Anda di halaman 1dari 7

Aktivitas Proyek adalah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya

yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dengan jangka waktu tertentu. Proyek
tidak hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar saja tetapi dalam kehidupan
sehari-hari kita sudah melakukannya, saya mengambil contoh ketika kita akan
mengadakan suatu acara misalnya perayaan hari kemerdekaan bangsa indonesia,
acara tersebut pasti memiliki jangka waktu serta tujuan sehingga acara tersebut bisa
kita sebut dengan proyek.

Setiap proyek memiliki batasan yang berbeda, batasan tersebut meliputi :

1. Scope ( cakupan ), cakupan disini ialah apa yang akan dikerjakan oleh proyek
tersebut, produk, layanan atau hasil apa yang diraih apabila proyek tersebut
dilakukan
2. time ( waktu ), yang di maksud denganwaktu ialah berapa lama waktu yang di
butuhkan untuk melaksanakan suatu proyek serta apa itu jadwal proyek
3. Cost ( biaya ), dalam proyek kita tidak akan pernah lepas dari biaya, biaya di
butuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek harus di perhitungkan secara
matang

Proyek berbeda dengan Operasi, operasi ialah pekerjaan yang di kerjakan dalam
organisasi untuk menopang suatu bisnis. Operasi sendiri berakhir apabila tujuan dari
proyek sudah tercapai atau sudah di hentikan.

Secara garis besar proyek dan operasi memiliki perbedaan berikut perbedaan dari
keduannya

Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional

Bercorak dinamis, nonrutin Berulang-ulang, rutin


Siklus proyek relatif pendek .Berlangsung dalam jangka panjang
Intensitas kegiatan di dalam periode
Intensitas kegiatan relatif sama
siklus proyek turun naik (berubah)
Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan
Batasan anggaran dan jadwal tidak
anggaran, jadwal dan mutu yang telah
setajam pada proyek.
ditentukan.
Terdiri dari bermacam-macam kegiatan Macam kegiatan tidak terlalu banyak
yang memerlukan berbagai disiplin ilmu dan tenaga ahli tidak perlu terlalu
banyak
Keperluan sumber daya berubah, baik Macam dan volume keperluan sumber
macam maupun volumenya daya relatif konstan

Work Breakdown Structure (WBS)

Pengelompokan pekerjaan (WBS) merupakan metode yang dapat memecah suatu


proyek secara logis dan sistematis menjadi bagian-bagian proyek. Pengelompokan
dilakukan bertingkat seperti membuat silsilah, dimana tingkat 0 adalah proyeknya
sendiri dan tingkat terendah merupakan suatu paket pekerjaan. Jumlah tingkat
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan sedemikian rupa sehingga unit terendah
merupakan satuan kerja yang dapat dikelola dengan baik (managable unit) dan dapat

ditetapkan berada di bawah tanggung jawab individu tertentu dalam organisasi

Pengembangan WBS harus dilakukan bersamaan dengan pengembangan OBS (Organization


Breakdown Structure). Kegunaannya untuk menentukan dan melokalisasi tanggung jawab setiap
unit kegiatan
Jumlah tingkat pada WBS dan OBS tidak harus sama dan integrasi antara keduanya
terjadi pada tingkat dimana pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan dipecah secara vertikal
menjadi bagian-bagian pekerjaan dan elemen pekerjaan diintegrasikan secara
horizontal terhadap OBS proyek. Setiap unit pekerjaan secara umum dapat disebut cost
account. Cost account ini dapat dianggap sebagai suatu paket kecil yang mempunyai
kegiatan, dana, tenaga kerja tertentu yang berada di bawah pengelolaan.

Cost account sebagai hasil integrasi WBS dan OBS merupakan unit logis dan tepat
untuk mengakomodasi seluruh kebutuhan di atas. Cost account juga mempunyai
tingkatan dimana pada setiap tingkat dapat ditunjuk organisasi atau sub-organisasi
penanggung jawabnya.Tingkat paling tinggi dari cost account adalah proyeknya sendiri
jika ditinjau secara vertikal. Sementara tingkat paling rendah disebut dengan basic cost
account. Suatu basic cost account biasanya mempunyai beberapa paket pekerjaan.

