ATFAL MURODIF
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Atfal Murodif
F451124011
RINGKASAN
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa ijin IPB
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI DALAM PEMBANGUNAN
GEDUNG MENARA SENTRAYA JAKARTA
ATFAL MURODIF
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Teknik Sipil dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Penguji Luar Komisi : Prof. Dr. Manlian Ronald Adventus Simanjuntak, ST.,
MT., D.Min., IAI.
Judul Tesis : Pengukuran Produktivitas dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
dalam Pembangunan Gedung Menara Sentraya Jakarta
Nama : Atfal Murodif
NIM : F451124011
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. M. Yanuar J. Purwanto, MS. IPM. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 3
Kajian Penelitian Terdahulu 3
2. TINJAUAN PUSTAKA 4
Kerangka Teoritis 4
Konsep Dasar Sistem Produktivitas 4
Manfaat Pengukuran Produktivitas 6
Persyaratan Kondisional dalam Pengukuran Produktivitas 7
Model Pengukuran Produktivitas 8
Pelaksanaan proyek 12
Monitoring kegiatan 13
Evaluasi Sistem Produktivitas 14
Perencanaan Peningkatan Produktivitas 14
Analisis Relative Importance Index 20
Total Project Process 20
Kriteria Penilaian Produktivitas dalam TPP 20
3. METODE PENELITIAN 23
Waktu dan Tempat 24
Pendekatan Metode Penelitian 24
Alat dan Bahan 24
Data dan Sumber Data 24
Teknik Pengumpulan Data 25
Penentuan Sampel Responden 27
DAFTAR TABEL
1 Kelompok jenis kegiatan 11
2 Lembar pengumpulan data work sampling 12
3 Penilaiaan produktivitas 21
4 Pengendalian TPP 22
5 Pembagian periode waktu kerja 25
6 Daftar pertanyaan kuesioner 27
7 Gambaran umum proyek 28
8 Hasil analisis work sampling 28
9 Komposisi kelompok responden dan tingkat pengembalian kuesioner 31
10 Peringkat semua faktor negatif yang mempengaruhi produktivitas pekerja 32
11 Peringkat grup faktor material dan alat 33
12 Peringkat grup faktor tenaga kerja 34
13 Peringkat grup faktor kepemimpinan 34
14 Peringkat grup faktor motivasi 36
15 Peringkat grup faktor waktu 36
16 Peringkat grup faktor pengawasan 36
17 Peringkat grup faktor proyek 37
18 Peringkat grup faktor keselamatan kerja 38
19 Peringkat grup faktor mutu 39
20 Peringkat grup faktor eksternal 39
21 Total Project Proces 42
DAFTAR GAMBAR
1 Skema sistem produktivitas 5
2 Siklus produktivitas 6
3 Pemeriksaan material besi 11
4 Pemeriksaan volume beton 13
5 Pengecekan volume bersama dengan pemasok 13
6 Pekerjaan Pembesian 13
7 Diagram alur penelitian 23
8 Lokasi penelitian 24
9 Kegiatan pembesian 26
10 Kegiatan pengecoran 26
11 Proporsi jenis kegiatan pada proyek Menara Sentraya 29
12 Total proporsi work sampling pekerjaan struktur 29
13 LUR berdasarkan waktu kerja normal 30
14 Perbandingan work sampling untuk masing-masing kegiatan 30
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pertanyaan kuesioner 49
1
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persaingan usaha jasa konstruksi pada era globalisasi yang sangat ketat,
dengan hadirnya kontraktor asing ke pasar konstruksi domestik juga tuntutan
transparansi sebagai ciri dari globalisasi akan sangat menguat. Dengan demikian
kita tidak bisa menghindar dari kondisi global. Maka dari itu pola berfikir lokal
akan berubah menjadi pola berfikir global. (Asiyanto 2005).
Sering ditemui suatu kegiatan proyek konstruksi terlambat dalam
pelaksanaanya tidak sesuai dengan jadual yang telah disepakati bersama dalam
perjanjian kontrak. Keterlambatan proyek karena beberapa faktor antara lain
disebabkan oleh produktivitas dari tenaga kerja yang ada dalam kegiatan proyek
konstruksi tersebut.
Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dan rencana
(productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan
dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu.
Berdasarkan evaluasi ini selanjutnya dapat direncanakan kembali target
produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Untuk mencapai target produktivitas yang telah direncanakan itu, perlu
diteliti berbagai program formal dapat dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas secara terus menerus. Siklus produktivitas dapat diulang kembali
secara kontinu untuk mencapai peningkatan produktivitas secara terus menerus
pula. Pada penelitian ini pengukuran produktivitas menggunakan metode work
sampling, Labour Utilization Rate (LUR), Relative Importance Index (RII) dan
Total Project Process (TPP) sebagai alat monitoringnya. Pengukuran
produktivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar produktivitas tenaga
kerja pada pekerjaan bangunan konstruksi agar bisa dijadikan acuan pada proyek
sejenis di masa yang akan datang.
Pemilihan proyek Menara Sentraya dikarenakan bangunan tersebut
merupakan bangunan bertingkat tinggi pertama yang berlokasi di kawasan blok M
Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Peneliti juga ingin mengetahui lebih mendalam
tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan proyek
konstruksi. Keunikan proyek Menara Sentraya adalah karena lingkungannya di
sekitar pusat perbelanjaan dan terminal bus dalam kota serta terletak di kawasan
padat penduduk sehingga tidak sedikit masalah pada saat pelaksanaan konstruksi
sehingga sering mendapat pengaduan dari masyarakat di sekitarnya.
