Anda di halaman 1dari 36

Efek samping beberapa jenis obat :

 Miotika memberikan keluhan sakit periorbita, sakit di daerah dahi, dan dalam mata, yang
hilang setelah beberapa hari. Penglihatan kabur disertai sabun jauh. Akibat miotika
mengecilkan pupil dan terjadi gangguan melihat di tempat gelap sehingga pasien sering
mengeluh penglihatan redup terutama di malam hari. Miotika dapat memberikan keluhan
hidung tersumbat, berkeringat, ngiler, dan keluhan gastrointestinal. Jarang terjadi ablasi
retina, kecuali pada miopia. Ocusert yang merupakan membran pilokarpin yang ditaruh di
bawah konjungtiva dan diganti setiap 5 hari kurang memberikan gejala penglihatan kabur.
Pilokarpin gel yang dipakai waktu tidur kurang mempunyai efek mengecilkan pupil.
 Epinefrin memberikan rasa perih. Mata menjadi merah merupakan efek rebound bila
menghentikan pemakaian, selain memberikan palpitasi, tekanan darah naik, tremor, sakit
kepala, dan rasa takut.
 Paenghambat beta memberikan keluhan penglihatan menjadi kabur, kambuhnya sakit paru,
sukar bernafas, nadi melambat, dan tekanan darah turun, pusing, lelah, lemah, halusinasi,
insomnia, dan impotensi.
Karbonik anhidrase inhibitor memberikan efek samping diuresis dan rasa semutan pada
ujung jari kaki dan tangan yang hilang dalam beberapa hari. Kulit gatal dan merah. Dapat
terbentuk batu ginjal dan anemia aplastik. Hilang kalium akibat pemakaian bersama digitalis,
steroid, atau diuretik klorotizid. Depresi, lelah dan letargi dapat terjadi tanpa disadari. Dapat
terjadi pula keluhan gastrointestinal, impotensi, dan berat badan menurun.
Dikatakan efek samping obat adalah sementara yang akan hilang setelah beberapa lama.
Sedang pada orang tertentu obat- obat tetes mata atau obat yang dimakan sangat mengganggu.

Cara pemberian obat tetes mata yang baik pada pasien glaukoma

Kegagalan hasil pengobatan dapat disebabkan oleh kesalahan dalam teknik pemakaian
obat, walaupun pasien memakai semua obat sesuai resep. Masalah yang nyata adalah waktu
pemberian obat yang bermacam-macam disertai dengan menutup saluran keluar yang
mengalirkan obat ke rongga hidung (kanal nasolakrimal).
Menutup saluran ansolakrimal berguna karena bila obat diteteskan pada mata, obat akan
masuk ke rongga hidung. Obat yang masuk hidung akan masuk ke dalam peredaran darah dan
bagian tubuh lainnya. Obat yang masuk ke dalam peredaran darah dapat memberikan efek
samping. Untuk mencegah hal ini maka pada saat meneteskan obat ke mata maka tempat
pengaliran obat masuk hidung (pungtum lakrimal) ditutup dengan jari selama 1-2 menit.
Biasanya 50% dari obat akan masuk ke dalam mata yang efeknya akan sangat baik dan waktu
kerjanya lebih lama.
Jadi pemakaian obat diperlukan pada pemakaian berbagai macam obat tetes yang
diberikan. Sebaiknya antara pemakaian 2 jenis obat dalam batas 10-15 menit. Obat yang
diteteskan dalam waktu yang dekat tidak efisien karena obat yang pertama diteteskan akan
dibilas oleh obat tetes berikutnya.
Pada setiap pemberian obat ulang yang disertai dengan keluhan sebaiknya ditanyakan
kembali pada dokter.
LASER PADA GLAUKOMA

Laser pada glaukoma


Bedah laser dilakukan pada berbagai jenis glaukoma dan dapat dilakukan sebagai
tambahan pengobatan medis. Susunan mata yang terdiri atas kornea yang jernih mengakibatkan
mudahnya sinar laser diarahkan pada jaringan yang akan diperbaiki di dalam mata. Bedah laser
memberikan hasil cepat, sederhana, yang biasanya tidak sakit. Beberapa pendapat terakhir pada
glaukoma pengobatan dini dapat dimulai dengan bedah laser ini.
Pada penyakit tertentu bedah laser ini tidak dipertimbangkan karena bila penglihatan
menurun dengan cepat dan pengobatan laser gagal menurunkan tekanan bola mata maka
pembedahan adalah cara yang terbaik untuk pasien.

