Anda di halaman 1dari 3

Alexandra

1612551028
Ilmu Komunikasi

Negosiasi: Analisis Gender Laki-Laki dalam Negosiasi


Essay

Negosiasi yang kita diketahui adalah suatu bentuk interaksi sosial (komunikasi) antara
beberapa pihak yang kemudian bertujuan untuk mencapai suatu kesepakatan yang saling
menguntungkan setiap pihak (win-win solution). Pihak-pihak yang berinteraksi untuk mencapai
kesepakatan tersebut disebut seorang negotiator di mana peran tersebut tidak dibatasi oleh gender
baik perempuan maupun laki-laki. Hal ini dikarenakan proses negosiasi dibutuhkan oleh setiap
individu dalam berbagai medium.

Proses negosiasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun apabila terdapat alat/media
yang dapat dimanfaatkan. Teknologi “zaman now” memungkinkan adanya negosiasi yang tidak
hanya berlangsung secara face to face namun juga melalui media sosial seperti Instagram,
Facebook, Line, Email, Whatsapp, dan masih banyak lagi. Perkembangan ini dalam negosiasi
tentunya memberi dampak bagi kedua gender untuk lebih kreatif dan persuasif dalam melakukan
proses negosiasi itu sendiri. Dalam tulisan ini, Saya akan menjelaskan bagaimana laki-laki
khususnya melakukan negosiasi yang kemudian akan saya bandingkan kembali dengan perempuan
agar dapat melihat perbandingan yang jelas antara kedua gender ini tanpa maksud untuk
menyinggung maupun merendahkan salah satu gender.

Umumnya, gender mengacu pada aspek dari peran ataupun identitas (bukan aspek biologis)
yang membedakan laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Secara strata, kedua
gender tersebut setara namun tidak terlepas dari perbedaan cara yang dimiliki untuk mencapai
sebuah kesepakatan yang menguntungkan. Beberapa ciri khas laki-laki dalam bernegosiasi dapat
dilihat dari berbagai faktor, antara lain:

1. Cara pandang relasional terhadap orang lain


Alaminya, laki-laki lebih terdorong oleh tujuan-tujuan tertentu yang dimiliki. Dalam arti
lain, interaksi yang dilakukan dalam negosiasi sangat bertuju pada kesepakatan dan
terfokus sekitar hal tersbebut. Sebagai perbandingan, perempuan lebih terdorong pada
Alexandra
1612551028
Ilmu Komunikasi

tujuan yang didukung oleh aspek interpersonal dari negosiasi itu sendiri. Oleh sebab itu
seringkali laki-laki diberi judgement dengan sosok yang straight forward.

2. Cara pandang agensi


Laki-laki cenderung lebih membatasi negosiasi dari perilaku lain yang terjadi dalam
hubungan dan seringkali menandai awal dan akhir dari negosiasi itu sendiri secara perilaku.
Dalam arti lain, laki-laki lebih cenderung memisahkan proses negosiasi itu sendiri dari
proses interaksi pada umumnya. Bila dibandingkan, perempuan cenderung tidak memberi
batasan antara negosiasi dengan proses interaksi lainnya sebab pada umumnya perempuan
melihat negosiasi itu sebagai proses mengalir dengan alami dari hubungan.

3. Keyakinan terhadap kemampuan dan kelayakan


Dalam proses negosiasi untuk mencapai keuntungan maksimal, seringkali laki-laki
bernegosiasi melalui ekspektasi untuk mendapatkan lebih daripada apa yang mereka dapat
tawarkan dan memiliki kecenderungan untuk berpikir bahwa hasil yang didapat harus lebih
besar dari pada perempuan (hal ini seringkali didukung oleh stereotip patriarki di
masyarakat). Berbeda dengan perempuan yang lebih cenderung melihat hasil negosiasi
yang sesuai dengan kelayakan mereka.

4. Memecahkan masalah melalui dialog


Laki-laki seringkali menggnakan dialog untuk meyakinkan pihak lain untuk mendukung
pernyataan laki-laki. Selain itu, dalam proses tersebut seringkali dilakukan dialog untuk
mendukung taktik-taktik yang beragam untuk menarik perhatian pihak lain. Perempuan di
lain pihak cenderung mencari cara untuk terlibat dalam mencari ide dan kesepakatan
bersama sehingga menghasilkan pemahaman yang baru.

5. Gaya komunikasi dalam bernegosiasi


Secara alami, perilaku laki-laki dalam negosiasi cenderung lebih tegas dari pada
perempuan sebab perempuan cenderung melibatkan informasi pribadi dan perasaan apabila
bernegosiasi. Gaya komunikasi kedua gender tersebut dapat dilihat juga dari sudut pandang
Alexandra
1612551028
Ilmu Komunikasi

bahwa laki-laki cenderung tidak memiliki perbedaan gaya komunikasi tidak langsung
(online) dengan langsung (tatap muka) sedangkan perempuan cenderung lebih mahir bila
bernegosiasi secara langsung.

Kesimpulan dari perbedaan-perbedaan tersebut adalah bahwa masing-masing gender


memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing yang tentunya akan membawa hasil yang
berbeda-beda di setiap negosiasi. Ciri khas masing-masing gender baik perempuan maupun laki-
laki tidak terlepas dari sifat alami yang dimilikinya. Sayangnya, masyarakat masih memiliki
stereotip-stereotip baik positif maupun negative yang masih sampai kini menguntungkan dan
merugikan salah satu gender. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk saling menghargai kedua
gender tersebut baik dalam proses negosiasi maupun dalam berbagai aspek kehidupan sehingga
terciptanya kedamaian dan kesetaraan antara kedua gender tersebut.

Referensi

https://mahendrafakhri.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2018/04/Minggu-15-Gender-Dan-
Negosiasi.pdf diakses pada Rabu, 24 April 2019

https://www.maxmanroe.com/vid/marketing/pengertian-negosiasi.html diakses pada Rabu, 24 April


2019

Anda mungkin juga menyukai