KEDOKTERAN KERJA
ANDRI DWIPUTRA PASOPATI 2015730008
ARMITA SYARIFAH 2015730016
EFRILIA ADHA POHAN 2015730035
Pembimbing: ICHSAN AZIZ 2015730056
dr. Farsida, MPH KARIMAH 2015730068
KARINA NABILAH YURNADI 2015730069
NADIYAH BAYAH HAFIZAH 2015730098
TRY MARZELA PERDANA AYU 2014730092
Diagnosis
Kedokteran
Kerja
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana penggunaan protokol APD pada tingkat puskesmas?
2. Bagaimana penggunaan APD pada masyarakat sekitar atau pengunjung puskesmas?
3. Jelaskan faktor risiko berdasarkan kasus pada skenario beserta pengendaliannya
4. Bagaimana pengaruh riwayat asma dan riwayat hipertensi dengan penyakit COVID19?
5. Bagaimana kategori COVID19 pada skenario beserta tatalaksananya?
6. Bagaimana untuk mengidentifikasi risiko penularan pada skenario?
7. Jelaskan cara identifikasi penyakit akibat kerja (PAK) dengan 7 langkah diagnosisnya
8. Bagaimana membedakan PAK dan PAHK?
9. Bagaimana melakukan pengendalian kontrol teknik dan kontrol administratif pada
pegawai puskesmas?
10. Bagaimana strategi pencegahan dan pengendalian untuk kasus pada skenario?
11. Jelaskan interpretasi hasil rapid test dan swab
Genogram Perawat
Genogram Perawat
Profil Keluarga
Dokter
Kedudukan dalam
NO Usia Riw. Penyakit Pekerjaan Ket Status Menikah
Keluarga
1 Kepala keluarga 28 Asma Dokter OTG Menikah
2 Istri 25 Darah Tinggi IRT OTG Menikah
Tidak
3 Anak 1 3 Tidak ada OTG Belum Menikah
diketahui
Perawat
Kedudukan dalam
NO Usia Riw. Penyakit Pekerjaan Ket Status Menikah
Keluarga
1 Kepala keluarga 50 Tidak ada Pekerja OTG Menikah
2 Istri 49 Tidak ada Perawat PDP Menikah
3 Anak 1 18 Tidak ada Pelajar OTG Belum Menikah
•Tujuan dari penutup kepala adalah untuk melindungi kulit kepala dan leher
serta rambut dari kontaminasi virus.
•Tidak ada perbedaan signifikan dalam pencegahan resiko infeksi (SSI)
antara 2 jenis head cap.
Standar Pelindung Tubuh / Gown
Gaun adalah pelindung tubuh dari pajanan Jenis Gaun yang sering digunakan :
melalui kontak atau droplet dengan cairan
dan zat padat yang infeksius untuk a.Gaun sekali pakai
melindungi lengan dan area tubuh tenaga b.Gaun dipakai berulang (reuseable)
kesehatan selama prosedur dan kegiatan
perawatan pasien.
Standar Sepatu / Boots
Catatan:
●Jika sepatu bot karet tidak tersedia, petugas kesehatan
harus mengenakan sepatu tertutup (slip-on tanpa tali
sepatu dan sepenuhnya menutupi dorsum kaki dan
pergelangan kaki).
●Penutup sepatu, nonslip dan lebih disukai kedap air,
idealnya harus digunakan di atas sepatu tertutup untuk
memfasilitasi dekontaminasi.
●Sepatu bot dapat digunakan sampai akhir kerja atau shift
Alat Pelindung Diri Untuk Masyarakat Umum
Masker Kain
Digunakan ketika berada di tempat umum dan
fasilitas lainnya dengan tetap menjaga jarak 1-2
meter. Namun, jika masyarakat memiliki kegiatan
yang tergolong berbahaya (misalnya, penanganan
jenazah COVID-19, atau sedang sakit) maka
disarankan untuk menggunakan masker bedah 3
apply.