Perumusan Masalah
Proyek adalah kegiatan yang dinamis sehingga dapat berubah dari waktu
ke waktu sesuai dengan kondisi sumber daya teknis dan non teknis yang dihadapi.
Keterlambatan proyek kerena tidak sesuainya pelaksanaan proyek konstruksi
dengan kontrak yang telah disepakati menjadi permasalahan serius bagi industri
konstruksi terutama adalah kontraktor sebagai pelaksana pembangunan. Hal
tersebut disebabkan permasalahan yang sangat komplek sering ditemui dalam
proses pelaksanaannya, diantaranya karena masalah produktivitas kerja. Oleh
2
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
2. TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teoritis
.....................(1)
.................. (2)
..................(3)
5
LINGKUNGAN
- Tenaga Kerja
- Modal PROSES PRODUK PRODUKTIVITAS
- Material TRANSFORMASI (Barang dan atau Jasa) SISTEM PRODUKSI
- Energi NILAI TAMBAH (OUTPUT/INPUT)
- Tanah
- Informasi
- Manajerial
......................(4)
Pembahasan disini dibatasi pada produktivitas tenaga kerja dan alat yang
output-nya berupa kuantitas pekerjaan proyek konstruksi dalam satuan persen
(%). Output dalam proyek konstruksi dapat berupa kuantitas hasil dari pekerjaan
yakni :
Input-nya adalah tenaga kerja atau alat (dalam hal ini alat termasuk
operatornya). Bila tenaga kerja atau alat bekerja secara individual maka
produktivitas yang diukur adalah produktivitas individu. Bila tenaga kerja atau
alat bekerja secara kelompok maka produktivitas yang diukur adalah produktivitas
kelompok. Produktivitas kelompok sangat dipengaruhi oleh komposisi dari
anggota kelompok. (Sumanth 1985) di dalam buku (Gaspersz 1998)
memperkenalkan suatu konsep formal yang disebut sebagai siklus produktivitas
(productivity cycle) untuk digunakan dalam peningkatan produktivitas terus
menerus. Pada dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap
utama yaitu :
6
1. Pengukuran produktivitas
2. Evaluasi produktivitas
3. Perencanaan produktivitas
4. Peningkatan produktivitas
TAHAP 1:
PENGUKURAN
PRODUKTIVITAS
TAHAP 4: TAHAP 2:
PENINGKATAN EVALUASI
PRODUKTIVITAS PRODUKTIVITAS
TAHAP 3:
PERENCANAAN
PRODUKTIVITAS
Sumber : (Gaspersz 1998)
memerlukan tenaga dan biaya yang besar. Oleh karena itu pengukuran
produktivitas tenaga kerja di konstruksi dapat dilakukan dengan metode-metode
pendekatan, salah satunya adalah metode work sampling. (Olomolaiye dan
Jayawardane 1998).
Beberapa kelebihan dari metode work sampling untuk pendekatan
produktivitas adalah (Andi 2003) :
1. Tidak memerlukan biaya yang besar dibanding dengan pengamatan yang
kontinu
2. Tidak memerlukan pelatihan dan keahlian khusus dari pengamat
3. Memberikan akurasi yang memadai secara statistik
4. Dapat mengikut sertakan partisipasi pekerja, mandor dan supervisor
5. Memberikan lebih sedikit gangguan kepada pekerja dari pada pengamatan
langsung yang kontinu.
6. Memberikan indikasi seberapa efektif pekerja pada proyek secara
keseluruhan.
Work sampling secara umum dapat dikatakan sebagai suatu teknik dimana
banyak dilakukan pengamatan cepat dalam periode waktu tertentu dari suatu
kelompok kerja, mesin atau proses (Olomolaiye dan Kaming 1996). Pada
penelitian ini yang menjadi fokus adalah pekerja. Work sampling dapat dibagi
menjadi tiga pendekatan (Oglesby 1989, Olomolaiye dan Jayawardane 1998,
Dozzi dan AbouRizk 1993). :
1. Field rating,
2. Five minute rating
3. Productivity rating
Field rating adalah metode yang paling mudah dengan cara mencatat
secara acak kondisi pekerja sedang melaksanakan pekerjaan atau tidak. Field
rating didefinisikan sebagai. (Dozzi dan AbouRizk 1993).
...........................(5)
11
Five-minute rating, teknik ini berbeda dengan work sampling yang lain
yaitu dengan cara mengamati suatu kegiatan dengan waktu yang singkat, teknik
ini tidak cocok untuk pengamatan dalam kelompok besar. (Dozzi dan AbouRizk
1993).
Productivty rating, dikelompokkan menjadi tiga jenis kegiatan (Boy 1986)
dan (Dozzi dan AbouRizk 1993) yaitu :
1. Effective work (productive) adalah pekerjaan dimana kegiatan pekerja
berkaitan langsung dengan proses konstruksi yang berperan langsung
terhadap hasil akhir.
2. Essential contributory work (semi productive) adalah kegiatan yang
tidak berpengaruh langsung terhadap hasil akhir tetapi pada umumnya
dibutuhkan dalam menjalankan suatu operasi.
3. Ineffective work (non productive) adalah kegiatan pekerja yang
menganggur atau melakukan sesuatu yang tidak berkaitan langsung
dengan pekerjaan yang dilakukan.
