DISUSUN OLEH
Yuyun Melinda
NPM 220112180111
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. J
Tempat Tanggal Lahir : Yogjakarta, 07-03-1947
Umur : 73 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Komud Supadio RT 06/04 Cicendo Bandung
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Diagnosa Medis : Stroke ulang e.c infark+hipertensi stage II
Tanggal Pengkajian : 05 Juli 2019
Tanggal Masuk RS : 02 Juli 2019
Tanggal Masuk Ruangan : 02 Juli 2019
No. Medrek : 0001772784
Nama : Ny.D
3. Identitas Keluarga
Perempuan : Menikah :
Pasien : Keturunan :
Meninggal : Cerai :
8. Riwayat keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.
9. Keadaan Umum
a. Kondisi Umum
Keadaan umum : baik, pasien tampak lemas
Kesadaran : kompos mentis
GCS : (E4 M6 V5)
Pengkajian Nyeri :
b. Tanda-tanda Vital
Heart Rate : 80 x/menit
Respiratory Rate : 20 x/menit
Tekanan Darah : 160/80 mmHg
Mean Arterial Pressure : 106,6mmHg
Saturasi Oksigen : 98%
Suhu Tubuh : 36,6 0C
c. Antropometri (+2 bulan yang lalu)
Berat Badan : 40 kg
Tinggi Badan : 150 cm
Indeks Massa Tubuh : 17,7 kg/cm2
Status Gizi : Kurus
Laki-Laki Perempuan
Kurus < 18 kg/m2 Kurus < 17 kg/m2
Normal 18 – 25,0 kg/m2 Normal 17 - 23 kg/ m2
2
Kegemukan 25,1 - 27 kg/m Kegemukan 23 - 27 kg/m2
Obesitas > 27 kg/m2 Obesitas > 27 kg/m2
Sumber : Pedoman praktis terapi gizi medis Departemen Kesehatan RI 2003
= 400+937,5-370-161
= 2142,5-235+5
= 806,5 kkal
6 Mandi 5 15 5
a. 130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantuangan sebagian
c. < 60 : Ketergantungan total
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 03 Juli 2019
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Keterangan
Hemoglobin 14.5 14.0-17.4 mg/dL
Hematocrit 44.1 41.5%-50.4%
Leukosit 9.9 4.50-11.0 10^3/uL
Trombosit 324 150-450 Ribu/uL
Eritrosit 5.06 4.4-6.0 jt/uL
Index eritrosit
MCV 87.2 80-96 fL
MCH 28.7 27.5-33.2 pg
MCHC 32.9 33.4-35.5%
Hitung Jenis
Leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 1 0-4%
Neutrofil batang 0 3-5 %
Neurofil segmen 67 45-73 %
Limfosit 25 18-44 %
Monosit 7 3-8%
Glukosa Sewaktu 89 < 140 mg/dL
Natrium 139 134-145 mEq/L
Kalium 4.4 3,5-5,1 mEq/L
Kalsium ion 4.54 4,5-5,6 mg/dL
Ureum 16.4 15.0-39 mg/dL
Kreatinin 0.66 0.5-1.0 detik
Kolestrol total 182 Normal : <200
batasan tinggi :200-
230
Terapi
Kecemasan
1 Penyakit Dasar Skor Jumlah Skor
a. Kanker 2 0
b. PPOK 2 0
c. Stroke (dengan penurunan fungsional > 50%) 2 2
d. Penyakit Ginjal Kronis 2 0
e. Penyakit Jantung berat 2 0
f. HIV/ AIDS 2 0
2 Penyakit Ko Morbiditas Skor Jumlah Skor
a. Penyakit hati kronis 1 0
b. Penyakit ginjal moderat 1 0
c. PPOK Moderat 1 0
d. Gagal jantung kongestif 1 0
e. Kondisi/ komplikasi lain: ginjal 1 0
3 Status fungsional pasien Menggunakan status perpoma ECOG Derajat Skala Skor Jumlah Skor
0 = Aktif penuh, dapat melakukan kegiatan tanpa hambatan seperti sebelum ada penyakit 0 0
1 = Terdapat hambatan dalam aktivitas berat tetapi dapat melakukan pekerjaan ringan seperti pekerjaan rumah yang ringan, rawat jalan 0 0
2 = Rawat jalan, dapat mengurus diri sendiri, tetapi tidak dapat melakukan semua aktifitas, lebih dari 50% jam bangun. 1 0
3 = Dapat mengurus diri sendiri secara terbatas, lebih banyak waktunya di tempat tidur atau dikursi roda dengan waktu 2 0
4 = tidak dapat mengurus diri sendiri, sebagian besar waktu di tempat tidur, kondisi berat/cacat. 3 3
4 Kriteria lain yang perlu dipertimbangkan pasien Skor Jumlah Skor
a. Tidak akan menjalani perngobatan kuratif 1 0
b. Kondisi penyakit berat dan memilih untuk tidak melanjutkan terapi 1 0
c. Nyeri tidak terbatas lebih dari 24 jam 1 0
d. Memiliki keluhan yang tidak terkontrol (contoh: mual, muntah) 1 0
e. Memiliki kondisi psikososial dan spiritual yang perlu perhatian 1 1
f.Sering berkunjung ke Unit Gawat Darurat/dirawat di Rumah Sakit lebih dari satu kali/bulan untuk diagnosis yang sama 1 0
g. Lebih dari satu kali untuk diagnosis yang sama dalam 30 hari 1 0
h. Memiliki lama perawatan tanpa kemajuan yang bermakna 1 0
i. Lama rawat di ICU tanpa kemajuan 1 0
j. Memiliki prognosis yang jelek 1 0
Total Skor 6
Keterangan :
Total skor 0-3 : dilakukan skrining setelah 7 hari
Total skor 4 -6 : dilakukan penilaian ulang setelah 3 hari
Total skor ≥ 7 : konsul paliatif
Kriteria Ya Tidak Keterangan Kriteria Ya Tidak
General Lelah √ Kardio/ respirasi Sesak napas √
Gangguan Tidur √ Batuk √
Nyeri √ Sputum √
Gangguan mobilisasi √ Hemoptosis √
Saluran cerna Nafsu Makan Hilang √ Pasien masuk Sistem saraf pusat Sakit kepala √
Gangguan oral √ kedalam IMT Pusing √
Penurunan berat badan √ kurus Pingsan √
Disfagia √ Kelemahan Tungkai √
Mual √ Penurunan kesadaran √
Muntah √ Kebingungan √
Konstipasi √ Hilang memori √
Diare √ Halusinasi √
Hematemesis √ Mimpi buruk √
Melena
10 Pesimis 0
14 Tidak sabaran 0
15 Kelelahan 0
18 Mudah tersinggung 0
27 Mudah marah 0
28 Mudah panik 0
36 Ketakutan 0
39 Mudah gelisah 0
41 Gemetar 0
Total skor :
Depresi : 2 (normal)
Kecemasan : 3 (normal)
Stress : 0 ( normal)
Keterangan :
Tingkat Depresi Kecemasan Stress
Normal 0 -9 0 -7 0 -14
Ringan 10 – 13 8 -9 15 – 18
Sedang 14 – 20 10 – 14 19 – 25
Berat 21 – 27 15 – 19 26 – 33
Total Skor 40
Definisi resiko :
0–24 = pasien tidak berisiko √ 25 -45 = risiko rendah >45 = risiko tinggi
*Lakukan implementasi pencegahan sesuai dengan kategori risiko
ANALISA DATA
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1. DS : Trombus, emboli Hambatan mobilitas
- Pasien mengeluh serebral fisik
lemas anggota gerak
kanan Sumbatan aliran
- Keluarga darah dan O2
mengatakan bahwa serebral
ini adalah stroke
ulang kedua infark jaringan
serebral
DO :
- Kekuatan otot gangguan di
ekstremitas atas 4/4 hemisfer kiri
- Kekuatan otot
ekstremitas bawah hemiplegi kanan
4/5
- ADL dibantu oleh kelemahan fisik
keluarga dan
perawat hambatan mobilitas
- Barthel index skore: fisik
60 (ketergantungan
total)
kelemahan fisik
hambatan mobilitas
fisik
Defisit perawatan
diri
5 DS: Infark jaringan Gangguan
Keluarga mengatakan serebral komunikasi verbal
bahwa pasien pernah ↓
mengalami stroke 1 Hemisfer kiri
tahun yang lalu ↓
Afasia
DO: perkataan klien ↓
terkadang inkoheren dan Gangguan
sulit dimengerti komunikasi verbal
Diagnosa berdasarkan prioritas
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
2. Gangguan menelan berhubungan dengan penurunan fungsi nervus X
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan impuls ke tonus otot wajah dan oral
ditandai dengan afasia sensorik
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan hambatan mobilitas fisik
5. Hambatan religiositas berhubungan dengan penurunan fungsional
I. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama pasien : Ny. J Ruangan : fresia 2
No Medrek : 0001772784 Nama mahasiswa : Yuyun Melinda
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Hambatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Kaji kemampuan klien dalam melakukan 1. Mengetahui kemampuan aktivitas klien
Mobilitas Fisik selama 3 x 24 jam diharapkan mobilitas mobilisasi 2. Melakukan ROM aktif dan pasif rutin
berhubungan fisik pasien tidak terhambat dengan 2. Lakukan latihan ROM aktif dan pasif sebanyak 2-3 kali sehari dalam waktu
dengan kelemahan kriteria hasil : 3. Monitor tanda-tanda vital klien sebelum 20-30 menit memberikan manfaat yaitu
- Klien mampu melakukan miring dan setelah latihan ( TD, RR, HR, dan meningkatkan kekuatan otot, mencegah
fisik
kanan dan miring kiri Suhu) kekakuan otot, dan menurunkan
- Klien dapat melakukan rom pasif 4. Bantu klien saat mobilisasi dalam keletihan (Sahmad et al, 2016).
