Kista Ovarium Fix
Kista Ovarium Fix
BAB I
PENDAHULUAN
2011).
Menarche yang lebih awal menjadi salah satu faktor resiko kista
ovarium (Lee, 2011). Merokok, menarche yang lebih awal, dan jumlah paritas
yang lebih kecil menjadi faktor resiko terhadap kejadian ginekologi di Jepang
(Fujita, et al., 2008) Pada penelitian sebelumnya, karakteristik penderita kista
ovarium pada Rumah Sakit Elisabeth Medan tahun 2008-2012 dijumpai
bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sosiodemografi tertinggi
pada kelompok umur 29-37 tahun, proporsi penderita kista ovarium
berdasarkan jenis kista tertinggi adalah kista ovarium jinak, proporsi penderita
kista ovarium berdasarkan penatalaksanaan medis tertinggi yaitu terapi
pembedahan (Siringo, et al., 2013)
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik
maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2011).
Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh dimana saja dengan
jenis yang bermacam-macam. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan
cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium (Laudermilk, 2009)
Kista ovarium memiliki permukaan rata dan halus. Biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam
kista jernih dan berwarna kuning (Wiknjosastro, 2011)
Beberapa penyebab kista ovarium antara lain perempuan dewasa tua
sampai usia menopause yang timbul karena gangguan perkembangan folikel
ovarium hingga timbul ovulasi.
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus, hipofisis dan ovarium.
Organ reproduksi eksterna atau pudenda, yang sering disebut sebagai vulva
mencakup semua organ yang dapat dilihat dari luar, yaitu yang dimulai dari mons
pubis, labia mayora dan labia minora, klitoris, himen, vestibulum, meatus uretra
a. Mons Pubis
Mons pubis atau monsveneris adalah bagian yang menonjol berisi lemak
monsveneris tertutup oleh rambut ikal yang membentuk pola distribusi tertentu
yaitu pada wanita berbentuk segitiga. Mons veneris berfungsi sebagai bantal pada
b. Labia Mayora
Labia mayora berupa dua buah lipatan bulatan jaringan lemak lanjutan
mons pubis ke arah bawah yang ditutupi kulit dan belakang banyak mengandung
pleksus vena. Panjang labia mayora 7 – 8 cm dan agak meruncing pada ujung
bawah. Secara embriologis, labia mayora homolog dengan skrotum pada pria.
Labia mayora berfungsi sebagai pelindung karena kedua bibir ini menutupi lubang
c. Labia Minora
Labia minora atau nimfe adalah lipatan jaringan tipis dan bila terbuka
terihat lembab dan kemerahan, menyerupai selaput mukosa. Pada labia minora
d. Klitoris
Klitoris merupakan organ erektil yang homolog dengan penis dan terletak
dekat ujung superior vulva. Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm, bahkan dalam
keadaan ereksi sekalipun (Verkauf dkk.1992) dan posisinya sangat terlipat karena
e. Vestibulum
minora sebelah lateral dan memanjang dari klitoris sampai fouschettx, berasal dari
vagina, ductus glandula Bartholini kanan dan kiri dan duktus skene kanan dan
f. Ostium Uretra
pubis dan dekat bagian atas liang vagina. Meatus uretra terletak di dua pertiga
tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Himen atau
selaput dara adalah lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang
Lubang himen biasanya berbentuk bulan sabit atau sirkular, namun kadang kala
berupa banyak lubang kecil (kribiformis), bercelah (septata) atau berumbai tidak
terdiri atas jaringan ikat elastin dan kolagen. Himen imperforata, suatu lesi yang
jarang, yang merupakan keadaan ketika liang vagina tertutup sama sekali dan
i. Vagina
membran dari jenis epitelium bergaris khusus, dialiri banyak pembuluh darah dan
serabut saraf. Panjang vagina dari vestibulum sampai uterus adalah 7, 5 cm.
6
Bagian ini merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Pada
puncak vagina menonjol leher rahim yang disebut porsio. Bentuk vagina sebelah
dalam berlipat – lipat disebut rugae. Vagina mempunyai banyak fungsi yaitu
sebagai saluran luar dari uterus yang dilalui sekret uterus dan aliran menstruasi,
j. Perineum
Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjang perineum kurang lebih
4 cm. Jaringan utama yang menopang perineum adalah diafragma pelvis dan
urogenital.
