Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GEOGRAFI BENCANA DAN MITIGASI

“MENGANALISIS BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN TSUNAMI”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

EVI OKTAVIANA

INDRI OKTAVIA

JESICA NOVITA SARI BARUS

WINDA SETIAMAN ZAI

KELAS : A GEOGRAFI 2018

DOSEN : Ibu Dr. DWI WAHYUNI NURWIHASTUTI, S.Si., M.Sc.

JURUSAN PENDIDIKAN
GEOGRAFI FAKULTAS ILMU
SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan,bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati,kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah
membimbing kami membuat makalah ini.

Kami menyadari bahwa dari segi penulisan banyak sekali kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk
langkah-langkah selanjutnya.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang telah membantu. Semoga segala bantuan,bimbingan dan arahan yang diberikan
mendapat ganjaran dari Tuhan yang maha esa

Medan, Oktober 2020

Penulis

Kelompok 6
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A.Mengenal Lingkungan Tektonik Indonesia ......................................................
B.Analisis Gempa Bumi di Indonesia...................................................................
C.Tsunami.............................................................................................................
D. Penanggulangan Bencana Alam.......................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana alam geologi merupakan kejadian alam ekstrim yang diakibatkan oleh berbagai
fenomena geologi dan geofisika. Aktivitas tektonik di permukaan bumi dapat menjadi salah
satu penyebabnya, demikian halnya dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaan bumi
yang juga mungkin sampai di permukaan Pemahaman mengenai mitigasi bencana alam
geologi dan mitigasi hazard menjadi menarik dan mendesak untuk diteliti mengingat dampak
yang ditimbulkan bencana tersebut dewasa ini. Kerugian jiwa, material, dan budaya
merupakan aspek utama yang berisiko menanggung dampak bencana.
Kesadaran tentang potensi bencana di Indonesia dan fakta ilmiah di sekitar bencana yang
menimpa negara ini menjadi alasan utama perlunya dilakukan usaha-usaha ilmiah untuk
mengatasinya. Peran aktif semua pihak yang terkait merupakan sikap terbaik yang diperlukan
untuk menanggulangi masalah bencana. Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada
di atas lempeng benua, lempeng Indo Australia dan lempeng Pasifik tak hanya menjadikan
kaya sumber daya alam, namun juga rawan akan bencana geologi. Menurut Menteri ESDM
Purnomo Yusgiantoro, lempeng benua relatif stabil. Namun lempeng In Australia terus
bergerak ke arah utara sedang lempeng Pasifik bergerak ke arah barat. ‘’Ini antara lain yang
menyebabkan posisi Indonesia tidak stabil dan rawan bencana geologi’’.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan analisis bencana gempa bumi di Indonesia!

2. Jelaskan analisis bencana alam tsunami di Indonesia!

3. Jelaskan bagaimana cara menanggulangi bencana alam gempabumi dan tsunami!

4. Jelaskan pemicu terjadinya tsunami!

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai judul makalah ini. Selain itu, sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah geografi
bencana dan mitigasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenal Lingkungan Tektonik Indonesia

Gambar di atas menunjukkan gambar lingkungan tektonik Indonesia yang


terdiri dari tiga lempeng tektonik; Indo-Australia, Pasifik dan Eurasia yang bergerak
relative terhadap lainnya (lihat arah panah). Batas lempeng tektonik merupakan
daerah kosentrasi aktivitas gempa yang diplot sebagai garis hitam dan segitiga . Garis
tebal merupakan sesar aktif, sedangkan lingkaran adalah stasium seismograf.
Dari faktor bahaya alam gempa bumi, data Badan Meteorologi dan Geofisika sejak tahun
1821 hingga akhir tahun 1998 menunjukkan bahwa di Indonesia minimal telah terjadi
211 kali gempa yang merusak dan menimbulkan korban jiwa, harta benda, dan sumber daya
alam lainnya (rata-rata skala intensitasnya di atas V MMI, bahkan pernah mencapai skala
intensitas X MMI pada tahun 1994 yang menghancurkan Liwa di Lampung Barat). Tsunami
yang terjadi di NAD menunjukkan pada kita betapa besar dampak yang terjadi. Jika dilihat
dari kejadian gempa yang dapat dirasakan (skala intensitas mulai II MMI) maka jumlahnya
akan jauh lebih banyak (Akbar, 2006 : 1).

B. Analisis Gempa Bumi Di Indonesia

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga
digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi
kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi
karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Tipe gempa bumi Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh perlepasan (tenaga) yang terjadi karena pergeseran lempengan plat
tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang
dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik
plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian
besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan
tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.

Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang
khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik
yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik
lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang
melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng
tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada
Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB. Penyebab terjadinya gempa bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya
terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah
biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus
dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga
dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu
dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang
namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti
Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi
atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga
panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata
nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini
dinamakan juga seismisitas terinduksi

Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21

1. 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang
berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,9 Skala
Richter(BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan
sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
2. 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya,
Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa
masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga
pengevakuasian warga terhambat
3. 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
4. 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
5. 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].
6. 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama
57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States
Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan
lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
7. 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan,
berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
8. 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang
Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera
Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
9. 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala
Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
10. 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan
lebih dari 1.000 orang tewas.
11. 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada
juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
12. 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400
korban tewas.
13. 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000
nyawa.
14. 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
15. 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter
menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
16. 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000
nyawa.
17. 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan
menewaskan 1.000 orang.
18. 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan
menewaskan 2.500 orang.
19. 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000
nyawa.
20. 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
21. 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut
lebih dari 9.500 nyawa.
22. 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
23. 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570
korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan
sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
24. 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan
240.000 orang terbunuh.
25. 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan
22.778 terbunuh.
26. 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7
skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota
Agadir.
27. 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000
orang tewas.
28. 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000
kematian.
29. 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000
orang.
30. 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut
sedikitnya 140.000 nyawa.

Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan
kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama
adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit,
yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan
litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Temperatur kerak meningkat seiring
kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak menyentuh angka 200-400 oC.
Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi
pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang
bergerak. Temperatur meningkat 30 oC setiap km, namun gradien panas bumi akan semakin
rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak
bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe)
(5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg)
(2,1%). Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan bumi
berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun
pencatat gempa yang ada di seluruh dunia. Kerak bumi purba sangat tipis, dan mungkin
mengalami proses daur ulang oleh lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan
dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa
awal terbentuknya tata surya. Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta, namun
kerak benua memiliki lapisan yang jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui
saat ini adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane
di Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada. Pembentukan kerak benua dihubungkan
dengan periode orogeny intensif. Periode ini berhubungan dengan pembentukan super benua
seperti Rodinia, Pangaea, dan Gondwana. Maaf tulisan ini hanya buatan manusia awam yang
hanya penggambaran secara simple. Jika ada salah mohon maaf, karena saya juga bukan ahli
geologi.

Gempa Bumi di Indonesia

Gempa bumi mungkin adalah ancaman bencana alam terbesar di Indonesia karena terjadi
tiba-tiba dan bisa menyerang wilayah padat penduduk, seperti kota-kota besar. Gempa bumi
dengan kekuatan sekitar 5 skala Richter terjadi hampir setiap hari di Indonesia namun
biasanya tidak menyebabkan - atau hanya sedikit menyebabkan - kerusakan. Kalau kekuatan
gempa melewati 6 skala Richter, sebuah gempa bisa menyebabkan banyak kerusakan. Rata-
rata, setiap tahunnya terjadinya satu gempa bumi dengan 6 skala Richter (atau lebih) di
Indonesia dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur maupun
lingkungan hidup. Di bawah ini terdapat daftar gempa bumi-gempa bumi yang terjadi dalam
sejarah baru-baru ini dan menyebabkan kerusakan parah beserta korban jiwa paling tidak 20
orang:

Pulau Tanggal Kekuatan Korban Jiwa


Lombok 05 Agustus 2018 6,9 skala Richter 565
Lombok 29 Juli 2018 6,4 skala Richter 20
Sumatera 07 Desember 2016 6,5 skala Richter 104
Sumatera 25 Oktober 2010 7,7 skala Richter 435
Sumatera 30 September 2009 7,6 skala Richter 1,117
Sumatera 02 September 2009 7,0 81 skala Richter 81
Sumatera 12 September 2007 8,5 skala Richter 23
Sumatera 06 Maret 2007 6,4 skala Richter 68
Jawa 17 Juli 2006 7,7 skala Richter 668
Jawa 26 Mei 2006 6,4 skala Richter 5780
Sumatera 28 Maret 2005 8,6 skala Richter 1346
Sumatera 26 Desember 2004 9,2 skala Richter 283,106

Sumber : https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/risiko/bencana-alam/

Jika dilihat dari peta Cincin Api Pasifik dan lempeng tektonik, sebagian sebab dari
banyaknya jumlah korban jiwa di Indonesia saat kena gempa bumi besar adalah karena
konstruksi yang buruk dari rumah-rumah dan infrastruktur. Itu sebabnya mengapa gempa
yang sedang bisa saja menyebabkan jatuhnya banyak korban, runtuhnya gedung-gedung, dan
hilangnya tempat tinggal bagi banyak orang. Sebuah publikasi dari Bank Dunia (dirilis pada
Oktober 2010) mengekspresikan kekuatiran akan dampak yang mengerikan yang terjadi
apabila sebuah gempa dengan kekuatan 8,5 skala Richter terjadi di sebuah megapolitan
seperti Jakarta.

