Anggota Kelompok :
1.Evi Oktaviana (3181131003)
2.Jesica novita sari Barus (3183331013)
3.Andini (3192131002)
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat-Nya
sehingga makalah ini bisa selesai sebagai mana mestinya. Makalah ini yan bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai judul ini. Penulis
berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini,
baik dari teman-teman dan terlebih-lebih kepada bapak dosen yang telah mengarahkan
kami sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan makalah ini ada berbagai kelemahan, baik dari segi
penulisannya dan terlebih-lebih isinya. Oleh karena itu, segala kritikan dan saran
sangatlah penulis perlukan. Supaya pada pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik
dari sekarang. Besar harapan penulis bagi para pembaca, agar makalah ini benar-benar
bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
1.1. Latar belakang.................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
A. Pengertian Sistem Pendidikan.........................................................................................5
B. Sistem Pendidikan di Indonesia...........................................................................................5
C. Sistem Pendidikan di Amerika...........................................................................................11
D. Sistem Pendidikan di Australia.......................................................................................17
E. Sistem Pendidikan di Finlandia..........................................................................................19
F. Sistem Pendidikan di Jepang..............................................................................................22
G. Sistem Pendidikan di Mesir............................................................................................23
BAB III............................................................................................................................................28
PENUTUP.......................................................................................................................................28
A. kesimpulan...........................................................................................................................28
B. Saran....................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sistem pendidikan adalah strategi atau cara yang diterapkan dalam pendidikan
khusunya dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sistem pendidikan adalah hal yang penting dalam kehidupan berbangsa. Oleh
karena itu, makalah ini mencoba menyajikan studi perbandingan mengenai sistem
pendidikan Indonesia dengan berbagai Negara lain yang mewakili benua masing-masing
yaitu sistem pendidikan Amerika Serikat, Australia, Finlandia, Jepang dan Mesir. Kajian
studi kasus ini berkaitan dengan keseluruhan sistem pendidikan meliputi garis umum
sistem pendidikan, tingkatan pendidikan, kurikulum pendidikan yang memuat berbagai
aspek seperti proses pelaksanaan pembejaran, materi yang diajarkan, buku atau bahan
ajar yang digunakan dan sistem evaluasi. Selain itu juga dibahas mengenai kualitas guru
dan sumber dana pendidikan.
4) Buku guru memuat panduan bagi guru dalam mengajarkan materi kepada siswa.
c. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang mendukung aktivitas. Hal ini karena 2/3 dari
kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, dan 1/3 sisanya dari
genetic. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan
dan 2/3 dari genetic. Pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil
siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai
200%). Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: Observing (mengamat), Questioning
(menanya), Experimenting (mencoba), Associating (menalar), Networking (Membentuk
jejaring).
Dalam proses pembelajaran, langkah penguatan proses yang dapat dikalukan
adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik, ilmu digunakan sebagai penggerak
pembelajaran. Selain itu proses pembelajaran menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan
diberi tahu (discovery learning) serta menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis dan kreatif.
d. Proses Penilaian
Proses penilaian yang mendukung kreativitas yaitu guru dapat membuat peserta
didik berprilak kreatif melaui:
1) Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar
2) Mentolelir jawaban yang nyeleneh
3) Menekankan pada proses buka hasil saja
4) Memberanikan peserta didik untuk mencoba, menentukan sendiri yang kurang
jelas/lengkap informasi, dan memiliki interpretasi sendiri terkait
pengetahuan/kejadian.
5) Memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekresif
Langkah penguatan proses penialai dapat dilakukan dengan menekankan pada
pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hapalan), mengukur
proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa dan menggunakan portofolio
pembelajaran siswa. Lingkup Penilaian terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik,
hasil belajar oleh satuan pendidikan dan hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek:
1) Sikap yang dilakukan oleh pendidik memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku
peserta didik
2) Pengetahuan dengan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan
peserta didik
3) Keterampilan dengan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu Adapun mekanisme
penilaiannya adalah sebagai berikut:
1. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik
a) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik: perancangan strategi penilaian,
penilaian aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
b) Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
remedy.
c) Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
2) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
a) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan: penetapan KKM, penilaian hasil
belajar oleh pada semua mata pelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dan penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian
sekolah/madrasah.
b) laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan dan
hasil penilaian oleh Pendidik.
c) kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan pendidik.
3) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah
a) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional
(UN) dan/atau bentuk lain dalam rangka pengendalian mutu pendidikan yang
diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama
dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan.
b) Hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar
untuk: pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; pertimbangan seleksi
masuk jenjang pendidikan berikutnya; serta pembinaan dan pemberian bantuan
kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c) Bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat dilakukan dalam bentuk
survei dan/atau sensus.
e. Mata pelajaran
Untuk rumpun ilmu pengetahuan social, materi disajikan terpadu tidak dipisah
dalam kelompok Geografi, Sejaran, Ekonomi dan Sosiologi. Untuk rumpun ilmu
pengetahuan alam materi disajikan terpadu tidak dipisah dalam kelompok fisika, kimia,
biologi. Untuk matematika disajikan mulai dari pengamatan permasalahan konkret,
kemudian semi konkret, dan akhirnnya abstraksi permasalahan. Untuk bahasa
Indonesia/Inggris materi yang dianjarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai
alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan. Untuk Pendidikan
Pancasila dan Kewargannegaraan materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokan
menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam
pembentukan karakter bangsa.
Kurikukulum tahun 2013 juga dirancang untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur yang disusun selain mata
pelajaran wajib yang harus diikuti oleh semua peserta didik SMA/MA dan SMK juga
memperkenankan peserta didik melakukan pilihan kelompok peminatan, lintas minat dan
atau pilihan pendalaman minat. Struktur mata pelajaran peminatan SMA/MA adalah
kelompok a) Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, b) Peminatan Ilmu-
ilmu Sosial, c) Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, d) untuk MA dapat menambah
kelompok mata pelajaran peminatan keagamaan. Sedangkan untuk SMA peminatan
vokasi meliputi kelompok a) peminatan teknologi dan rekayasa, b) peminatan teknologi
informasi dan komunikasi, c) peminatan kesehatan, d) peminatan agribisnis dan
agroteknologi, e) peminatan perikanan dan kelautan, f) peminatan bisnis dan manajemen,
g) pariwisata, h) peminatan seni rupa dan kriya, i) peminatan pertunjukan.
5. Kualitas Guru di Indonesia a. Kualifikasi Guru
Menurut UU Guru dan Dosen BAB XI, pasal 42:1 kualifikasi guru profesional
meliputi:
1) Kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan
tinggi program sarjana atau program diploma empat.
2) Kompetensi. Kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian,
kompetensi social, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi
3) Sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi. Sertifikat pendidik dilaksanakan secara obyektif, transparan,
dan akuntabel.
4) Kesehatan jasmani dan rohani. Sehat jasmani dan rohani adalah kondisi
kesehatan fisik dan mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan
tugas dengan baik. Kondisi kesehatan fisik dan mental tersebut tidak
ditujukan kepada penyandang cacat.
5) Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
b. Sertifikasi Guru Prinsip sertifikasi
1) Dilaksanakan secara objektif, transfaran, dan akuntabel
2) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan
kompetensi dan keseahteraan guru
3) Dilaksanakan sesuai peraturan dan perundang-undangan
4) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis
5) Jumlah peserta sertifikasi ditetapkan oleh pemerintah
Sertifikasi Guru dalam Jabatan
1) Sertifikasi guru melalui penilaian portofolio
Prioritas penetapan peserta menggunakan sistem ranking, bukan seleksi atau tes.
Urutan penetapan peserta yaitu:
a) Masa kerja sebagai guru
b) Usia
c) Pangkat/golongan (bagi PNS)
d) Beban mengajar
e) Tugas tambahan
f) Prestasi kerja
Pada sertifikasi guru melalui penilaian portofolio ini peserta diharuskan
mengumpulkan dokumen-dokumen portofolio yang mencakup pencapaian prestasi,
pengalaman kerja atau pendidikan yang pernah diikuti sebelumnya. Secara spesifik
terdapat 10 komonen yang dinilai dalam rangka ujian kompetensi guru untuk memperoleh
sertifikat pendidik yaitu:
a) Kualifikasi akademik
b) Pendidikan dan pelatihan
c) Pengalaman mengajar
d) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
e) Penilaian dan pengawasan
f) Prestasi akademik
g) Karya pengembangan profesi
h) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
i) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan social
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Sertifikasi guru melalui PLPG
Bagi guru yang belum lulus penilaia portofolio, maka ada dua kemungkinan yang
bisa ditempuh yaitu melengkapi berkas portofolio atau ikut Pelatihan dan Pendidikan
Profesi Guru (PLPG). Penyelenggara PLPG adalah LPTK penyelenggara PLPG guru
dalam jabatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sertifikasi Guru Pra Jabatan
Model seleksi sertifikasi guru ini untuk calon-calon guru yang sudah diseleksi
oleh LPTK dan sudah mengantongi ijazah keguruan. Namun model ini diterapkan untuk
tugas guru dan model ini diterapkan dalam program khusus yaitu Pendidikan Profesi Guru
(PPG).
