Anda di halaman 1dari 19

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


Perbedaan Budaya dan Bahasa Penyebab dari Permasalahan TKI
di Arab Saudi

Muhammad Irfan Maulana

Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok,
16424, Indonesia

m.irfan91@ui.ac.id

Abstrak

Jurnal ini membahas tentang perbedaan budaya dan bahasa antara Tenaga Kerja
Indonesia dengan masyarakat Arab Saudi. Dengan bekal pengetahuan yang ada, mereka
mencoba mencari keberuntungan di Arab Saudi. Tidak jarang kita melihat Tenaga
Kerja Indonesia yang disiksa di Arab Saudi. Banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya permasalahan pada TKI. Akan tetapi, kita tidak bisa langsung menyalahkan
pihak penerima TKI, yaitu Arab Saudi. Karena seperti yang kita tahu, bahwa setiap
negara di dunia memiliki hukum dan budaya yang harus dipatuhi. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan perbedaan budaya, dan bahasa yang menjadi penyebab
dari kekerasan yang dialami oleh TKI. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan studi pustaka. Analisis data dalam penelitian ini diperoleh dari
sumber-sumber buku, wawancara, dan internet. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
TKI yang mendapatkan kekerasan dari masyarakat Arab disebabkan karena kurangnya
pemahaman tentang budaya, dan bahasa masyarakat Arab. Solusi untuk meminimalisir
permasalahan TKI di Arab Saudi, seharusnya mereka mendapatkan pendidikan,
pemahaman, dan pengenalan tentang budaya, bahasa, dan hukum negara tujuan mereka
secara matang.

Kata kunci :Tenaga Kerja Indonesia; Arab Saudi; Budaya; Bahasa

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


Abstract

This journal discuss about the cultural and language differences between the Indonesian
Labor and Saudi Arabian society. Armed with the knowledge that existing, they try to
seek their fortune in Saudi Arabia. Often we see the Indonesian labor who was tortured
in Saudi Arabia. Many factors that cause problems for Indonesian Labor. However, we
can not directly blame the receiving party of Indonesian Labor, namely Saudi Arabia.
Because as we know, that every country in the world has laws and culture that must be
obeyed. This study aims to explain the cultural and language differences is the cause of
the violence experienced by Indonesian Labor. This study used a qualitative method
with the literature review. Analysis of the data in this study is obtained from sources of
books, interviews, and internet. The conclusion from this study is the Indonesian Labor
who get violent from Arab society due to a lack understanding of the culture, and the
language of Arab society. Solutions to minimize the problems of Indonesian Labor in
Saudi Arabia, they supposed to get an education, understanding, and introduction about
the culture, language, and laws of their destination countries thoroughly.

Keywords : Indonesian Labor; Saudi Arabia; Culture; Language

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat tinggi


dalam beberapa tahun terakhir. Tingginya pertumbuhan itu ternyata tidak berbanding
lurus dengan kesiapan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan yang
memadai. Dampak dari terbatasnya lapangan pekerjaan adalah tingkat persaingan dalam
mendapatkan pekerjaan menjadi sangat ketat. Tingkat pendidikan yang ditempuh
menjadi salah satu faktor utama seseorang bisa mendapatkan pekerjaan. Akan tetapi,
Indonesia merupakan negara dengan tingkat mutu manusia yang tidak begitu baik.
Indonesia hanya mampu menduduki peringkat 124 dari 187 negara menurut laporan
PBB tahun 2011. Banyak warga Indonesia tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan
karena mahalnya biaya masuk sekolah maupun biaya untuk melanjutkan pendidikan.
Akibatnya, banyak warga Indonesia yang tidak tamat sesuai dengan program
pemerintah “wajib belajar 12 tahun”. Jumlah lapangan pekerjaan yang sedikit dan
menyadari tingkatan pendidikan yang diperolehnya sangat rendah membuat peluang
bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga menjadi idaman bagi masyarakat
miskin.

