Anda di halaman 1dari 11

DOKUMEN

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE (TOR)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI


Fasilitasi Perencanaan Bidang Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata
”Penyusunan Dokumen Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di
Kabupaten Jombang”

APBD TA.2019
KabupatenJombang
PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Fasilitasi Perencanaan Bidang Pengembangan Dunia Usaha dan Pariwisata
”Penyusunan Dokumen Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di
Kabupaten Jombang”

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Komoditas pangan (volatile foods) menjadi penyumbang inflasi yang cukup
signifikan. Secara historis sumbangan komoditas pangan terhadap inflasi di
Kabupaten Jombang sangat signifikan dan memberikan andil inflasi sebesar 3,17%
pada tahun 2017. Secara empiris harga komoditas pangan tersebut mempunyai
peranan yang penting dalam mengendalikan inflasi di Kabupaten Jombang. Porsi
sumbangannya yang cukup signifikan terhadap berbagai shocks layak djadikan
sebagai leading indicators inflasi. Permintaan konsumsi komoditas pangan yang
menjadi kebutuhan pokok cenderung stabil, sehingga gejolak harganya lebih
dipengaruhi oleh shock di sisi penawaran seperti siklus panen, bencana alam, dan
distribusi (Prastowo dkk, 2008). Salah satu pemicu Komoditas pangan (volatile
food) merupakan penyumbang inflasi yang cukup signifikan di Kabupaten Jombang
adalah adanya lonjakan pola konsumsi masyarakat. Pola konsumsi masyarakat di
Kabupaten Jombang lebih didominasi pada makanan. Kondisi tersebut
menyebabkan sensitivitas dan pergerakan angka inflasi di Kabupaten Jombang.
Pengungkapan faktor penyebab inflasi yang terjadi pada komoditas makanan
(volatile food) dapat ditelusuri dengan mengidentifikasi dan menganalisis faktor-
faktor penyebab kenaikan harga per komoditas atau kelompok komoditas
(disaggregate approach). Dalam rangka memperoleh informasi yang lebih valid dan
mendalam terhadap proses pembentukan harga secara disagregat dapat dilakukan
studi pada berbagai tingkatan proses produksi dan jalur distribusi serta struktur
pasar masing-masing komoditas. Pengendalian inflasi melalui pengendalian harga
bahan pokok menjadi sangat penting untuk dilakukan. Terganggunya pasokan
kebutuhan pokok seperti beras, cabai, bawang merah dan komoditas laniinya
menyebabkan harga ditingkat pengecer melonjak.
Upaya memahami inflasi dari sisi supply menjadi sangat relevan karena harga
di tingkat konsumen sangat terkait dengan harga yang ditentukan oleh produsen
dan pedagang. Pembentukan harga oleh produsen dan pedagang dipengaruhi oleh
perilaku perusahaan yang sangat berhubungan dengan struktur pasarnya. Di
samping itu, harga di tingkat konsumen juga dipengaruhi oleh pola distribusi suatu
barang. Ancaman terhadap pola distribusi akan berdampak besar terhadap
ketersediaan/kelangkaan barang yang pada gilirannya akan dapat mempengaruhi
tingkat harga. sebagai bagian dari upaya pengendalian harga komoditas daerah,
perlu dilakukan identifikasi terhadap perilaku produsen, pedagang besar, pedagang
eceran dalam pembentukan harga dan pola distribusi barang di daerah, terutama
terhadap komoditas penyumbang inflasi utama di daerah.
Kemampuan dalam pengendalian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap distribusi komoditas pangan disinyalir dapat mengurangi tekanan inflasi
yang berasal dari volatile foods. Kebijakan sektor pertanian untuk meningkatkan
produksi pangan sebenarnya solusi jangka panjang dalam penciptaan ketahanan
pangan dan pengendalian harga dari dalam negeri. Namun upaya peningkatan
produksi pertanian tidak dapat dilakukan secara instan karena terkait dengan
infrastruktur, luas lahan, teknologi, dan keahlian yang memerlukan investasi dan
penanganan jangka panjang. Sementara faktor distribusi dapat dipengaruhi secara
lebih cepat dan jumlah investasi yang dibutuhkan relatif lebih kecil. Peningkatan
komoditas pangan dapat berasal dari produsen, namun sumber peningkatan harga
tersebut biasanya lebih bersifat fundamental karena didorong oleh meningkatnya
harga input/sarana produksi atau karena faktor kebijakan pemerintah seperti
penetapan harga dasar. Sementara peningkatan harga yang didorong oleh faktor
distribusi bersifat variabel, seperti panjangnya rantai jalur distribusi, hambatan
transportasi dan perilaku pedagang dalam menetapkan marjin keuntungan, aksi
spekulasi maupun kompetisi antar pedagang. Tingginya volatilitas harga komoditas
yang terjadi selama ini mengindikasikan bahwa faktor distribusi komoditas sangat
strategis terhadap penyumbang inflasi nasional maupun inflasi daerah.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, pada
pasal 31 disebutkan bahwa “Dalam hal Pemerintah Daerah mengatur mengenai
langkah pemenuhan ketersediaan, stabilisasi harga, dan Distribusi Barang
kebutuhan pokok dan/atau Barang penting, Pemerintah Daerah harus mengacu
pada kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah.” Artinya Pemerintah Daerah
diberikan kewenangan untuk mengatur langkah- langkah pemenuhan ketersediaan,
stabilisasi harga, dan Distribusi Barang kebutuhan pokok dan/atau Barang penting.
Mengingat amanah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan,
pada pasal 31 serta sumbangsih volatile foods khususnya beras terhadap inflasi
Kabupaten Jombang cukup signifikan, maka perlu dilakukan Kajian Kebijakan
Pengaturan Distribusi Perdagangan volatilefood khususnya kopi yang menjadi
salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Jombang pada tahun 2019.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud Penyusunan Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan
Padi/Beras di Kabupaten Jombang adalah untuk melaksanakan amanah Undang-
Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 31 dan menyusun
kebijakan pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang.
Adapun tujuan kegiatan Penyusunan Kebijakan Pengaturan Distribusi
Perdagangan Padi/Beras di Kabupaten Jombang adalah untuk mengetahui,
mengidentifikasi dan menganalisa struktur pasar, pola distribusi kopi dan volatilitas
harga kopi di Kabupaten Jombang yang pada akhirnya dapat dijadikan dasar dalam
membuat Kebijakan dalam pengaturan distribusi perdagangan kopi di Kabupaten
Jombang yang efektif.

