Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM STERILISASI

RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU


Jl. Merdeka No 17 Lhokseumawe
Telp : ( 0645 ) 48713
LHOKSEUMAWE - INDONESIA
2015
PROGRAM STERILISASI
DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU

I. PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah
resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator
keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di
rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian
infeksi di rumah sakit.

Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi
dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan
fungsi sterilisasi, fusat sterilisai sangant bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur
pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun instalasi antara lain perlengkapan,
rumah tangga, pemeliharaan saranan rumah sakit, sanitasi dan lain-lain. Apabila terjadi
hambatan pada salah satu sub unit diatas maka pada akhirnya akan menggangu proses dan
hasil sterilisasi.

Bila ditinjau dari volume alat dan bahan yang harus disterilkan di rumah sakit demikian
besar, maka rumah sakit dianjurkan untuk mempunyai suatu instalasi pusat sterilisaasi
tersendiri, yang merupakan salah satu instalasi penunjang medik yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada kepala penunjang medik. Instalasi pusat sterilisai ini
bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas
dari semua mikroorganisme (termasuk endospora) secara tepat dan tepat, untuk
melaksanakan tugas sterilisasi alat atau bahan secara professional, diperlukan pengetahuan
dan keterampilan tertentu oleh perawat, apoteker ataupun tenaga non medik yang
merupakan mitra kerja. Azas kemitraan didasari rasa saling menghormati peran dan fungsi
masing-masing dengan tujuan utama untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien
dan pegawai rumah sakit.

II. LATAR BELAKANG

Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan yang bertujuan
untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisikakegiatan. Sterilisasi harus dilakukan untuk alat-
alat dan alat lain yang kontak langsung dengan aliran darah atau jaringan normal steril.
Hal ini dapat dicapai dengan uap bertekanan tinggi, pemanasan kering, sterilisasi kimiawi,
seperti glutaraldehid atau formaldehid, dan secara fisik (radiasi). Karena sterlisasi adalah
sebuah proses, bukan sebuah peristiwa tunggal, maka seluruh komponen harus dilakukan
secara benar agar sterilisasi tercapai.

III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS.


A. Tujuan Umum.
Mencegah infeksi nosokomial di Rumah Sakit
B. Tujuan Khusus
- Mencegah terjadinya infeksi silang
- Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN.

 Melakukan kegiatan sterilisisasi alat/barang yang akan digunakan untuk dengan cara :
1. Sterilisasi dengan cara rebus
2. Sterilisasi dengan cara penguapan dan tekanan tinggi
3. Sterilisasi dengan cara kimia
 Melakukan pencatatan dan pendistribusian

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.


 Melakukan kegiatan sterilisasi dengan cara :
1. Sterilisasi dengan cara rebus :
Mensterilkan peralatan dengan merebusnya di dalam air sampai mendidih (100º C) dan
ditunggu selama 20 menit. Misalnya alat dari logam dan karet.
Langkah-langkah:
a. Yakinkan sterilisator dalam keadaan siap pakai
b. Masukkan alat yang sudah dicuci bersih ke dalam sterilisator
c. Isi air hingga alat terendam
d. Tutup sterilisator dengan rapat
e. Setelah 20 menit, alat dapat diangkat
f. Matikan dengan melepaskan stop kontak

2. Sterilisasi dengan cara penguapan dan tekanan tinggi


Mensterilkan peralatan dengan uap panas dengan autoclave dengan waktu, suhu dan
tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, instrument dan kasa.

3. Sterilisasi dengan cara kimia

 Rendamlah seluruh instrument dalam wadah bersih yang diisi dengan larutan
kimia dan tutuplah wadah tersebut
 Biarkan instrument itu terendam : 5 menit dalam larutan cidex.
 Angkatlah alat yang sudah direndam dari larutan cidex kemudian bilas dengan
aquabidest.

 Melakukan pencatatan dan pendistribusian


 Setiap alat yang akan disterilkan diberi label sterilisasi
 Alat yang akan didistribusikan harus sesuai dengan permintaan unit kerja dan
dicatat dibuku ekspedisi.