Pengobatan laser atau medis pada pengobatan


dini glaukoma
Beberapa tahun terakhir ini terdapat pendapat yang menyatakan bahwa bedah laser
merupakan bedah alternatif yang aman dibanding pengobatan pada pasien glaukoma.
Sebelumnya
pengobatan adalah merupakan tindakan pertama pada pasien dengan glaukoma.

Bedah laser pada glaukoma sudut terbuka


Bedah laser pada glaukoma dengan argon laser trabekuloplasti bertambah populer pada
saat ini. Dahulu dilakukan untuk mendahului semua pengobatan glaukoma.
Prosedur pelaksanaan memakan waktu kira-kira 20 menit tanpa rasa sakit dan tidak perlu
dirawat.
Dilakukan 50-100 pembakaran pada anyaman trabekulum 180-360 derajat. Dengan
melakukan laser di tempat ini maka akibat panas sebagian trabekulum mengkerut yang akan
menarik dan membukanya sehingga cairan mata mudah mengalir keluar. Ada yang mengatakan
sinar ini mengakibatkan pertumbuhan kembali sel trabekulum yang mengatur pengaliran cairan
mata.
Umumnya hasil tidak jelas pada glaukoma sudut terbuka dan tidak dapat dilakukan pada
pasien glaukoma di bawah usia 40 tahun.
Tindakan laser akan menurunkan tekanan pada 80% pasien dengan glaukoma sudut
terbuka. Pada pasien yang tidak berhasil laser tidak akan memberikan kesulitan baru.

Trabekuloplasti laser
Trabekuloplasti laser sering dilakukan pada glaukoma sudut terbuka. Trabekuloplasti
laser dilakukan dengan membakar daerah anyaman trabekulum yang akan mempercepat
pengaliran cairan maka keluar. Tindakan ini dilakukan dengan berobat jalan di mana tindakan
laser memakan waktu tidak lebih dari 1 jam, tanpa memberikan rasa sakit.
Argon laser trabekuloplasti dahulu dilakukan antara pemberian obat dengan tindakan
pembedahan. Hasil akan lebih baik bila terdapat pandangan pada mata akibat glaukoma atau
akibat penyakit lainnya.
Hasil trabekuloplasti laser akan lebih baik pada keadaan berikut:
 Pasien usia lanjut.
 Belum pernah mendapat pembedahan.
 Glaukoma bertekanan rendah.
 Tidak ada peradangan.
Hasil trabekulotomi laser hampir tidak ada sama sekali.

Bedah laser pada glaukoma sudut tertutup


Iridotomi laser
Pada glaukoma sudut tertutup terdapat hambatan relatif pengaliran keluar cairan dari
bilik mata belakang melalui pupil ke bilik mata depan. Iridotomi merupakan suatu tindakan
bedah glaukoma yang sering dilakukan pada glaukoma sudut tertutup. Iridotomi laser
merupakan bentuk lain bedah laser pada glaukoma. Tindakan laser dilakukan untuk
mendapatkan lubang pada bagian iris yang berwarna. Pada keadaan ini dibuat sebuah lobang
kecil pada selaput pelangi perifer.
Iridektomi laser adalah prosedur yang terbaik dilakukan pada glaukoma sudut tertutup.
Bila hal ini tidak dilakukan maka dengan mudah dapat terjadi serangan akut glaukoma sudut
tertutup.
Pada glaukoma sudut tertutup secara rutin tidak dipakai tetes mata kecuali bila tekanan
tinggi. Pada keadaan akan kemungkinan teijadinya glaukoma sudut tertutup maka dilakukan
iridotomi perifer.

Laser atau obat


Beberapa pendapat terakhir menyatakan bahwa pengobatan dengan laser merupakan
pilihan alternatif yang efektif di banding dengan pemberian obat sebagai pengobatan dini
glaukoma. Sebelumnya obat merupakan pengobatan utama glaukoma. Tidak ada satupun dari
laser atau obat yang merupakan pengobatan ampuh untuk glaukoma.
Efek samping pengobatan laser setelah bertahun-tahun tidaklah nyata, berlainan dengan
pemakaian obat pada glaukoma akan memberikan efek samping yang mengganggu.