C. Tsunami

Tsunami dapat diartikan sebagai Perpindahan badan air akibat perubahan tiba-tiba
permukaan laut secara vertical. Tsunami ( 津 波 , "ombak besar di pelabuhan") adalah
gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut, seperti gempa bumi.
Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah dengan kecepatan
gelombang mencapai 600–900 km/jam. Awalnya gelombang tersebut memiliki amplitudo
kecil (umumnya 30–60 cm) sehingga tidak terasa di laut lepas, tetapi amplitudonya
membesar saat mendekati pantai. Saat mencapai pantai, tsunami kadang menghantam daratan
berupa dinding air raksasa (terutama pada tsunami-tsunami besar), tetapi bentuk yang lebih
umum adalah naiknya permukaan air secara tiba-tiba. Kenaikan permukaan air dapat
mencapai 15–30 meter, menyebabkan banjir dengan kecepatan arus hingga 90 km/jam,
menjangkau beberapa kilometer dari pantai, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa
yang besar.
Pemicu

Tsunami dapat dipicu oleh gangguan pada dasar laut yang menyebabkan perpindahan
sejumlah besar air. Dalam proses kembalinya air yang terganggu ini menuju ekuilibrium atau
keadaan tenang, suatu gelombang dapat terbentuk dan menyebar meninggalkan pusat
gangguan, sehingga menyebabkan tsunami. Peristiwa-peristiwa yang dapat menyebabkan
perpindahan air seperti ini meliputi gempa bumi bawah laut, longsor yang terjadi di dasar
laut, jatuhnya benda ke dalam air seperti letusan gunung, meteor, atau ledakan senjata.

Pemicu paling umum adalah gempa bumi yang mengakibatkan sekitar 80%–90% dari
seluruh tsunami. Gempa yang paling berpotensi menimbulkan tsunami adalah gempa yang
terjadi pada zona penunjaman (daerah pertemuan dua lempeng yang membenamkan salah
satu lempeng tersebut) yang dangkal. Namun, tidak semua gempa seperti ini menyebabkan
tsunami. Biasanya, hanya gempa berkekuatan di atas 7,0 skala magnitudo momen yang
memiliki potensi ini. Semakin kuat suatu gempa, semakin besar pula peluang tsunami yang
disebabkan oleh gempa tersebut. Selain paling umum, tsunami seperti ini adalah satu-satunya
yang dapat bertahan jauh (termasuk menyeberangi samudra) sehingga membahayakan daerah
yang lebih luas. Tsunami Samudra Hindia 2004 merupakan contoh tsunami seperti ini, dipicu
oleh gempa bermagnitudo 9,1 dan merupakan tsunami paling mematikan dalam sejarah.

Penyebab umum lainnya adalah tanah longsor, baik yang terjadi di bawah laut
maupun yang terjadi di daratan tetapi memindahkan material seperti bebatuan ke laut. Karena
longsor bawah laut sering terjadi akibat gempa, longsor dapat memperparah gangguan pada
air setelah gempa. Fenomena ini dapat menyebabkan tsunami bahkan pada gempa dengan
kekuatan yang biasanya tidak menyebabkan tsunami (seperti gempa yang bermagnitudo
sedikit di bawah 7,0), atau menyebabkan tsunami yang lebih besar dari perkiraan berdasarkan
kekuatan gempa. Contohnya, gempa bumi Papua Nugini 1998 hanya bermagnitudo sedikit di
atas 7,0, tetapi menghasilkan tsunami besar dengan tinggi maksimum 15 meter. Contoh
longsor daratan yang menyebabkan tsunami adalah tsunami Alaska 1958.

Penyebab tsunami lainnya adalah aktivitas vulkanik, terutama dari gunung berapi
yang berada di dekat atau di bawah laut. Umumnya, aktivitas vulkanik menyebabkan naik
atau turunnya bibir gunung berapi, memicu tsunami yang mirip dengan tsunami gempa bumi
bawah laut.[ Namun, dapat juga terjadi letusan besar yang menghancurkan pulau gunung
berapi di tengah laut, menyebabkan air bergerak mengisi wilayah pulau tersebut dan memulai
gelombang besar. Contoh tsunami akibat letusan besar seperti ini adalah tsunami letusan
Krakatau 1883, yang mengakibatkan tsunami setinggi lebih dari 40 m

Selain penyebab-penyebab di atas, ada penyebab tsunami yang lebih langka, di


antaranya benturan benda besar ke dalam air akibat ledakan senjata atau kejatuhan meteor.
Benturan ini memicu gelombang air, dan tsunami yang dihasilkannya memiliki karakteristik
fisika yang mirip dengan tsunami letusan gunung berapi.