1 √ - -
2 - √ -
3 √ - -
Total 2 1 0
Persentasi 67 % 33 % 0%
...... (6)
Pelaksanaan proyek
Kegiatan untuk melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi
pekerjaan secara lebih inovatif oleh tim proyek yang tujuannya untuk peningkatan
secara berkesinambungan (continuous improvment) dalam melaksanakan,
mengendalikan dan mengevaluasi pekerjaan secara menyeluruh. Kegiatan untuk
menemukan ide perbaikan dan peningkatan yang berkesinambungan tentang
mutu, waktu, produktivitas dan K3L di proyek untuk dipakai sebagai standar
perusahaan sehingga dapat diterapkan secara terpadu. Mengenai produktivitas
juga dilakukan monitoring yang tujuannya agar target produktivitas yang telah
ditetapkan bisa tercapai. Pimpinan proyek berkewajiban membahas rencana dan
progres pelaksanaan inovasi dalam rapat koordinasi internal proyek. (Total 2014)
13
Monitoring Kegiatan
Mengelola Pertumbuhan
Peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan akan
efektif apabila permintaan sedang meningkat sehingga output yang
diproduksi perlu ditambah. Program peningkatan produktivitas melalui
pengelolaan pertumbuhan berarti bahwa suatu investasi baru atau
penambahan biaya yang dilakukan akan menghasilkan lebih banyak output
daripada investasi itu, sehingga angka rasio output terhadap input akan
meningkat.
Mengurangi Aktifitas
Dalam situasi perekonomian yang menurun, seperti dalam kondisi
resesi ekonomi, tingkat inflasi tinggi, strategi peningkatan produktivitas
melalui pengurangan aktivitas akan sangat efektif. Strategi ini diterapkan
dengan cara mengurangi produksi serta menghilangkan atau menjual
kembali aset yang tidak produktif. Jadi produktivitas ditingkatkan melalui
pengurangan sedikit output sesuai permintaan dan mengurangi banyak
input yang tidak perlu.
6. Variabel Produktivitas
Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas
(productivity variable). Menurut (Heizer dan Render 2006), membagi tiga faktor
yang sangat penting dalam memperbaiki produktivitas.
a. Tenaga Kerja
b. Modal
c. Manajemen
Iklim, musim atau keadaan cuaca. Misalnya adanya temperatur udara panas
dan dingin. Di daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi dapat
mempercepat rasa lelah terhadap tenaga kerja. Sebaliknya bila musim dingin
tiba produktivitas tenaga kerja lapangan akan menurun.
d. Kerja lembur
Acapkali kerja lembur atau jam kerja yang panjang lebih dari 40 jam per
minggu tidak dapat dihindari, misalnya untuk mengejar sasaran jadual atau target,
meskipun hal ini akan menurunkan efisiensi kerja. Memperkirakan waktu
penyelesaian proyek dengan mempertimbangkan kerja lembur perlu diperhatikan
kemungkinan kenaikan total jam orang.
f. Kurva pengalaman
Bila seseorang atau sekelompok orang yang terorganisir melakukan
pekerjaan yang identik berulang-ulang, maka diharapkan akan terjadi suatu
pengurangan jam per tenaga kerja atau biaya untuk menyelesaikan pekerjaan
berikutnya dibanding dengan yang terdahulu bagi setiap unitnya, dengan kata lain
produktivitasnya akan naik. Asumsi bahwa seseorang atau sekelompok orang
yang mengerjakan pekerjaan yang relatif berulang akan memperoleh pengalaman
dan peningkatan ketrampilan sehingga waktu atau biaya penyelesaian pekerjaan
per unitnya berkurang.
7. Tenaga Kerja
Analisis produktivitas dan indikasi yang mempengaruhi misalnya lokasi
geografis, iklim, ketrampilan atau pengalaman pekerja (Soeharto 1997), banyak
yang intangibles yang sulit untuk dinyatakan dalam nilai numerik. Dihitung
secara matematis boleh dikatakan tidak mungkin. Meskipun demikian perlu
adanya pegangan atau tolok ukur untuk memperkirakan produktivitas bagi tenaga
kerja bagi proyek yang ditangani yaitu mengukur hasil guna atau efisiensi kerja.
Misalnya dengan membandingkannya terhadap suatu norma yang dipakai sebagai
patokan. Salah satu pendekatan untuk mengukur hasil guna tenaga kerja adalah
menggunakan parameter indeks produktivitas. Indeks produktivitas dirumuskan
sebagai berikut : (Soeharto 1997)
..(7)
8. Modal
Manusia merupakan makhluk hidup yang menggunakan alat. Investasi
modal merupakan salah satu alat tersebut. Menggunakan lebih banyak tenaga
kerja daripada modal dapat mengurangi tingkat pengangguran jangka pendek,
namun membuat ekonomi menjadi tidak produktif dan mendorong upah minimum
pekerja menjadi lebih rendah pada jangka panjang. Investasi modal sering
merupakan kebutuhan tetapi lebih sering tidak cukup untuk meningkatkan
produktivitas.
20
9. Manajemen
Manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi.
Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan modal
digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas. Manajemen
bertanggung jawab lebih dari separuh peningkatan produktivitas tahunan,
termasuk di dalamnya peningkatan yang didapatkan melalui penerapan teknologi
dan penggunaan ilmu pengetahuan.