Kebangkitan ekonomi di negara-negara Timur Tengah pasca ditemukannya


energi fosil seperti minyak bumi, membuat negara-negara itu menjadi negara tujuan
bagi masyarakat Indonesia yang tidak mendapatkan peluang pekerjaan di dalam negeri.
Arab Saudi menjadi negara yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Faktor
historis dari Arab Saudi yang pernah melegalkan praktek perdagangan manusia atau
perbudakan dahulu juga memberikan andil kenapa Arab Saudi melakukan permintaan
yang sangat tinggi kepada sumber daya manusia Indonesia untuk bekerja sebagai
pembantu rumah tangga di sana. Tingginya jumlah masyarakat Indonesia yang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi juga berbanding lurus dengan jumlah
permasalahan yang timbul disana dibandingkan dengan negara-negara Timur Tengah
lainnya maupun di Asia. Permasalahan seperti kekerasan, pemerkosaan, gaji yang tidak

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


dibayarkan, dan hukuman mati bagi Tenaga Kerja Indonesia membuat banyak
masyarakat Indonesia geram atas tindakan diluar kemanusiaan tersebut. Hubungan
diplomatik antara Indonesia dengan Arab Saudi pun ikut memanas dan puncaknya
adalah Indonesia menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia secara sementara ke
Arab Saudi sejak Agustus 2011.

Permasalahan yang terus menimpa Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi


seperti tidak akan pernah usai dan kondisi semakin memburuk ketika antusiasme
masyarakat miskin untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi tidak
pernah surut walaupun fakta di lapangan menyatakan pekerjaan ini selalu mempunyai
masalah yang rumit. Penulis melihat permasalahan tenaga kerja Indonesia ini menarik
untuk diteliti dan dijelaskan secara lebih mendalam. Oleh karena itu, penulis ingin
meninjau permasalahan Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah
tangga di Arab Saudi dilihat dari aspek sosial, budaya, dan bahasa.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat latar belakang permasalahan yang terfokus pada aspek sosial dan
budaya, ada empat pokok masalah yang dapat dirumuskan, yaitu :

1. Faktor sosial dan budaya apa saja yang menyebabkan Tenaga Kerja Indonesia
lebih memilih Timur Tengah sebagai tujuan bekerja dibandingkan dengan
negara lain ?

2. Faktor sosial dan budaya apa saja yang disukai oleh masyarakat Arab Saudi
sehingga permintaan terhadap Tenaga Kerja Indonesia sangat tinggi
dibandingkan dengan negara lain ?

3. Perbedaan budaya dan karakter apa saja yang menjadi penyebab ketegangan
antara Indonesia dan Arab Saudi apabila terjadi masalah antara majikan dengan
Tenaga Kerja Indonesia ?

4. Seberapa besar peranan bahasa untuk menghindari kesalahpahaman antara


majikan Arab Saudi dan Tenaga Kerja Indonesia ?

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan seberapa besar peranan aspek
sosial dan budaya dalam permasalahan yang dialami oleh Tenaga Kerja Indonesia di
Arab Saudi. Penjelasan tersebut terfokus pada beberapa hal berikut ini :

1. Perbedaan sosial dan budaya antara masyarakat Indonesia dan Arab Saudi.

2. Pemahaman tentang bahasa Arab.

1.4 Metode Penelitian

Dalam penulisan jurnal ini digunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe
penelitian studi kepustakaan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (Moleong,
2005, hlm.6). Ada 11 ciri dalam karakteristik penelitian kualitatif, yaitu : latar alamiah,
manusia sebagai alat, metode kualitatif ( pengamatan, wawancara atau penelaahan
dokumen ), analisis data secara induktif, teori dari dasar, deskriptif, sistematis,
pembatasan yang jelas / fokus penelitian, kriteria keabsahan data, desain yang bersifat
sementara, serta hasil penelitian yang disepakati dan dirundingkan secara bersama (
Moleong, 2005, hlm.8 ). Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data dan
informasi yang bersifat teoretis. Data yang digunakan diperoleh dari berbagai sumber.
Baik itu buku, wawancara, maupun sumber-sumber dari internet yang terkait dengan
tema yang akan dibahas. Data-data tersebut dikumpulkan dan dikategorikan kemudian
dianalisis menggunakan teori yang sesuai dengan tema penelitian.

1.5 Sistematika Penulisan

Rancangan sistematika penelitian ini terdiri atas beberapa bab yang akan dirinci
sebagai berikut:

BAB I : Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan


permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penyajian.

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


BAB II : Merupakan pembahasan yang akan menguraikan tentang sejarah
migrasi Tenaga Kerja Indonesia, perbedaan budaya dan karakter masyarakat Arab
dengan Indonesia, kurangnya pemahaman tentang bahasa Arab.

BAB III : Merupakan bagian akhir dari penelitian ini dalam bentuk hasil
kesimpulan dan saran dari penelitian.

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


Bab II

Perbedaan Budaya dan Bahasa Penyebab dari Permasalahan TKI di Arab Saudi

2.1 Sejarah Migrasi Tenaga Kerja Indonesia

Indonesia merupakan contoh masyarakat plural yang kompleks. Sebagai negara


kepulauan yang terdiri dari 17.000 pulau, 300 suku bangsa, 727 bahasa, dan
berpenduduk 230 juta orang, Indonesia memiliki penduduk yang menganut agama dan
kepercayaan yang berbeda-beda, dan hidup dalam keadaan sosial dan ekonomi yang
sangat beragam (Sulistyowati Irianto, 2011, hlm.4). Melihat sejarahnya, isu migrasi
bukanlah hal baru di Indonesia, karena sudah dikenal sejak zaman pemerintahan
Belanda ( 1596 – 1942 ). Pemerintah Hindia Belanda mulai menduduki banyak bagian
dari kepulauan Indonesia pada waktu yang berbeda-beda selama lebih dari 350 tahun.

Pada zaman pasca penjajahan, Indonesia sebagai salah satu Negara dengan
populasi terbesar di dunia telah menghadapi berbagai masalah pendidikan, kesehatan,
dan pengangguran. Pada tahun 1966 – 1998 pemerintahan Orde Baru mensosialisasikan
program transmigrasi sebagai salah satu kebijakan penting pemerintah. Pada awal tahun
1980-an, pemerintah Indonesia telah memperluas sebuah program transmigrasi.
Program transmigrasi tersebut diintegrasikan menjadi program migrasi massal untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja murah di negara – negara yang lebih makmur.
Pemerintah mulai mengirim pekerja migran ke berbagai negara tujuan seperti Timur
Tengah, termasuk negara-negara Teluk, dan negara di Asia Timur seperti Jepang,
Taiwan dan Hong Kong, serta Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei
Darussalam ( Misra & Rosenberg, 2003, hlm.41 ).

Di dalam negeri, Indonesia memang menghadapi masalah tingginya angka


pengangguran dan gejolak tenaga kerja. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah
menjalankan kebijakan meningkatkan pasokan tenaga kerja untuk memenuhi
permintaan negara-negara tersebut. Pada awal 1990-an Indonesia memberikan
sumbangan dalam skala besar pada pasar tenaga kerja Internasional. Tahun 1993,
Tenaga Kerja Indonesia menempati urutan ketiga sebagai kelompok yang dipekerjakan

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


di Hong Kong, dan tahun 1994 Indonesia berada di urutan kedua setelah Filipina.
Migrasi adalah strategi bertahan hidup mengingat kebanyakan migrasi dilakukan
dengan alasan ekonomi. Migrasi adalah hasil keputusan yang dibuat individu dan
keluarga yang mencari solusi terbaik, dengan mempertimbangkan kesempatan dan
hambatan yang mereka hadapi.