Estimasi Biaya
Dalam proyek konstruksi terdapat dua jenis estimasi biaya yang sangat bergantung pada
jenis pekerjaan dan tipe kontrak yang digunakan, yaitu estimasi biaya pekerjaan
lumpsum dan estimasi biaya untuk pekerjaan unit price. Sedangkan komponen-
komponen yang menjadi penyusun dalam estimasi biaya adalah harga satuan dan
volume pekerjaan.
Selanjutnya dalam melakukan estimasi biaya, perlu diidentifikasi dulu komponen-
komponen biaya konstruksi yang dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut :
1. Biaya Langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan untuk segala sesuatu yang menjadi komponen
permanen hasil proyek. Beberapa komponen biaya langsung antara lain: biaya material,
peralatan, pembayaran upah buruh dan mandor.
2. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk keperluan kelangsungan
manajemen, pengawasan mutu, serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan
menjadi produk permanen, tapi dibutuhkan dalamrangka proses pelaksanaan proyek.
Biaya tidak langsung dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Biaya Overhead
Merupakan bagian dari biaya tidak langsung yang dipergunakan untuk biaya operasi
lapangan dan perusahaan secara keseluruhan. Beberapa contoh biaya overhead, antara
lain:
a. Biaya tender
b. Biaya asuransi
c. Gaji direksi, dll
b. Biaya Kontingensi
Merupakan biaya yang dialokasikan untuk menutup hal-hal yang tidak terduga atau
belum pasti, meliputi:
a. kecelakaan kerja
b. Kesalahan pemilihan metode pelaksanaan
c. Kegagalan pelaksanaan pekerjaan, dll

3. Biaya lain-lain
a. Mark-Up, yaitu penambahan nilai penawaran terhadap hasil perhitungan
estimasi, untuk memperoleh tambahan keuntungan atau cadangan biaya overhead
dan kontingensi.
b. Keuntungan, merupakan biaya untuk membayar jasa kontraktor yang melakukan
pekerjaan konstruksi. Umumnya persentase keuntungan adalah 10-15% dari
pekerjaan konstruksi.
c. Biaya Perizinan
d. Pajak (PPN 10% nilai keseluruhan biaya)
Selanjutnya untuk mengestimasi biaya pekerjaan dilakukan proses sebagai berikut:
1. Harga satuan pekerjaan
Harga satuan pekerjaan lumpsum merupakan gabungan dari biaya material, biaya
buruh dan biaya peralatan, yang masing-masing dihitung per satuan pekerjaan, misal:
harga satuan untuk pekerjaan batu kali biasanya dihitung per 1 m3. Rumus perhitungan
harga satuan untuk pekerjaan lumpsum adalah sebagai berikut:
HS = BM + BB + BP + BK
Keterangan:
HS : Harga Satuan pekerjaan Lumpsum BM :
Biaya Material
BB : Biaya Buruh/tenaga kerja BK :
Biaya bahan bakar
BP : Biaya Peralatan
2. Estimasi biaya pekerjaan
Setelah dihitung harga satuan selanjutnya dihitung biaya setiap item pekerjaan dengan
mengalikan harga satuan dengan volume pekerjaannya. Biaya total pelaksanaan
konstruksi dapat dihitung dari biaya seluruh item pekerjaan.

3. Rekapitulasi Biaya Konstruksi


Perhitungan rekapitulasi biaya untuk proyek dengan pekerjaan lumpsum dilakukan
dengan menyusun biaya total proyek ditambah keuntungan (± 10%), biaya
overhead dan kontingensi (±5%), dan pajak PPN sebesar 10% dari total biaya
konstruksi.

Presentase

Kurva SRencana
Kurva S menggambarkan hubungan antara item pekerjaan dengan waktu/jadual pelaksanaan
dan biaya kumulatif pekerjaan. Kurva S dapat memberikan gambaran kemajuan pekerjaan
terhadap waktu, dimana kemajuan pekerjaandirefleksikan terhadap bobot penyerapan biaya.

