Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Konstruksi memiliki sifat yang unik, dinamis, dan memiliki batasan waktu
sehinga menjadi salah satu industri yang paling memiliki banyak risiko bahaya
(Mohammadi, Tavakolan and Khosravi, 2018). Tingkat risiko yang tinggi dapat
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan, oleh karenanya dalam setiap proyek
konstruksi diperlukan penerapan sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
untuk meminimalkan masalah keselamatan dan lingkungan (Susilowati and
Amalia, 2017). Penerapan K3 yang tidak sesuai standar dalam suatu proyek
konstruksi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan konstruksi (Marlee, 2018).

Dalam pelaksanaan proyek pekerjaan kontruksi yang ada selama ini, masih
banyak Perusahaan atau kontraktor yang tidak melaksanakan proses Kesehatan
dan Keselamatan Kerja pada kegiatan proyeknya, sehingga dapat menjadi celah
terjadinya kecelakaan kerja atau kerusakan lingkungan pada lokasi proyek
tersebut. Dalam upaya mengurangi kecelakaan kerja pada Perusahaan yang
bergerak di bidang konstruksi, setiap Perusahaan konstruksi wajib menerapkan
system K3 yang sesuai.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi adalah segala kegiatan


guna menjamin serta melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja yang dapat terjadi akibat pekerjaan konstruksi
(sesuai dengan Permen PU Nomor 05/PRT/M/2014). Kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian diluar kontrol manusia dan juga tidak terduga yang dapat
menimbulkan insiden cedera, penyakit akibat kerja ataupun kefatalan yang
berakibatkan kematian. ada beberapa penyebab kecelakaan kerja yaitu faktor
manusia, peralatan kerja dan lingkungan (Effendi, 2005).

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia


masih sering terabaikan. Hal ini ditujukan dengan masih tingginya angka
kecelakaan kerja. Tingkat kepedulian dunia usaha terhadap K3 masih rendah.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumah kecelakaan kerja yang terjadi di
industri konstruksi memiliki jumlah paling banyak dibandingkan dengan sektor
Industri yang lain. Sektor industri konstruksi menyumbang 31,6% dari kasus
kecelakaan Indonesia, hal ini disampaikan oleh Ketua Komite Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr.Ir.
Desiderius Viby Indrayana, ST., MM., MT., IPU., ASEAN Eng Pada Tanggal 5
Februari 2022.

Menurut (Holton, 2014) risiko pada dasarnya dihasilkan sebab dua hal,
yaitu ketidakpastian dari sebuah hal dan hasil yang muncul akibat hal tersebut,
risiko tersebut bisa bersifat keuntungan atau bahkan dapat menjadi kerugian bagi
pemilik dari risiko itu sendiri. Pernyataan itu selaras terhadap Australian / New
Zealand Standart Risk Management (AS/NZ Standart) bahwa potensi bahaya
merupakan suatu hal ketidakpastian dari sebuah aktivitas diluar dari kehendak
sang pemilik risiko yang berdampak negatif maupun positif untuk suatu tujuan
tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka pokok
permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi risiko-risiko kecelakaan dan Kesehatan.
2. Apa saja jenis potensi risiko bahaya dan hasil penilaian risiko.
3. Menganalisa dan mengukur risiko-risiko kecelakaan dan Kesehatan kerja
yang telah diidentifikasi
4. Membuat bentuk penanganan/penangulangan dari masing-masing risiko
yang telah diindentifikasi.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan proposal dalam penilitian ini sebagai berikut :
1. Menilai setiap risiko keselamatan konstruksi yang terjadi pada proyek
kontruksi.
2. Mengidentifikasi risiko keselamatan kontruksi
1.4 Batasan Masalah
1. Penelitian ini menggunakan standar (AS/NZS 4360 : 2004 Risk
Management)
2. Tidak membahas risiko finansial/kerugian Perusahaan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pelaksanaan
keselamatan dan Kesehatan kerja pada proyek konstruksi
2. Bagi Kalangan Akademik
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan secara singkat mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


Bab ini berisi tentang kajian deduktif dan induktif yang menjadi
landasan dalam penelitian. Pada bab ini juga menjelaskan
mengenai konsep dan prinsip dasar yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini menjelaskan uraian tentang kerangka dan bagan alur
penelitian, teknik yang dilakukan, dan data yang akan dikaji serta
cara analisis yang akan dipakai.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian
dan bagaimana mengolah data tersebut sesuai dengan metode yang
telah ditetapkan untuk mencapai tujuan.

BAB V PEMBAHASAN
Pada bab ini memaparkan tentang hasil yang diperoleh dalam
penelitian dan kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian sehingga
dapat menghasilkan sebuah rekomendasi.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Pada bab terakhir disajikan kesimpulan terhadap analisis yang
dibuat dan rekomendasi atau saran-saran atas hasil yang dicapai
dan juga saran yang diajukan peneliti untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisikan tentang sumber-sumber yang digunakan
dalam penelitian ini, baik itu berupa jurnal, buku, kutipan-kutipan
dari internet ataupun dari sumber-sumber yang lainnya.

LAMPIRAN

Lampiran berisikan kelengkapan alat dan hal lain yang perlu


dilampirkan atau ditunjukkan untuk memperjelas uraian dalam
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai