Anda di halaman 1dari 7

Penyimpangan Kaum Musyrikin Terdahulu dalam Tauhid Asma’ wa

Shifat (Bag. 1)

Menisbatkan sifat kekurangan pada Allah Ta’ala

Di antara kelakuan orang musyrik terdahulu adalah mereka menisbatkan

kekurangan, aib, atau celaan kepada Allah Ta’ala. Contohnya, mereka

nisbatkan bahwa Allah Ta’ala memiliki anak. Hal ini pada hakikatnya adalah

celaan terhadap kesempurnaan sifat Allah Ta’ala sekaligus meruntuhkan sifat

rububiyyah Allah Ta’ala.

Hal ini karena jika Allah Ta’ala benar memiliki anak, maka konsekuensinya

Allah Ta’ala itu butuh anak atau mirip dengan anak tersebut. Padahal, tidak

ada satu pun yang sama, serupa, atau mirip dengan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala

mengatakan,

‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ َ‫ي ٌء َو هُ َو السَّ ِم ي ُع ْال ب‬ َ ‫ْس كَ ِم ثْ ِل ِه‬
ْ ‫ش‬ َ ‫لَ ي‬

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha

mendengar dan Maha melihat.” (QS. Asy-Syuura [42]: 11)


Menisbatkan adanya anak bagi Allah Ta’ala adalah kelakuan orang-orang

musyrik terdahulu. Orang Yahudi mengatakan, “’Uzair adalah anak Allah.”

Orang Nashrani mengatakan, “’Isa adalah anak Allah.” Orang musyrikin Arab

mengatakan, “Malaikat adalah anak perempuan Allah.”

Dan sungguh Allah Ta’ala telah bantah keyakinan ini dalam surat Al-Ikhlas,

ٌ ‫ص َم د ُ ؛ لَ ْم يَلِ دْ َو لَ ْم يُولَدْ ؛ َو لَ ْم يَكُ ْن لَه ُ كُ فُ ًو ا أ َ َح د‬


َّ ‫ق ُ ْل هُ َو َّللاَّ ُ أ َ َح د ٌ ؛ َّللاَّ ُ ال‬

“Katakanlah, “Dia-lah Allah, Tuhan yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang

bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula

diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS.

Al-Ikhlas [112]: 1-4)

Perbuatan mereka ini sungguh merupakan penghinaan dan celaan luar biasa

kepada hak Allah Ta’ala. Bagaimana tidak demikian, di saat yang sama orang-

orang Nashrani mensucikan rahib-rahib (para pendeta) mereka dari memiliki

anak dan memiliki istri karena keduanya merupakan bentuk perendahan

terhadap hak dan kedudukan pendeta mereka. Demikian pula, orang-orang


musyrikin Arab membenci anak perempuan, lalu mereka nisbatkan bahwa

Allah memiliki anak perempuan.

Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫َو يَ ْج عَلُو َن ِ َّّلِل ِ ْال بَنَا‬


َ‫ت سُ بْ َح انَه ُ َو لَ ُه ْم َم ا يَ ْش ت َ ُه ون‬

“Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah,

sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu

anak-anak laki-laki).” (QS. An-Nahl [16]: 57)

Allah Ta’ala berfirman,

َ‫َو يَ ْج عَلُو َن ِ َّّلِل ِ َم ا يَ ْك َر هُ ون‬

“Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri

membencinya,” (QS. An-Nahl [16]: 62)

Selain itu, orang-orang Yahudi juga menisbatkan adanya sifat kekurangan

yang lain pada Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

‫ير َو نَ ْح ُن أ َ ْغ نِيَا ُء‬


ٌ ‫س ِم َع َّللاَّ ُ قَ ْو َل ال َّذِينَ قَالُوا إِ َّن َّللاَّ َ فَ ِق‬
َ ْ‫لَ ق َد‬
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mendengar perkatan orang-orang (Yahudi)

yang mengatakan, “Sesunguhnya Allah itu miskin dan kami kaya”.” (QS. Ali

‘Imran [3]: 181)