2.2 Timur Tengah : Tanah Harapan TKI

Gelombang migrasi orang Indonesia ke Timur Tengah sangat menyejarah,


karena faktor identitas kultural dan agama. Tenaga Kerja Indonesia di Timur Tengah
lebih tinggi daripada di negara-negara lain di Asia. Mengapa para TKI lebih memilih
Timur Tengah untuk bekerja dibandingkan dengan negara lain ? Berdasarkan
wawancara dengan narasumber, inilah hal-hal yang membuat mereka lebih memilih
Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya :

1. Bayaran yang tinggi. Melebihi penempatan negara-negara Arab lainnya seperti


Oman, Qatar dan Uni Emirates Arab. Perbedaannya kisaran ratusan hingga jutaan
rupiah. Negara-negara penempatan di Asia Tenggara dan Asia Timur seperti Hongkong,
Singapura, Taiwan, dan Malaysia juga memberikan bayaran tapi tak setinggi negara-
negara Arab.

2. Syarat yang relatif ringan : majikan di negara Timur Tengah lebih memilih TKI yang
sudah berpengalaman. Mereka tidak memberikan standarisasi pendidikan kepada para
TKI. Bahkan lulusan SD pun sudah dapat bekerja di Timur Tengah. Mereka tidak
memikirkan status pendidikan para TKI, yang terpenting bagi mereka adalah TKI dapat
bekerja dengan baik. Demikian halnya untuk penempatan TKI di Taiwan dan Hongkong
kecuali Malaysia dan Singapura.

3. Proses pelatihan TKI untuk penempatan di negara-negara Arab relatif ringan. Bahkan
khusus penempatan Qatar, Oman dan Uni Emirat Arab usai pelatihan dan bila belum
mendapatkan visa, calon TKI bisa menunggu di rumah. Untuk penempatan Hongkong,
Taiwan dan Singapura tidak ada istilah pulang dan menunggu di rumah.

4. Khusus penempatan di Arab Saudi proses pemberangkatan lebih cepat. Visa Arab
Saudi sudah tersedia. Begitu pelatihan usai dan paspor selesai diurus, pemberangkatan

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


hanya tinggal menunggu tiket pesawat. Penempatan di luar Arab Saudi kerap kali
membuat TKI harus menunggu terlalu lama karena visa yang belum tersedia.

TKI diminati oleh majikan Arab Saudi karena warga Indonesia memiliki akar
budaya yang sama, dan kedekatan emosional dengan penduduk Arab Saudi. Memiliki
latar belakang budaya yang sama, dan sama-sama memeluk agama Islam dan gampang
beradaptasi dibandingkan pekerja asal India yang beragama Hindu. Alasan lain TKI
lebih diminati adalah dari penampilan. Dibandingkan pekerja asal negara lain, pekerja
Indonesia pintar menjaga penampilan. Pekerja-pekerja yang bersih inilah yang menjadi
keunggulan Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Selain itu, pekerja Indonesia
rajin-rajin, mereka juga penurut. Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk
Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur.

2.3 Budaya Masyarakat Arab Saudi dan Indonesia

2.3.1 Pengertian Budaya

Budaya erat kaitannya dengan kehidupan manusia, karena hampir semua


tindakan manusia merupakan bagian dari budaya itu sendiri. Sejumlah besar tindakan
manusia dalam bermasyarakat dilakukan berdasarkan pemikiran dan hasil dari
pembelajaran. Istilah budaya berasal dari kata sansekerta buddhayah jamak dari buddhi
yang berarti budi atau kekal. Beamer mendefinisikan budaya sebagai “ sesuatu yang
berkaitan dengan individu, dapat dipelajari, gambaran dari pemikiran sekelompok orang
mengenai pandangan hidupnya, dapat dilukiskan melalui simbol dan aktivitas,
menentukan derajat kepentingan seseorang, membentuk sikap mengenai apa yang baik
dan menentukan perilaku seseorang ’’ ( Linda Beamer dan Iris Varner, 2008, hlm.6 ).