Kurva S dapat digunakan pada tahap perencanaan dan pengendalian proyek. Pada tahap
perencanaan terdapat kurva S rencana sebagai pedoman/acuan pelaksanaan proyek.
Sementara pada tahap tahap pengendalian, dapat digunakan kurva S aktual sebagai pembanding
dengan kurva S rencana.
a. Berikut ini adalah prosedur pembuatan kurva S rencana:
b. Tentukan jadwal dari setiap item pekerjaan dalam proyek
c. Hitung bobot setiap item pekerjaan dengan membandingkan biaya tiap-tiap pekerjaan
dengan biaya total proyek
d. Distribusikan bobot setiap kegiatan tersebut secara merata dengan membagi
e. bobot dengan durasinya, sehingga diperoleh bobot pekerjaan persatuan waktu.
f. Jumlahkan bobot seluruh pekerjaan yang terdistribusi untuk setiap satuan
g. waktu, kemudian jumlahkan secara kumulatif dari awal hingga akhir proyek.
h. Plotkan dalam suatu grafik untuk nilai-nilai hasil penjumlahan kumulatif di atas sebagai
sumbu y terhadap waktu/durasi proyek sebagai sumbu x, sehingga diperoleh kurva S

Presentase

Kurva SRencana
Kurva S menggambarkan hubungan antara item pekerjaan dengan waktu/jadual pelaksanaan
dan biaya kumulatif pekerjaan. Kurva S dapat memberikan gambaran kemajuan pekerjaan
terhadap waktu, dimana kemajuan pekerjaandirefleksikan terhadap bobot penyerapan biaya.

Kurva S dapat digunakan pada tahap perencanaan dan pengendalian proyek. Pada tahap
perencanaan terdapat kurva S rencana sebagai pedoman/acuan pelaksanaan proyek.
Sementara pada tahap tahap pengendalian, dapat digunakan kurva S aktual sebagai pembanding
dengan kurva S rencana.
i. Berikut ini adalah prosedur pembuatan kurva S rencana:
j. Tentukan jadwal dari setiap item pekerjaan dalam proyek
k. Hitung bobot setiap item pekerjaan dengan membandingkan biaya tiap-tiap pekerjaan
dengan biaya total proyek
l. Distribusikan bobot setiap kegiatan tersebut secara merata dengan membagi
m. bobot dengan durasinya, sehingga diperoleh bobot pekerjaan persatuan waktu.
n. Jumlahkan bobot seluruh pekerjaan yang terdistribusi untuk setiap satuan
o. waktu, kemudian jumlahkan secara kumulatif dari awal hingga akhir proyek.
p. Plotkan dalam suatu grafik untuk nilai-nilai hasil penjumlahan kumulatif di atas sebagai
sumbu y terhadap waktu/durasi proyek sebagai sumbu x, sehingga diperoleh kurva S

Presentase

Kurva SRencana
Kurva S menggambarkan hubungan antara item pekerjaan dengan waktu/jadual pelaksanaan
dan biaya kumulatif pekerjaan. Kurva S dapat memberikan gambaran kemajuan pekerjaan
terhadap waktu, dimana kemajuan pekerjaandirefleksikan terhadap bobot penyerapan biaya.

Kurva S dapat digunakan pada tahap perencanaan dan pengendalian proyek. Pada tahap
perencanaan terdapat kurva S rencana sebagai pedoman/acuan pelaksanaan proyek.
Sementara pada tahap tahap pengendalian, dapat digunakan kurva S aktual sebagai pembanding
dengan kurva S rencana.
q. Berikut ini adalah prosedur pembuatan kurva S rencana:
r. Tentukan jadwal dari setiap item pekerjaan dalam proyek
s. Hitung bobot setiap item pekerjaan dengan membandingkan biaya tiap-tiap pekerjaan
dengan biaya total proyek
t. Distribusikan bobot setiap kegiatan tersebut secara merata dengan membagi
u. bobot dengan durasinya, sehingga diperoleh bobot pekerjaan persatuan waktu.
v. Jumlahkan bobot seluruh pekerjaan yang terdistribusi untuk setiap satuan
w. waktu, kemudian jumlahkan secara kumulatif dari awal hingga akhir proyek.
x. Plotkan dalam suatu grafik untuk nilai-nilai hasil penjumlahan kumulatif di atas sebagai
sumbu y terhadap waktu/durasi proyek sebagai sumbu x, sehingga diperoleh kurva S

Anda mungkin juga menyukai