Anda di halaman 1dari 6

PROJEK BAHASA INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH

“PEMAHAMAN BAHASA INDONESIA YANG KURANG TEPAT DI MASYARAKAT”

DOSEN PENGAMPU : WAHYU WIJI ASTUTI,S.Pd.,M.A.

INDRI OKTAVIA

3181131008

KELAS : A REGULER 2018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
ABSTRAK

Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD)
sampai ke perguruan tinggi. Pada dasarnya fungsi bahasa indonesia adalah sebagai alat
komunikasi sosial. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada
penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan
disampaikan malaui bahasa. Bahasa merupakan tanda yang jelas dari kepribadian manusia.
Melalui bahasa yang digunakan manusia, maka dapat memahami karakter, keinginan, motif, latar
belakang pendidikan, kehidupan sosial, pergaulan dan adat istiadat manusia itu sediri. Meskipun
ditetapkan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia tidak serta merta jadi bahasa ibu bagi
masyarakatnya. Tidak sedikit orang yang dibesarkan dari keluarga yang dominan menggunakan
bahasa daerah. Namun demikian, mereka paham bahasa Indonesia meskipun tidak mesti belajar
secara formal terlebih dulu seperti pembelajaran bahasa Inggris di kursus-kursus. Bisa dibilang,
yang mempelajari secara baik itu hanya orang asing dan guru bahasa saja. Ternyata, ini punya
efek yang jelek ke penggunaan Bahasa Indonesia itu sendiri. Kita jadi sering abai saat berbahasa
Indonesia karena merasa sudah bisa dan biasa menggunakannya. Kita suka malas buka kamus
saat menemukan kata yang artinya belum diketahui atau diketahui tapi berdasarkan dugaan
semata.
Penggunaan bahasa Indonesia sendiri sangatlah digemari oleh masyarakat luar negri
namun di Indonesia sendiri masih menggunakan bahasa Indonesia yang asal-asalan yang tidak
sesuai EYD ataupun kamus bahasa Indonesia. Mereka berpendapat bahasa Indonesia yang
mereka tulis atau mereka lihat sudah mereka anggap itu sudah benar, akan tetapi masih aja ada
yang kurang tepat penggunaanya. Tidak ada hal pembenaran bahasa atau penulisan bagi mereka
yang melihat bahasa atau penulisan yang kurang tepat, maka hal itu membuat masyarakat luas
kurang pemahaman bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kata Kunci: Pemahaman Bahasa Indonesia.
PENDAHULUAN
Mungkin jarang kita sadari bahwa kita beruntung telah di lahirkan di sebuah bangsa
dengan keanekaragaman yang luar biasa. Di sekitar kita dapat dengan mudah kita jumpai
berbagai keanekaragaman, dan entah kita sadari ataupun tidak kita merupakan bagian dari
keanekaragaman itu sendiri. Perbedaan diciptakan Tuhan bukan untuk memecah belah kita,
justru semuanya Ia ciptakan agar kita dapat bersatu atas nama perbedaan yang ada diantara kita.
Keanekaragaman di bangsa ini, meliputi berbagai hal dan hampir menyeluruh. Suku, ras, budaya,
etnis, bahasa, dan adat menjadi sebuah contoh mendasar, seperti apakah keberagaman di bangsa
kita ini.
Tidak akan ada persatuan tanpa adanya komunikasi, dan tidak ada komunikasi tanpa
hadirnya bahasa. Tentu bukan perkara mudah menjembatani 248 juta orang dengan wilayah yang
terbagi dalam belasan ribu pulau dan 726 bahasa daerah, untuk bersatu menggunakan bahasa
persatuan. Namun tembok tinggi kokoh bernama “ketidakmungkinan” itu berhasil diruntuhkan
dengan kehadiran bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Kristalisasi darah dan keringat para
pejuang ketika dahulu untuk berbahasa Indonesia saja harus sembunyi-sembunyi, berimbas baik
pada kemajuan bahasa persatuan Indonesia di masa sekarang.
Mungkin seperti sebuah ironi disaat ini banyak diantara kita terutama golongan anak
muda khususnya kalangan pelajar, justru memiliki nilai kuantitatif ujian nasional untuk mata
pelajaran bahasa asing yang lebih baik ketimbang bahasa Indonesia, sekalipun terdapat tingginya
intensitas penggunaan bahasa persatuan ini dikalangan pelajar. Memang taraf kebahasaan
bukanlah dinilai dari seberapa besar nilai yang didapatkan siswa di sekolah, melainkan dari
seberapa besar rasa hormat mereka terhadap bahasa pemersatu lebih dari 248 juta orang ini.
Tetapi apakah tidak mengherankan jika bangsa lain saja mulai menyadari eksistensi bangsa ini,
dengan mulai mempelajari bahasa Indonesia sedangkan kita sendiri meletakkan bahasa Indonesia
sebagai dinding tempat bersembunyi demi identitas pengakuan untuk mendapat label sebagai
anak bangsa.
Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara luas dalam
kehidupan sehari-hari. Namun pengenalan istilah tidak menjamin secara komperhensif konsep
dan makna istilah bahasa Indonesia yang baik itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang
atau masyarakat berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia
yang baku atau bahasa Indonesia yang benar. sebagian besar orang terkadang sulit untuk
melakukan komunikasi yang interaktif satu sama lain, bukan berarti karena mereka tidak bisa
berbahasa Indonesia yang baku dengan lancar. Bahasa Indonesia yang baku dan bahasa
Indonesia yang benar belum tentu dapat menjamin tersampaikannya maksud dan tujuan kepada
lawan bicara. Sehingga dibutuhkan susunan bahasa indonesia yang fleksibel yang artinya dapat
dengan mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Pengetahuan masyarakat masih
kurang tepat dan terbatas berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN
Untuk mempelajari bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari ada dua hal yang harus
diperhatikan, yakni penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan penggunaan bahasa Indonesia
yang benar. Bahasa Indonesia yang baik menurut Suharianto (1978 : 18); Moeliono (1988 : 19);
dan Arifin (1993 : 9) adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma-norma
kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab seperti di pasar, di
warung kopi, di meja makan saat makan bersama, hendaknya digunakan bahasa Indonesia yang
santai tidak terlalu terikat oleh aturan-aturan atau kaidah-kaidah kebahasaan. Dalam situasi resmi
atau formal, misalnya : dalam kuliah, seminar, pidato, dan lain-lain hendaknya digunakan bahasa
Indonesia ragam formal, yang selalu memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan. Itu berarti,
bahasa Indonesia yang baik hendaknya memperhatikan situasi kebahasaan, dimana, kapan,
dengan siapa bahasa itu digunakan.
Disisi lain, Arifin (1993 : 10) mengatakan bahwa bahasa Indonesia yang benar adalah
bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa yang berlaku. Kaidah
bahasa Indonesia meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan kalimat, penyusunan
paragraf, dan kaidah penalaran. Jika semua kaidah itu ditaati secara seksama dan konsisten,
pemakaian bahasa Indonesia itu dikatakan benar. Bila sebaliknya, pemakaian bahasa itu
dianggap tidak benar. Dengan demikian, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
penggunaan bahasa Indonesia yang memperhatikan norma-norma kemasyarakatan atau situasi
yang berlaku. Jika situasi formal, bahasa yang dipakai sesuai dengan kaidah kebahasaan  yang
berlaku dan bila situasi non formal cukup digunakan ragam santai atau ragam non baku.
Di masyarakat yang luas ini tidak sedikit masyarakat yang kurang mengetehui tentang
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) bahkan penggunaan ejaan lama banyak digemari masyarakat
untuk suatu produk agar menarik pelanggan. Kita sebagai mahasiswa harus sensitive terhadap
penggunaan ejaan yang masih menggunakan ejaan lama, untuk apa pemerintah meresmikan serta
menyempurnakan ejaan jika dalam masyarakatnya tidak menggunakanya. Kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap penggunaan bahasa Indonesia. Jika ada mahasiswa yang menggatakan
bahwa menggambil program studi Bahasa Indonesia lalu masyarakatnya berkata “loh kok orang
Indonesia menggambil jurusan bahasa Indonesia” masyarakat saja kurang paham dengan bahasa
Indonesia kenapa mahasiswa dilarang untuk mempelajari lebih rinci lagi tentang bahasa
Indonesia.
Begitu kurang diperhatikannya pendidikan bahasa Indonesia, semakin tampak ketika
melihat banyak guru terutama di sekolah dasar mayoritas bukanlah guru dengan pendidikan
bahasa Indonesia. Kebanyakan mereka hanya merangkap sebagai guru bahasa Indonesia
disamping mata pelajaran keahliannya, demi menutupi kekurangan guru untuk mata pelajaran
bahasa nasional tersebut. Dikalangan mayarakat pun terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
berbahasa. Banyak penggunaan bahasa yang sebenarnya kurang tepat dengan kaidah berbahasa
Indonesia yang baik dan benar namun justru dinilai sebagai sesuatu yang tepat. Tingginya
intensitas pemakaian bahasa yang kurang tepat tersebut, menciptakan mindset bahwasanya
kesalahan tadi merupakan suatu kebenaran mengingat begitu seringnya visual maupun auditori
masyarakat menerima berbagai kata ataupun kalimat tesebut.