Menurut Koentjaraningrat “ budaya adalah seluruh sistem gagasan dan rasa,


tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang
dijadikan miliknya dengan belajar “ ( Koentjaraningrat, 2005, hlm.72 ). Jadi budaya
sendiri merupakan cara hidup yang berkembang, hanya dimiliki oleh manusia untuk
memungkinkan hidup di segala macam lingkungan dan diturunkan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur, C. Kluckhohn membagi unsur-unsur
kebudayaan yang dapat ditemukan di semua bangsa menjadi tujuh bagian (C.
Kluckhohn, 1953, hlm.507) :

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


1) Bahasa

2) Sistem Pengetahuan

3) Organisasi Sosial

4) Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

5) Sistem Mata Pencaharian

6) Sistem Religi

7) Kesenian

2.3.2 Perbedaan Budaya antara Arab Saudi dan Indonesia

Arab Saudi adalah negara yang terletak di Jazirah Arab. Arab Saudi
menggunakan sistem kerajaan atau monarki, hukum yang digunakan adalah hukum
Syariat Islam pada pengamalan ajaran Islam berdasarkan pemahaman sahabat Nabi
terhadap Al Qur'an dan Hadits. Arab Saudi dan Indonesia memiliki banyak perbedaan
budaya yang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman satu sama lain. Selain itu,
perbedaan budaya atau kebiasaan antara Indonesia dan Arab Saudi dapat menjadi
pemicu terjadinya kekerasan terhadap para TKI. Berikut ini adalah beberapa perbedaan
budaya yang terdapat di Arab Saudi dan Indonesia :

1. Anggapan orang Arab terhadap budak

Menurut KH. Hasyim Muzadi, Sekjen International Conference of Islamic


Scholars (ICIS), “ faktor budaya bangsa Arab sulit mencegah tindak kekerasan dan
kekejaman pada kaum minoritas, khususnya kekerasan yang dilakukan seorang majikan
kepada Pembantu Rumah Tangga / PRT “ (http://www.alwaasit.com). Kebiasaan
majikan laki-laki dalam memperlakukan PRT secara tidak senonoh mengakibatkan
kecemburuan majikan perempuan yang berujung pada tindak kekerasan dan penyiksaan.
Hal ini sejalan dengan adanya pandangan berbagai ahli yang menyebutkan bahwa
sebagian kalangan masyarakat Arab Saudi masih menganggap PRT atau TKI ini sebagai
budak. Seorang budak yang mereka miliki dapat diperlakukan sesuka hati mereka. Hal

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


ini tidak terlepas dari historis bangsa Arab yang begitu panjangnya mengalami zaman
perbudakan. Dan kenyataannya kultur perbudakan tersebut masih berbekas sampai di
zaman modern seperti sekarang ini. Faktor budaya mungkin menjadi faktor utama yang
menyebabkan hal ini. Selama beratus-ratus tahun masyarakat Arab telah mengenal
perbudakan dan ketika Islam datang secara sadar atau tidak mereka masih mewarisi
budaya tersebut.

2. Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi orang Arab Saudi sama seperti kebanyakan orang-orang


Timur Tengah pada umumnya. Orang Arab Saudi suka berbicara berlebihan, banyak
mujamalah / basa-basi, dan tidak langsung ketika berkomunikasi. Misalnya bila seorang
Arab Saudi bertemu temannya, maka untuk sekedar menanyakan kabar tidak cukup
sekali dengan satu ungkapan, tapi berkali-kali. Komunikasi bisa berbentuk verbal
maupun non-verbal. Komunikasi verbal digunakan untuk menyampaikan gagasan,
informasi atau pengetahuan. Sedangkan komunikasi non-verbal digunakan untuk
mengungkapkan perasaan. Fakta, peristiwa, ciri-ciri sesuatu lebih mudah kita
ungkapkan lewat kata-kata, tetapi emosi seperti rasa sayang, rasa kagum,
keterpesonaan, rasa benci, atau bahkan kemarahan seseorang tidak jarang diungkapkan
lewat isyarat tangan, sentuhan, postur tubuh, nada suara, pandangan mata, ekspresi
wajah tertentu, jarak berbicara, penggunaan waktu, penggunaan benda tertentu, dll.
Komunikasi orang Arab pada umumnya termasuk salah satu tipe komunikasi yang amat
ekspressif yang memadukan antara bahasa verbal dengan non-verbal sekaligus, seperti
dengan mimik, bahasa tubuh, dan pendukung non-verbal lainnya untuk meyakinkan
lawan bicaranya.