Pendanaan Pendidikan di Indonesia
Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat. Masyarakat sebagaimana dimaksud pada meliputi:
penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dan peserta didik atau
orang tua atau wali peserta didik serta pihak lain selain.Biaya pendidikan meliputi: biaya
satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan dan biaya
pribadi peserta didik.
SD dimulai dari kelas 1 sampai kelas 5, 6 tahun jika dihitung dari TK,
(Kindergarten). Kelas 6 dalam sistem pendidikan di AS dimasukan ke jenjang SMP. SMP
meliputi tingkatan kelas menengah antara SD dan SMA. SMP biasanya adalah kelas 6, 7
dan 8. SMA biasanya meliputi kelas 9, 10, 11 dan 12. Pada saat SMP dan SMA, siswa
diberi sedikit kebebasan supaya lebih mandiri; misalnya dengan pindah ke kelas yang
berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda (moving class) dan diperbolehkan untuk
memilih beberapa mata pelajaran pilihan. Biasanya, mulai di kelas 9, nilai menjadi bagian
dari transkrip resmi siswa.
Kurikulum Pendidikan di Amerika Serikat
a. Penggunaan Standar
Amerika serikat tidak memiliki kurikulum nasional, namun State bersama sekolah
dan asosiasi sekolah maupun asosiasi keahlian merekomendasikan standar tertentu untuk
memandu kurikulum yang digunakan di sekolah. Oleh karena itu, setiap State memiliki
standar dan kurikulum yang berbeda-beda. Tujuan dari adanya kurikulum ini adalah untuk
memastikan semua anak diberi kesempatan yang sama untuk menunjukan kemampuannya
mengembangkan potensi mereka dan mempersiapkan mereka untuk memenuhi tantangan
abad 21. Selain itu, kurikulum ini juga bertujuan bertujuan untuk mendorong
pengembangan keterampilan utama dalam berkomunikasi (melalui tulisan ataupun lisan),
pemecahan masalah dan berpikir analitis dan Secara khusus, penekanan dilakukan pada
keterampilan membaca dan berhitung.
Pada umumnya, siswa diberikan pelajaran Aritmatika dan Matematika, bahasa
Inggris, terutama basic grammar, spelling dan vocabulary, Ilmu Sosial, Sains, Pendidikan
Jasmani dan Fine art and Reading. Kemampuan berbahasa Inggris mendapat penekanan
yang tinggi di AS, walaupun tidak ada Undang-Undang yang mengatakan bahwa bahasa
Inggris adalah bahasa nasional. Mengeja dan membaca mendapat perhatian sejak SD.
Terdapat juga kompetisi mengeja yang sangat terkenal di AS yang disebut Spelling B.
Ilmu Sosial diajarkan di tingkat SD. Namun, siswa mesti memiliki lebih dulu
kemampuan membaca, menulis dan Matematika. Ketiga kemampuan ini dinilai sangat
berpengaruh untuk memahami ilmu Sosial, Sains dan mata pelajaran lainnya. Dalam
Sains, ilmu pengetahuan yang diajarkan mencakup pengetahuan mengenai Fisika, Kimia,
Biologi, Ekologi dan Fisiologi. Kedalaman dan durasi dari mata pelajaran tersebut
diberikan berbeda di tiap State.
Kurikulum dasar menggunakan Common Core yang dikeluarkan oleh State,
Common Core State Standard (CCSS) memberikan penjelasan dan standar mengenai mata
pelajaran yang akan diberikan serta capaian kemampuan pelajar di tiap tingkat. CCSS
tersedia di situs web tertentu, misalnya http://www.corestandards.org/. Informasi ini
memudahkan orang tua dan guru untuk membantu siswa dalam belajar.