Langkah Penyelesaian Masalah Penularan COVID:
1. Pengendalian Lingkungan dan Rekayasa
meminimalisir pertemuan tatap muka bila tidak
diperlukan (jarak fisik)
2. Higienitas menyediakan desinfektan untuk
tangan, tempat cuci tangan yang mudah di akses,
Penilaian Risiko Penularan di Tempat etika batuk/ bersin
Kerja 3. Adminitsratif mempermudah akses lab,
1. Probabilitas terkena penularan penempatan pasien dan triase sebagai Tindakan PPI
2. Keparahan dampak Kesehatan yang
4. Kebersihan memberihkan area puskesmas
dihasilkan
sebelum dan setelah kegiatan secara rutin
5. Pelatihan dan Komunikasi: pelatihan petugas
mengenai cara penggunaan dan pembuangan APD,
komunikasi yang teratur
6. APD harus memadai dan disediakan tempat
pembuangan yang tertutup
• Mengganti tensi raksa ke tensi
digital
• Memisahkan bahan bahan
• mudah terbakar
Menggunakan sekat kaca
• antara petugas
Melakukan loket manuver
one hand dengan
pengunjung/ pasien alat-alat
dalam penggunaan
yang tajam
•• Atau langsung membuang alat
Menggunakan masker selama
tajam ke hazard box
bertugas
• Menggunakan handscoon
Ketika dibutuhkan
Kategori COVID-19 pada skenario
Orang Tanpa Gejala (OTG) 1. Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko
tertular dari orang positif COVID-19.
2. Orang tanpa gejala yang kontak erat dengan kasus
positif COVID-19.
Perawat
Rencana tatalaksana untuk perawat dengan gejala
Suspek infeksi covid-19 gejala ringan.
Non-farmakologi • Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari untuk mencegah penularan virus.
• Pasien ditangani oleh petugas FKTP sebagai pasien rawat jalan
• kontrol ke FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
Non-farmakologi • Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari untuk mencegah penularan virus.
• Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP (Puskesmas)
• Kontrol ke FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis.
OTGTANPA
ORANG dilakukan pengambilan
GEJALA / OTG : spesimen pada hari ke-1 dan ke-14 untuk pemeriksaan RT PCR.
TANPA GEJALA :
Dilakukan pemeriksaan Rapid Test apabila tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, apabila hasil
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala
pemeriksaan
(OTG) pertama
merupakan
1. Nonfarmako
menunjukkan hasil:
: : kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19.
• Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
•a. Diberi
(-) edukasi
karantina mandiri
(pakai dengan
masker menerapkan
jika keluar, jaga jarak PHBS
dengandan physical
keluarga, distancing
menerapkan etika pemeriksaan
batuk ulang
& bersin, alat
makan minum
pada 10 harisegera dicuci,Jika
berikutnya. berjemur
hasil10-15 mnt, memantau
(+) , maka suhu
dilanjutkan tubuh) pemeriksaan RT PCR sebanyak 2
dengan
kali selama 2 hari berturut-turut.
2. Farmako:
• Vitamin C 3x1 tablet
b. (+) --> karantina mandiri dengan menerapkan PHBS dan physical distancing ; dikonfirmasi dengan
pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut.