3. Nada Bicara

Sejak kecil orang Arab Saudi telah diajarkan untuk mengekspresikan perasaan
mereka apa adanya, misalnya dengan menangis atau berteriak. Orang Arab terbiasa
bersuara keras untuk mengekspresikan kekuatan dan ketulusan, apalagi kepada orang
yang mereka sukai. Bagi orang Arab suara lemah dianggap sebagai kelemahan atau tipu
daya, tetapi suara keras mereka bisa dianggap sebagai kemarahan oleh orang yang tidak
terbiasa mendengar suara keras mereka. Maka akan banyak yang mengira kalau

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


bicaranya seperti sedang marah. Akibatnya banyak TKI / TKW di Arab Saudi yang
tidak memahami kebiasaan orang Arab akan mengira suara majikan mereka yang keras
itu dengan kemarahan, meskipun majikan itu sesungguhnya tidak sedang marah.

4. Sopan Santun

Orang Arab Saudi apabila bertemu dengan teman dekatnya, mereka akan saling
berpelukan sambil mencium pipi temannya dengan bibir, namun hal ini hanya berlaku
untuk teman dengan sesama jenis ( sesama pria atau wanita ). Mungkin ini suatu
perilaku yang dianggap aneh oleh orang lain umumnya, mungkin juga oleh orang
Indonesia. Orang lain yang tidak memahami budaya Arab akan menganggap perilaku
tersebut sebagai perilaku homoseksual. Akibatnya, jika kita bersama orang Arab kita
harus tahan berdekatan dengan mereka. Bila kita menjauh, orang Arab bisa jadi akan
tersinggung karena kita menyangka bahwa kehadiran fisiknya menjijikkan atau kita
dianggap orang yang dingin dan tidak berperasaan. Selain itu orang Arab memiliki
kebiasaan apabila menginginkan atau meminta sesuatu kepada orang lain, agar
diberikan sesuatu yang diinginkannya mereka merayu dengan cara mengusap-usap
janggut orang yang dimintainya. Orang Arab akan marah kalau dipegang atau ditepuk
pantatnya dan tidak marah kalau dipegang kepalanya. Orang Arab juga memiliki
kebiasaan memuji dan mendoakan yang baik terhadap sesama saudaranya.

5. Senyuman

Di Indonesia, senyum merupakan simbol untuk menunjukkan keramahan,


namun di Arab Saudi bisa diartikan berbeda. Senyum seorang TKW bisa diartikan
berbeda oleh majikan. Majikan perempuan akan menganggap senyum para TKW itu
sebagai menggoda suami mereka. Hal ini bisa menjadi alasan bagi para majikan
perempuan untuk menyakiti para TKW. Sementara majikan laki-laki menganggap
senyuman itu sebagai bentuk rasa suka kepada mereka. Terkadang majikan laki-laki ini
menganggap senyumnya itu sebagai pertanda genit. Selain itu, banyak dari TKW yang
suka berdandan / mempercantik diri dan memakai pakaian ketat yang dapat
menimbulkan hawa nafsu bagi majikan pria. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak
kasus pemerkosaan terhadap TKW.

