeg oleh
suaminya dan sampai di puskesmas pukul 22.00 wita dengan keluhan mau melahirkan keluar lendir darah. Setelah
dilakukan pemeriksaan keadaan umum pasien baik, TD : 110/80 mmHg, nadi : 80 x/menit, suhu : 36 oC, usia
kehamilan 40 – 41 minggu, TFU 3 jari diatas pusat. Pada pemeriksaan VT pasien mengalami bukaan 2 cm, kepala
H I, tidak teraba bagia kecil/ tali pusat , DJJ 135 x/menit, ketuban ( - ), lendir darah ( + ). Pukul 23..00 wita pasien
dirujuk ke BRSU Tabanan oleh bidan puskesmas selemadeg dengan diagnosa rujukan G7P4024 UK 40 – 41 minggu
T/H IU let kep U PK I fase laten + multi para + resti umur. Pasien tiba di BRSU Tabanan pukul 23.22 wita dan
masuk melalui ruang VK. Di ruang VK pasien dilakukan pemeriksaan dan didapatkan hasil pasien mengalami VT : 4
cm eff 50 % ketuban ( - ) pecah spontan jernih teraba kepala bawah H I ( + ) tidak teraba bagian kecil/tali pusat,
TD : 110/70 mmHg, , nadi : 84 x/menit, suhu : 36,7 oC, RR : 20 x/menit. Pada pukul 23.40 wita pasien dilakukan
kembali pemeriksaan dan didapatkan hasil VT : bukaan lengkap ketuban ) - ) teraba kepala bawah H III teraba
bagian kecil /tali pusat, HIS ( + ) 3 x 10’ ≤ 35”, DJJ ( + ) 140 – 150 x/ menit, TD : 110/70 mmHg dan N : 80x/menit.
Kemudian pada pukul 23.45 wita bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan dengan apgar skore : 7-9, Lingkar
kepala : 33 cm Lingkar dada : 34 cm PB : 50 cm, berat badan lahir 3.400 gram, gerak aktif, kulit kemerahan, anus
(+), tidak ada kelainan, persalinan ditolong oleh bidan. Pada kala II dilakukan episiotomi/ perineum kaku dengan
luka robekan. Kemudian pada kala III di lakukan injeksi oksitosin 10 IU (IM) dan peregangan tali pusat. Setelah ± 5
menit plasenta lahir lengkap. Setelah itu dilakukan penjaritan luka episiotomi pada perineum. Pendarahan aktif
( - ). Pada kala IV dilakukan observasi pada pasien, pasien tidak ada pendarahan, kencing pasien berwarna jernih.
Pasien Ny. KW di pindahkan ke Ruang Kemuning untuk rawat inap pasca persalinan pukul 11.00 Wita dengan terapi
:
Amoxiciline 3 x 500 mg @ 8 jam PO
Asam mafenamat 3 x 500 mg @ 8 jam PO
Metilergometrine 3 x 0,125 mg @ 8 jam PO
SF 1 x 1 tab
Vit A 1 x 200.000 IU
BAB 1 BAB 2 BAB 4
TINJAUAN BAB 3
PENDAHULUAN TINJAUAN KASUS PEMBAHASAN
3. RIWAYAT OBSTERTRI DAN GINEKOLOGI
Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 14 tahun Siklus : teratur
Banyaknya : 240 cc Lamanya : 5 hari
Keluhan : Tidak ada
HPHT : 5 November 2018
Riwayat Pernikahan :
Menikah : 3 kali Lama : 2 tahun.
Suami I : 10 tahun, suami II : 6, suami III : 2 tahun
7. Hamil
ini
1. Pola Persepsi-Kognitif
Saat pengkajian pasien juga mengatakan setelah persalinan ASInya hanya keluar sedikit,
pasien mengatakan refleks hisap bayinya baik namun bayinya rewel karena ASInya hanya
keluar sedikit. Pasien mengatakan kurang mengetahui mengenai asi ekslusif dan juga kurang
mengetahui tentang alat kontrasepsi yang bisa digunakan, pasien tampak kebingungan saat
ditanya mengenai asi ekslusif dan alat kontasepsi, pasien tampak bertanya-tanya mengenai asi
ekslusif dan cara meningkatkan produksi asi dan penggunaan alat kontasepsi untuk jangka
panjang. Pasien juga kurang mengetahui metode kontrasepsi yang efektif digunakan untuknya.
2. Pola Reproduktif-Seksualitas
Pasien mengatakan sebelum melahirkan dirinya dan suaminya tidak memiliki masalah pada
system reproduksi dan seksualitas. Pasien mengatakan rutin membersihkan organ
reproduksinya. Pasien mengatakan setelah melahirkan ia masih mengalami pendarahan pada
organ reproduksinya namun sudah berkurang. Saat pengkajian pasien mengatakan sebelum
hamil anak kelima ia menggunakan alat kontrasepsi Pil KB dan akan berencana menggunakan
alat kontasepsi KB suntik.
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Keterangan
Rujukan
HEMATOLOGI
NEU % 79.4 % 50 – 70 H
LIM % 12.3 % 25 – 40 L
Masalah yang dialami oleh pasien yaitu pasien tidak mengetahui tentang bahayanya
kehamilan pada usia di atas 35 tahun kemudian pasien tidak mengetahui cara memilih alat
kontrasepsi yang tepat dengan riwayat hamil 7 kali dan pasien merasa khawatir saat
ASInya hanya keluar sediki-sedikit setelah beberapa jam melahirkan. Diagnosa
keperawatan yang muncul meliputi defisit pengetahuan. Masalah keperawatan berhasil
diatasi dengan memberikan edukasi tentang keluarga berencana mengenai pemilihan alat
kontrasepsi yang tepat yaitu sesuai dengan kondisi dan riwayat kehamilan pasien yaitu
tujuh kali kehamilan disarankan untuk memilih alat kontrasepsi yang bersifat permanen
(tubektomi atau vasektomi) dan promosi laktasi. Promosi laktasi yang diberikan dianjurkan
pasien memyusui bayinya sesering mungkin sesuai kebutuhan bayinya dan untuk
merangsang pelepasan hormon oksitosin dan prolaktin. Selain itu juga pasien diberikan
edukasi untuk tetap berilaku hidup bersih dan sehat.