Belum terkonfirmasi COVID-19
Tanpa gejala Gejala ringan Sedang dan Berat
Non - • Isolasi mandiri di rumah • Isolasi mandiri di rumah selama • Rawat di RS/RS rujukan
Farmakologi selama 14 hari 14 hari • Melakukan pemeriksaan lanjutan
• Diberi edukasi • Melakukan pemeriksaan lebih • Istirahat total, intake kalori
lanjut adekuat, control elektrolit, status
• Pribadi: pakai masker jika hidrasi dan oksigen
keluar, jaga jarak dengan
keluarga, menerapkan etika
batuk & bersin, alat makan
minum segera dicuci, berjemur
10-15 mnt, memantau suhu
tubuh
Farmakologi • Konsumsi Vit.C 3x1 tab • Vit. C 3x1 tab, serta obat-obat • Bila ditemukan pneumonia, rawat
simtomatis dengan tatalaksana pneumonia
• Azitromisin 500mg/24 jam/oral • Kasus PDP dan memenuhi kriteria
atau Levofloxacin 750 mg/24 berat penyakit dalam kategori
jam (5 hari) sambal menunggu sedang/berat ditatalaksana seperti
hasil swab pasien terkonfirmasi Covid-19
sampai terbukti bukan
Terkonfirmasi COVID-19
OTG Gejala ringan Gejala sedang Berat
Non - • Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari • Rujuk ke RS ke ruang • Isolasi di RS rujukan
Farmakologi • Diberi edukasi perawatan Covid-19 • Istirahat total, intake kalori adekuat, control elektrolit,
• Melakukan pemeriksaan lanjutan • Isolasi di RS selama 14 hari status hidrasi, saturasi oksigen
• Pribadi: pakai masker jika keluar, jaga jarak • Istirahat total, intake kalori
dengan keluarga, menerapkan etika batuk & adekuat, control elektrolit,
bersin, alat makan minum segera dicuci, status hidrasi, saturasi
berjemur 10-15 mnt, memantau suhu tubuh oksigen
Farmakologi • Bila ada • Vit.C • Vit.C 200-400 mg/8 jam • Klorokuin fosfat, 500 mg/12 jam/oral (hari ke 1-3)
penyakit • Klorokuin fosfat dalam 100 cc NaCl 0,9% dilanjutkan 250 mg/12 jam/oral (hari ke 4-10)
penyerta tetap 500mg/12 jam/oral (5 dalam 1 jam (IV) • Azitromisin 500 mg/24 jam/oral atau IV (5 hari)
melanjutkan hari) • Klorokuin fosfat 500mg/12 • Jika sepsis, pemilihan antibiotik sesuai dg kondisi
obat tsb • Azitromisin 500 jam/oral (5-7 hari) klinis
• Vit.C mg/24 jam/oral (5 • Azitromisin 500 mg/24 • Antivirus (Oseltamivir 75 mg/12jam/oral
hari) jam/oral atau IV (5-7 hari) • Vit.C 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9%
• Pengobatan simtomatis • Pengobatan simtomatis dalam 1 jam (IV)
• Antivirus (Oseltamivir • Antivirus (Oseltamivir 75 • Vit. B1 1 amp/24 jam/IV
75 mg/12jam/oral (5 mg/12jam/oral (5 hari)) • Hydroxycortison 100 mg/24 jam/ intravena (3 hari
hari)) pertama)
• Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
• Obat suportif lainnya
Identifikasi penularan (Contact Tracing)
WHO:
■ COVID-19 menular dari manusia ke manusia
■ Melalui percikan batuk/bersin (droplet)
contact tracing
■ Mengidentifikasi
■ Memeriksa
■ Tatalaksana
Sumber: World Health Organization. Contact Tracing in the Context of COVID-19. World Health Organization; 2020. [Cited 2020 Jun 16];
(Available from: https://www.who.int/publications/i/item/contact-tracing-in-the-context-of-covid-19
Identifikasi penularan (Contact Tracing)
Kriteria kontak erat:
■ Kontak dengan pasien COVID-19 pada 2
hari sebelum timbul gejala dan hingga 14 SIAPA?
hari setelah timbul gejala ■ Petugas kesehatan tempat perawatan COVID-19
■ Kontak dengan seseorang yang terpajan tanpa menggunakan APD sesuai standar.
