Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KALIBRASI PESAWAT RONTGEN


[MATA KULIAH RADIOLOGI LANJUT II]

Dosen :
Dr. Ir. Hj. Rusmini B., AIM, MM

Disusun Oleh : [KELAS B2 TEM 2016]


1. Faris Al Hakim (P23138116016)
2. Fitria Nur Azizah (P23138116017)
3. Galuh Sandi M. (P23138116018)
4. Halimatul Mu’alifah (P23138116019)
5. Hegar Ibrahim (P23138116020)
6. Hotmatua Lubis (P23138116021)
7. Ivakov Akbar (P23138116022)
8. Josh Leander M. (P23138116023)
9. Meidita Julianda (P23138116024)
10. Meliana Erdiani R. (P23138116025)
11. Moch. Rai Kaffi (P23138116026)
12. M. Alif Alfarizi (P23138116027)
13. M. Athariq Syahnanditya (P23138116028)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
2019
KALIBRASI PESAWAT RONTGEN

A. Definisi dan Pendahuluan

Kalibrasi adalah proses mengembalikan atau membuat


parameter-parameter pada pesawat radiologi agar sesuai
dengan standar nilai. Melakukan kalibrasi berarti mengatur
kembali nilai-nilai output sesuai dengan parameternya.
Pada dasarnya, pesawat rontgen sudah terkalibrasi pada
saat pesawat itu dibuat di pabriknya. Akan tetapi beberapa
factor dapat mempengaruhi nilai kalibrasi tersebut. Faktor-
faktor ini di antaranya :
 Nilai tegangan (PLN) di negara pembuat belum tentu sesuai
dengan nilai tegangan (PLN) di negara penggunanya.
 Keadaan kelistrikan rumah sakit (nilai fluktuatif tegangan
PLN).
 Faktor-faktor selama proses pengiriman barang.

B. Tujuan Utama Kalibrasi

1) Menghasilkan gambar yang sebagus-bagusnya pada film.


Kualitas gambar pada film dipengaruhi oleh beberapa
faktor, di antaranya :
 Nilai keakuratan kV yang digunakan.
 Nilai keakuratan mA yang digunakan.
 Lama waktu penyinaran (s) yang diatur.
 Grid.
 Cassete.
 Proses pencucian film.
 Perlakuan terhadap film.
2) Mengurangi beban maksimal pada pesawat rontgen akibat
kesalahan nilai-nilai parameter.
3) Menekan biaya-biaya yang seharusnya dapat dihindari.

C. Waktu Pelaksanaan Kalibrasi

1) Pesawat diproduksi yaitu kalibrasi yang dilaksanakan di


pabrik pada saat pesawat dibuat.
2) Kalibrasi pada saat pesawat selesai di pasang.

2
3) Kalibrasi pada saat pesawat selesai diperbaiki.
4) Kalibrasi pada saat pesawat lama tidak dipakai dan
parameter-parameternya tidak menunjukkan nilai yang
sesuai.

D. Parameter-Parameter yang Dikalibrasi

1) kV, menentukan kualitas sinar-X.


2) mA, menentukan kuantitas sinar-X.
3) S (waktu), menentukan lamanya proses penyinaran yang
berdampak pada banyaknya dosis radiasi.

E. Jenis Pesawat Rontgen Berdasarkan Parameternya

1) Two type methode, yaitu pesawat rontgen yang hanya perlu


diatur kV dan mAs saja karena perhitungan untuk
penggunaan mA dan s sudah menjadi satu bagian.
Umumnya two type methode ini dipasang pada pesawat
rontgen condensator discharge dan X-ray mobile.
2) Three type methode, yaitu pesawat rontgen yang
pengaturan kV, mA, dan s dilakukan terpisah. Umumnya
terdapat pada pesawat rontgen multi purpose.

F. Jenis Pelaksanaan Kalibrasi

1) Kalibrasi tanpa beban (no load) dengan perhitungan-


perhitungan.
2) Kalibrasi dengan beban (on load) dengan menggunakan
spare gap.
3) Kalibrasi secara non-invasive dengan KVP Mentor.
4) Kalibrasi non-invasive dengan menggunakan piranha dan
mA probe.
5) Kalibrasi secara invasive yaitu dengan HTT Probe yang
dilengkapi dengan voltage divider dan oscilloscope.

G. Pelaksanaan Kalibrasi Non-Invasive dengan Menggunakan


Piranha dan mA Probe.

