Anda di halaman 1dari 7

1.

Sistem pemungutan pajak Self Assessment:


-Penentuan besaran pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak itu secara
mandiri.
-Wajib pajak berperan aktif dalam menuntaskan kewajiban pajaknya mulai
dari menghitung, membayar, hingga melaporkan pajak.
-Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak, kecuali jika
wajib pajak telat lapor, telat bayar pajak, atau terdapat pajak yang
seharusnya wajib pajak bayarkan namun tidak dibayarkan.
2. contoh sistem pemungutan pajak Self Assessment pada PPh pasal 21 ke Peserta Didik
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
s.d Rp50.000.000 5%
Diatas Rp50.000.000 s.d Rp250.000.000 15%
Diatas Rp250.000.000 s.d Rp500.000.000 25%
Diatas Rp500.000.000 30%

Setahun Sebulan
Untuk diri Wajib Pajak Rp54.000.000 Rp4.500.000
Tambahan untuk Wajib Pajak Rp4.500.000 Rp375.000
menikah
Tambahan setiap anggota *) Rp4.500.000 Rp375.000
keluarga paling banyak 3 orang

Agar lebih mudah dalam memahami cara menghitung PPh 21 sesuai PTKP
2019, mari mengambil sebuah contoh kasus. Katakanlah Ny. Anindya
Yunindra adalah seorang karyawan tetap di perusahaan Darussalam.
Setiap bulannya, Anda mendapatkan gaji sebesar Rp. 9.000.000. Namun,
Ny. Anindya Yunindra juga harus membayar iuran pensiun sebanyak 1%
dari Gaji setiap bulan. Saat ini, telah menikah, tetapi belum mempunyai
anak. Pada bulan Februari 2019, Ny. Anindya Yunindra hanya
mendapat penghasilan dari gaji, tidak ada upah tambahan lainnya. Lalu,
bagaimana cara menghitung PPh 21 untuk bulan Februari 2019?
Gaji Rp. 9.000.000
Pengurangan :
-Biaya Jabatan (5% x Rp. 9.000.000) Rp. 450.000
-Iuran Pensiun (1% x Rp. 9.000.000) Rp. 90.000
Jumlah Pengurang perbulan Rp. 540.000
Penghasilan neto sebulan Rp. 8.460.000
Penghasilan neto setahun Rp.101.000.000
(12x Rp. 8.460.000)
PKTP :
-Untuk wajib pajak sendiri Rp.54.000.000
-Tambahan Karena menikah Rp. 4.500.000
Jumlah PTKP setahun Rp. 58.500.000
Penghasilan kena pajak setahun Rp. 42.500.000
PPh Pasal 21 Terutang Rp. 2.125.000
(5% x Rp. 42.500.000)
PPh Pasal 21 Februari Rp. 177.000
(Rp. 2.125.000 : 12)

3. sistem pelaporan SPT online dengan menggunakan e-Filing di


kelas.
Setelah siswa memahami contoh beberapa soal PPh 21 maka langkah
selanjutnya adalah mengenalkan penerapan e-Filing dengan panduan dan
dipraktekan secara langsung dipandu oleh guru dilab. comp Melalui 1
contoh Pelaporan SPT online secara riil. Adapun panduanya sebagai
berikut :

SPT online dengan menggunakan e-Filing

Jika sudah memiliki NPWP dan berencana untuk melaporkan kewajiban


perpajakan orang pribadi, berikut ini langkah-langkah yang harus
lakukan :
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum mengisi
SPT online adalah mendapatkan kode e-FIN Pajak. Untuk mendapatkan
kode ini, harus datang sendiri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di
wilayahnya. Perlu diingat, permohonan e-FIN tidak bisa diwakilkan.
Jangan lupa siapkan fotokopi KTP, kartu NPWP, email di KPP, karena akan
diminta mengisi formulir permohonan kode EFIN dan menyerahkannya ke
petugas untuk diproses. Formulir juga dapat unduh sendiri melaui formulir
permohonan aktivasi EFIN di link https://www.pajak.go.id/id/formulir-
permohonan-efin .
Setelah mendapatkan kode EFIN, langkah selanjutnya adalah:
1.Akses situs web DJP Online.
Buat akun di DJP Online
Bagi Anda yang sudah pernah melakukan E-Filing sebelumnya, bisa
langsung login ke https://djponline.pajak.go.id/account/login dengan
mengisi nomor NPWP dan password. Sedangkan bagi yang belum pernah
registrasi, bisa mengikuti langkah-langkah berikut untuk registrasi :

2. Kemudian, masukkan nomor NPWP dan kode EFIN yang dimiliki.


3. Isi kode keamanan yang disediakan, kemudian klik tombol verifikasi.

4. Setelah itu cek email Anda dan klik tautan aktivasi akun DJP Online
yang dikirimkan melalui email. Setelah melakukan registrasi, simpan kode
EFIN di tempat yang aman agar tidak hilang.
Agar proses pengisian SPT lebih mudah, ada 5 hal yang harus
dipersiapkan, yaitu:
Alamat email pribadi.
Bukti potong 1721-A1 atau 1721-A2 (bukti ini bisa didapatkan dari
lembaga atau perusahaan tempat kita bekerja).
Rincian penghasilan lain di luar penghasilan sebagai karyawan, termasuk
yang bukan objek pajak seperti warisan atau hibah.
Daftar harta dan kewajiban akhir tahun (misalnya nomor rekening, nomor
BPKB kendaraan).
Tentukan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).
5. Setelah semuanya disiapkan, silakan login kembali ke halaman DJP
Online menggunakan nomor NPWP dan password yang sudah ditentukan
sendiri.
6. Begitu masuk ke halaman utama silakan klik logo e-filling, lalu pilih
menu “buat SPT” dan jawab pertanyaan yang tertera secara tepat untuk
mendapatkan formulir SPT tahunan 1770SS.

7. Kemudian Anda bisa memilih apakah hendak mengisi SPT dengan


formulir atau pertanyaan panduan.

Dengan Panduan
Dengan Formulir

8. Begitu formulir tertera di layar, isilah kolom yang ada sesuai dengan
bukti potong yang dipegang. Biasanya saat mengisi formulir 1770SS kita
akan diminta untuk mengisi penghasilan netto, PTKP, dan PPH yang
dipotong pihak lain.
8. Setelah semua kolom telah terisi dengan tepat dan akurat, jangan lupa
untuk klik tanda centang pada bagian “D,” lalu klik “OK.” Langkah terakhir
adalah mengirim SPT dan Ditjen Pajak pun akan mendapat laporan SPT
terbaru Anda secara realtime.

Tidak lama kemudian biasanya kita akan menerima tanda terima


elektronik melalui email yang bisa digunakan sebagai bukti bahwa
pelaporan SPT Tahunan telah dilakukan.
Nah, bagi wajib pajak yang membutuhkan aplikasi alternatif untuk
menuntaskan kewajiban perpajakan, jangan khawatir. Saat ini DJP
memiliki banyak mitra resmi yang dapat membantu kita menunaikan
kewajiban kepada negara secara mudah. Salah satunya adalah
OnlinePajak.
Dengan OnlinePajak pengisian pajak online akan semakin mudah karena
aplikasi ini memiliki fitur kalkulator pajak yang memudahkan perhitungan
pajak Anda. OnlinePajak juga menawarkan kemudahan melalui aplikasi
terintegrasi yang memungkinkan wajib pajak melakukan hitung, setor,
lapor tanpa berpindah pindah aplikasi.

Anda mungkin juga menyukai