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


6. Waktu

Waktu istirahat orang Arab berbeda dengan orang Indonesia. Jika orang
Indonesia beraktifitas pada pagi hingga sore hari dan beristirahat pada malam hari,
tetapi bagi orang Arab sebaliknya, malam hari digunakan untuk bersantai dengan
keluarga, berkunjung ke rumah sahabat. Untuk aktifitas pekerjaan dan sebagainya akan
dimulai ketika menjelang sore hari. Perbedaan waktu ini dikarenakan oleh faktor cuaca.
Di Arab Saudi cuaca di siang hari sangat panas sehingga mereka lebih memilih
menghabiskan waktu siang untuk tidur dan pada malam hari cuaca sangat bagus,
sehingga mereka lebih memilih beraktifitas pada malam hari. Salah seorang TKW
mengatakan ,’’ Orang Arab itu suka engga kira-kira kalau nyuruh kerja. Kita baru
tidur jam satu, udah bangun lagi jam lima” ( Sulistyowati Irianto, 2011, hlm.102 ).
Mungkin, yang seharusnya pada malam hari para TKW melayani dan melakukan
tugasnya tetapi ia beristirahat karena pada siang harinya mereka melakukan tugasnya
sehingga kelelahan. Tentu saja para TKW yang tidak terbiasa akan hal ini sering
menerima tindak kekerasan dari majikannya.

2.4 Bahasa Arab

Bahasa yang digunakan pada setiap bangsa berbeda-beda, begitu pula antara
bahasa di Arab Saudi dan Indonesia yang memiliki perbedaan yang sangat jauh, baik
dari segi huruf maupun pengucapannya. Bahasa memiliki peran penting yang berfungsi
untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, informasi, maupun pikiran seseorang.
Seseorang akan kesulitan apabila berkomunikasi dengan seseorang yang berbeda bahasa
dengannya, maka perasaan, pikiran, maupun pendapat akan sulit diungkapkan. Bahasa
Arab termasuk dalam bahasa klasik yang paling luas penggunaannya di dunia ini dari
pada bahasa-bahasa klasik lainnya, seperti bahasa Latin, bahasa Sansekerta, bahasa
Ibrani dan bahasa lainnya. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa bernilai tinggi
yang tetap terjaga sampai sekarang. Di dalamnya terdapat bermacam-macam dialek
yang berbeda di antara kabilah-kabilah Arab. Secara umum bahasa Arab terbagi
menjadi dua bentuk :

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


1) Bahasa Arab fusha ( formal )

Bahasa Arab fusha adalah bahasa yang digunakan dalam al Qur-an, situasi-
situasi resmi, penggubahan puisi, penulisan prosa dan juga ungkapan-ungkapan
pemikiran ( tulisan-tulisan ilmiah ). Bahasa Arab fusha harus memakai ilmu tata bahasa
Arab ( ilmu nahwu dan ilmu sharaf ). Oleh karena itu, bahasa ini adalah bahasa yang
menunjukkan ilmu dan adab. Bahasa Arab standar ini merupakan bahasa yang berlaku
di semua negara yang berpenduduk mayoritas Arab dan Muslim. Bahasa ini juga
merupakan pemersatu diantara dialek-dialek bahasa Arab yang berbeda-beda. Secara
umum bahasa ini dapat diklasifikasikan dalam dua tingkatan, yaitu Bahasa Arab Klasik
yang digunakan dalam bahasa al Qur-an dan Bahasa Arab Standar Modern yang
digunakan dalam bahasa ilmiah.

2) Bahasa Arab ‘amiyyah ( informal / sehari-hari )

Bahasa Arab ‘amiyyah adalah bahasa yang digunakan dalam urusan-urusan


biasa (tidak resmi), dan yang diterapkan dalam keseharian. Bahasa ini diucapkan
dengan dialek yang berbeda-beda sehingga tidak mampu mewujudkan kesepahaman di
antara seluruh penduduk daerah-daerah Arab, bahkan di antara orang-orang Arab dalam
satu daerah.