pasien COVID-19 ■ Orang yang berada dalam suatu ruangan dengan
pasien COVID-19
■ Saat pasien COVID-19 datang ke puskesmas terdapat sekitar 50-60 pasien lain yang datang ke
puskesmas
■ Dokter yang kontak erat dengan pasien COVID-19 tinggal dengan istri dan 1 orang anaknya
■ Perawat yang kontak erat dengan pasien COVID-19 tinggal dengan suami dan 2 orang anaknya
■ Perawat yang kontak erat dengan pasien Covid-19 berangkat dari rumah ke puskesmas yang
jaraknya 500 meter dengan berjalan kaki
Sumber: World Health Organization. Contact Tracing in the Context of COVID-19. World Health Organization; 2020. [Cited 2020 Jun 16];
(Available from: https://www.who.int/publications/i/item/contact-tracing-in-the-context-of-covid-19
Identifikasi penularan (Contact Tracing)
Langkah-Langkah contact tracing:
Sumber: World Health Organization. Contact Tracing in the Context of COVID-19. World Health Organization; 2020. [Cited 2020 Jun 16];
(Available from: https://www.who.int/publications/i/item/contact-tracing-in-the-context-of-covid-19
Jenis Informasi Data yang dibutuhkan
Identifikasi kontak Nomor KTP
(1 kali pendataan) Nama lengkap
Alamat
Nomor telepon yang dapat dihubungi
Informasi Demografi • Tanggal lahir (atau umur jika tidak tahu)
(1 kali pendataan) • Jenis kelamin
• Pekerjaan
• Hubungan dengan sumber COVID-19
• Bahasa yang digunakan
Jenis Kontak Erat Jenis kontak erat
(1 kali pendataan) Terakhir kali kontak dengan pasien COVID-19 atau kontak erat
lainnya
Frekuensi dan durasi pajanan
Sumber: World Health Organization. Contact Tracing in the Context of COVID-19. World Health Organization; 2020. [Cited 2020 Jun 16];
(Available from: https://www.who.int/publications/i/item/contact-tracing-in-the-context-of-covid-19
Jenis Informasi Data yang dibutuhkan
Follow-up harian tanda dan gejala Demam (diukur lalu laporkan)
(Pendataan harian) Tanda dan gejala lainnya: Tenggorokkan kering, batuk,
hidung tersumbat atau meler, sesak napas, nyeri otot,
gangguan penciuman dan pengecapan atau diare)
Follow up yang terlewat Alasan
Alamat baru
Tatalaksana yang sudah dilakukan Tanggal timbulnya gejala
(1 kali pendataan) Kriteria rujukan
Lokasi fasilitas isolasi
Apakah sudah diambil sampel atau belum dan tanda
pengambilan sampel
Sumber: World Health Organization. Contact Tracing in the Context of COVID-19. World Health Organization; 2020. [Cited 2020 Jun 16];
(Available from: https://www.who.int/publications/i/item/contact-tracing-in-the-context-of-covid-19
Perbedaan PAK dan PAHK
Eliminasi memindahkan obyek kerja atau sistem kerja yang berhubungan dengan tempat kerja yang tidak
dapat diterima oleh ketentuan atau standar baku K3
Subtitusi menggantikan bahan - bahan dan peralatan yang lebih berbahaya dengan bahan-bahan dan
peralatan yang kurang berbahaya atau yang lebih aman.
Minimasi pengendalian rekayasa teknik, merubah struktur obyek kerja untuk mencegah seseorang terpapar
potensi bahaya.
Ventilasi pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai dengan
kebutuhan
KONTROL ADMINISTRATIF
Pelatihan, prosedur, kebijakan atau desain shift yang mengurangi ancaman bahaya terhadap
seorang individu
Membatasi waktu kerja: Safe work practices:
• Adanya jam istirahat kerja • Dilarang merokok, makan-minum di area
• Shift/rotasi pembagian kerja bahan kimia
• Review MSDS terlebih dahulu
Training dan komunikasi: • Jaga kebersihan dan keteraturan ruang
• Pelatihan dan Pendidikan kerja (house keeping)
• Papan informasi
• Safety meetings Adanya tempat bilas mata dan mandi
• MSDS (Material Safety Data Sheet) darurat
Fasilitas kesehatan bagi pekerja
Kebersihan pribadi SOP
Pemberian vaksin / imunisasi
Kesehatan surveilans
Rencana tanggap Pemantauan tempat kerja
darurat
Inspeksi dan audit
Investigasi kecelakaan
melakukan kebersihan tangan menggunakan hand
sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangan
dengan sabun jika tangan terlihat kotor;
Pembersihan
lingkungan, dan
Pengelolaan limbah
sterilisasi linen dan
yang aman .
peralatan perawatan
pasien.