Total Project Process (TPP) adalah alur atau urutan sejumlah proses
utama dalam pelaksanaan proyek, yang dibagi dalam 5 proses yang dimulai
setelah proyek diperoleh dari pelanggan sampai dengan serah terima bangunan
kepada pelanggan. Lima tahap tersebut adalah tahap pemahaman dan
perencanaan, tahap pengadaan, tahap sosialisasi, tahap pelaksanaan dan tahap
serah terima. Perhitungan produktivitas yang dilakukan pada TPP dengan cara
mengisi form yang sudah ada pada saat tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi
seperti Tabel 4 Pengendalian TPP. Pengisian form TPP diperlukan orang yang
punya kejujuran dan integritas sehingga menghasilkan angka produktivitas yang
sesuai. (Total 2014).
3. METODE PENELITIAN
Pertama tama sebelum pengamatan di lapangan dilaksanakan, peneliti
melakukan observasi visual mengenai proyek yang sedang berjalan. Hasil dari
pengamatan yang setiap hari dilaksanakan akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa
permasalahan di proyek hampir selalu sama dari proyek satu ke proyek yang lain.
Isu terbaru yang berkembang adalah masalah keterlambatan pelaksanaan proyek
yang sudah pasti akan menimbulkan kerugian bagi pihak pemberi tugas,
pengawas dan kontraktor sebagai pelaksana pembangunan. Penelitian ini dimulai
dengan mencari dari beberapa sumber referensi yang dijadikan data sekunder.
Peneliti melaksanakan pengamatan di lapangan dengan cara melakukan
pencatatan dan pembagian angket pertanyaan singkat kepada para pekerja dan staf
karyawan. Beberapa data yang diperoleh dari hasil pencatatan dan pembagian
angket selanjutnya dianalisis dan dilakukan perhitungan secara teori yang didapat
dari referensi. Perhitungan dari analisis diuraikan seperti pada bagian hasil dan
pembahasan.
Mulai
Pengukuran
produktivitas
Work sampling
Kuesioner Pengisian tabel
- Effective work
- Essential contributory work - Responden
- Penilaian produktivitas
- Ineffective work - Faktor peringkat
Analisis data
Hasil
Selesai
Pada saat penelitian alat yang digunakan adalah stop watch, kamera, tape
recorder, alat tulis, komputer, gambar kerja (shop drawing), angket untuk
mengambil data dan finger time attendance.
1. Work sampling
Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah dengan metode work
sampling. Teknik pengumpulan data dimulai dengan:
1) Mengelompokkan kegiatan dari pekerja dalam tiga kegiatan masing-masing
effective work, essential contributory work, ineffective work.
2) Pengembangan data dengan mengumpulkan hasil pengamatan di lapangan
sesuai urutan.
3) Pengambilan data pengamatan secara acak dengan melibatkan pekerja di
lapangan.
4) Memberi indikasi pada pekerja apakah masuk dalam kegiatan effective
work, essential contributory work atau ineffective work.
5) Mencatat hasil pengamatan dalam form, dan memberi tanda checklist bahwa
kegiatan pekerja layak untuk dilakukan pengamatan.
6) Menambahkan semua yang dikasih tanda checklist untuk masing-masing
kegiatan dan menghitung persentasinya. Seperti pada Tabel 6 yaitu lembar
pengumpulan data work sampling. (Dozzi dan AbouRizk 1993).
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan ingin mengetahui hal yang lebih
mendalam dari responden. (Sugiyono 2011). Teknik pengumpulan data ini
berdasarkan pada laporan tentang keadaan lapangan yang ditindaklanjuti dengan
pengecekan langsung melalui wawancara sebagai berikut kepada :
26
3. Kuesioner
Sugiyono 2011, Dozzi dan AbouRizk 1993 dalam bukunya menyatakan
bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien dengan
variabel yang akan diukur bisa diharapkan dari responden. Tujuan kuesioner
adalah untuk mengetahui secara langsung faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas pekerja yaitu faktor yang menyebabkan nilai Labour Utilization
Rate (LUR) pada proyek ini berbeda untuk masing-masing jenis pekerjaan.
Responden yang mengisi kuesioner ini adalah pihak-pihak yang terlibat langsung
dalam proyek seperti pekerja, mandor dan supervisor.
4. Pengamatan (observasi)
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan pada penelitian
yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, peralatan dan gejala-
gejala alam. Perilaku pekerja mengenai kedisiplinan dalam mengelola waktu,
metode kerja, peralatan yang selalu siap digunakan, pengamatan terhadap cuaca
karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan pelaksanaan pekerjaan
struktur.
5. Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan untuk pengambilan gambar atau foto kondisi
lapangan yang sesungguhnya.
Data hasil kuesioner yang sudah disebar dan diterima kembali untuk
diolah dan dianalisis.
Tabel 6 Daftar pertanyaan kuesioner
Pertanyaan 1 2 3 4 5
Material
√
Apakah material selalu tersedia pada saat dibutuhkan?
Alat
√
Apakah jenis alat yang diterima sesuai dengan permintaan?
Peralatan
Apakah jenis peralatan yang diterima dari pemasok sesuai √
dengan yang dibutuhkan?
Pekerjaan ulang
Apakah pekerjaan ulang disebabkan oleh kesalahan disain atau √
perubahan disain?
Keselamatan kerja
Apakah anda diberi pengarahan setiap kali akan melaksanakan √
pekerjaan?