VI. SASARAN
Alat lain yang kontak langsung dengan aliran darah atau jaringan normal steril
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN 2015
NO. KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nov Des
1. Pembuatan label
sterilisasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Pendokumentasian
barang yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
disterilkan dibuku
ekspedisi
3. Pengolahan data tiap
triwulan √ √ √ √
4. Evaluasi hasil √
sterilisasi dan laporan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Hasil sterilisasi akan dievaluasi akhir tahun oleh IPCN dan dilaporkan kepada panitia PPI.

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Sterilisasi yang tidak sesuai di Rumah Sakit harus dicatat dan dilaporkan. Data yang sudah
dievaluasi akan dilaporkan Panitia PPI ke Direktur untuk ditindak lanjuti.

Lhokseumawe, 12 Mei 2015

Ka. Panitia PPI Rumah Sakit Umum


Kasih Ibu

dr. Muhammad Saiful Ahyar


LAPORAN PELAKSANAAN STERILISASI
TAHUN 2015

I. GAMBARAN UMUM

Pelaksanaan evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara tanya jawab dilanjutkan observasi.
Indikator yang terisi pada minggu ketiga setiap bulan pada tahun 2015 dijumlahkan
jawaban Ya dibagi total ruangan (Ya dan Tidak) hasilnya dikali 100 %.
Semua jumlah persentase indikator dijumlahkan dan dibagi seluruh indikator (sudah
dikalikan 100 %) hasilnya dikali 100 %.
Nilai : - kurang baik : < 60
- cukup baik : 61 – 86
- baik : 87 – 100

II. ANALISA

Dari hasil monitoring pelaksanaan sterilisasi yang dilakukan pada Juli-November tahun
2015 terlihat bahwa hampir semua ruangan sudah melakukan dengan benar, hal ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Ada SPO dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi.
Dari no. 1 didapat nilai 80 %, petugas mengerti proeses dekontaminasi, desinfeksi
dan sterilisasi.
2. Menggunakan APD saat proses dekontaminasi, desinfeksi dan sterilisasi.
Dari no. 2, didapat nilai 75 % petugas masih ada dijumpai tidak memakai APD saat
dekontaminai.
3. Peralatan yang sudah dipakai oleh pasien dan terkena darah, cairan tubuh, sekresi,
ekresi dibersihkan/desinfeksi/sterilisasi sebelum dipakai pasien lain..
Dari no. 3 didapat nilai 80%, petugas sudah mengerti bahwa peralatan yang dipakai
oleh pasien dan terkena darah dan cairan dibersihkan/desinfeksi/sterilisasi.
4. Peralatan kritikal, semi kritikal direndam dengan enzimatik sebelum dibersihkan.
Dari no. 4 didapat nilai 90 %, petugas sudah melaksanakan perendaman peralatan
sebelum dibersihkan.

III. KESIMPULAN
Dari hasil monitoring pelaksanaan sterilisasi didapatkan bahwa pelaksanaan sterilisasi di
Rumah Sakit Umum Kasih Ibu sudah baik dengan persentase 81 %.
IV. LAMPIRAN

Data Hasil Monitoring Pelaksanaan Sterilisasi

No Indikator Penilaian Target (%) Realisasi (%)


1. Ada SPO dekontaminasi, desinfeksi dan 100 % 80 %
sterilisasi.

2. Menggunakan APD saat proses dekontaminasi, 100 % 75 %


desinfeksi dan sterilisasi.

3. Peralatan yang sudah dipakai oleh pasien dan 100 % 80 %


terkena darah, cairan tubuh, sekresi, ekresi
dibersihkan/desinfeksi/sterilisasi sebelum
dipakai pasien lain..

4. Peralatan kritikal, semi kritikal direndam dengan 100 % 90 %


enzimatik sebelum dibersihkan.

Rata – rata 100 % 81 %

Lhokseumawe, 20 Desember 2015

IPCN Rumah Sakit Umum


Kasih Ibu

Zulfauzi, Amd. Kep

Anda mungkin juga menyukai