Organ genitalia interna adalah suatu alat reproduksi yang berada di dalam
tidak dapat dilihat kecuali dengan jalan pembedahan. Organ genitalia interna
a. Uterus
Uterus atau rahim merupakan organ muskular yang sebagian tertutup oleh
yang tidak hamil terletak pada rongga panggul antara kandung kemih di anterior
dan rektum di posterior. Bentuk uterus menyerupai buah pir, uterus terapung di
dalam pelvis dengan jaringan dan ligamentum. Panjang uterus kurang lebih 7,5
cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm dan berat uterus 50 gram. Fungsi uterus adalah untuk
menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan. Uterus terdiri dari1 :
1) Fundus uteri
uterus. Di dalam klinik penting diketahui sampai dimana fundus uteri berada, oleh
2) Korpus uteri
Korpus uteri merupakan bagian uterus yang terbesar pada kehamilan. Dinding
korpus uteri terdiri lapisan serosa, muskular dan mukosa. Rongga yang terdapat
dalam korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim. Korpus uteri berfungsi
3) Serviks uteri
Serviks merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus yang terletak di bawah
ismus. Serviks terutama terdiri dari atas jaringan kolagen, ditambah jaringan
elastin serta pembuluh darah, namun masih memiliki serabut otot polos. Kelenjar
ini berfungsi mengeluarkan sekret yang kental dan lengket dari kanalis servikalis.
Jika saluran kelenjar serviks tersumbat dapat berbentuk kista, retensi berdiameter
Tersusun sedemikian rupa sehingga dapat mendorong isinya keluar pada waktu
normal sebelumnya.
dalam siklus haid. Pada masa kehamilan endometrium akan menebal, pembuluh
darah akan bertambah banyak, hal ini diperlukan untuk memberikan makan pada
janin.
9
turun.
banyak bergerak.
keadaan antefleksi.
b. Ovarium
Ukuran ovarium cukup bervariasi, selama masa reproduksi panjang ovarium 2,5
cm sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm dan tebal 0,6 sampai 1,5 cm. Berat dari
ovarium adalah 5 sampai 6 gram, ovarium terletak di bagian atas rongga panggul
dan bersandar pada lekukan dangkal dinding lateral pelvis diantara pembuluh
utero-ovarika memanjang dari bagian lateral dan posterior uterus, tepat di bawah
insersi tuba, ke uterus atau kutub bawah ovarium. Ovarium ditutupi oleh
peritoneum dan terdiri dari otot serta jaringan ikat yang merupakan sambungan
ovarii memanjang dari bagian atas kutub tuba ke dinding pelvis yang dilewati
Ovarium terdiri dari dua bagian, korteks dan medulla. Korteks, atau
lapisan luar, dalam lapisan ini terdapat ovum dan folikel de Graaf. Korteks
folikel de Graaf dalam berbagai tahap perkembangan. Bagian paling terluar dari
korteks, yang kusam dan keputih-putihan, dikenal sebagai tunika albugenia, pada
atau bagian tengah dari ovarium, terdiri dari jaringan ikat longgar yang
merupakan kelanjutan dari mesovarium. Terdapat sejumlah besar arteri dan vena
dalam medulla dan sejumlah kecil serat otot polos yang berkesinambungan
hormon yaitu hormon seks steroid (estrogen, progesteron, dan androgen) yang
Hormon estrogen bertanggung jawab atas pertumbuhan pola rambut aksila serta
c. Tuba fallopii
Tuba fallopii atau saluran ovum yang memiliki panjang yang bervariasi
dari 8 sampai 14 cm dengan diameter 3 sampai 8 mm, bagian terlebar dari ampula
antara 5 sampai 8 mm dan ditutupi oleh peritoneum dan lumennya dilapisi oleh
membranmukosa. Saluran ovum berjalan dari lateral kiri dan kanan. Tuba fallopii
2) Pars Ismika atau ismus merupakan bagian dari medial yang sempit seluruhnya.
3) Pars. Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tempat konsepsi agak
lebar.
mempunyai umbai yang disebut fimbria yang berfungsi untuk menangkap telur
Ada beberapa faktor pemicu yang dapat mungkin terjadi, yaitu (Wiknjosastro,
2009) :
a. Faktor internal
1) Faktor genetik
Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu
kanker yang disebut gen protoonkogen. Protoonkogen tersebut
dapat terjadi akibat dari makanan yang bersifat karsinogen, polusi,
dan paparan radiasi.
2) Gangguan hormon
Individu yang mengalami kelebihan hormone estrogen atau
progesterone akan memicu terjadinya penyakit kista.
b. Faktor eksternal
1) Sering stress
Stres salah satu faktor pemicu risiko penyakit kista, karena
apabila stress, kebanyakan mengalihkan ke hal-hal yang tidak
sehat, seperti : merokok, seks bebas, minum alcohol, dll.