Bahasa Arab memiliki beberapa huruf yang sepintas terdengar sama, namun
artinya berbeda. Seperti contoh berikut :

a) ْ‫ ( قُل‬qul ) , menggunakan huruf qaaf , artinya : katakanlah

b) ْ‫ ( ُكل‬kul ) , menggunakan huruf kaaf , artinya : makanlah

Dua kata diatas merupakan kata kerja perintah. Dua kata tersebut kalau
didengarkan sekilas sama, akan tetapi memiliki arti yang berbeda. Misalkan saja
seorang majikan dari Arab menyuruh TKI untuk makan, makanlah ! , tetapi TKI
mengira disuruh untuk berbicara. Tentu saja majikan akan merasa kesal dengan
pembantunya yang tidak memahami perintah darinya.

Minimnya pengetahuan para TKI tentang bahasa Arab sangat mempengaruhi


perlakuan yang akan diterimanya. Sebab jika TKI tidak paham tentang bahasa

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


majikannya, bagaimana ia dapat berkomunikasi yang baik dengan majikannya. Selain
itu, banyak TKI yang berangkat ke luar negeri tanpa melalui penyalur resmi, sehingga
mereka kurang terlatih. TKI yang berangkat melalui jalur resmi, akan mendapatkan
pelatihan yang memadai, sehingga lebih terampil dalam bekerja. TKI yang kurang
terampil tentunya akan sering dimarahi oleh majikannya. Kurangnya pengetahuan
tentang bahasa negara tujuan akan semakin memperparah keadaan para TKI. Orang
Arab sangat senang terhadap orang asing yang bisa berbahasa Arab, karena komunikasi
bisa menjadikan manusia lebih akrab. Kebanyakan orang Arab senang terhadap hal
yang pasti, tidak ragu-ragu dan merespon pertanyaan mereka. Orang Arab akan senang
jika kita menjadi pendengar yang baik ketika mereka berbicara. Sedangkan hal yang
tidak disukai orang Arab adalah tidak suka kepada orang yang ragu, jadi harus tegas dan
pasti ketika berbicara. Namun yang paling penting adalah penguasaan bahasa Arab
sehingga tidak ada kesalahpahaman antara TKI dan majikan Arab.

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


Bab III

Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi sudah sedemikian


parahnya. Satu masalah terselesaikan, muncul masalah lainnya dan begitu seterusnya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya permasalahan pada TKI, yaitu :
kurangnya pendidikan, pemahaman, dan pengenalan tentang budaya, bahasa, dan
hukum negara tujuan mereka secara matang.

b. Saran

Untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan yang menimpa TKW di luar negeri,


pemerintah harus memperketat pengiriman TKW dengan menguji keahlian bidang
pekerjaan sebelum diberangkatkan ke luar negeri. Selain dibekali keahlian kerja yang
berkualitas, para calon tenaga kerja harus sungguh-sungguh belajar bahasa asing sesuai
dengan bahasa di negara tempat mereka bekerja, dan diberikan pemahaman tentang
budaya, tradisi, kebiasaan, dan hukum yang berlaku di Negara tersebut, agar mereka
tidak kaget dan benar-benar siap untuk bekerja di luar negeri.

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013


Daftar Pustaka

Beamer, Linda & Iris Varner. 2008. Interculture Communication in the Global
Workplace. Singapore : Mc. Graw Hill.

Irianto, Sulistyowati. 2011. Akses Keadilan dan Migrasi Global: Kisah Perempuan
Indonesia Pekerja Domestik di Uni Emirat Arab. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

Kluckhohn, C. 1953. Anthropologu Today. Chigago: University Press.

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya.

Pageh, I Wayan. 2008. 22 Juni 2008. Permasalahan Pelayanan dan Perlindungan


Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. < http://www.bnp2tki.go.id/>

http://www.alwaasit.com/?pilih=news&aksi=arsip&topik=3. 1 Juli 2011. TKI dalam


Perspektif Perbudakan.

http://www.depnakertrans.go.id/litbang.html,52,naker.

Universitas Indonesia

Perbedaan budaya ..., M. Irfan Maulana, FIB UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai