Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN


NEGARA LAIN
Dosen Pengampu : Eni Yusniastuti,S.Pd.,M.Sc

Disusun Oleh : Kelompok 4


Kelas : A Stambuk : 2018

Anggota Kelompok :
1.Evi Oktaviana (3181131003)
2.Jesica novita sari Barus (3183331013)
3.Andini (3192131002)

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat-Nya
sehingga makalah ini bisa selesai sebagai mana mestinya. Makalah ini yan bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai judul ini. Penulis
berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini,
baik dari teman-teman dan terlebih-lebih kepada bapak dosen yang telah mengarahkan
kami sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan makalah ini ada berbagai kelemahan, baik dari segi
penulisannya dan terlebih-lebih isinya. Oleh karena itu, segala kritikan dan saran
sangatlah penulis perlukan. Supaya pada pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik
dari sekarang. Besar harapan penulis bagi para pembaca, agar makalah ini benar-benar
bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

Medan, November 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
1.1. Latar belakang.................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
A. Pengertian Sistem Pendidikan.........................................................................................5
B. Sistem Pendidikan di Indonesia...........................................................................................5
C. Sistem Pendidikan di Amerika...........................................................................................11
D. Sistem Pendidikan di Australia.......................................................................................17
E. Sistem Pendidikan di Finlandia..........................................................................................19
F. Sistem Pendidikan di Jepang..............................................................................................22
G. Sistem Pendidikan di Mesir............................................................................................23
BAB III............................................................................................................................................28
PENUTUP.......................................................................................................................................28
A. kesimpulan...........................................................................................................................28
B. Saran....................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sistem pendidikan adalah strategi atau cara yang diterapkan dalam pendidikan
khusunya dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sistem pendidikan adalah hal yang penting dalam kehidupan berbangsa. Oleh
karena itu, makalah ini mencoba menyajikan studi perbandingan mengenai sistem
pendidikan Indonesia dengan berbagai Negara lain yang mewakili benua masing-masing
yaitu sistem pendidikan Amerika Serikat, Australia, Finlandia, Jepang dan Mesir. Kajian
studi kasus ini berkaitan dengan keseluruhan sistem pendidikan meliputi garis umum
sistem pendidikan, tingkatan pendidikan, kurikulum pendidikan yang memuat berbagai
aspek seperti proses pelaksanaan pembejaran, materi yang diajarkan, buku atau bahan
ajar yang digunakan dan sistem evaluasi. Selain itu juga dibahas mengenai kualitas guru
dan sumber dana pendidikan.

Sistem pendidikan di Indonesia diatur dalam UUD NO 20 Tahun 2003 tentang


sistem pendidikan Nasional, beserta peratran perundang-undangan yang menyertai (PP
dan Permendikbud). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Setiap Negara memiliki sistem pendidikan yang berbeda-
beda, pada makalah ini akan dijelaskan sistem pendidikan di Indonesia dan negara-negara
lain.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana sistem pendidikan di Amerika Serikat?
3. Bagaimana sistem pendidikan di Australia?
4. Bagaimana sistem pendidikan di Finlandia?
5. Bagaimana sistem pendidikan di Jepang?
6. Bagaimana sistem pendidikan di Mesir?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pendidikan
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, sistema yang memiliki arti cara ataupun
strategi, sedangkan dalam bahasa Inggris menjadi kata sistem yang juga memiliki arti kata
yang sama, yaitu cara, susunan dan jaringan. Selain itu, kata sistem juga diartikan menjadi
suatu strategi cara berpikir. Sedangkan kata pendidikan berasal dari kata pedagogi yang
juga berasal dari bahasa Yunani kuno, Paid dan Agagos. Kata paid memiliki arti anak
sedangkan agagos berarti mendidik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan adalah strategi
atau cara yang diterapkan dalam pendidikan khusunya dalam proses kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dibawah ini akan dibahas sistem pendidikan Indonesia dan berbagai Negara yang
mewakili lima benua yang ada dan notabennya kelima Negara tersebuat adalah Negara
yang dianggap baik dalam sistem pendidikannya. Kelima Negara tersebut adalah
Amerika, Austalia, Finlandia, Jepang dan Mesir.
B. Sistem Pendidikan di Indonesia
Pengantar Pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan di Indonesia diatur dalam UUD NO 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional, beserta peratran perundang-undangan yang menyertai (PP
dan Permendikbud). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Dasar dari Pendidikan Nasional adalah Pancasila dan
UUD 1945 yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan zaman. Komponen pendidikan secara keseluruhan saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan Pendidikan di Indonesia
Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU 20 Tahun 2003 adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tingkatan Pendidikan di Indonesia
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa jenjang pendidikan
adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Dalam Undang-
Undang tersebut disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Kurikulum Pendidikan di Indonesia
a. Konsep Kurikulum
Konsep yang mendasar dari perubahan kurikulum sebelumnya ke kurikulum
2013 adalah seimbangnya antara hardskill dan softskill dimulai dari standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian.Standar kompetensi diturunkan
dari kebutuhan. Standar isi diturunkan dari standar kelulusan melalui kompetensi inti yang
bebas mata pelajaran. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan dan pengetahuan. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang
ingin dicapai dan semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.
b. Buku
Kriteria buku dalam kurikulum 2013 meliputi:
1) Dalam k13, buku ditulis mengacu pada konsep kurikulum (KI, KD dan silabus)
2) Dalam mengajar ada dua jenis buku (Buku Siswa dan Buku Guru)
3) Buku siswa lebih ditekankan pada activity da project yang akan dilakukan siswa

4) Buku guru memuat panduan bagi guru dalam mengajarkan materi kepada siswa.
c. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang mendukung aktivitas. Hal ini karena 2/3 dari
kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, dan 1/3 sisanya dari
genetic. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan
dan 2/3 dari genetic. Pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil
siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai
200%). Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: Observing (mengamat), Questioning
(menanya), Experimenting (mencoba), Associating (menalar), Networking (Membentuk
jejaring).
Dalam proses pembelajaran, langkah penguatan proses yang dapat dikalukan
adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik, ilmu digunakan sebagai penggerak
pembelajaran. Selain itu proses pembelajaran menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan
diberi tahu (discovery learning) serta menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis dan kreatif.
d. Proses Penilaian
Proses penilaian yang mendukung kreativitas yaitu guru dapat membuat peserta
didik berprilak kreatif melaui:
1) Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar
2) Mentolelir jawaban yang nyeleneh
3) Menekankan pada proses buka hasil saja
4) Memberanikan peserta didik untuk mencoba, menentukan sendiri yang kurang
jelas/lengkap informasi, dan memiliki interpretasi sendiri terkait
pengetahuan/kejadian.
5) Memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekresif
Langkah penguatan proses penialai dapat dilakukan dengan menekankan pada
pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hapalan), mengukur
proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa dan menggunakan portofolio
pembelajaran siswa. Lingkup Penilaian terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik,
hasil belajar oleh satuan pendidikan dan hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek:
1) Sikap yang dilakukan oleh pendidik memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku
peserta didik
2) Pengetahuan dengan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan
peserta didik
3) Keterampilan dengan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu Adapun mekanisme
penilaiannya adalah sebagai berikut:
1. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik
a) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik: perancangan strategi penilaian,
penilaian aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
b) Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
remedy.
c) Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
2) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
a) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan: penetapan KKM, penilaian hasil
belajar oleh pada semua mata pelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dan penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian
sekolah/madrasah.
b) laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan dan
hasil penilaian oleh Pendidik.
c) kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan pendidik.
3) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah
a) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional
(UN) dan/atau bentuk lain dalam rangka pengendalian mutu pendidikan yang
diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama
dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan.
b) Hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar
untuk: pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; pertimbangan seleksi
masuk jenjang pendidikan berikutnya; serta pembinaan dan pemberian bantuan
kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c) Bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat dilakukan dalam bentuk
survei dan/atau sensus.
e. Mata pelajaran
Untuk rumpun ilmu pengetahuan social, materi disajikan terpadu tidak dipisah
dalam kelompok Geografi, Sejaran, Ekonomi dan Sosiologi. Untuk rumpun ilmu
pengetahuan alam materi disajikan terpadu tidak dipisah dalam kelompok fisika, kimia,
biologi. Untuk matematika disajikan mulai dari pengamatan permasalahan konkret,
kemudian semi konkret, dan akhirnnya abstraksi permasalahan. Untuk bahasa
Indonesia/Inggris materi yang dianjarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai
alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan. Untuk Pendidikan
Pancasila dan Kewargannegaraan materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokan
menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam
pembentukan karakter bangsa.
Kurikukulum tahun 2013 juga dirancang untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur yang disusun selain mata
pelajaran wajib yang harus diikuti oleh semua peserta didik SMA/MA dan SMK juga
memperkenankan peserta didik melakukan pilihan kelompok peminatan, lintas minat dan
atau pilihan pendalaman minat. Struktur mata pelajaran peminatan SMA/MA adalah
kelompok a) Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, b) Peminatan Ilmu-
ilmu Sosial, c) Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, d) untuk MA dapat menambah
kelompok mata pelajaran peminatan keagamaan. Sedangkan untuk SMA peminatan
vokasi meliputi kelompok a) peminatan teknologi dan rekayasa, b) peminatan teknologi
informasi dan komunikasi, c) peminatan kesehatan, d) peminatan agribisnis dan
agroteknologi, e) peminatan perikanan dan kelautan, f) peminatan bisnis dan manajemen,
g) pariwisata, h) peminatan seni rupa dan kriya, i) peminatan pertunjukan.
5. Kualitas Guru di Indonesia a. Kualifikasi Guru
Menurut UU Guru dan Dosen BAB XI, pasal 42:1 kualifikasi guru profesional
meliputi:
1) Kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan
tinggi program sarjana atau program diploma empat.
2) Kompetensi. Kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian,
kompetensi social, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi
3) Sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi. Sertifikat pendidik dilaksanakan secara obyektif, transparan,
dan akuntabel.
4) Kesehatan jasmani dan rohani. Sehat jasmani dan rohani adalah kondisi
kesehatan fisik dan mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan
tugas dengan baik. Kondisi kesehatan fisik dan mental tersebut tidak
ditujukan kepada penyandang cacat.
5) Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
b. Sertifikasi Guru Prinsip sertifikasi
1) Dilaksanakan secara objektif, transfaran, dan akuntabel
2) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan
kompetensi dan keseahteraan guru
3) Dilaksanakan sesuai peraturan dan perundang-undangan
4) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis
5) Jumlah peserta sertifikasi ditetapkan oleh pemerintah
Sertifikasi Guru dalam Jabatan
1) Sertifikasi guru melalui penilaian portofolio
Prioritas penetapan peserta menggunakan sistem ranking, bukan seleksi atau tes.
Urutan penetapan peserta yaitu:
a) Masa kerja sebagai guru
b) Usia
c) Pangkat/golongan (bagi PNS)
d) Beban mengajar
e) Tugas tambahan
f) Prestasi kerja
Pada sertifikasi guru melalui penilaian portofolio ini peserta diharuskan
mengumpulkan dokumen-dokumen portofolio yang mencakup pencapaian prestasi,
pengalaman kerja atau pendidikan yang pernah diikuti sebelumnya. Secara spesifik
terdapat 10 komonen yang dinilai dalam rangka ujian kompetensi guru untuk memperoleh
sertifikat pendidik yaitu:
a) Kualifikasi akademik
b) Pendidikan dan pelatihan
c) Pengalaman mengajar
d) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
e) Penilaian dan pengawasan
f) Prestasi akademik
g) Karya pengembangan profesi
h) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
i) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan social
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Sertifikasi guru melalui PLPG
Bagi guru yang belum lulus penilaia portofolio, maka ada dua kemungkinan yang
bisa ditempuh yaitu melengkapi berkas portofolio atau ikut Pelatihan dan Pendidikan
Profesi Guru (PLPG). Penyelenggara PLPG adalah LPTK penyelenggara PLPG guru
dalam jabatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sertifikasi Guru Pra Jabatan
Model seleksi sertifikasi guru ini untuk calon-calon guru yang sudah diseleksi
oleh LPTK dan sudah mengantongi ijazah keguruan. Namun model ini diterapkan untuk
tugas guru dan model ini diterapkan dalam program khusus yaitu Pendidikan Profesi Guru
(PPG).
Pendanaan Pendidikan di Indonesia
Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat. Masyarakat sebagaimana dimaksud pada meliputi:
penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dan peserta didik atau
orang tua atau wali peserta didik serta pihak lain selain.Biaya pendidikan meliputi: biaya
satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan dan biaya
pribadi peserta didik.

C. Sistem Pendidikan di Amerika


Pengantar Pendidikan di Amerika Serikat
Pada tahun 2010/2011 tercatat 13. 600 yang terdiri dari lebih dari 98.800 sekolah
pemerintah dan sekitar 30.900 sekolah swasta. Menurut data dari departeent of Education,
pada tahun 2013 sekitar 50,1 juta anak akan masuk sekolah Primary and Secondary, 35,5
juta pre kinder garten hingga kelas 8, dan sekitar 5,2 juta di kelas 9 sampai kelas 12. Dari
data yang sama disebutkan bahwa di AS terdapat 3.3 juta guru full time equivalent (FTE)
dengan ratio guru murid 15:1. Di tingkat Perguruan Tinggi, tercatat sekitar 21,8 juta
mahasiswa di tahun 2013. Dan tercatat perempuan (13.4 juta) lebih banyak dari pada laki
laki (8.3 Juta). Pada tahun 2-13/14 diperkirakan akan ada 943 000 Associate degree. 1,8
juta Bachelor degree; 778.000 Master Degree dan sekitar 177.000 Doctor’s degree.
Tujuan Pendidikan di Amerika Serikat
a. Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;
b. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;
c. Untuk membantu pengembangan individu;
d. Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat; dan
e. Untuk mempercepat kemajuan nasional.
Tingkatan Pendidikan di Amerika Serikat
Tabel Kelompok Usia pada Masing-masing Jenjang Pendidikan di AS
Graduate Education Bervariasi
Adult Education Bervariasi