TINDAKAN BEDAH PADA GLAUKOMA

Pembedahan pada glaukoma


Beberapa penderita glaukoma tidak dapat diatasi dengan pengobatan tetes mata, tablet,
dan laser untuk menurunkan tekanan bola mata. Hal ini tentu tidak akan menguntungkan bagi
kualitas hidup. Keadaan ini dapat ditolong dengan tindakan bedah yang mempergunakan
mikroskop untuk menurunkan tekanan bola mata.
Tujuan pembedahan pada glaukoma adalah membuat filtrasi jalan keluar cairan mata.
Terdapat berbagai teknik bedah glaukoma dalam upaya agar pasien tidak memakai obat
untuk glaukoma yang dideritanya.
Operasi glaukoma seperti operasi lainnya mempunyai risiko bedah.
Pemilihan jenis operasi yang baik untuk setiap pasien ter¬gantung banyak faktor seperti
tipe dan beratnya glaukoma.
Seperti setiap tindakan bedah maka operasi glaukoma dapat saja memberikan beberapa
penyulit atau komplikasi, seperti:
 Infeksi.
 Perdarahan.
 Perubahan tekanan bola mata yang tidak diharapkan.
 Hilangnya penglihatan.

Pembedahan pada glaukoma Bedah filtrasi


Bedah filtrasi dilakukan tanpa perlu pasien dirawat dengan memberi anestesi lokal dan
kadang-kadang sedikit obat tidur.
Dengan memakai alat sangat halus diangkat sebagian kecil sklera sehingga terbentuk satu
lubang. Melalui celah sklera yang dibentuk cairan mata akan keluar sehingga tekanan bola mata
berkurang, yang kemudian diserap di bawah konjungtiva. Pasca bedah pasien harus memakai
penutup mata dan mata yang dibedah tidak boleh kena air. Untuk sementara pasien pascabedah
glaukoma dilarang bekerja berat.

Trabekulektomi
Pada glaukoma masalahnya adalah terdapatnya hambatan filtrasi (pengeluaran) cairan
mata keluar bola mata yang tertimbun dalam mata sehingga tekanan bola mata naik.
Bedah trabekulektomi merupakan teknik bedah untuk meng-alirkan cairan melalui
saluran yang ada. Pada trabekulektomi ini cairan mata tetap terbentuk normal akan tetapi
pengaliran keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas.
Bedah trabekulektomi membuat katup sklera sehingga cairan mata keluar dan masuk di
bawah konjungtiva. Untuk mencegah jaringan parut yang terbentuk diberikan 5 fluoruracil atau
mitomisin. Dapat dibuat lubang filtrasi yang besar sehingga tekanan bola mata sangat menurun.
Pembedahan ini memakan waktu tidak lebih dari 30 menit. Setelah pembedahan perlu
diamati pada 4-6 minggu pertama. Untuk melihat keadaan tekanan mata setelah pembedahan.
Biasanya pengobatan akan dikurangi secara perlahan-lahan.
Bedah filtrasi dengan impian
Pada saat ini dikenal juga operasi dengan menanam bahan penolong pengaliran
(implant surgery).
Pada keadaan tertentu adalah tidak mungkin untuk membuat filtrasi secara umum
sehingga perlu dibuatkan saluran buatan (artifisial) yang ditanamkan ke dalam mata untuk
drainase cairan mata keluar.
Beberapa ahli berusaha membuat alat yang dapat mempercepat keluarnya cairan dari
bilik mata depan.
Upaya di dalam membuat alat ini adalah :
 Dapat mengeluarkan cairan mata yang berlebihan.
 Keluarnya tidak hanya dalam jumlah dan persentase.
 Mengatur tekanan maksimum, minimum optimal, seperti hidrostat.
 Tahan terhadap kemungkinan penutupan
 Minimal terjadinya hipotensi
 Desain yang menghindarkan migrasi dan infeksi
 Bersifat atraumatik.
Bedah glaukoma disertai katarak (bedah gabungan)
Glaukoma umumnya terdapat pada usia lanjut di mana lensa mata juga telah mulai
keruh (katarak).
Penglihatan yang kabur akibat katarak pengobatannya adalah dengan pembedahan
sedangkan glaukoma juga dapat diatasi tekanan bola matanya yang tinggi dengan pembedahan.
Pada keadaan ini maka pembedahan akan memberikan hasil yang bermanfaat untuk keduanya.

Siklodestruksi
Telah dibicarakan upaya mengalirkan cairan bola mata yang berlebihan dengan
melakukan tindakan bedah filtrasi.
Tindakan lain adalah mengurangkan produksi cairan mata oleh badan siliar yang masuk
ke dalam bola mata. Diketahui bahwa cairan mata ini dikeluarkan terutama oleh pembuluh
darah di badan siliar dalam bola mata. Pada siklodestruksi dilakukan pengrusakan sebagian
badan siliar sehingga pembentukan cairan mata berkurang.
Tindakan ini jarang dilakukan karena biasanya tindakan bedah utama adalah bedah
filtrasi.

SASARAN PENURUNAN TEKANAN BOLA MATA


Pada
PENDERITA GLAUKOMA

Target pressure
Yang dimaksud dengan target pressure adalah tingkatan tekanan bola mata yang ingin
dicapai dibawah mana kerusakan saraf mata dan lapang pandangan tidak akan terjadi. Tekanan
ini harus dipertahankan, yang ukurannya tidak sama pada semua mata.
Besarnya target IOP ini tergantung pada beratnya kerusakan saraf optic dan lapang
pandangan, tekanan bola mata sebelum diobati, riwaya glaucoma pada keluarga. Secara umum
dipakai rujukan pada glaucoma dini tekanan dibuat kurang dari 18 mmHg dan pada glaucoma
lanjut kurang dari 15 mmHg.
Tingkat usaha menurunkan tekanan bola mata tidak sama untuk setiap pasien.
Penurunan tekanan bola mata lebih rendah 20% hingga 30%. Penurunan tekanan bola
mata selanjutnya lebih dari 30% tergantung dari beberapa factor risiko untuk timbulnya
kerusakan saraf optic.
Untuk mencapai tekanan yang diharapkan pada glaukoma perlu diperhatikan keadaan
berikut:
1. Tekanan bola mata sebelum tindakan.
2. Usia dan harapan hidup pasien.
3. Beratnya kerusakan saraf penglihatan.
4. Perjalanan penyakit
5. Keadaan mata yang disebelahnya.
Sasaran besarnya tekanan yang diharapkan
1. Tekanan kurang dari 23 mmHg, tesis Kolker AOS.
2. Menurunkan tekanan bola mata dengan 30% : Low-Tension Glaucoma Collaborative
Study (LTGCS).
3. Menurunkan tekanan 50% pada kerusakan yang progresif GL. Spaeth.
Sasaran adalah = (1 - pedoman tekanan + skor lapang pandangan)
/ 100 X pedoman tekanan. Collaborative Initial Glaucoma
Treatment Study (CIGTS).
Sasaran tekanan bola mata yang diterima:
1. Tekanan bola mata dengan kerusakan umum papil saraf optik dan lapang penglihatan ->
bereaksi baik dengan tekanan 20 dengan kerusakan papil, perdrahan papil, defek serabut saraf,
skotoma arkuat -> tekan hingga dibawah 10.
2. Batas aman pada mata rusak adalah makin rendah tekanan bola mata makin baik.
3. idaman, batas tekanan, contoh penggaungan papil dan pucat total dan juga fiksasi.
i. tekanan ideal 8 mmHg
ii. tekanan dapat diterima 12 mmHg
iii. tekanan batas 16mmHg

Menurunkan tekanan bola mata masih dianggap sangat penting pada pasien dengan
glaucoma.
Perbandingan dalam kecepatan kerusakan glaukoma tidak sama pada setiap pasien.
Patut dipelajari dari pasien seberapa progresif perjalanan glaucoma pada dirinya.
Cara menghitung sasaran tekanan bola mata pasien.
Pada kenyataannya tekanan terendah yang dapat dicapai adalah sangat penting untuk
mencegah kerusakan selanjutnya pada glaukoma. Pendapat yang lama dan sudah ketinggalan
zaman adalah yang mengatakan tekanan yang diharapkan adalah < 21.0 mmHg. Karena tidak
termasuk variabel khusus dari pasien. Sebagian besar peneliti memakai pengurangan 20%.
H. Jampel memakai rumus : “target TIO = maksimum TIO - maksimum TIO% - Z“ , Z
adalah factor beratnya kerusakan saraf optic. Faktor dapat dilihat pada tabel. Contoh : tio
maksimal 30 mmHg tidak terdapat kerusakan saraf optik dan lapang penglihatan, maka sasaran
adalah 19 mmHg, (30-30%-2) / Z.
Z kerusakan papil saraf optik.
0 papil normal dan lapang pandang normal.
1 abnormal papil dan normal lapang pandangan.
2 lapang pandang hilang dan mengancam fiksasi.
3 hilang lapang pandangan dan hilangnya fiksasi.
Pertimbangan lain untuk menentukan sasaran tekanan bola mata pada pengobatan
pasein dengan glaukoma.
Sasaran diturunkan tekanan bola mata yang berhubungan dengan kerusakan pada
glaukoma sudut terbuka.
Diagnosis dan Target IOP diturunkan
 Pasien hipertensi okuli dengan risiko etnik dan tekanan darah tinggi. Diturunkan 20%.
 Pasien glaucoma dengan gangguan lapang penglihatan Diturunkan 30%.
 Pasien dengan glaucoma sedang hingga berat yang terlihat pada lapang penglihatan dan
papil saraf optic. Diturunkan 40 to 50%.
Pustaka.
1. Norma Devine, Editor,Target Pressure, Chat Highlights, August 8,2004.
2. Jae-Woo, Kim, M.D., Glaucoma Clinic, Catholic University of Daegu.