Pada umumnya di tingkat SMA, siswa mengambil berbagai macam kelas tanpa
penekanan khusus pada mata pelajaran tertentu. Siswa diminta untuk mengambil sejumlah
kredit minimum tertentu dari mata pelajaran wajib. Sebagai tambahan, siswa dapat
memilih mata pelajaran pilihan untuk mengisi waktu yang dibutuhkan untuk belajar.
Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa de facto official dalam mengajar masih
merupakan masalah. DI AS ada sekitar 9,7 juta anak usia 5 sampai 17 tahun yang
berbicara dalam bahasa lain, seperti Spanyol, Cina, Korea, Vietnam dsb. di rumah.
Sebagian dari mereka, sekitar 1,3 juta anak tidak dapat berbicara bahasa Inggris dengan
baik atau malahan tidak bisa sama sekali. Oleh karena itu, bahasa Inggris merupakan mata
pelajaran yang sangat penting dari Grade 1 sampai Grade 12. Mata pelajaran ini tidak
dalam bentuk tata bahasa Inggris, tetapi dalam bentuk mengarang dan membuat laporan.
Sejak dini (bahkan dari Kindergarten) anak anak dibiasakan membuat jurnal atau laporan
dari apa yang mereka lihat dan kerjakan. Mata pelajaran bahasa kedua (bahasa selain
bahasa Inggris) diberikan di SMP.
b. Mata Pelajaran
Pelajaran utama yang merupakan pelajaran wajib di hampir semua SMA di AS
adalah :
1) Sains (biasanya minimal tiga tahun, termasuk di dalamnya Biologi , Kimia dan
Fisika)
2) Matematika (biasanya minimal empat tahun , termasuk di dalamnya Aljabar,
Geometri, Pra-kalkulus, Statistik dan bahkan Kalkulus )
3) Bahasa Inggris (biasanya minimal empat tahun, termasuk di dalamnya Sastra,
Humaniora, Komposisi, bahasa lisan, dll)
4) Ilmu Sosial (biasanya minimal tiga tahun , termasuk di dalamnya berbagai Sejarah,
Pemerintahan atau program Ekonomi )
5) Pendidikan Jasmani ( minimal satu tahun) Pelajaran pilihan antara lain adalah:
1) Komputer (Word processor, pemrograman , desain grafis )
2) Atletik (lintas negara, sepak bola, baseball, bola basket, atletik, renang,
tenis, senam, polo air, sepak bola, softball, gulat, cheerleader, bola voli,
lacrosse, hoki es, hoki lapangan, kru, tinju, ski atau snowboarding, gol,
bersepeda gunung, marching band)
3) Karir dan Pendidikan Teknik ( Pertanian/Agriscience, Bisnis/Pemasaran,
Keluarga dan Ilmu Konsumen, Pekerjaan Kesehatan dan Pendidikan
Teknologi, termasuk
Penerbitan (koran jurnalisme/mahasiswa, buku tahunan/tahunan, majalah
sastra)
4) Seni Pertunjukan/Seni Visual (paduan suara, band, orkestra, drama, seni,
keramik, fotografi dan tari)
5) Bahasa asing (Spanyol dan Perancis yang umum, Cina, Latin , Yunani
Kuno, Jerman,
Italia, Arab dan Jepang adalah kurang umum)
c. Evaluasi Belajar
1) Evaluasi Belajar Nasional
Secara umum, para siswa dan prestasi belajarnya secara teratur dinilai oleh sekolah
dengan menggunakan berbagai tes. Tes-tes ini diselenggarakan oleh sekolah secara
desentralisasi. Secara nasional, kemampuan belajar siswa K12 dievaluasi oleh institusi
yang disebut National Assessment of Educational Progress (NAEP) yang merupakan
program dari Departemen Pendidikan. Program ini merupakan satu-satunya program yang
secara menerus mengevaluasi kemampuan siswa secara nasional untuk berbagai bidang
studi.
Hasil dari evaluasi dimasukkan dalam laporan yang disebut sebagai Nation’s
Report Card yang memungkinkan perbandingan dari kualitas pendidikan di berbagai
State. Laporan ini juga digunakan untuk perbandingan kualitas sekolah yang dievaluasi
terhadap kualitas nasional, atau perbandingan antar State. Penilaian dilakukan secara
periodik dalam mata pelajaran Matematika, Membaca, Ilmu Pengetahuan, Menulis, Seni,
Kewarganegaraan, Ekonomi, Geografi dan Sejarah.
