Yewbrew
Yewbrew
VAKSINASI PNEUMOKOKUS
Pembimbing :
dr. Johnwan, Sp.A
Disusun Oleh :
Nadiyah Bayan Hafizah
2015730098
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas referat “Imunisasi Pneumococcal Conjugate
Vaccine (PCV)” ini tepat pada waktunya. Terima kasih kepada dr. Johnwan, Sp.A
yang telah membimbing penulis dalam pembuatan referat ini sehingga referat ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Demikianlah referat ini dibuat sebagai pemenuhan tugas dari kegiatan klinis
stase pediatri/ilmu kesehatan anak di RSIJ Cempaka Putih, serta untuk menambah
pengetahuan bagi penulis dan khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
BAB II..................................................................................................................... 5
KESIMPULAN ...................................................................................................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) dapat menyebabkan penyakit-
penyakit serius seperti pneumonia dan meningitis. Berdasarkan data World Health
Organization (WHO), terdapat sekitar setengah juta anak di dunia berusia di bawah
5 tahun mengalami kematian setiap tahunnya akibat infeksi S.Pneumonia, dan
sebagian besar kematian ini terjadi di negara berkembang.1 Menurut Kemenkes RI,
diperkirakan sekitar 16% (944.000) dari seluruh kematian balita (5,9 juta) di dunia
diakibatkan penyakit pneumonia. Di Indonesia sendiri didapatkan yaitu sebesar
9,4% dari jumlah kematian balita disebabkan oleh pneumonia, yang mana sekitar
2-3 orang balita setiap jamnya meninggal karena Pneumonia. Menurut Profil
Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15% kematian balita yaitu sekitar
922.000 balita pada tahun 2015 di Indonesia.2 Sedangkan untuk kasus meningitis,
di seluruh dunia didapatkan sekitar 600.000 kasus meningitis setiap tahunnya,
dengan 180.000 kematian dan 75% meningitis di dunia terjadi pada anak-anak
dibawah usia 5 tahun. Di samping itu, kasus meningitis bakteri di Indonesia
mencapai 158/100.000 kasus per tahun.3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
D. Kontraindikasi pemberian
1. PCV 6
- Usia < 2 bulan
- Adanya alergi terhadap PCV karena dikhawatirkan akan timbulnya
reaksi anafilaksis
- Sedang dalam kondisi sakit, karena dikhawatirkan akan merancu
penyebab dari penyakit yang diderita
2. PPV 5
- Usia < 2 tahun
- Adanya alergi terhadap PPV karena dikhawatirkan akan timbul reaksi
anafilaksis
- Sedang dalam kondisi sakit karena dikhawatirkan akan merancu
penyebab penyakit yang diderita
F. Jadwal Pemberian
PCV ini dapat diberikan pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan,
kemudian PCV booster dapat diberikan pada anak usia antara 12 hingga 15
bulan. Jarak minimal dari pemberian dosis 1 ke dosis lainnya adalah selama 4-
8 minggu, dan untuk pemberian booster dapat dilakukan minimal 2 bulan
setelah pemberian dosis yang ketiga.
Berbeda dengan PCV, pada individual yang sehat, PPV dapat diberikan
kapan saja selama usia pasien mencukupi yaitu lebih dari 2 tahun. Namun pada
individual dengan kondisi tertentu, maka pemberian PPV juga hanya dapat
6
dilakukan pada waktu tertentu. Seperti pada pasien dengan positif HIV, maka
harus diberikan PPV sebelum terjadinya imunosupresi atau jika pasien sudah
mengalami imunosupresi, maka PPV dapat diberikan jika sudah mulai terlihat
adanya imunitas. Lalu pada pasien dengan pengobatan imunosupresan maka
dapat diberikan PPV minimal 2 minggu sebelum pelaksanaan pengobatan.
Namun, secara idealnya, PPV dapat diberikan sekitar 4 hingga 6 minggu
sebelum pelaksanaan splenektomi, kemoterapi dan radioterapi. Jika tidak
memungkinkan untuk diberikan pada waktu tersebut, maka PPV dapat
diberikan setidaknya 2 minggu sebelum penatalaksanaan tersebut. Jika masih
tidak memungkinan untuk diberikan 2 minggu sebelum operasi, maka PPV
dapat diberikan setidaknya 2 minggu setelah operasi. Jika PPV tidak dapat
diberikan 2 minggu sebelum terapi, maka PPV dapat diberikan minimal 3 bulan
setelah terapi7
7
H. Manfaat vaksinasi pneumokokus
Dengan pemberian vaksin pneumokokus, maka individual dapat terhindar dari
penyakit yang disebabkan oleh pneumokokus seperti pneumonia dan meningitis.
Selain itu, saat ini penatalaksanaan infeksi pneumokokus sudah tidak terlalu efektif,
mengingat beberapa bakteri sudah mulai resisten terhadap beberapa obat antibiotic.
Oleh sebab itu, mencegah terjadinya infeksi pneumokokus lebih baik dibandingkan
harus mengobatinya. 7,8
8
BAB III
KESIMPULAN
PCV atau PPV bukan jenis imunisasi yang wajib, namun dapat menjadi
wajib pada individual dengan kondisi imunodefisiensi seperti HIV, karena
individual dengan kondisi tersebut rentan untuk mengalami infeksi pneumokokus.
Selain itu, PCV atau PPV tidak boleh diberikan pada anak-anak yang alergi
terhadap PCV atau PPV, serta tidak boleh diberikan pada anak yang tidak sesuai
dengan usia yang ditentukan atau pada anak yang sedang sakit, karena khawatir
akan merancu hasil laboratorium yang dilakukan.
PCV atau PPV dapat diberikan dalam suspensi 0,5 ml sebagai dosis tunggal,
lalu disuntikkan secara intramuscular. Pemberian vaksinasi ini dapat menimbulkan
reaksi seperti kemerahan, pembengkakan, nyeri, demam, rewel dan timbulnya
reaksi anafilaksis. Di samping itu, baik PCV maupun PPV, keduanya dapat
menghindari seseorang dari penyakit yang dapat mengakibatkan kematian seperti
meningitis dan pneumonia, karena mencegah lebih baik daripada mengobati,
terutama pada individual yang resisten terhadap antibiotic.
9
DAFTAR PUSTAKA
10