SD dimulai dari kelas 1 sampai kelas 5, 6 tahun jika dihitung dari TK,
(Kindergarten). Kelas 6 dalam sistem pendidikan di AS dimasukan ke jenjang SMP. SMP
meliputi tingkatan kelas menengah antara SD dan SMA. SMP biasanya adalah kelas 6, 7
dan 8. SMA biasanya meliputi kelas 9, 10, 11 dan 12. Pada saat SMP dan SMA, siswa
diberi sedikit kebebasan supaya lebih mandiri; misalnya dengan pindah ke kelas yang
berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda (moving class) dan diperbolehkan untuk
memilih beberapa mata pelajaran pilihan. Biasanya, mulai di kelas 9, nilai menjadi bagian
dari transkrip resmi siswa.
Kurikulum Pendidikan di Amerika Serikat
a. Penggunaan Standar
Amerika serikat tidak memiliki kurikulum nasional, namun State bersama sekolah
dan asosiasi sekolah maupun asosiasi keahlian merekomendasikan standar tertentu untuk
memandu kurikulum yang digunakan di sekolah. Oleh karena itu, setiap State memiliki
standar dan kurikulum yang berbeda-beda. Tujuan dari adanya kurikulum ini adalah untuk
memastikan semua anak diberi kesempatan yang sama untuk menunjukan kemampuannya
mengembangkan potensi mereka dan mempersiapkan mereka untuk memenuhi tantangan
abad 21. Selain itu, kurikulum ini juga bertujuan bertujuan untuk mendorong
pengembangan keterampilan utama dalam berkomunikasi (melalui tulisan ataupun lisan),
pemecahan masalah dan berpikir analitis dan Secara khusus, penekanan dilakukan pada
keterampilan membaca dan berhitung.
Pada umumnya, siswa diberikan pelajaran Aritmatika dan Matematika, bahasa
Inggris, terutama basic grammar, spelling dan vocabulary, Ilmu Sosial, Sains, Pendidikan
Jasmani dan Fine art and Reading. Kemampuan berbahasa Inggris mendapat penekanan
yang tinggi di AS, walaupun tidak ada Undang-Undang yang mengatakan bahwa bahasa
Inggris adalah bahasa nasional. Mengeja dan membaca mendapat perhatian sejak SD.
Terdapat juga kompetisi mengeja yang sangat terkenal di AS yang disebut Spelling B.
Ilmu Sosial diajarkan di tingkat SD. Namun, siswa mesti memiliki lebih dulu
kemampuan membaca, menulis dan Matematika. Ketiga kemampuan ini dinilai sangat
berpengaruh untuk memahami ilmu Sosial, Sains dan mata pelajaran lainnya. Dalam
Sains, ilmu pengetahuan yang diajarkan mencakup pengetahuan mengenai Fisika, Kimia,
Biologi, Ekologi dan Fisiologi. Kedalaman dan durasi dari mata pelajaran tersebut
diberikan berbeda di tiap State.
Kurikulum dasar menggunakan Common Core yang dikeluarkan oleh State,
Common Core State Standard (CCSS) memberikan penjelasan dan standar mengenai mata
pelajaran yang akan diberikan serta capaian kemampuan pelajar di tiap tingkat. CCSS
tersedia di situs web tertentu, misalnya http://www.corestandards.org/. Informasi ini
memudahkan orang tua dan guru untuk membantu siswa dalam belajar.
Pada umumnya di tingkat SMA, siswa mengambil berbagai macam kelas tanpa
penekanan khusus pada mata pelajaran tertentu. Siswa diminta untuk mengambil sejumlah
kredit minimum tertentu dari mata pelajaran wajib. Sebagai tambahan, siswa dapat
memilih mata pelajaran pilihan untuk mengisi waktu yang dibutuhkan untuk belajar.
Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa de facto official dalam mengajar masih
merupakan masalah. DI AS ada sekitar 9,7 juta anak usia 5 sampai 17 tahun yang
berbicara dalam bahasa lain, seperti Spanyol, Cina, Korea, Vietnam dsb. di rumah.
Sebagian dari mereka, sekitar 1,3 juta anak tidak dapat berbicara bahasa Inggris dengan
baik atau malahan tidak bisa sama sekali. Oleh karena itu, bahasa Inggris merupakan mata
pelajaran yang sangat penting dari Grade 1 sampai Grade 12. Mata pelajaran ini tidak
dalam bentuk tata bahasa Inggris, tetapi dalam bentuk mengarang dan membuat laporan.
Sejak dini (bahkan dari Kindergarten) anak anak dibiasakan membuat jurnal atau laporan
dari apa yang mereka lihat dan kerjakan. Mata pelajaran bahasa kedua (bahasa selain
bahasa Inggris) diberikan di SMP.
b. Mata Pelajaran
Pelajaran utama yang merupakan pelajaran wajib di hampir semua SMA di AS
adalah :
1) Sains (biasanya minimal tiga tahun, termasuk di dalamnya Biologi , Kimia dan
Fisika)
2) Matematika (biasanya minimal empat tahun , termasuk di dalamnya Aljabar,
Geometri, Pra-kalkulus, Statistik dan bahkan Kalkulus )
3) Bahasa Inggris (biasanya minimal empat tahun, termasuk di dalamnya Sastra,
Humaniora, Komposisi, bahasa lisan, dll)
4) Ilmu Sosial (biasanya minimal tiga tahun , termasuk di dalamnya berbagai Sejarah,
Pemerintahan atau program Ekonomi )
5) Pendidikan Jasmani ( minimal satu tahun) Pelajaran pilihan antara lain adalah:
1) Komputer (Word processor, pemrograman , desain grafis )
2) Atletik (lintas negara, sepak bola, baseball, bola basket, atletik, renang,
tenis, senam, polo air, sepak bola, softball, gulat, cheerleader, bola voli,
lacrosse, hoki es, hoki lapangan, kru, tinju, ski atau snowboarding, gol,
bersepeda gunung, marching band)
3) Karir dan Pendidikan Teknik ( Pertanian/Agriscience, Bisnis/Pemasaran,
Keluarga dan Ilmu Konsumen, Pekerjaan Kesehatan dan Pendidikan
Teknologi, termasuk
Penerbitan (koran jurnalisme/mahasiswa, buku tahunan/tahunan, majalah
sastra)
4) Seni Pertunjukan/Seni Visual (paduan suara, band, orkestra, drama, seni,
keramik, fotografi dan tari)
5) Bahasa asing (Spanyol dan Perancis yang umum, Cina, Latin , Yunani
Kuno, Jerman,
Italia, Arab dan Jepang adalah kurang umum)
c. Evaluasi Belajar
1) Evaluasi Belajar Nasional
Secara umum, para siswa dan prestasi belajarnya secara teratur dinilai oleh sekolah
dengan menggunakan berbagai tes. Tes-tes ini diselenggarakan oleh sekolah secara
desentralisasi. Secara nasional, kemampuan belajar siswa K12 dievaluasi oleh institusi
yang disebut National Assessment of Educational Progress (NAEP) yang merupakan
program dari Departemen Pendidikan. Program ini merupakan satu-satunya program yang
secara menerus mengevaluasi kemampuan siswa secara nasional untuk berbagai bidang
studi.
Hasil dari evaluasi dimasukkan dalam laporan yang disebut sebagai Nation’s
Report Card yang memungkinkan perbandingan dari kualitas pendidikan di berbagai
State. Laporan ini juga digunakan untuk perbandingan kualitas sekolah yang dievaluasi
terhadap kualitas nasional, atau perbandingan antar State. Penilaian dilakukan secara
periodik dalam mata pelajaran Matematika, Membaca, Ilmu Pengetahuan, Menulis, Seni,
Kewarganegaraan, Ekonomi, Geografi dan Sejarah.
NAEP bekerja sama dengan ETS (Educational Testing Service), sebuah lembaga
privat yang melakukan evaluasi secara nasional. Hasil tes dimasukkan ke dalam statistik
pendidikan di Amerika, tapi tidak digunakan untuk terminal penilaian.
2) Evaluasi Belajar Lokal
Secara lokal, State juga melakukan evaluasi terhadap siswa di berbagai sekolahan di
District atau County di wilayah State. Evaluasi tidak merupakan kewajiban, tetapi sangat
disarankan dan didorong dengan adanya No Child Left Behind Act. Berdasarkan Undang-
Undang ini, maka sekolah sekolah yang baik akan bisa mendapatkan bantuan dari
Pemerintah Federal. State dalam melakukan evaluasi juga menggunakan lembaga swasta
seperti ETS. Independensi lembaga swasta seperti ETS ini sangat dijamin. Hasil evaluasi
digunakan untuk perbaikan internal dan menentukan sekolah mana yang akan mendapat
penghargaan atau sekolah mana yang masih harus terus diperbaiki oleh State dan County.
3) Evaluasi masuk Perguruan Tinggi
Evaluasi masuk perguruan tinggi, semua anak harus mengikuti tes yang bersifat
nasional, yaitu SAT atau Scholastic Assessment Test. SAT digunakan oleh semua
universitas di AS untuk seleksi penerimaan. Pada perkembangannya, SAT digunakan
bersama dengan tulisan esai untuk seleksi masuk ke universitas. Secara nasional, nilai
SAT rata-rata adalah 1500 untuk nilai total tiga mata uji: Critical Reading, Mathematics
and Writing. Universitas yang baik akan menerima siswa dengan nilai SAT di atas 1700,
karena saingan yang akan masuk universitas tersebut adalah siswa dengan SAT tinggi.
Princeton dan MIT misalnya, akan menerima siswa yang SAT di atas 1800. Penerimaan di
universitas tidak hanya SAT, tetapi juga dengan esai dan di beberapa universitas dengan
wawancara.
Selain SAT, ada juga yang menggunakan ACT atau bahkan ada juga yang
menggunakan keduanya, SAT dan ACT. ACT singkatan dari American College Testing.
ACT sudah digunakan sejak tahun 1959 dan menilai mata uji yang lebih banyak dari SAT.
Mata pelajaran yang diujikan, antara lain bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan
Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. ACT dan SAT adalah tes yang menilai kemampuan
siswa, namun keduanya berbeda dalam kontruksinya. ACT menilai kemampuan yang
sesuai dengan kurikulum SMA. Sementara, SAT menilai berdasarkan pengetahuan umum
dan penalaran kuantitatif.
5. Kualitas Guru di Amerika Serikat
Di AS seorang guru harus bersertifikat walaupun tidak ada peraturan secara nasional
mengenai sertifikasi guru. Sertifikasi guru berbeda di tiap State. Peraturan dan prosedur
sertifikasi di tentukan oleh State Department of Education (Kantor Wilayah Pendidikan).
Guru-guru untuk K12 minimum adalah Sarjana Pendidikan pada subjek yang bisa
mendapatkan sertifikat.
Beberapa State mengatur bahwa guru harus sudah lulus tes standar untuk keahlian
mengajar. Kemampuan mengajar sangat diutamakan di setiap State. Para guru bisa
mendapatkan sertifikat mengajar dari universitas yang menyediakan jurusan pendidikan
dan dari beberapa lembaga swasta yang diakui. Tidak ada lembaga pemerintah yang
memberikan sertifikat. Guru-guru harus mendapatkan license atau ijin untuk mengajar
berupa Certificate of Eligibility (CE). Guru bisa mendapatkan CE dengan mengambil
sejumlah kredit tertentu di perguruan tinggi ataupun di lembaga yang memberikan
sertifikat. Salah satu contoh adalah di New Jersey (NJ).
Sebagaimana lulusan SMA, guru bisa juga mengambil tes yang dilaksanakan oleh
ETS khusus untuk sertifikasi mengajar. Di banyak State, sebelum mendapat sertifikat,
seorang guru harus mengetahui cara mengajar yang baik dan harus lulus ujian mengenai
paedagogi. Pengetahuan umum dan pengetahuan mengenai subyek yang diajarkan. Tes
dilakukan setiap 4 – 6 tahun.
Sertifikat di beberapa setiap State bisa berbeda. Namun, pada umunya terdapat 3
macam sertifikat, yaitu:
1) Initial Certificate setelah 3 Tahun- hanya mengajar yang umum
2) Transformation Certificate setelah 5 tahun
3) Professional Certificate
6. Pendanaan Pendidikan di Amerika Serikat
Sumber pendanaan pendidikan di Amerika, khususnya pendidikan dasar dan
menengah, yang lebih dikenal dengan PUBLIC SCHOOLS, berasal dari Pemerintah Pusat
(Federal), Pemerintah Negara Bagian (State) dan Pemerintah Lokal (Local/County/City).
Selain itu, terdapat juga pendidikan yang disediakan oleh swasta, tentunya yang bertujuan
for profit. Sehingga, di Amerika dikenal ada pendidikan yang bertujuan not for profit dan
for profit.

D. Sistem Pendidikan di Australia


1. Pengantar Pendidikan di Australia
Sistem pendidikan Australia berstandar tertinggi telah menikmati pengakuan secara
internasional. Sekolah adalah hal yang wajib di seluruh Australia dan memberikan
sumbangsih pada tingkat melek huruf 99 persen. Sekolah di Australia mengembangkan
keterampilan dan membangun kepercayaan diri para pelajar, lulusan universitas Australia
unggul pada penelitian dan inovasi terdepan, serta pendidikan kejuruan dan teknik
memajukan sektor industri yang sedang berkembang pesat. Australia juga salah satu
penyelenggara pendidikan dan pelatihan terdepan di dunia bagi pelajar internasional,
termasuk pelatihan bahasa Inggris. Lebih dari 400,000 pelajar dari sekitar 200 negara
menerima pendidikan Australia setiap tahun. Kursus ditawarkan baik di Australia maupun
di luar negeri.
2. Tujuan Pendidikan di Australia
Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam undang-
undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian, universitas, dan lembaga-
lembaga pendidikan lainnya.Tujuan umum ini biasanya dilengkapi dengan tujuan-tujuan
yang lebih oleh badan-badan yang relevan. Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang
lebih besar diarahkan pada pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi
serta masyarakat secara umum. Sedangkan sector pendidikan teknik dan pendidikan
lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada pendidikan kejuruan. Pada intinya,
pemerintah federal Australia tidak campur tangan langsung tentang tujuan pendidikan
kecuali hanya melalui tujuan umum yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi
pemerintah federal menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah
pendidikan.
Kurikulum Pendidikan di Australia
a. Penggunaan Standar
Pusat Pengembangan Kurikulum (Curriculum Development Centre /CDC) dibentuk
oleh pemerintah Commonwealth dalam tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan
mendiseminasikannya, serta menyiapkan materi kurikulum. Buku-buku pelajaran dan
ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi kurikulum, departemen pendidikan,
Dewan Penelitian Pendidikan Australia(ACER), Pusat Pengembangan Kurikulum (CDC),
penerbit buku-buku akademik yang komersial, dan asosiasi guru-guru bidang studi.
Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework:
Pertama, ada 8 kondisi yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum di
Australia, yaitu (1) cultural diversity, (2) changes in the family structure, (3) rapid pace of
technologival change, (4) global environmental issues, (5) changing nature of social
conditions, (6) change in the workplace,
(7) inter-dependence in the global economy, (8) uncertain standards of living.
Kedua, ada lima karakteristik nilai (values) yang akan dibangun melalui kurikulum
tersebut, yaitu: (1) pursuit of knowledge and commitment to achievement of potential, (2)
self acceptance and respect of self, (3) respect and concern for others and their rights, (4)
social and civic responsibility, dan (5) environmental responsibility.
b. Mata Pelajaran
Terdapat 8 (delapan) bidang Pembelajaran Yang Penting yang merupakan fokus
pengajaran disemua sekolah Australia. Bidang-bidang tersebut memberikan kepada para
pelajar suatu pendidikan yang utuh dan keterampilan bermasyarakat (sosialisasi). Bidang-
bidang ini didukung dan ditopang oleh semua level Pemerintah Australia. Semua sekolah
yang menerima pelajar Internasional akan mengajar sesuai dengan 8 Bidang Pembelajaran
Yang Penting itu, seperti: a) Seni, b) Bahasa Inggris, c) Pendidikan Kesehatan dan
Jasmani, d) Bahasa selain Bahasa Inggris, e) Matematika, f) Ilmu Pengetahuan, g)
Kajian Penduduk dan Lingkungan, h) Teknologi.
Selain dari 8 Bidang Pembelajaran yang Penting tersebut, para pelajar dapat
memilih dari sederajat luas mata pelajaran pilihan, yang memastikan keanekaragaan di
pendidikan Australia. Contoh-contoh termasuk memakai komputer, perniagaan, undang-
undang (hukum), pertanian, psikologi, drama, desain grafis, penerbangan dan masih
banyak lagi.
c. Evaluasi
Selama bertahun-tahun sistem pendidikan Australia menggunakan sistem evaluasi
eksternal yang ekstensif untuk menentukan kualifikasi siswa dan pemberian sertifikat atau
diploma. Sesudah Perang Dunia II hampir semua ujian eksternal ini dihapuskan, dan pada
pendidikan dasar dan menengah, yang paling banyak dilakukan ialah kenaikan kelas siswa
atas dasar usia. Hampir pada semua sistem, sekolah punya tanggung jawab melakukan
ujian untuk setiap level setiap tahun kecuali pada tingkat akhir pendidikan menengah di
saat ujian eksternal dilaksanakan. Pada hampir seluruh sistem sekolah, sertifikat pertama
yang diterima siswa adalah pada akhir tahun pendidikan ke-10 berdasarkan penilaian
internal sekolah.
Pemberian sertifikat yang lebih tinggi diberikan pada tahun pendidikan ke-12, pada
umumnya berdasarkan ujian eksternal. Pada ACT dan negara bagian Queensland, ujian
internal sekolah yang sudah terakreditasi adalah sebagai pengganti ujian eksternal pada
tahun pendidikan ke-12.
Perbedaan dan pengaruh Sistem Pendidikan Australia dengan Sistem Pendidikan di
Indonesia Baik Indonesia maupun Australia sama-sama menerapkan Wajib belajar di
Australia wajib belajar diterapkan selama 10 tahun, sedangkan Indonesia mencanangkan
wajib belajar 9 tahun, yang akan ditingkatkan menjadi 12 tahun. Kebijakan kedua negara
tentang wajib belajar relatif sama
D. Kualitas Guru di Australia
Hampir semua guru prasekolah dan sekolah dasar serta sekolah menengah dididik
pada CAE, untuk di Indonesia dapat disebut PGSD, dan sebagian di universitas dan
pendidikan guru yang dikelola badan-badan keagamaan, Lama pendidikan guru berkisar
empat tahun dan semua sistem pendidikan guru memberikan kesempatan kepada guru
untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan (inservice education) termasuk pendidkan
kualifikasi keprofesionalan dengan menyelesaikan beberapa mata kuliah yang telah
disetujui.

E. Sistem Pendidikan di Finlandia


Pengantar Pendidikan di Finlandia
Finlandia adalah negara yang mendominasi peringkat satu sejak pertama kali tes
PISA dilakukan pada tahun 2000 dan berhasil mempertahankan posisi sebagai nomor satu
hingga tahun 2009. Hasil tes 2009 menunjukkan Finlandia menduduki rangking kedua
untuk reading, rangking kedua untuk matematika dan rangking pertama untuk sains.
Secara keseluruhan, newsweek melaporkan bahwa Finlandia #1 di dunia di bidang
pendidikan, kewarganegaraan dan kualitas masyarakat.
Finlandia terkenal dengan pendidikan terbaik di dunia. Ini terbukti dari peringkat
PISA ( Program for International Student Assesment ) pada tahun 2003 siswa Finlandia
menduduki peringkat pertama dan meraih skor tertinggi di dunia secara konsisten. Tes
yang diadakan oleh PISA menguji siswa yang berusia 15 tahunan di sekiatr 40 negara
industri seluruh dunia, pengukuran tes dalam PISA yaitu keaksaraan dalam membaca,
matematika, dan ilmu pengetahuan.
Jika dibandingkan dengan Indonesia yang berada pada peringkat paling bawah
(Prayudi,2008). Ini artinya negara finlandia merupakan Negara dengan kualitas
pendidikan terbaik di dunia dengan sistem pendidikan yang baik pula. Sistem pendidikan
di Finlandia adalah sebuah sistem egalitarian Nordik, dengan tidak ada uang untuk waktu-
penuh siswa. Secara hukum semua siswa wajib belajar sembilan tahun dimulai pada usia
tujuh tahun dan mereka mendapatkan makan secara gratis. Peraturan tersebut
diberlakukan pada tingkat dasar dan menengah. Di bidang pendidikan, Forum Ekonomi
Dunia meletakkan kualitas Finlandia pada peringkat pertama di dan peringkat kedua
dalam matematika dan ilmu pendidikan.
Tujuan Pendidikan di Finlandia
Tujuan utama sistem pendidikan Finlandia adalah mewujudkan high-level
education for all. Tujuan tersebut mengupayakan agar seluruh rakyat Finlandia dapat
mengenyam pendidikan hingga tingkatan tertinggi, secara merata, dengan kemampuan,
keahlian dan kompetensi yang terbaik. Finlandia membangun sistem pendidikan dengan
karakteristik yang dilaksanakan secara konsisten, yakni, free education, free school meals,
dan special needs education dengan berpegang teguh pada prinsip inklusivitas.
Tingkatan Pendidikan di Finlandia
Tingkatan pendidika di Finlandia meliputi:
a. Pendidikan Pra Sekolah
b. Sekolah Dasar (Primary School) minimal usia 7 tahun
c. Sekolah Menengah (Secondary or High School)
d. Pendidikan Tinggi (University)
Kurikulum Pendidikan di Finlandia
Kurikulum pendidikan Finlandia tidak sepadat kurikulum yang diberlakukan di
negaranegara lainnya, khususnya negara Asia. Anak-anak di Finlandia menghabiskan
waktu lebih sedikit di sekolah dibandingkan anak-anak di negara lain. Jam istirahat
sekolah juga lebih panjang, yakni 75 menit, dibandingkan dengan negara seperti Amerika
yang membatasi waktu 30 menit istirahat. Mereka juga diberikan tugas yang lebih sedikit.
Selain itu, anak-anak Finlandia memulai pendidikan akademik di usia 7 tahun, berbeda
dengan kebanyakan negara yang memulai pendidikan akademik anak-anak di usia yang
lebih muda.
Prinsip kurikulum pendidikan Finlandia adalah” Less is More “. Sekolah
berfungsi sebagai tempat belajar dan eksplorasi potensi dimana sekolah menjadi
lingkungan yang relaks dan tidak terlalu mengikat siswanya dengan jam belajar dan
kapasitas tugas yang tidak terlalu membebani siswa. Di samping itu, tidak ada sistem
peringkat untuk prestasi akademik dan ujian standarisasi dari tingkat sekolah dasar sampai
dengan menengah pertama. Para siswa juga baru diuji dengan ujian standarisasi pada
sekolah menengah tingkat akhir. Ujian ini pun bersifat optional, hanya bagi mereka yang
ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Bagi yang tidak mengikuti ujian, tetap bias
melanjutkan ke institusi pendidikan yang berorientasi ke praktek dunia kerja.
Kualitas Guru di Finlandia
Pemerintah Finlandia juga menetapkan standar tinggi untuk profesi guru. Dimana
semua tenaga pengajar di Finlandia setidaknya diwajibkan mempunyai latar belakang
pendidikan Master. Proses seleksi tenaga pengajar pun sangat ketat, hanya 10% dari
lulusan perguruan tinggi yang bisa diterima menjadi guru. Mereka yang lolos seleksi ini
pun masih harus melalui proses training yang kompleks terlebih dahulu sebelum
dinyatakan siap berkecimpung dalam profesi guru. Finlandia percaya bahwa guru adalah
modal utama untuk menghasilkan siswa yang unggul.
Berdasarkan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan pelatihan guru yang
berkualitas, tak salah jika mereka menjadi guru-guru dengan kualitas luarbiasa. Dengan
kualifikasi dan untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan
kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika
negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang
sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian dan test itulah
yang menghancurkan tujuan belajar siswa.
Terlalu banyak test membuat guru cenderung mengajar siswa hanya untuk lolos
ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang
tidak bias diukur dengan ujian. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui
kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan
tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini
membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata
Sundstrom, kepala sekolah di SD
Poikkilaakso, Finlandia. Kalau siswa bertanggungjawab, mereka guru bekeja lebih bebas
karena tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk bekerja secara
independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan.
Pendanaan Pendidikan di Finlandia
Pendidikan di Finlandia murni public good, yang berarti bahwa investasi berasal
dari publik melalui pajak, dan manfaat hasil pendidikan dinikmati oleh publik juga.
Pendidikan di Finlandia gratis dari sekolah dasar hingga program doktoral. Hanya 4% dari
keseluruhan institusi pendidikan di Finlandia yang tidak didanai oleh pemerintah melalui
pajak. Walaupun gratis, pemerintah Finlandia juga berkomitmen untuk menjamin kualitas
tinggi pada semua sekolah tanpa kecuali. Ini berlaku bagi siswa dari keluarga miskin atau
kaya, di desa maupun di kota, di daerah jarang penduduknya atau yang rapat
penduduknya.

F. Sistem Pendidikan di Jepang


Tujuan Pendidikan di Jepang
Tujuan pendidikan Jepang tercantum dalam undang-undang pokok pendidikan
tahun 1947 ayat 1, menyatakan bahwa, pendidikan Jepang bertujuan untuk
mengembangkan sepenuhnya kepribadian setiap individu baik fisik, maupun psikis, yang
cinta kebenaran dan keadilan, menghormati nilai-nilai pribadi orang lain, menghargai
pekerjaan, memiliki rasa tanggung jawab dengan smangat kemerdekaan sebagai pendiri
Negara dan masyarakat yang damai.
Titik berat pendidikan Jepang adalah pengembangann kemampuan dasar dalam
diri generasi muda, dengan asumsi bahwa generasi muda harus siap menyesuaikan diri
dengan kemajuan IPTEK yang global.
Tingkatan Pendidikan di Jepang
Tingkatan pendidika di Finlandia meliputi:
a. Pendidikan Pra Sekolah
b. Sekolah Dasar (Primary School) usia masuk 6 tahun
c. Sekolah Menengah (Secondary or High School) usia masuk Secondary School 12 tahun
dan usia masuk or High School 15 tahun ke atas
d. Pendidikan Tinggi (University)
Kurikulum di Jepang
Kurikulum sekolah ditentukan oleh menteri pendidikan yang kemudian
dikembangkan oleh dewan pendidikan distrik dan kota praja. Kurikulum awal tahun 980
memuat mata pelajaran untuk SD terdiri dari, bahasa Jepang sebagai pengantar, ilmu
sosial, berhitung, ilmu pengetahuan umum, music/seni dan kerajinan, pendidikan jasmani
dan kerumah tanggan (grade 4 dan 6), disamping pendidikan. Selain itu, di Jepang
terdapat pendidikan non formal yang dikenal dengan pendidikan social. Adapun lingkup
pendidikan non formal meliputi: teknik pertanian, perikanan, nelayan dan buruh
kehutanan. Selain itu juga, tersedia program-program pendidikan radio dan televise untuk
pendidikan dan keterampilan.
Evaluasi pada semua tingkatan sistem di Jepang harus menempuh berbagai ujian
yang merupakan syarat untuk naik kelas atau untuk mendapatkan ijazah/sertifikat. Bagi
siswa yang kehadirannya kurang dari 5% tahun beelajar, dan hasil ujian jelek, maka
diwajibkan untuk mengulang pada level yang sama.
Kualitas Guru di Jepang
Untuk menjadi guru SD dan sekolah menengah, guru harus dididik/dilatih di
universitas, pascasarjana dan yunior college yang dipilih oleh kementrian pendidikan.
Kemudian guru memperoleh sertifikat mengajar dari dewan pendidikan distrik yang
berlaku disemua distrik. Sertifikat untuk guru SD, memberikan kewenangan untuk
mengajar semua mata ajaran, sementara untuk guru menengah hanya mata ajaran tertentu
saja, ke semua ini diperoleh setelah lulud rekruitmen yang dilakukan dewan pendidikan.
6. Pendanaan Pendidikan di Jepang
Sistem administrasi keuangan pendidikan di Jepang disediakan bersama-sama
antara pemerintah pusat, distrik maupun kota praja. Dimana diambil dari pajak dan dari
sumber-sumber lain

G. Sistem Pendidikan di Mesir


Pengantar Pendidikan di Mesir
Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir, (bahasa Arab: ‫مصر‬, Masr)
adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut.
Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai (dianggap
sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di
Afrika Utara. Posisi Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan,
jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut
Tengah di utara dan Laut Merah di timur.
Mesir mayoritas penduduknya menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000
km²). Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia,
misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses.
Ditinjau dari jenisnya, sekolah di Mesir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri terdiri dari dua macam: Sekolah Arab
dan Sekolah Bahasa/ Eksperimen. SekolahArab menggunakan kurikulum nasional dengan
bahasa pengantar bahasa Arab semenjak kelas I dan mulai dipergunakan bahasa pengantar
bahasa Inggris semenjak kelas IV. Sedangkan Sekolah Bahasa/Eksperimen mengajarkan
sebagian besar kurikulum nasional dengan menggunakan pengantar bahasa Inggris
semenjak kelas I dan mulai dipergunakan bahasa Perancis sebagai bahasa kedua pada
tingkat menengah atas (Secondary School). Usia yang diterima untuk kelas I pada Sekolah
Bahasa/eksperimen adalah 7 tahun (lebih tua satu tahun dari Sekolah berbahasa Arab).
Sekolah swasta terdiridari empat jenis yaitu Sekolah Swasta Biasa (Ordinary School),
Sekolah Bahasa (Language School), Sekolah Keagamaan dan Sekolah Internasional.
Sekolah biasa (Ordinary School) tidak jauh berbeda dengan sekolah Negeri dari
sisi kurikulum. Hanya saja sekolah-sekolah jenis ini mempunyai perhatian lebih terhadap
kebutuhan peserta didik, bangunan dan perangkat sekolah.
Tujuan Pendidikan di Mesir
Pemerintah Mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus
dilakukan dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu, diputuskan bahwa konsep struktur,
fungsi dan manajemen pendidikan semua harus ditinjau ulang.
Mesir memprogramkan wajib belajar, Masyarakatnya harus pandai dalam hal
baca tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat. Kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan
utama pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan
kesempatan serta pembentukan individu-individu yang demokratis.
2. Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu
menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar
kerja.
3. Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu
terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab.
4. Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan sepanjangan
hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri.
5. Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca,
berhitung, mempelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta seni, serta
pemahaman atas lingkungan.
6. Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam pengembangan
kurikulum dan penilaian.