2) Kurang olahraga
Jarang olahraga maka kadar lemak akan tersimpan di dalam
tubuh dan akan menumpuk di sel-sel jaringan tubuh sehingga
peredaran darah dapat terhambat oleh jaringan lemak yang tidak
dapat berfungsi dengan baik.
3) Merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan mengkonsumsi alcohol merupakan gaya
hidup tidak sehat. Gaya hidup yang tidak sehat dengan merokok
dan mengkonsumsi alcohol akan menyebabkan kesehatan tubuh
terganggu, terjadinya kanker, peredaran darah tersumbat,
kemandulan, cacat janin, dll.
4) Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak
Hal ini menyebabkan terhambatnya saluran pencernaan di
dalam peredaran darah atau sel-sel darah tubuh manusia yang dapat
13
2.2.4. Patofisiologi
rangsangan dari kelenjar hipofisis. Rangsangan yang terus menerus datang dan
ditangkap panca indra dapat diteruskan ke hipofisis anterior melalui aliran portal
tidak akan berfungsi dengan secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan
hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal dapat
ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel
ovarium.
14
pain
Infection
DEATH
15
2.2.6. Klasifikasi
A. Kista Fungsional
1. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
terus tumbuh menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah
lazim, melainkan membesar menjadi kista. Biasanya dapat didapati beberapa kista
dengan diameter kista 1-1,5 cm. Kista yang berdiri sendiri sebesar jeruk nipis.
Cairan di dalam kista jernih dan mengandung estrogen. Kista jenis ini
mengganggu siklus menstruasi. Kista folikel ini lambat laun mengecil dan
Kista folikel biasanya tidak bergejala dan dapat menghilang dalam waktu
< 60 hari. Jika muncul gejala, biasanya menyebabkan interval antar menstruasi
yang sangat pendek atau panjang. Pemeriksaan untuk kista < 4 cm adalah
minggu. Sedangkan pada kista > 4 cm atau kista menetap dapat diberikan
pemberian kontrasepsi oral selama 4-8 minggu yang akan menyebabkan kista
menghilang sendiri
cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Keluhan yang biasa
dirasakan dari kista tersebut yaitu rasa sakit yang berat di rongga panggul terjadi
selama 14-60 hari setelah periode menstruasi terakhir. Frekuensi kista luteum
lebih jarang daripada kista folikel. Kista luteum dibagi menjadi kista granulosa
Kista granulosa
kista korpus luteum. Kista lutein yang persisten dapat menimbulkan nyeri lokal,
tegang dinding perut yang juga disertai amenorea atau menstruasi terlambat yang
menyelamatkan penderita.
17
Kista teka
Kista jenis ini tidak pernah mencapai ukuran yang besar. Kista biasanya
bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Biasanya terjadi pada mola hidatidosa,
germinativum (10% dari total tumor ovarium). Tumor ini tersusun dari beberapa
semakin besar. Unsur penyusun terdiri dari sel-sel yang telah matur. Dalam
ukuran kecil kista demroid tidak menimbulkan keluhan apa pun dan penemuan
tumor pada umumnya hanya melalui pemeriksaan ginekologik rutin. Rasa penuh
18
dan berat di dalam perut hanya dirasakan apabila ukuran tumor cukup besar.
C. Cystadenoma
isi materi yang cair atau kental berlendir. Kistadenoma ovarii musinosum
seperti saluran cerna, dinding abdomen dan kandung kemih. Metastasis ke tempat
kista musinosum. Dinding dalam kista sangat licin, sehingga pada kista yang kecil
sukar dibedakan dengan kista folikel biasa, sebagian besar kasus ukuran kista
timbul yaitu akibat efek masa pada adnexa, ataupun torsio pada kista. 15%
Banyak tumor ovarium tidak menunjukan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil, sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas
endokrin atau komplikasi tumor-tumor tersebut (Prawiroharjo, 1999).
Pertumbuhan tumor ovarium dapat memberi gejala karena besarnya, terdapat
perubahan hormonal atau penyakit yang terjadi, tumor jinak ovarium yang
diameternya kecil sering di temukan secara kebetulan dan tidak memberikan
gejala klinik yang berarti (Manuaba, 1998).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laparaskopi.
Pemeriksaan ini dapat berguna untuk mengetahui apakah sumber tumor berasal
dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
b. Ultrasonografi.
Dengan pemeriksaan ini dapat di tentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium atau kandung kemih, apakah tumor kistik atau solid
dan dapat di bedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak.
2.2.8. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dalam kista biasanya terjadi sedakit-sedikit, sehingga
berangsur-angsur menyebabkan pebesaran kista dan menimbulkan gejala klinik
21
yang minimal. Akan tetapi bila perdarahan terjadi dalam jumlah banyak, akan
terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
2. Torsio Tangkai
Putaran atau torsio tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan
diameter 5 cm. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi, adanya putaran
tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap
peritonium perietale dan ini menimbulkan rasa sakit. Karena vena lebih mudah
tertekan, teerjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran
tumor dan terjadi perdarahan didalamnya. Jika putaran tangkai berjalan terus akan
terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, jika tidak diambil akan terjadi robekan
dan perdarahan intraabdominal.
3. Infeksi
Infeksi terjadi jika di dekat kista ada kuman patogen, seperti appendisitis,
atau salpingitis.
2.2.9 Penatalaksanaan
a. Tatalaksana Umum
22
b. Tatalaksana Khusus
- Dalam kehamilan, neoplasma ovarium yang berukuran lebih besar dari telur
angsa harus dikeluarkan.
- Bila tumor diketahui ganas atau disertai gejala akut, pasien harus dirujuk segera
untuk pengangkatan tumor (tanpa menghiraukan usia kehamilan).
- Bila tumor yang tidak ganas diketahui pada usia kehamilan muda, pengangkatan
tumor sebaiknya ditunda sampai kehamilan usia 16 minggu. Pengangkatan
sebaiknya dilakukan di usia kehamilan antara 16-20 minggu. Bila pengangkatan
terpaksa dilakukan sebelum 16 minggu, setelah dilakukan pengangkatan, berikan
suntikan progestin sampai usia kehamilan melewati 16 minggu.
- Bila tumor diketahui pada usia kehamilan tua dan tidak menyebabkan penyulit
obstetri atau tidak mencurigakan akan mengganas, maka kehamilan dapat
dibiarkan sampai berlangsung partus spontan.
Sering asimptomatik
Tatalaksana :
a. Tatalaksana Umum
- Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
b. Tatalaksana Khusus
- Pada kista ovarium terpuntir disertai nyeri perut dilakukan laparotomi.
* Bila kista berukuran > 10 cm, dilakukan laparatomi pada trimester kedua
kehamilan.
* Bila kista berukuran 5 – 10 cm, lakukan observasi: jika menetap atau membesar,
lakukan laparotomi pada trimester kedua kehamilan.
* Jika dicurigai keganasan, pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih 23lengkap.
2.2.10 Prognosis
Prognosis kista ovarium jinak sangat baik. Pada umumnya kista ovarium
menghilang dengan sendirinya. Secara keseluruhan, 70%-80% kista folikuler
menghilang secara spontan. Angka kekambuhan kista sederhana pada perempuan
usia muda adalah 40%, sedangkan angka kekambuhan kista kompleks adalah
7.6% setelah laparoskopi dan 0% setelah laparotomi. Pada perempuan
pascamenopause, 69.4% kista sederhana dapat hilang dengan sendirinya.
23
24
BAB III
KESIMPULAN
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik
maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2011).Kista ovarium memiliki
permukaan rata dan halus. Biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat
menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih dan berwarna
kuning (Wiknjosastro, 2011)Beberapa penyebab kista ovarium antara lain
perempuan dewasa tua sampai usia menopause yang timbul karena gangguan
perkembangan folikel ovarium hingga timbul ovulasi.Kista ovarium disebabkan
oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium.
Kebanyakan kista ovarium tidak menimbulkan gejala namun terkadang muncul
manifestasi klinis berupa benjolan pada perut dan nyeri apabila terjadi torsio.
Tatalaksana pada kista dialkukan tindakan pembedahan apabila ukuran kista
melebihi telur angsa atau diameter diatas 5 cm dan curiga keganasan. Prognosis
kista ovarium jinak sangat baik.
25
Daftar Pustaka
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.
Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-7.
2.
Ginting M. Klasifikasi kista ovarium. Semarang: Unimus; 2010.
Medscape Reference , Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3,
Last Update October 3, 2013. Accessed on April 23, 2014.
Rosai J. Rosai and Ackerman’s Surgical Pathology: Mucinous Tumors.
Mosby. Philadelphia. 2004. Volume 2. Page 1664-1667.