28
Analisis data
Gambaran umum proyek Menara Sentraya tercantum pada Tabel 7 di bawah ini
Tabel 7 Gambaran umum proyek
Lingkup penelitian
Pekerjaan : Struktur
Area : Lantai 25 s.d. lantai 39
Jumlah lantai : 15
Waktu penelitian : Juli 2014 s.d. September 2014
Effective B
Pekerjaan langsung 288 40.68 40.68
e
k Membawa material dan alat 188 26.55
Contributory 29.10
i Instruksi 18 2.54
s Berjalan dengan tangan kosong 48 6.78
t 47.32
Ineffective Menganggur 128 18.08 30.23
i
n Waktu pribadi 38 5.37
g Total Bekisting 708 100 100
Effective Pekerjaan langsung 308 35.94 35.94
Membawa material dan alat 248 28.94
Contributory 31.04
Instruksi 18 2.10
Pembesian Berjalan dengan tangan kosong 78 9.10 43.17
Ineffective Menganggur 158 18.44 33.02
Waktu pribadi 47 5.48
Total Pembesian 857 100 100
Effective Pekerjaan langsung 88 42.72 42.72
Membawa material dan alat 58 28.16
Contributory 32.04
Instruksi 8 3.88
Pengecoran Berjalan dengan tangan kosong 8 3.88 49.76
Ineffective Menganggur 38 18.45 25.24
Waktu pribadi 6 2.91
Total Pembesian 206 100 100
Effective Pekerjaan langsung 684 38.62 38.62
Total Membawa material dan alat 494 27.89
Contributory 30.38
bekisting, Instruksi 44 2.48
pembesian Berjalan dengan tangan kosong 134 7.57 45.60
dan Ineffective Menganggur 324 18.29 31.00
pengecoran
Waktu pribadi 91 5.14
Total Proyek Menara Sentraya 1771 100 100
Penelitian pada proyek ini dilakukan pada tiga jenis pekerjaan yaitu
pekerjaan bekisting (formwork), pembesian (reinforcement) dan pengecoran
29
(concreting). Proporsi dari setiap jenis kegiatan pada tiga pekerjaan ini dapat
dilihat dari Tabel 8 dan Gambar 11 menunjukan total proporsi work sampling
setiap jenis kegiatan untuk pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran secara
keseluruhan pada proyek ini.
Analisis berdasarkan waktu kerja
Hasil analisis LUR berdasarkan waktu pengamatan (pagi, siang dan sore)
seperti pada Gambar 13 menunjukan bahwa nilai LUR pekerja pada pagi hari
secara umum lebih tinggi dibandingkan pada siang hari dan sore hari. Hal ini
disebabkan karena pada pagi hari pekerja masih mempunyai semangat yang
tinggi, tenaganya masih kuat dan cuaca juga mendukung karena tidak terlalu
panas dibandingkan dengan siang hari, pada sore hari cenderung naik kembali.
Jumlah pengamatan selama tiga bulan periode bulan Juli, Agustus dan
September 2014 sebanyak 1.771 yang meliputi semua jenis kegiatan dalam work
sampling pada pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran. Proporsi (%)
adalah jumlah persentasi satu jenis kegiatan work sampling dibandingkan dengan
jumlah work sampling dalam satu jenis pekerjaan. Pengamatan dilakukan setiap
lima menit sekali pada masing-masing jenis kegiatan work sampling.
50.00
40.00
Proporsi (%)
30.00
20.00
10.00
-
Berjalan
Membawa
Pekerjaan dengan Mengang Waktu
material Instruksi
langsung tangan gur pribadi
dan alat
kosong
Bekisting 40.68 26.55 2.54 6.78 18.08 5.37
Pembesian 35.94 28.94 2.10 9.10 18.44 5.48
Pengecoran 42.72 28.16 3.88 3.88 18.45 2.91
Kegiatan
38.62
40.00
35.00
27.89
Proporsi (%)
30.00
25.00 18.29
20.00
15.00
7.57
10.00 5.14
2.48
5.00
0.00
Pekerjaan Membawa Instruksi Berjalan Menganggur Waktu
langsung material dan dengan pribadi
alat tangan
Kegiatan kosong
60.00
50.00
LUR (%)
49.76
40.00 47.32
43.17
30.00
20.00
08.30 – 11.30 13.30 – 15.00 15.00 – 16.30
Pagi Siang Sore
Waktu
Gambar 13 LUR berdasarkan waktu kerja normal
Karakteristik Responden
Jumlah Kuesioner
Responden Persentase (%)
Disebar Kembali
Pekerja 30 28 93.33
Mandor 30 29 96.67
Supervisor 30 30 100.00
Penentuan jumlah sampel acak minimum dengan rumus (Hogg dan Tannis 1997)
, = 384,16 384
, = 21,7 22
32
Dimana :
m = Sampel dari populasi tak terbatas
n = Sampel dari populasi terbatas
Z = Nilai (e.g. 1,96 untuk 95% level aman)
P* = Derajat variasi antar elemen populasi (0,5)
ε = Batas toleransi kesalahan (0,05)
N = Jumlah populasi terwakili (22)
Tabel 10. Peringkat semua faktor negatif yang mempengaruhi produktivitas pekerja
Tenaga kerja
Loyalitas 58.00 1
Pengalaman kerja 56.67 2
Kepuasan 56.00 3
Usia tua 55.33 4
Persaingan pekerja 54.67 5
Mangkir 54.00 6
Salah paham 52.67 7
Kepemimpinan
produktivitas pekerja (Imp. Index = 56.67) dan di posisi kelima dalam semua
faktor yang berpengaruh buruk terhadap produktivitas (Tabel 10). Hal ini benar
karena kurangnya pengawasan terhadap pekerja, kesalahpahaman dalam bekerja
akan meningkat, sehingga akan ada pekerjaan tunda karena faktor kesalahan
tersebut.