PENUTUP
Bahasa Indonesia merupakan fenomena, sekaligus anugerah dari sang maha pencipta.
Bahasa persatuan ini sudah seharusnya kita tanam dalam hati kita, kita rawat dan kita jaga,
hingga ia tumbuh dengan kokoh diatas akar kuat yang mencengkeram erat hati kita, serta batang
yang kokoh dalam rimbunan dedaunan lebat. Yang bahkan sekalipun ditebang ataupun dipotong
tetap akan terus tumbuh tanpa terpengaruh kematian. Sampai pada suatu hari akan berbuah, lalu
masak dan dapat kita petik untuk kita rasakan kemanisan serta manfaatnya.Bahasa merupakan
alat komunikasi yang sangat penting dalam sebuah kehidupan sosial. Bahasa juga merupakan
alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Didalam bahasa Indonesia yang terjadi di masyarakat saat ini dipengaruhi dari
media cetak maupun media elektronik serta terbiasanya menggunakan bahasa gaul yang
digunakan para anak remaja sekarang. Cara menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari adalah dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan
yang disempurnakan. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar adalah mempermudah dalam berkomunikasi dan dapat mempermudah dalam
beradaptasi di lingkungan bermasyarakat. Inilah bahasa kita, bahasa persatuan, bahasa
kebanggan, bahasa kebangsaan dan bahasa luhur yang sudah ada sejak entah kapan dan sampai
kapan. Sudah seharusnya kita jaga dan kita rawat tanpa mempermasalahkan perbedaan yang ada
diantaranya. Jika bukan kita lantas siapa lagi yang akan merawatnya? Inilah tugas kita semua
sebagai warga Negara pengagung garuda, berjiwa merah-putih, berhati luas layaknya nusantara,
bertekad kuat layaknya baja dengan tetap menjaga kesucian Bhineka tunggal Ika, ditanah surga
tanah air beta, dan tetap bangga menjadi bagian dari warga masyarakat Negara Indonesia raya.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya
Kartomihardjo, S. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: P2 LPTK
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Prihartini, Niniek. Ejaan Yang Disempurnakan. Surabaya: Mitra Jaya Compugrafi

Anda mungkin juga menyukai