3. Sasaran yang ingin dicapai


Sasaran dari penyusunan Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di
Kabupaten Jombang adalah menyusun strategi, kebijakan dan arah tindakan dalam
mewujudkan stabilitas pasokan, distribusi dan harga kopi di Kabupaten Jombang
dengan mengoptimalkan pemanfaatan Sumber daya manusia (SDM), Sumber Daya
Alam (SDA), sarana prasarana perdagangan yang ada dan yang perlu disediakan, serta
pemberdayaan pelaku perdagangan dan pola konsumsi masyarakat.

4. Dasar Hukum
- Undang-Undang RI Nomor 07 Tahun 2014 Tentang Perdagangan
- Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
- Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 27/M-
DAG/PER/5/2017 Tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian Di Petani Dan
Harga Acuan Penjualan Di Konsumen
- Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 7 tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kabupaten Jombang Tahun 2005 –
2025
- Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
- Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor ….. Tahun …. tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jombang Tahun
……….
- Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor: …..Tahun …. tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jombang Tahun Anggaran ……;
- Peraturan Bupati Jombang Nomor ….. Tahun ….. tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jombang Tahun Anggaran ….
5. SumberPendanaan

Seluruh kegiatan Penyusunan Dokumen Kebijakan Pengaturan Distribusi


Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang didanai dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Jombang Tahun Anggaran 2019 dengan Kode
Rekening ………

6. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup Kegiatan Penyusunan Dokumen Kebijakan Pengaturan Distribusi
Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang, adalah :
A. Melakukan pengumpulan, identifikasi dan analisis Data perkembangan harga
kopi di tingkat produsen, pengepul, pedagang besar, pengecer 1 dan
pengecer 2 di Kabupaten Jombang
B. Melakukan pengumpulan, identifikasi dan analisis Data Struktur Pasar kopi di
tingkat produsen, pengepul, pedagang besar, pengecer 1 dan pengecer 2 di
Kabupaten Jombang
C. Melakukan pengumpulan, identifikasi dan analisis Data Jalur distribusi kopi
dari Produsen sampai dengan pengecer di Kabupaten Jombang
D. Melakukan pengumpulan, identifikasi dan analisis Data Pembentukan Harga
Kopi dan margin keuntungan di tingkat produsen, pengepul, pedagang besar,
pengecer 1 dan pengecer 2 di Kabupaten Jombang
E. Melakukan pengumpulan informasi, identifikasi dan analisis hambatan
distribusi kopi, faktor-faktor penentu harga kopi,
F. Penentuan kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan kopi di Kabupaten
Jombang agar mendapatkan efektifitas dalam pengendalian harga dan tingkat
inflasi volatile foods khususnya kopi di Kabupaten Jombang

7. Kualifikasi Tenaga Pelaksana Kegiatan


Kegiatan penyusunan Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di
Kabupaten Jombang Kab.Jombang dilaksanakan oleh :
- Pengguna Anggaran (PA)
- Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
- Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan(PPTK)
- dibantu oleh Tim Teknis pendamping (berasal dari SKPD terkait) dan
- Penyedia jasa konsultansi dengan kualifikasi tenaga ahli yang terdiri atas:
a. Ahli Pertanian merangkap Team Leader :
1 (satu) orang Sarjana Pertanian (S2)
b. Ahli Ekonomi :
1 (satu) orang sarjana Ekonomi (S1)
c. Ahli Ekonomi Pembangunan:
1 (satu) orang sarjana Ekonomi Pembangunan minimal S1
d. Drafter
2(dua)orang
e. Surveyor
4 (dua)orang
f. Tenaga administrasi
2 (dua) orang

8.Jadwal Kegiatan
Kegiatan penyusunan Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di
Kabupaten Jombang Tahun 2019 dilaksanakan selama 5 (lima) bulan kalender,
terhitung sejak surat penjanjian kerja ditandatangani. Pelaksana pekerjaan
diwajibkan menyusun jadwal rinci pelaksanaan setiap komponen pekerjaan dan
jadwal pelibatan masing-masing personil tim pelaksana pekerjaan.

Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan


No Kegiatan ke1 ke2 ke3 ke4 ke5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perumusan metode kajian
2 Paparan draft pendahuluan
3 LaporanPendahuluan
4 Survei
5 Analisis Data
6 Paparan draft Laporan FA
7 Laporan FA
10 Paparan draft laporan akhir
11 Laporan Akhir

9.Keluaran/Produk yang dihasilkan


Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dokumen Kebijakan Pengaturan
Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang sebanyak 15 (lima belas) buku,
ringkasan eksekutif sebanyak 15 (lima belas) buku, serta 1 (satu) Flasdisk yang
berisi softcopy buku Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di
Kabupaten Jombang dan ringkasan eksekutif.

10. Kemungkinan Penggunaan Hasil


Hasil kegiatan penyusunan Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di
Kabupaten Jombang digunakan sebagai :
1. Acuan bagi pelaku usaha / perdagangan dalam ikut berpartisipasi dalam
menjaga stabilitas pasokan, distribusi dan harga kopi di Kabupaten Jombang
2. Pedoman bagi Perangkat Daerah Kabupaten Jombang dalam mewujudkan
stabilitas pasokan, distribusi dan harga kopi di Kabupaten Jombang
3. Tolok ukur kebijakan dan kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
Kabupaten Jombang

11. Jenis Laporan yang disyaratkan

JenisLaporan yang dipersyaratkan pada kegiatan penyusunan Kebijakan Pengaturan


Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut :

a. Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya memuat


1) Pendahuluan yang terdiri atas bahasan latar belakang perlunya disusun
Penyusunan Dokumen Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di
Kabupaten Jombang, maksud dan tujuan disusunnya Dokumen Kebijakan
Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang
2) Gambaran Umum yang berisikan gambaran umum Potensi Sumber Daya
Manusia, Sumber Daya Alam, Infrastruktur, serta sarana prasarana yang
mendukung maupun yang menghambat tumbuh kembang budidaya kopi,
peningkatan produksi kopi, serta pembentukan harga kopi di Kabupaten
Jombang.
3) Metode pelaksanaan pekerjaan yang mencakup muatan:
a) rencana kerja dan jadual secara rinci.
b) Rancangan pengumpulan data, metoda survei, teknik sampling yang
digunakan, instansi yang akan dikunjungi, jadwal pelaksanaan pengumpulan
data, dan perizinan
c) Metode analisis data yang akan digunakan dalam analisis Kebijakan
Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang.

b. Laporan Fakta dan Analisis sekurang-kurangnya memuat :


1) Pendahuluan yang terdiri atas bahasan latar belakang perlunya disusun
Penyusunan Dokumen Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di
Kabupaten Jombang, maksud dan tujuan disusunnya Dokumen Kebijakan
Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang
2) Gambaran Umum yang berisikan gambaran umum Potensi Sumber Daya
Manusia, Sumber Daya Alam, Infrastruktur, serta sarana prasarana yang
mendukung maupun yang menghambat tumbuh kembang budidaya kopi,
peningkatan produksi kopi, serta pembentukan harga kopi di Kabupaten
Jombang.
3) Metode pelaksanaan pekerjaan yang mencakup muatan:
a. Rencana kerja dan jadual secara rinci.
b. Rancangan pengumpulan data, metoda survei, teknik sampling yang
digunakan, instansi yang akan dikunjungi, jadwal pelaksanaan pengumpulan
data, dan perizinan
c. Metode analisis data yang akan digunakan dalam analisis Kebijakan
Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang.
4) Analisis kebijakan RPJPD, RPJMD, RTRW Kabupaten, SIDA tentang
pengembangan kopi di Kabupaten Jombang.
5) Analisis Data perkembangan harga kopi di tingkat produsen, pengepul,
pedagang besar, pengecer 1 dan pengecer 2 di Kabupaten Jombang;
6) Analisis Data Struktur Pasar kopi di tingkat produsen, pengepul, pedagang
besar, pengecer 1 dan pengecer 2 di Kabupaten Jombang
7) Analisis Data Jalur distribusi kopi dari Produsen sampai dengan pengecer di
Kabupaten Jombang
8) Analisis Data Pembentukan Harga Kopi dan margin keuntungan di tingkat
produsen, pengepul, pedagang besar, pengecer 1 dan pengecer 2 di
Kabupaten Jombang
9) Analisis hambatan distribusi kopi, faktor-faktor penentu harga kopi,

c. Laporan akhir, laporan ini berisikan Kebijakan Pengaturan Distribusi


Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang yang diolah dari Fakta dan Analisis
dan saran masukan yang telah disepakati oleh tim tekhnis.
Laporan akhir minimal memuat hal-hal sebagai berikut :
1) Pendahuluan yang terdiri atas bahasan latar belakang perlunya disusun
Penyusunan Dokumen Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi
di Kabupaten Jombang, maksud dan tujuan disusunnya Dokumen
Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang
2) Gambaran Umum yang berisikan gambaran umum Potensi Sumber Daya
Manusia, Sumber Daya Alam, Infrastruktur, serta sarana prasarana yang
mendukung maupun yang menghambat tumbuh kembang budidaya kopi,
peningkatan produksi kopi, serta pembentukan harga kopi di Kabupaten
Jombang.
3) Metode pelaksanaan pekerjaan yang mencakup muatan:
a. Rencana kerja dan jadual secara rinci.
b. Rancangan pengumpulan data, metoda survei, teknik sampling yang
digunakan, instansi yang akan dikunjungi, jadwal pelaksanaan
pengumpulan data, dan perizinan
c. Metode analisis data yang akan digunakan dalam analisis Kebijakan
Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang.
4) Analisis kebijakan RPJPD, RPJMD, RTRW Kabupaten, SIDA tentang arah
pengembangan kopi di Kabupaten Jombang.
5) Analisis Data perkembangan harga kopi di tingkat produsen, pengepul,
pedagang besar, pengecer 1 dan pengecer 2 di Kabupaten Jombang;
6) Analisis Data Struktur Pasar kopi di tingkat produsen, pengepul, pedagang
besar, pengecer 1 dan pengecer 2 di Kabupaten Jombang
7) Analisis Data Jalur distribusi kopi dari Produsen sampai dengan pengecer di
Kabupaten Jombang
8) Analisis Data Pembentukan Harga Kopi dan margin keuntungan di tingkat
produsen, pengepul, pedagang besar, pengecer 1 dan pengecer 2 di
Kabupaten Jombang
9) Analisis hambatan distribusi kopi, faktor-faktor penentu harga kopi,
10) Penentuan kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan kopi di Kabupaten
Jombang agar mendapatkan efektifitas dalam pengendalian harga dan
tingkat inflasi volatile foods khususnya kopi di Kabupaten Jombang

d. Ringkasan Eksekutif memuat ringkasan penting laporan akhir dan informasi rinci
Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang

12. Data Pokok


Data dasar minimal yang harus digunakan dan diakomodasi di dalam melaksanakan
penyusunan Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di Kabupaten
Jombang adalah:
- Data perkembangan harga kopi di tingkat produsen, pengepul, pedagang besar,
pengecer 1 dan pengecer 2 di Kabupaten Jombang
- Data Struktur Pasar Kopi di tingkat produsen, pengepul, pedagang besar,
pengecer 1 dan pengecer 2 di Kabupaten Jombang
- Data Jalur distribusi Kopi dari Produsen sampai dengan pengecer di Kabupaten
Jombang
- Data Pembentukan Harga Kopi dan margin keuntungan di tingkat produsen,
pengepul, pedagang besar, pengecer 1 dan pengecer 2 di Kabupaten Jombang
- Data luas tanam, luas panen, dan jadwal panen kopi
- Data IHK dan inflasi Kabupaten Jombang

13. Data Penunjang


- Peraturan perundang-undangan tentang pengaturan distribusi, penetapan
harga dan distribusi volatile food

14.Rencana Anggaran dan Biaya


Besaran anggaran untuk kegiatan penyusunan Kebijakan Pengaturan Distribusi
Perdagangan Kopi di Kabupaten Jombang tahun anggaran 2019 sebesar Rp
…………... (…………….). Adapun rincian belanja sesuai dengan daftar Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun 2019 dalam Kode Rekening Kegiatan ………..
terlampir.

15. Lokasi Kegiatan


Kegiatan ini berlokasi di Kabupaten Jombang.

16. Instansi Pelaksana

Kegiatan penyusunan Kebijakan Pengaturan Distribusi Perdagangan Kopi di


Kabupaten Jombang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Jombang bekerjasama dengan Penyedia Jasa Konsultansi

17. Fasilitas yang didapat oleh Pelaksana

i. Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, serta Pejabat Pelaksana


Teknis Kegiatan memperoleh Honorarium selama 12 (dua belas) bulan
dengan besaran sesuai dengan Peraturan Bupati Jombang nomor ………
tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
tahun Anggaran 2018, potong PPh sebesar 5 % atau 15 % sesuai dengan
Golongan
ii. Tim Teknis kegiatan yang terdiri dari Ketua (1 orang), Sekretaris (1 orang),
dananggota (10 orang) memperoleh Honorarium selama 5 (lima) bulan
dengan besaran sesuai dengan Peraturan Bupati Jombang nomor…….
Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah tahun Anggaran 2019, potong PPh sebesar 5 % atau 15 %
sesuai dengan Golongan

18. Hal-hal Lain


Di dalam melaksanakan kegiatan dimungkinkan pula melibatkan SKPD terkait
baik di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Pusat, serta stakeholders terkait

Jombang, Januari 2019


Mengetahui
Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen

Drs.EKSAN GUNAJATI, M.SiBUDI WINARNO, ST, M.Si


Pembina Utama Muda Pembina
NIP. 196211091985011003 NIP. 197410011999011001

Anda mungkin juga menyukai