Salah paham antara pekerja dengan pengawas berpengaruh cukup tinggi
yaitu peringkat nomor 8 (Imp. Index = 54.67) dari faktor-faktor yang
berpengaruh buruk terhadap produktivitas. Hal ini benar, salah paham antara
pekerja dengan pengawas menjadikan hubungan yang tidak baik antara mereka.
Salah paham menimbulkan kerugian karena ada perasaan hati dari pekerja yang
tidak nyaman, konsekuensinya akan menurunkan produktivitas. Akhirnya, rapat
periodik dengan pekerja tidak menjadi pertimbangan khusus dalam produktivitas
kerja dan peringkat 6 dari faktor-faktor yang berpengaruh buruk terhadap
produktivitas. Hasil ini disetujui karena bangunan gedung ini hanya satu menara
masalah di lapangan bisa diselesaikan dengan pengawas.
Motivasi
Waktu
Tabel 15 menunjukan ada 3 faktor dalam grup yang berhubungan dengan
waktu yaitu sistem kerja langsung di peringkat pertama, kerja lembur peringkat
2, pengurangan waktu kerja di peringkat 3. Bekerja 7 hari per minggu tanpa libur
(lembur) berdampak tinggi dalam produktivitas pekerja, sementara penambahan
jam selama kerja seharian tidak berdampak. (Hinze, 1999) sependapat dengan
hasil ini, bahwa penambahan jam kerja tidak berdampak tetapi kerja tanpa libur
berdampak negatif terhadap produktivitas. Hasil ini tidaklah mengherankan
karena penambahan jam kerja per hari dan kerja tanpa libur akan berakibat
motivasi dan kekuatan fisik pekerja menurun sehingga menurunkan produktivitas
mereka. Bagaimanapun pengaruh penambahan jam kerja pada periode waktu
yang pendek mungkin tidak kelihatan nyata. Faktor ini ada di peringkat nomor 2
(Tabel 10). Hal ini dibenarkan karena merupakan keinginan dari pekerja agar
mereka lebih banyak mendapatkan uang. Oleh karena itu pekerja akan bekerja
ekstra keras untuk menyelesaikan pekerjaan dengan volume paling banyak dalam
waktu yang singkat.
Tabel 15 Peringkat grup faktor waktu
Pengawasan
Kemampuan pengawas memiliki dampak yang kuat terhadap masing-
masing produktivitas dan memiliki tingkatan kemampuan pada diri masing-
masing individu, antara lain sebagai berikut: kerja ulang (rework), pengawas
tidak masuk, keterlambatan pengecekan, kerja 7 hari tanpa libur (Tabel 16). Hasil
ini ditunjang oleh (Thomas 1999) yang menyatakan bahwa kehilangan efesiensi
kerja 30% ketika pengawas merubah pelaksanaan kerjanya.
Proyek
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode kerja dan jenis kegiatan di
proyek tidak terkait dengan faktor lain dan ada di posisi 1 dan 3 dari 46 faktor
buruk yang mempengaruhi produktivitas pekerja. Hasil ini tidak didukung oleh
(Thomas dan Sanders, 1991). Mereka yang menemukan metode kerja yang lebih
modern memiliki dampak yang besar terhadap produktivitas kerja. Hasil ini
terbukti, karena kerja membangun gedung rumit dan ukurannya besar. Meskipun
kegiatannya ada perbedaan kerja secara luas tetapi memiliki kesamaan model dan
tidak terdapat perbedaan yang besar dengan metode yang digunakan dalam
membangun.
Tabel 17 Peringkat grup faktor proyek
Keselamatan kerja
Hasil penelitian terlihat pada (Tabel 18) yang menggambarkan bahwa 7
faktor dibawah keselamatan kerja menunjukan penurunan nilai index relatif
(RII): Jenis kegiatan di proyek, pagar pembatas proyek, bekerja di tempat
ketinggian, kurang penerangan, pengarahan tentang safety, pelanggaran safety,
tidak ada safety officer di lapangan.
Banyaknya kecelakaan kerja memiliki dampak pada produktivitas dan
ada di posisi 10 dari 46 faktor buruk yang mempengaruhi produktivitas pekerja.
Hasil ini telah didukung oleh (Thomas dan Sanders, 1991), yang menyatakan
bahwa “kecelakaan memiliki dampak yang signifikan terhadap produktivitas
pekerja”. Terdapat 3 tipe dari kecelakaan kerja :
38
Eksternal
Tabel 20 memperlihatkan terdapat 2 faktor dalam grup eksternal,
kelompok yang terurut berdasarkan pentingnya sebagai sebagai berikut:
perubahan cuaca dan tambahan peraturan pemerintah yang terkait pada sektor
konstruksi.
Tabel 20 Peringkat grup faktor eksternal
1. Pelaksanaan proyek
Proyek dilaksanakan dimulai pada bulan September 2012 dan
diselesaikan pada bulan September 2015 dan masuk dalam periode perawatan
setelah serah terima pertama sampai dengan serah terima kedua. Sesuai
dengan jadual penelitian yang dikemukakan dalam penulisan ini hanya pada
periode penelitian saja.
2. Kontrol produktivitas
Monitoring realisasi pelaksanaan dilakukan pada setiap hari waktu
pelaksanaan pekerjaan dengan mengisi Jadwal Kontrol Harian (JKH). JKH
adalah merupakan alat yang digunakan untuk memonitor pelaksanaan
pekerjaan yang bersifat harian yang berisi tentang produktivitas. JKH
merupakan Tabel yang harus diisi oleh masing-masing Q-Supervisor.
a. Laporan produktivitas
Rekapitulasi produktivitas mingguan yang berisikan produktivitas per
pekerjaan dan produktivitas per orang diambil dari Jadual Kontrol Harian.