2. Memastikan identifikasi awal dan pengendalian sumber
3. Menerapkan pengendalian administratif
4. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa
5. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris
atas kasus pasien dalam pengawasan dan konfirmasi COVID-19
pertimbangan khusus
bantuan komunikasi jika memungkinkan, dukungan
bantuan bagi para untuk individu yang lebih
dengan anggota akses internet, berita psikososial;
pelaku perjalanan tua dan individu dengan
keluarga; dan hiburan; dan
kondisi komorbid
Deteksi dini dan
pengendalian
Tindakan
Pencegahan
Pengendalian administratif
dan
Pengendalian
Infeksi
Minimal
Pengendalian Lingkungan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasyankes Pra Rujukan
Bagi OTG maupun ODP yang berusia
diatas 60 tahun dengan penyakit
penyerta (seperti hipertensi, diabetes
Penyiapan melitus, dll) yang terkontrol dan
Transportasi ditemukan diluar fasyankes, dilakukan
Penanganan
Untuk rujukan ke RS Darurat dengan
Awal
Rujukan Ke menggunakan mobil sendiri, jika tidak
RS Rujukan tersedia dapat menghubungi petugas
kesehatan setempat. Jika menggunakan
mobil sendiri, buka jendela mobil dan
pasien menggunakan masker bedah.
■ Rapid test tes antibodi dengan sampel darah untuk deteksi
dini suspek COVID 19
■ Mendeteksi antibody IgM dan IgG (IgM terdeteksi 3-6 hari
pasca infeksi, IgG 8 hari pasca infeksi) hasil di keluarkan
setelah 15 menit
■ Dapat dilakukan untuk populasi yang terinfeksi namun belum
menunjukkan gejala
■ Sensitivitas 88,66% dan Spesifisitas 90,63% dalam melakukan
skrining terhadap Covid-19
■ Resiko false negative
– Konsentrasi antibodi yang rendah. Ketika kadar IgM dan
IgG di bawah batas deteksi (belum ditentukan), hasil tes
akan negatif
– Perbedaan dalam produksi antibodi respon imun individu
bisa menjadi salah satu alasan untuk hasil negatif palsu
pada COVID-19 pasien
– Antibodi IgM akan berkurang dan menghilang setelah 2
minggu. Dalam beberapa kasus, sulit untuk mengetahui
secara pasti kapan pasien terinfeksi atau berapa lama
pasien terinfeksi.
Pasien dengan hasil rapid test positif selanjutnya melakukan pemeriksaan swab test
• PCR digunakan untuk memperkuat sejumlah kecil materi genetik dari virus teknik molekuler yang
digunakan untuk memperkuat asam nukleat (DNA / RNA)
• Amplifikasi menemukan jumlah virus yang sangat kecil, dan jumlah materi genetik virus yang
cukup untuk memastikan secara akurat bahwa virus tersebut ada. Itu berarti (terjadi amplifikasi: covid
positif, tidak ada: covid negative)
• sensitivitas hingga 83% dengan spesifisitas yang belum di tentukan nilainya merupakan gold
standard diagnostik pada pasien suspek Covid-19 hingga saat ini.
• False negative: pengambilan sampel selama tahap infeksi awal menggunakan usap tenggorokan atau
dahak mungkin tidak mendeteksi virus karena infeksi SARS ‐ CoV ‐ 2 dimulai di paru-paru, bukan di
saluran pernapasan atas
■ Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
■ Keluarkan swab dari lemasi asam
■ Posisikan tubuh terhadap pasien
■ Miringkan kepala sedikit kebelakang, buka mulut dengan lebar untuk memperlihatkan tonsil dan ujung
kerongkongan
■ Gunakan penahan lidah untuk menahan agar lidah jauh dari ujung kerongkongan
■ Posisikan tonsil
■ Gosokkan swab ke seluruh area, bagian belakang dan depan kurang lebih 10 kali
■ Selama melakukan swab, cabut penutup conical tube 15 ml untuk memasukkan hasil swab
■ Tempatkan swab di tube dan aduk/ kocok dengan kencang dan putar putar kurang lebih sebanyak 20 kali
■ Buang swab yang sudah digunakan ke tempat sampah pada cairan asam
■ Cuci kembali tangan dengan sabun dan air mengalir
■ Tinggalkan area pemeriksaan dan beritahu petugas anda telah selesai melakukan pemeriksaan
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia
Sebagai inisiasi untuk penghematan biaya yang dikeluarkan oleh pasien, maka skrining
menggunakan Rapid Test lebih dulu di lakukan sebelum PCR