Analisis Tsunami di Indonesia

Sebuah gempa bumi atau letusan gunung berapi dalam laut bisa menyebabkan
gelombang tsunami yang memiliki dampak mengerikan bagi manusia dan semua objek di
dekat laut. Pada tahun 2004, sejumlah negara di dunia diguncang oleh gempa bumi di
Samudera Hindia dan tsunami yang menyusul kemudian, menewaskan 167.000 orang di
Indonesia (terutama Aceh) dan mengakibatkan perpindahan lebih dari setengah juta orang
karena ribuan rumah disingkirkan oleh air lautnya. Meskipun sebuah tsunami yang sangat
besar seperti yang terjadi pada akhir tahun 2004 sangat jarang, wilayah Sumatra sering
dikejutkan dengan gempa bumi di bawah laut yang berpotensi menyebabkan tsunami.

Dengan peristiwa tsunami 2004 masih segar di dalam ingatan, tingkat kekuatiran
masyarakat sangat tinggi. Masyarakat Indonesia yang bertempat tinggal di desa-desa atau
kota-kota dekat pantai sering melarikan diri ke wilayah perbukitan (yang terletak lebih ke
tengah daratan) setelah sebuah gempa bumi terjadi karena mereka takut menjadi korban
tsunami (walau biasanya alarm palsu karena tidak terjadinya tsunami). Rata-rata, setiap lima
tahun sekali sebuah tsunami besar terjadi di Indonesia, biasanya di pulau Sumatra dan pulau
Jawa. Pada umumnya, kerusakan pada infrastruktur melebihi jumlah korban jiwa. Ada alat-
alat sistem peringatan yang dipasang di banyak area pantai namun ada laporan-laporan bahwa
tidak semua peralatan itu berfungsi dengan baik.

D. Penaggulangan Bencana Alam

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan
empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian Selatan dan Timur Indonesia terdapat sabuk
vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan
Sulawesi.

Beberapa hal yang harus dilakukan untuk menghadapi bencana:

 Memantau bagian rescue atau evakuasi saat tanda-tanda bencana itu muncul. Berita dari
BMG setempat, atau pantauan banjir, pos gunung berapi wajib diketahui.
 Tentukan tempat pengungsian jika bencana benar-benar terjadi. Sebaiknya jangan hanya
ikuti arus pengungsi tanpa ada persiapan tempat yang tepat sebelumnya.
 Siapkan kotak atau tas siaga dan simpan tas di tempat yang mudah terjangkau saat
bencana benar-benar terjadi.
 Jika sudah terjadi jangan panik dan berusaha tenang. Selamatkan diri dan keluarga,
jangan ambil resiko membawa barang-barang tidak penting.

Jika terjadi gempa, jika di dalam rumah sebaiknya keluar rumah. Jika tidak mungkin
keluar rumah sebisanya masuk ke kolong meja atau kolong tempat tidur untuk melindungi
kejatuhan benda-benda.Jika tidak ada meja, lindungi kepala dengan bantal, dan segera
mencari bagian sudut tembok rumah lindungi kepala dengan cara duduk meringkuk, dan
matikan kompor jika sedang memasak. Saat terjadi tsunami, terlebih dahulu kenali tanda-
tanda tsunami. Kemudian segera mencari tempat aman yang tinggi, seperti bukit karena
untuk mengurangi banyak korban jiwa. Saat gunung meletus, sebisa mungkin siaga setelah
ada tanda-tanda gunung akan meletus. Rencanakan proses evakuasi paling baik dan
bekerjasama dengan lingkungan. Saat gunung meletus terjadi, pakailah masker, kacamata
dan jaket, topi untuk lindungi diri dari abu vulkanik dan awan panas. Karena abu vulkanik
sangat berbahaya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bencana alam geologi merupakan kejadian alam ekstrim yang diakibatkan oleh berbagai
fenomena geologi dan geofisika. Aktivitas tektonik di permukaan bumi dapat menjadi salah
satu penyebabnya, demikian halnya dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaan bumi
yang juga mungkin sampai di permukaan

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga
digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi
kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi
karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Tsunami (津波, "ombak besar
di pelabuhan") adalah gelombang air besar yang diakibatkan oleh gangguan di dasar laut,
seperti gempa bumi. Gangguan ini membentuk gelombang yang menyebar ke segala arah
dengan kecepatan gelombang mencapai 600–900 km/jam.

B. Saran

Kita tidak tahu kapan dan dimana bahaya akan mengancam kita, oleh karena itu kita
harus siap siaga akan apa yang terjadi dalam diri kita. Seperti halnya bencana gempa bumi
dan tsunami, penulis menghimbau agar mempedomani dan mengikuti instrujtur dari
pemerintah setempat, bila bencana tersebut terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.reindo.co.id/gempa/Reference/indore.htm.

http://www.reindo.co.id/gempa/Reference/indore.htm

https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/risiko/bencana-alam/

https://www.google.com/bencama-alam-jenis-penyebab-dan-penanggulangganya/

Anda mungkin juga menyukai