Hasil perhitungan menunjukan angka yang sama secara terus menerus
sepanjang periode Juli 2014 sampai dengan September 2014.
b. Pengendalian pelaksanaan
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dimonitor dengan Rekapitulasi
Jadual Kontrol Harian dan Jadual Kontrol Harian. Sedangkan sebagai
pengendalian menggunakan jadual dua mingguan.
c. Laporan produktivitas
Rekapitulasi produktivitas mingguan yang berisikan produktivitas per
pekerjaan dan produktivitas per orang diambil dari Jadual Kontrol Harian.
Hasil perhitungan menunjukan angka yang sama secara terus menerus
sepanjang periode Juli 2014 sampai dengan September 2014.
d. Pengendalian alat
Berdasarkan daftar rekapitulasi tidak beroperasinya alat secara
mingguan diperoleh data sebagai berikut : Jumlah jam operasinya alat adalah
8.289 jam sedangkan jumlah jam tidak beroperasinya alat adalah 2.954 jam.
Rata-rata jam tidak beroperasinya alat 10.01 jam atau 35.54% dan
produktivitasnya 53.29% dalam periode waktu satu minggu (6 Juli 2014
sampai dengan 12 Juli 2014).
e. Pengendalian besi
Hasil pencapaian waste beton pada kurun waktu 6 Juli 2014 sampai
dengan 12 Juli 2014 adalah 1.15% artinya masih bagus karena waste
maksimal yang diijinkan oleh perusahaan adalah 2.5%.
f. Pengendalian beton
Jumlah volume beton yang dibutuhkan di lapangan dihitung bersama
dengan pemasok dan dibuat berita acaranya tujuannya agar tidak terjadi
41
h. Pengendalian pengadaan
Rencana dan realisasi pengadaan jasa dan material dimonitor oleh
bagian komersial dan kembali lagi karena bangunan tipikal seluruhnya
mengacu pada pekerjaan sebelumnya.
KESIMPULAN
Dari analisis dan pembahasan yang diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
[Amac Consultants. 2004]. Productivity Measurement and Analysis, Final Report
– CIVL 493.The University of British Columbia
Andi 2004. Analisa produktifitas pekerja dengan metode work sampling, Studi
kasus pada proyek X dan Y. Civil Engineering Dimension, 6(2) : 72-79.
Program Pascasarjana, Universitas Kristen Petra, Indonesia.
Andi RA. 2003. Construction Project Administration, Program Pascasarjana,
Universitas Kristen Petra, Indonesia.
Asiyanto 2005. Manajemen Produksi untuk Jasa Konstruksi, Jakarta, Pradnya
Paramita.
Bashir HA, Alzebdeh K, Al Riyami AMAA. 2014. Factors Analysis of Obstacles
Restraining Productivity Improvement Programs in Manufacturing
Enterprises in Oman, Hindawi Publishing Corporation, Journal of
Industrial Engineering, 13(11) : 1-7.
Bender MB. 2010. A Manager’s Guide to Project Management Learn How to
Apply Best Practices.
Boy RA.1986. Improving Total Corporate Productivity, Thomson Learning.
Burtonshaw GSA. 2011. Alat dan Teknik Analisis Manajemen, Alat, Model dan
Catatan bagi Para Manajer dan Konsultan, Jakarta, PT Indeks Jakarta.
Busch DH. 1991. The New Critical Methode, Probus Publishing Co.
Chang SW, Yi JS, Son JW. 2015. The Productivity Improvement for Steel
Framing Work Efficiency by Work Sampling and 5-minute Rating
Technique. Journal of Construction Engineering and Project Management,
KICEM. Online ISSN 2233-9582. 5(3) : 40-46.
Davidson J, 2003. Frame Managing Projects in Organizations How to Make the
Best Use of Time Techniques and People
Dimyati HAH, Nurjaman K, 2014. Manajemen Proyek, Bandung, CV Pustaka
Setia.
Dozzi SP, AbouRizk SM. 1993. Productivity in Construction. NRCC-37001.
NRC. Costruction. Canada, National Research Council.
Durdyev S, Ismail S, Bakar NA. 2013. Construction Productivityin Turkmenistan,
Survey of the Constraining Factors, International Journal of e-Education,
e-Business, e-Management and e-Lerning. 3(1) : 18-23.
Enshassi A, Mohamed S, Mustafa ZA, Mayer PE. 2007. Factors Affecting Labor
Productivity in Building Project in Gaza Strip. Journal of Civil Engineering
and Management. ISSN 182-3605 online. 15(3) : 269-280.
Gaspersz V, Fontana A. 2011. Integrated Manage ment Problem Solving,
Panduan bagi Praktisi Bisnis dan Industri. Bogor, Penerbit Vinchristo
Publication.
Gaspersz V. 1998. Manajemen Produktivitas Total Strategi Peningkatan
Produktivitas Bisnis Global. Cetakan kedua, September 2000, Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka Utama.
45
Gray CF, Larson EW. 2007. Manajemen Proyek Proses Manajerial, Yogyakarta,
ANDI.
Guhathakurta S, Yates J. 1993. International Labour Productivity. Cost
Engineering Journal 35(1) : 15-25.
Heizer J, Render B. 2006. Operations Management, Manajemen Operasi, Jakarta,
Salemba Empat.
Heryanto I, Triwibowo T. 2013. Manajemen Proyek Berbasis Teknologi
Informasi, Bandung, Informatika.