Kurikulum Pendidikan di Mesir


Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari
konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang
berpengalaman. Biasanya ada sebuah panitai untuk setiap mata pelajaran atau kelompok
pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di
koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan
Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan.
Berdasarkan peraturan, kurikulum apat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan
kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan
informasi mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai
implementasinya dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan
apabila diperlukan perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk
mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar besar
supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guruguru guna
memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan,
sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan
kurikulum serta perbaikan metode mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim
kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku
tes menurut kurikulum tidak persis saama dengan kurikulum yang dilaksanakan.
Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan
perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa yang digariskan dalam
kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal.
Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk
panitia kurikulum dari semua jurusan ara akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran.Pada
umumnya sekolah dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang aga luas dalam
memilih materi pelajaran.
Evaluasi di Mesir menggunakan Sistem ujian yang sangat memengaruhi
pemikiran murid, orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil
ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 2, 4, dan 5, dan ujian negara pertama
dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan
Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor
menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya
hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolahsekolah
menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk
kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda mesir
banyakan tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat
penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.
Kualitas Guru di Mesir
Sistem penjenjangan karier guru secara fungsional yang diselenggarakan di Mesir
tampaknya lebih bergradasi dan dapat menciptakan profesionalisme pendidik. Sistem yang
diatur mulai dari status guru sebagai assistant teacher, teacher, senior teacher, sampai
master teacher. Jenjang status guru seperti itu dapat berpengaruh positif terhadap jenjang
karier guru dan pembinaan profesi guru yang lebih terstruktur.

Pendanaan Pendidikan di Mesir


Peningkatan jumlah guru dan sekolah, perbaikan peralatan dan kenaikan harga
(termasuk kenaikan gaji) telah menyebabkan kenaikan belanja pendidikan. Dua puluh tiga
(23) juta pound mesir (E) sma dengan UU$77 juta yang diselenggarakan pada tahun 1952
naik menjadi E 126 juta pound (UU$420 juta) tahun 1969. Pada periode yang sama
investasi masyarakat pada pendidikan meningkat dari E2,5 juta pound (UU$8,4 juta)
menjadi E33,3 juta found (UU$111,2 juta). Sesudah tahun 1970, alokasi dana untuk
pendidikan mulai meningkat dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan alokasi
sebelumnya. Dalam tahun 1984, pengeluaran masyarakat untuk pendidikan mencapai
E1,186,5 juta pound (UU$1,163 juta). Ini berarti 8,9% dari keseluruhan pengeluaran
pemerintah atau sama dengan 4,1% GNP. Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan
formal dalam tahun 1988 adalah 18,55% dari totsl pengeluaran untuk masyarakat. Gajih
menyerap 80% lebih, sementara pengeluaran lain 20%. Investasi untuk gedung meningkat
pada tahun 1980 an dari 7% menjai 13%.
Masih saja tidak cukup gedung-gedung sekolah dan apabila seluruh permintan
dipenuhi, pemerintah harus menyediakan biaya lebih dari E3 miliar pound (UU$2,94
miliar). Dalam masa 10 tahun yang akan datang. Dari tahun 1964-1978, pengeluaran
untuk pendidikan prauniversitas meningkat 4 kali lipat, sementara pengeluaran untuk
pendidikan tinggi meningkat lebih dari 5 kali lipat. Pendidikan tinggi dalam tahun 1970
menggunakan 20,4% dari total pengeluaran pemerintah untuk pendidikan 31,4% tahun
1978. Dari total anggaran kementrian, pendidikan dasar menerima 44% jumlah ini masih
perlu ditingkatkan . Sistem pendidikan saat ini memertimbangkan sekolah ersiapan
9sekolah menengah pertama) sebagai jenjang akhir untuk wajib belajar. Ini berarti
peningkatan biaya. Gaji guru-guru pada semua level pendidikan telah naik begitu besar
antara tahun 1981 dan 1988 dibandingkan kenaikan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan

Prosedur akreditasi di Eropa menjadi metode penting untuk jaminan kualitas dan
kualitas eksternal. Akreditasi didefinisikan sebagai setiap keputusan yang dibuat oleh
otoritas yang diakui secara tepat apakah institusi atau program pendidikan tinggi
memenuhi standar tertentu. European Accreditation Consortium mendefinisikan
akreditasi sebagai "keputusan formal dan independen, yang menunjukkan bahwa institusi
atau program pendidikan mematuhi standar yang ditetapkan". Definisi ini juga mencakup
beberapa penilaian kualitas yang digambarkan sebagai "prosedur seperti akreditasi".
Akreditasi dan penjaminan mutu pendidikan dicapai melalui proses multi-langkah;
penilaian sendiri atau dokumentasi yang disampaikan oleh unit dalam proses akreditasi;
evaluasi eksternal oleh para ahli independen; dan keputusan akreditasi. Keputusan
akreditasi didasarkan pada evaluasi eksternal. Keputusan akreditasi itu sendiri adalah
otoritatif dan menentukan evaluasi "ya" (dengan atau tanpa syarat) atau "tidak" dengan
validitas terbatas.

B. Saran

Untuk menjadi guru profesional, perlu perjalanan panjang. Diawali dengan penyiapan
calon guru, rekrutmen, penempatan, penugasan, pengembangan profesi dan karir, hingga
menjadi guru profesional sungguhan, yang menjalani profesionalisasi secara terus-menerus
DAFTAR PUSTAKA
Atase Pendidikan Washington DC. (2014). Sistem Pendidikan di Amerika Serikat. Kedutaan
Besar Republik Indonesia Washington DC
Atrisna. Tt. Perbandingan Pendidikan Mesir-Indonesia. (online). Tersedia di
https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/file/TULISAN/qble1333075913.pdf
[21 Oktober 2017 Pukul 11.31 WIB]
Kausar, hafidzah. Tt. Belajar dari Sistem Pendidikan di Finlandia. (online). Tersedia di
www1media.acehprov.go.id/.../sistem_pendidikan_finlandia.pdf. [ 21 Oktober 2017 Pukul
09.34 WIB]
Kemendikbud. (2013). Pedoman Peminatan Peserta Didik. Jakarta: Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Mulyasa. (2010). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mustika, tt. Fadilah dari Sistem Pendidikan Australia Untuk Indonesia. (online). Tersedia di
https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/dokumen/sistempendidikanaustraliaunt
ukind onesia.pdf [17 Oktober 2017 Pukul 23.20 WIB]
Payong, Marselus. (2011). Sertifikasi Guru. Jakarta: Permata Puri Media
Riyana, cepi. (2008). Studi Perbandingan Kurikulum Cina, Korea dan Jepang. Bandung: UPI
Saifullah, Isri. (2015). Konsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan
Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan Indonesia. Jurnal: Jurnal Pendidikan Islam
Robandi, Babang. (2008). SERTIFIKASI GURU: Prinsip dan Prosedur Dalam Jabatan.
disampaikan pada Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat, Bandung: UPI
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan
Pendidikan
Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Peraturan Perundang-Undangan Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
.tt. Informasi Kehidupan Berbangsa. Konsulat Hukum Sosial Lokal Untuk Hubungan
Internasional

29

Anda mungkin juga menyukai