NAEP bekerja sama dengan ETS (Educational Testing Service), sebuah lembaga
privat yang melakukan evaluasi secara nasional. Hasil tes dimasukkan ke dalam statistik
pendidikan di Amerika, tapi tidak digunakan untuk terminal penilaian.
2) Evaluasi Belajar Lokal
Secara lokal, State juga melakukan evaluasi terhadap siswa di berbagai sekolahan di
District atau County di wilayah State. Evaluasi tidak merupakan kewajiban, tetapi sangat
disarankan dan didorong dengan adanya No Child Left Behind Act. Berdasarkan Undang-
Undang ini, maka sekolah sekolah yang baik akan bisa mendapatkan bantuan dari
Pemerintah Federal. State dalam melakukan evaluasi juga menggunakan lembaga swasta
seperti ETS. Independensi lembaga swasta seperti ETS ini sangat dijamin. Hasil evaluasi
digunakan untuk perbaikan internal dan menentukan sekolah mana yang akan mendapat
penghargaan atau sekolah mana yang masih harus terus diperbaiki oleh State dan County.
3) Evaluasi masuk Perguruan Tinggi
Evaluasi masuk perguruan tinggi, semua anak harus mengikuti tes yang bersifat
nasional, yaitu SAT atau Scholastic Assessment Test. SAT digunakan oleh semua
universitas di AS untuk seleksi penerimaan. Pada perkembangannya, SAT digunakan
bersama dengan tulisan esai untuk seleksi masuk ke universitas. Secara nasional, nilai
SAT rata-rata adalah 1500 untuk nilai total tiga mata uji: Critical Reading, Mathematics
and Writing. Universitas yang baik akan menerima siswa dengan nilai SAT di atas 1700,
karena saingan yang akan masuk universitas tersebut adalah siswa dengan SAT tinggi.
Princeton dan MIT misalnya, akan menerima siswa yang SAT di atas 1800. Penerimaan di
universitas tidak hanya SAT, tetapi juga dengan esai dan di beberapa universitas dengan
wawancara.
Selain SAT, ada juga yang menggunakan ACT atau bahkan ada juga yang
menggunakan keduanya, SAT dan ACT. ACT singkatan dari American College Testing.
ACT sudah digunakan sejak tahun 1959 dan menilai mata uji yang lebih banyak dari SAT.
Mata pelajaran yang diujikan, antara lain bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan
Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. ACT dan SAT adalah tes yang menilai kemampuan
siswa, namun keduanya berbeda dalam kontruksinya. ACT menilai kemampuan yang
sesuai dengan kurikulum SMA. Sementara, SAT menilai berdasarkan pengetahuan umum
dan penalaran kuantitatif.
5. Kualitas Guru di Amerika Serikat
Di AS seorang guru harus bersertifikat walaupun tidak ada peraturan secara nasional
mengenai sertifikasi guru. Sertifikasi guru berbeda di tiap State. Peraturan dan prosedur
sertifikasi di tentukan oleh State Department of Education (Kantor Wilayah Pendidikan).
Guru-guru untuk K12 minimum adalah Sarjana Pendidikan pada subjek yang bisa
mendapatkan sertifikat.
Beberapa State mengatur bahwa guru harus sudah lulus tes standar untuk keahlian
mengajar. Kemampuan mengajar sangat diutamakan di setiap State. Para guru bisa
mendapatkan sertifikat mengajar dari universitas yang menyediakan jurusan pendidikan
dan dari beberapa lembaga swasta yang diakui. Tidak ada lembaga pemerintah yang
memberikan sertifikat. Guru-guru harus mendapatkan license atau ijin untuk mengajar
berupa Certificate of Eligibility (CE). Guru bisa mendapatkan CE dengan mengambil
sejumlah kredit tertentu di perguruan tinggi ataupun di lembaga yang memberikan
sertifikat. Salah satu contoh adalah di New Jersey (NJ).
Sebagaimana lulusan SMA, guru bisa juga mengambil tes yang dilaksanakan oleh
ETS khusus untuk sertifikasi mengajar. Di banyak State, sebelum mendapat sertifikat,
seorang guru harus mengetahui cara mengajar yang baik dan harus lulus ujian mengenai
paedagogi. Pengetahuan umum dan pengetahuan mengenai subyek yang diajarkan. Tes
dilakukan setiap 4 – 6 tahun.
Sertifikat di beberapa setiap State bisa berbeda. Namun, pada umunya terdapat 3
macam sertifikat, yaitu:
1) Initial Certificate setelah 3 Tahun- hanya mengajar yang umum
2) Transformation Certificate setelah 5 tahun
3) Professional Certificate
6. Pendanaan Pendidikan di Amerika Serikat
Sumber pendanaan pendidikan di Amerika, khususnya pendidikan dasar dan
menengah, yang lebih dikenal dengan PUBLIC SCHOOLS, berasal dari Pemerintah Pusat
(Federal), Pemerintah Negara Bagian (State) dan Pemerintah Lokal (Local/County/City).
Selain itu, terdapat juga pendidikan yang disediakan oleh swasta, tentunya yang bertujuan
for profit. Sehingga, di Amerika dikenal ada pendidikan yang bertujuan not for profit dan
for profit.
A. kesimpulan
Prosedur akreditasi di Eropa menjadi metode penting untuk jaminan kualitas dan
kualitas eksternal. Akreditasi didefinisikan sebagai setiap keputusan yang dibuat oleh
otoritas yang diakui secara tepat apakah institusi atau program pendidikan tinggi
memenuhi standar tertentu. European Accreditation Consortium mendefinisikan
akreditasi sebagai "keputusan formal dan independen, yang menunjukkan bahwa institusi
atau program pendidikan mematuhi standar yang ditetapkan". Definisi ini juga mencakup
beberapa penilaian kualitas yang digambarkan sebagai "prosedur seperti akreditasi".
Akreditasi dan penjaminan mutu pendidikan dicapai melalui proses multi-langkah;
penilaian sendiri atau dokumentasi yang disampaikan oleh unit dalam proses akreditasi;
evaluasi eksternal oleh para ahli independen; dan keputusan akreditasi. Keputusan
akreditasi didasarkan pada evaluasi eksternal. Keputusan akreditasi itu sendiri adalah
otoritatif dan menentukan evaluasi "ya" (dengan atau tanpa syarat) atau "tidak" dengan
validitas terbatas.
B. Saran
Untuk menjadi guru profesional, perlu perjalanan panjang. Diawali dengan penyiapan
calon guru, rekrutmen, penempatan, penugasan, pengembangan profesi dan karir, hingga
menjadi guru profesional sungguhan, yang menjalani profesionalisasi secara terus-menerus
DAFTAR PUSTAKA
Atase Pendidikan Washington DC. (2014). Sistem Pendidikan di Amerika Serikat. Kedutaan
Besar Republik Indonesia Washington DC
Atrisna. Tt. Perbandingan Pendidikan Mesir-Indonesia. (online). Tersedia di
https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/file/TULISAN/qble1333075913.pdf
[21 Oktober 2017 Pukul 11.31 WIB]
Kausar, hafidzah. Tt. Belajar dari Sistem Pendidikan di Finlandia. (online). Tersedia di
www1media.acehprov.go.id/.../sistem_pendidikan_finlandia.pdf. [ 21 Oktober 2017 Pukul
09.34 WIB]
Kemendikbud. (2013). Pedoman Peminatan Peserta Didik. Jakarta: Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Mulyasa. (2010). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mustika, tt. Fadilah dari Sistem Pendidikan Australia Untuk Indonesia. (online). Tersedia di
https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/dokumen/sistempendidikanaustraliaunt
ukind onesia.pdf [17 Oktober 2017 Pukul 23.20 WIB]
Payong, Marselus. (2011). Sertifikasi Guru. Jakarta: Permata Puri Media
Riyana, cepi. (2008). Studi Perbandingan Kurikulum Cina, Korea dan Jepang. Bandung: UPI
Saifullah, Isri. (2015). Konsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan
Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan Indonesia. Jurnal: Jurnal Pendidikan Islam
Robandi, Babang. (2008). SERTIFIKASI GURU: Prinsip dan Prosedur Dalam Jabatan.
disampaikan pada Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat, Bandung: UPI
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan
Pendidikan
Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Peraturan Perundang-Undangan Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
.tt. Informasi Kehidupan Berbangsa. Konsulat Hukum Sosial Lokal Untuk Hubungan
Internasional
29