Hinze JW. 1999. Construction plan ning and scheduling Prentice-Hall, New
Jersey
Hogg RV, Tannis EA. 1997. Probability and Statistical Inferences, Prentice Hall.
Hoyle D. 2007. Quality Management Essentials, Linacre House, Jordan Hill,
United Kingdom, Oxford OX2 8DP.
Husen A. 2009. Manajemen Proyek, Perencanaan, Penjadwalan, & Pengendalian
Proyek. Yogyakarta, CV ANDI OFFSET.
Husnan S, Muhammad S. 2000. Studi Kelayakan Proyek, Yogyakarta, Unit
Penerbit dan Percetakan.
Husnan S, Suwarsono.1994. Studi Kelayakan Proyek, Yogyakarta, UPP AMP
YKPN.
Hutchins D. 1997. Tepat pada Waktunya, Jakarta, Professional Books.
Junaidi, Afifuddin M, Majid IA. 2014. Faktor-faktor Utama non Excusable Delays
yang Berkontribusi Terhadap Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi di
Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala. Indonesia. 3(1) : 26-35.
Kendrick T. 2011. 101 Project Management Problems and How to Solve Them.
Kuroshi PA, Lawal M. 2014. Study of Internal factors Affecting Labour
Productivity in Medium Iszed Construction Firms in Nigeria, International
Journal of Education and Research, 2(12) : 98-110.
Lavagnon A. Ika. 2009. Project Success as a Topic in Project. Journal Project
Management
Lema NM. 1995. Construction of labour productivity modeling. University of
Dar Elsalaam.
Ma’arif MS, Tanjung H. 2003. Manajemen Operasi, Jakarta, PT Gramedia
Widiasarana
Manser M. 2014. Manajemen yang Sukses dalam Seminggu, Jakarta, Permata
Puri Media.
Mockler RJ. 1972. The Management Control Process, Prentice Hall.
Megha D, Rajiv B. 2013. A Methodology for Rangking of Causes of Delay for
Residential Costruction Project in Indian Context. International Journal of
Engineering Technology and Advance Engineering. 3(3) : 396-404.
Oglesby CH, Parker HW, Howell GA.1989. Productivity Improvement In
Construction, McGraw-Hill.
Olomolaiye PO, Jayawardane AKW, Harris FC. 1998. Construction Productivity
Management, McGraw-Hill.
46
Olomolaiye PO, Kaming PF, Holt GD, Harris FC. 1996. Regional Comparison of
Indonesian Construction Productivity, Journal of Management in
Engineering, 13(2) : 33-39.
O’Neill C, Panuwatwanich K. 2013. The Impact of Fatigue on Labor
Productivity: case Study of Dam Construction Project in Queensland.
Proceedings of the 4th International Conference on Engineering, Project
and Production Management (EPPM 2013).
Orr AD. 2012. Manajemen Proyek Lanjutan Pedoman Lengkap Proses, Model
dan Teknik-teknik Utama, Jakarta, PT Indeks.
Paulson BC. 1975. Estimation and Control of Construction Labour Cost. Journal
of Construction Division. ASCE, 101 (CO3). 101(9) : 623-633.
Pilcher R.1992, Principles of Contruction Management 3rd ed, Singapore,
McGraw-Hill, Inc.
Priyatno D. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17, Yogyakarta,
Penerbit Andi.
Rao BP, Sreenivasan A. 2015. Factors Affecting Labor Productivity in Bangalore,
International Journal of Engineering Research & Technology (IJERT),
4(4) : 1082-1084
Robles G, Stifi A, Jose L, Gentes S. 2014. Labor Productivity in the Conúúú
Factors Influencing the Spanish Construction Labor Productivity.
International Journal of Civil, Environmental, Structural, Construction and
Architectural Engineering. 8(10) : 01-10
Bernier C, Danis M. 2010. Leadership, Sourcing modes and IT Project
Management. Journal Project Management. 27(4) : 348-362.
Sebastian L, Raghavan VS. 2015. Contraints on Labor Productivity-a Case Study.
The International Journal of Engineering and Science (IJES). 4(4) : 88-97.
Sinungan M. 2000. Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta, PT. Bumi Aksara.
Soeharto I. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional.
Jakarta Erlangga
Soham M, Rajiv B. 2013. Critical Factors Affecting Labour Productivity in
Construction Projects, Case Study of South Gujarat Region of India,
International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT),
2(4) : 583-591.
Solihin I. 2012. Manajemen Strategik, Jakarta, Erlangga.
Sugiyono 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-
12, Bandung, Alfabeta.
Supardi, 2012. Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Jakarta, PT. Ufuk Publishing
House.
Suratman, 2001. Studi Kelayakan Proyek Teknik dan Prosedur Penyusunan
Laporan, Yogyakarta, J&J Learning.
Sutalaksana IZ, Anggawisastra R, Tjakraatmajda JH. 2006. Teknik Perancangan
Sistem Kerja, Bandung, Penerbit ITB.
47
LAMPIRAN
49
PERTANYAAN KUESIONER
Jawaban
Pertanyaan
1 2 3 4 5
Petunjuk mengerjakan soal
Berilah tanda silang pada angka jawaban yang menurut anda paling
tepat
Contoh Pertanyaan : Apakah pekerja datang ke proyek selalu
terlambat?
Jawaban : Yang anda pilih adalah 3 X
1 Sedikit
2 Ada = sama
3 Rata-rata
4 Banyak
5 Sangat banyak
RIWAYAT HIDUP