Atau perkataan orang Yahudi lainnya yang mengatakan bahwa Allah itu bakhil

(kikir atau pelit), bukan Tuhan yang Maha pemurah. Sebagaimana firman

Allah Ta’ala,

َ ‫ط ت َا ِن يُ ْن ِف ُق َك ي‬
‫ْف يَشَا ُء‬ ْ َّ ‫ت ْال يَ ُه ود ُ يَد ُ َّللاَّ ِ َم غْ لُولَة ٌ غُ ل‬
ُ ْ‫ت أ َيْ دِي ِه ْم َو ل ُ ِع نُوا بِ َم ا قَالُوا بَ ْل يَد َاه ُ َم ب‬
َ ‫سو‬ ِ َ‫َو قَال‬

“Orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu.” (maksudnya,

kikir atau pelit, pent.) Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan

merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak

demikian), tetapi kedua tangan Allah terbuka, dia menafkahkan sebagaimana

dia kehendaki.” (QS. Al-Maidah [5]: 64)

Perkataan mereka bahwa Al-Qur’an adalah ucapan manusia

Di antara perkataan orang jahiliyyah adalah perkataan mereka bahwa Al-

Qur’an adalah ucapan manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Walid

bin Mughirah.
Kaum muslimin (ahlus sunnah) meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah

yang hakiki. Maksudnya, Allah Ta’ala benar-benar berbicara dan disampaikan

kepada Jibril ‘alaihissalaam, kemudian diwahyukan kepada Nabi

Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perkataan orang-orang musyrik

bahwa Al-Qur’an adalah ucapan manusia, tidak lain maksudnya bahwa Al-

Qur’an itu makhluk, bukan kalam Allah yang merupakan salah satu sifat Allah

Ta’ala.

Oleh karena itu, ketika mereka berkata,

‫فَقَا َل إِ ْن َه ذ َا إِ ََّّل ِس ْح ٌر يُؤْ ث َ ُر إِ ْن هَ ذ َا إِ ََّّل قَ ْو ُل ْال بَش َِر‬

“Lalu dia berkata, “(Al-Qur’an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari

(dari orang-orang dahulu). Ini tidak lain hanyalah perkataan

manusia.” (QS. Al-Muddatstsir [74]: 24-25)

Maka Allah Ta’ala pun mengatakan sebagai balasan atas apa yang mereka

katakan,

‫س قَ َر‬ ْ ُ ‫سأ‬
َ ‫ص ِل ي ِه‬ َ
“Aku akan memasukkan ke dalam (neraka) Saqar.” (QS. Al- Muddatstsir

[74]: 26)

Orang-orang musyrik sebetulnya mengakui bahwa Al-Qur’an adalah

kalamullah, dan bukan ucapan Muhammad. Seandainya Al-Qur’an itu adalah

ucapan Muhammad, niscaya mereka akan mampu membuat yang semisal atau

mirip dengan Al-Qur’an, karena Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu

sama-sama manusia seperti mereka.

Allah Ta’ala pun menantang orang-orang musyrik untuk mendatangkan atau

membuat yang semisal dengan Al-Qur’an, atau sepuluh surat saja, atau cukup

satu surat saja, akan tetapi mereka tidak mampu sama sekali. Hal ini

menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang hakiki, bukan ucapan

Jibril, bukan pula ucapan Muhammad.

Adapun orang-orang kafir, mereka sombong dan ingkar. Kadang mereka

katakan bahwa Al-Qur’an itu hanyalah sejenis sihir; kadang mereka katakan

bahwa Al-Qur’an itu diambil Muhammad dari para ulama ahli kitab; dan
ucapan lain yang beraneka ragam, yang menunjukkan pengingkaran mereka

bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah.

Oleh karena itu, golongan yang menyimpang dalam masalah ini semacam

Jahmiyyah, Mu’tazilah, dan Asy’ariyyah, mereka mewarisi aqidah dan

keyakinan mereka tentang Al-Qur’an dari agama jahiliyyah, sebagaimana

permasalahan ini telah kami bahas panjang lebar di tulisan kami yang

lainnya [1, 2].

Anda mungkin juga menyukai