dan aktif pemenuhan kebutuhan ADLs 3. Melihat perubahan kondisi fisik klien
- Kekuatan otot klien bertambah 5. Berikan bantuan klien untuk merubah 4. Mencegah agar tidak terjadinya cedera
menjadi pada ekstremitas atas posisi fisik
5/5, ekstremitas bawah 5/5 6. Berikan alat bantu jika pasien 5. Mencegah terjadinya luka dekubitus
membutuhkan akibat tekanan pada daerah ektremitas
bawah
6. Membantu klien untuk mempermudah
dalam mobilisasi
2 Gangguan menelan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji status nutrisi pasien dan 1. Pengkajian penting dilakukan
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan nutrisi pasien untuk mengetahui status nutrisi
dengan penurunan diharapkan pemenuhan kebutuhan 2. Kolaborasi dengan nutrisian untuk pasien sehingga dapat menentukan
fungsi nervus X klien tercukupi dengan kriteria hasil : pemberian nutrisi yang sesuai intervensi yang diberikan.
- Intake nutrisi tercukupi. dengan kebutuhan pasien : diet cair 2. Untuk membantu memenuhi
- Tidak terjadi stress ulcer 3. Berikan makan via NGT 6x/hari kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan
1. - Asupan makanan dan cairan dengan mengecek residual makanan pasien.
tercukupi dan memasukan makanan 3. Pengecekan residual untuk
menggunakan gravitasi mengetahui fungsi pencernaan,
4. Lakukan perawatan NGT sepert memasukan makan dengan
pengecekan letak NGT dan fiksasi didorong beresiko menimbulkan
5. Observasi adanya stress ulcer dan distensi abdomen
clot pada NGT 4. Mengetahui letak NGT dan
6. Latih reflek menelan klien menghindari NGT terlepas
5. Pasien dengan kondisi kritis sering
mengalami stress ulser.
6. Untuk merangsang reflek menelan
3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan pertanyaan tertutup 1. Pertanyaan tertutup hanya
komunikasi verbal keperawatan selama 3x24 jam, 2. Ajarkan pasien untuk mengangguk memiliki 2 jawaban yaitu ya dan
berhubungan hambatan komunikasi verbal pasien atau memberikan tanda khas bila tidak sehingga lebih mudah untuk
dengan penurunan teratasi dengan kriteria hasil: menyetujui sesuatu atau menolak dijawab
impuls ke tonus - Memperlihatkan peningkatan sesuatu 2. Gerakan atau bahasa tubuh dapat
otot wajah dan oral kemampuan komunikasi 3. Ajak pasien menulis untuk meningkatkan komunikasi dan
ditandai dengan - Pasien tetap mampu mengerti memperjelas perkataannya bila turut menyampaikan makna dari
afasia sensorik pembicaraan keluarga atau memungkinkan. pembicaraan.
tenaga kesehatan 4. Motivasi usaha pasien dalam 3. Menulis dapat meningkatkan
berbicara, beri pasien pujian setelah pemahaman lawan bicara
berhasil mengatakan kalimat terhadap pasien yang mengalami
5. Konfirmasi ulang setiap info yang pelo. Namun, pada kondisi ini
didapatkan pasien belum sanggup menulis
karena pasien masih lemas.
4. Motivasi dan pujian membuat
pasien merasa duhargai sehingga
lebih termotivasi untuk
melakukan komunikasi.
5. Konfirmasi ulang mencegah
salah tafsir atau salah paham.
4 Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan 1. Pertimbangkan budaya pasien ketika 1. Dengan memperhatian budaya
diri:mandi b.d keperawatan selama 1 x 24 jam mempromosikan aktifitas perawatan pasien akan memudahkan perawat
hambatan mobilitas defisit perawatan diri dapat teratasi diri. dalam melakukan asuhan
fisik 2. Menentukan jumlah dan jenis bantuan keperawatan
dengan kriteria hasil : yang diperlukan. 2. Melalui tindakan ini perawat dapat
3. Handuk, sabun, deodorant, dan menentukan tindakan yang sesuai
BAB dan BAK klien terpenuhi aksesoris lainnya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien
simpan disamping tempat tidur. 3. Mempermudah kegiatan
Badan klien bersih dan wangi 4. Menyediakan lingkungan yang memandikan pasien
Pasien dapat mengungkapkan secara teurapeutik dengan memastikan 4. Lingkungan yang teurapeutik akan
verbal kepuasaan tentang kebersihan hangat, santai dan personal. membuat pasien merasa nyaman
tubuh. 5. Memfasilitasi pasien untuk menyikat 5. Menjaga lingkungan mulut tetap
gigi bersih dan mencegah pertumbuhan
6. Memfasiltasi mandi/seka pasien mikroorganisme
7. Mendorong/melatih keluarga untuk 6. Menjaga lingkungan tubuh tetap
membantu pasien memenuhi bersih dan mencegah pertumbuhan
kebutuhan perawatan diri mikroorganisme
7. Melatihan kemandirian keluarga
dan memberikan privasi bagi
pasien
5 Hambatan Setelah dilakukan intervensi selama 1. Gunakan komunikasi terapeutik 1. Bina hubungan saling percaya akan
religiositas b.d 1x24 jam kesehatan spiritual klien untuk membangun hubungan saling memudahkan perawat dalam
penurunan terpenuhi dengan kriteria: percaya dan caring mengkaji dan memberikan asuhan
fungsional 2. Beri klien kesempatan untuk kepada pasien.
- Klien dapat menerima mengungkapkan perasaannya 2. Dengan mendengarkan apa yang
kondisinya 3. Berbagi dengan klien mengenai dirasakan pasien akan
- Mampu menjalankan ibadah perspektif spiritual memudahkan dalam membantu
- Mendapatkan dukungan spiritual 4. Bantu dan ingatkan klien untuk pasien memenuhi kebutuhan akan
selalu berdoa/berdzikir perawatan yang belum didapatkan.
5. Ajarkan keluarga dan klien untuk 3. Mengidentifikasi arti spiritual
bantu klien cara bertayamum dan selama klien sakit
ibadah di tempat tidur 4. Membantu memenuhi kebutuhan
6. Dorong keluarga untuk mendukung klien dan dapat membuat klien
klien memenuhi kebutuhan spiritual nyaman
5. Membantu memenuhi spiritualnya
6. Keluarga sebagai kerabat terdekat
klien dapat membantu klien dalam
memenuhi kebutuhan spiritual
IMPLEMENTASI
06/07/2019 Yuyun
1 15.20 - Melakukan TTV (TD, - RR: 22/m, HR; 82x/m, melinda
N, RR, S) TD : 160/80 mmHg
07/07/2019 Yuyun
1 15.00 - Mengobservasi TTV - Td: 160/80 mmHg, N: melinda
(TD, N, RR, S) 80x/menit, RR:
3 15.15 - Memberikan pertanyaan 18x/menit, S: 36,5C
tertutup pada pasien: “ - Pasien mengatakan:
kepala nya ema pusing “tidak pusing kepala,
ga?” hanya masih lemas
2 15.30 - Mengecek kepatenan sedikit tangan kanan”
selang ngt - Selang ngt masih
2 15.35 - Melatih reflek menelan terpasang adekuat
1 19.00 - Mengkaji kekuatan otot - Reflek menelan pasien
ekstremitas atas dan masaih lemah
bawah - Kekuatan otot
ekstremitas atas 4/5,
4 19.45 - Mengganti pampers bawah 4/4
pasien - Pasien terpasang
5 20.00 - Menganjurkan pasien pampers baru, pasien
untuk bertayamum dulu mengatakan merasa
sebelum melakukan enak setalah diganti
shalat pampers baru
- Pasien mengatakan
tidak tahu cara
bertayamum
I. Catatan Perkembangan
Nama pasien : Tn. W Ruangan : Fresia 2
No Medrek : 0001717268 Nama mahasiswa:Kelompok 1
Tanggal/
DX Catatan Perkembangan Paraf
jam
03-07-19 1 Yuyun
Melinda