1) Alat dan Bahan :


a. Piranha dan mA probe sebagai kalibrator.
b. Pesawat rontgen sebagai unit under test (UUT).

3
c. PC / komputer yang telah terinstal software ortigo.
d. Kabel penghubung antara piranha dengan PC /
komputer yang telah terinstal software ortigo.
e. Kabel penghubung antara piranha dengan mA probe.

2) Parameter-Parameter yang Ditampilkan pada Software


Ortigo :
a. KVP, menunjukkan besarnya nilai KV.
b. Timer, menunjukkan lamanya waktu penyinaran.
c. Dose, menunjukkan nilai dosis.
d. Dose rate, menunjukkan nilai dosis rata-rata.
e. mA, menunjukkan besarnya nilai mA.
f. mAs, menunjukkan besarnya nilai mAs.
g. Total filtration, total filter (inheren, additional,
collimator)
h. HVL.

3) Standar Operation Prosedur (SOP) Pelaksanaan Kalibrasi


dengan Piranha dan mA Probe :
a. Siapkan pesawat rontgen yang akan dikalibrasi beserta
seperangkat alat kalibrator dan perangkat komputer
yang telah terinstal software Ortigo.
b. Hubungkan piranha dengan mA probe dengan
menggunakan kabel penghubung khusus.
c. Kaitkan mA probe ke kabel tegangan tinggi (langkah ini
dilakukan apabila terdapat kabel tegangan tinggi yang
dipasang di luar dari bagian x-ray tube).
d. Hidupkan kalibrator dan pastikan kalibrator tidak
dalam keadaan low battery.
e. Hidupkan komputer yang telah terinstal software ortigo
dan sambungkan kalibrator (piranha) ke port USB
komputer.
f. Posisikan kalibrator dengan jarak 1 meter dengan sudut
tegak lurus di bawah kolimator atau sumber radiasi
pengion, atur agar sinar-X jatuh tepat di central detector
dari piranha.
g. Hidupkan pesawat rontgen lalu atur parameter
penyinaran dengan ketentuan sebagai berikut :
 Kalibrasi KV dilakukan dengan nilai mAs konstan
(misalnya nilai mAs disetting 10 mAs atau 20 mAs).
 Kalibrasi mAs dilakukan dengan nilai KV konstan.

4
 Tidak perlu mengkalibrasi setiap nilai parameter yang
ada. Cukup mengambil nilai KV terendah, menengah,
dan tertinggi untuk kalibrasi KV dan nilai mAs
terendah, menengah, dan tertinggi untuk kalibrasi
mAs.
 Nilai KV tertinggi yang dimaksud bukan nilai tertinggi
pada setting pesawat rontgen, akan tetapi merupakan
nilai setting tertinggi yang biasa digunakan dalam
pemeriksaan di rumah sakit tersebut.
h. Setting software ortigo pada komputer sesuai dengan
parameter pada pesawat rontgen.
i. Siapkan dan gunakan alat pelindung / proteksi radiasi
(apron, shielding, dsb)
j. Lakukan expose awal untuk pengecekan apakah letak
penyinaran sudah tepat berada pada central detector.
Apabila pada saat expose pada komputer terlihat angka
1, maka berarti posisi piranha sudah benar. Apabila
terlihat angka yang enyimpang jauh dari angka 1, maka
lakukan pengaturan ulang pada kolimator maupun
piranha.
k. Selanjutnya atur KV pada nilai terendah dan tentukan
nilai mAs, misalkan KV = 50 KV dan mAs = 20 mAs.
l. Lakukan expose dengan menekan hand-switch setengah,
setelah 3 detik tekan full-switch. Lalu perhatikan nilai
hasil pengukuran yang ditampilkan pada software
ortigo. Catat nilai hasil pengukuran.
m. Lakukan pengukuran sebanyak 3x (optimalnya 6x).
n. Selanjutnya atur KV pada nilai menengah dengan nilai
mAs konstan, misalkan KV = 70 KV dan mAs = 20 mAs.
o. Lakukan expose dengan menekan hand-switch setengah,
setelah 3 detik tekan full-switch. Lalu perhatikan nilai
hasil pengukuran yang ditampilkan pada software
ortigo. Catat nilai hasil pengukuran.
p. Lakukan pengukuran sebanyak 3x (optimalnya 6x).
q. Selanjutnya atur KV pada nilai tertinggi yang biasa
digunakan dengan nilai mAs konstan, misalkan KV = 90
KV dan mAs = 20 mAs.
r. Lakukan expose dengan menekan hand-switch setengah,
setelah 3 detik tekan full-switch. Lalu perhatikan nilai
hasil pengukuran yang ditampilkan pada software
ortigo. Catat nilai hasil pengukuran.

5
s. Lakukan pengukuran sebanyak 3x (optimalnya 6x).
t. Setiap pengukuran diberi jeda selama 1-3 menit agar
filament tidak panas sehingga mesin tidak cepat rusak.
u. Analisis hasil pengukuran.
v. Lakukan Pengambilan keeputusan.

4) Tabel Hasil Pengukuran

KV Hasil Pengukuran Rata- Presentase


No Deviasi
Setting 1 2 3 Rata (%)
1
2
3

Rumus Perhitungan :

𝑯𝒂𝒔𝒊𝒍 𝟏 + 𝑯𝒂𝒔𝒊𝒍 𝟐 + 𝑯𝒂𝒔𝒊𝒍 𝟑


𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 =
𝟑

𝑫𝒆𝒗𝒊𝒂𝒔𝒊 = 𝑲𝑽 𝑺𝒆𝒕𝒕𝒊𝒏𝒈 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 𝑹𝒂𝒕𝒂

𝑫𝒆𝒗𝒊𝒂𝒔𝒊
𝑷𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑲𝑽 𝑺𝒆𝒕𝒕𝒊𝒏𝒈

5) Batas Toleransi
Batas maksimum toleransi yang diperbolehkan adalah
10%.

6) Pengambilan Kesimpulan
 Jika hasil kurang dari sama dengan batas toleransi
(≤10%), maka ALAT LAIK PAKAI.
 Jika hasil melebihi batas toleransi (>10%), maka ALAT
TIDAK LAIK PAKAI.

7) Contoh Lembar Kerja Kalibrasi

(terlampir)

6
Lampiran 1

KALIBRASI PESAWAT RONTGEN


DI TEM POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

1) Rumah Sakit / Instansi : TEM Poltekkes Jakarta II


2) Alamat : Jl. Hang Jebat III, Gunung,
Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan
3) Nomor Telepon : (021) 7397621
4) Direktur : Ir. Djoko Sulystio, MT
5) Penanggung Jawab R. Rontgen : Bapak Barozi
6) Petugas PPR : Yusuf Syahril S.Tr.emd
Sertifikat BAPETEN berlaku
s/d 01 April 2022
7) Petugas Radiasi : Arman Hanif Amd.rad.
Sertifikat BAPETEN berlaku
s/d 09 September 2023

II. DATA PESAWAT RONTGEN DAN ALAT UKUR

Pesawat Rontgen
1) Nama Alat : Pesawat Rontgen X-Ray Mobile
2) Merk : Philips
3) Model/Tipe : Practix 160
4) Nomor Seri : P3-1023
5) Buatan Negara : Itali
6) Tahun Pemasangan : 2010

Alat Ukur
1) Nama Alat Ukur : X-Ray Multimeter
2) Merk : Piranha
3) Model/Tipe : RT-1
4) Nomor Seri :-

7
III. HASIL PENGUKURAN

1) Kalibrasi KV dengan mAs Konstan (20 mAs)


KV Hasil Pengukuran Rata-
No Deviasi Presentase
Setting 1 2 3 Rata

1 50 48,33 48,09 48,21 48,2 1,8 3,6 %


2 70 67,84 67,84 67,79 67,823 2,177 3,109 %

3 90 86,31 86,42 86,52 86,416 3,583 3,9814 %

𝟑, 𝟔 % + 𝟑, 𝟏𝟎𝟗 % + 𝟑, 𝟗𝟖𝟏𝟒 %
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 𝑷𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 =
𝟑

𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 𝑷𝒓𝒆𝒔𝒆𝒏𝒕𝒂𝒔𝒆 = 𝟑, 𝟓𝟔𝟑 %

2) Kalibrasi mAs dengan KV Konstan


mAs Hasil Pengukuran Rata-
No Deviasi Presentase
Setting 1 2 3 Rata

1
2

IV. KESIMPULAN

 Batas maksimum nila toleransi yang diperbolehkan adalah


≤10%
 Dari hasil pengukuran dan penghitungan didapatkan hasil
<10%
 Maka ALAT LAIK PAKAI

V. NAMA PETUGAS PENGUKURAN KALIBRASI

Fitria Nur Azizah

Anda mungkin juga menyukai