OBAT-OBAT PADA GLAUKOMA (SIDARTA ILYAS -


MUSFARI HARUN)

Acuan atau kaidah umum pengobatan glaukoma.


Berdasarkan evaluasi diagnostik dan faktor risiko yang memperberat, perlu dipertimbangkan
rasio untung rugi pengobatan.
Glaukoma suspek (dugaan) dan hipertensi okuli (tekanan mata tinggi) dengan papil saraf optik
dan kampus normal serta tidak mempunyai faktor risiko dapat diikuti tanpa pengobatan.
Tentukan tekanan yang ingin dicapai (target pressure).
Mulai dengan pengobatan tunggal yang diikuti dalam 24 jam (kasus lanjut) sampai 2 minggu
(kasus awal).
Bila sasaran tekanan atau target pressure tercapai, dilakukan evaluasi dalam 3 bulan.
Pemilihan obat anti glaukoma dan kombinasinya.
 Dimulai dengan tetes mata beta bloker, atau CAI atau prostaglandin analog atau alfa
agonis saja kecuali bila ada kontra indikasi.
 Jika tidak atau kurang memadai tambahkan lagi dengan salah satu obat.
 Bila masih kurang memadai, tambahkan lagi jenis lainnya.
 Bila obat masih belum memadai tambahkan obat ke empat
 Bila masih belum terkontrol, tambahkan miotikum. Hati-hati pemberian miotikum pada
regimen prostaglandin analog.
 Jika belum juga terkontrol, tentukan apakah pasien dapat bertoleransi pemberian CAI
oral.
Bila langkah-langkah tersebut belum adekuat, tindakan laser dan pembedahan harus
dipertimbangkan.
Berikut ini akan dibicarakan obat anti glaukoma, mekanisme kerja, efek samping dan kontra
indikasinya.
Obat menurunkan tekanan intraocular
 Menurunkan jumlah cairan masuk ke dalam bola mata atau inflow.
 Meningkatkan akuos keluar dari bola mata melalui:
o Anyaman trabekulum.
o Saluran uveosklera.
Obat glaukoma
Menurunkan produksi akuos humor, seperti:
 Topical beta-bloker.
 Karbonik anhidrase inhibitor (oral dan topikal).
 Adrenergic agonists.

Meningkatkan pengeluaran akuos humor (outflow)


 Agen parasimpatomimetik (miotik) meningkatkan outflow pada anyaman trabekulum.
 Prostaglandins, seperti latanoprost dan alfa adrenergic i agonists meningkatkan outflow
uveoscleral.
System produksi akuos humor
Dikenal system yang berhubungan dengan pembentukan (produksi) akuos humor.
 reseptor beta adrenergic.
 reseptor alfa.
 karbonik anhidrase.
Ketiga faktor ini memerlukan antinya untuk tidak dapat menghasilkan cairan mata.

1. Obat menurunkan produksi akuos humor. A. Beta bloker.


Beta adrenergic reseptor merupakan membran sel saraf system Saraf simpatetik yang
mempunyai kekhususan terhadap suatu agen yang memberikan akibat terhadap aktivitas
simpatetik tertentu, (sinonim beta reseptor dan beta-adrenoceptor).
Adrenergic beta-receptor antagonists atau Beta bloker merupakan obat yang menghambat
kerja reseptor beta adrenergik sehingga menghambat kerja beta-adrenergic agonis. Di dalam
mata yang berperan besar pada produksi cairan mata beta reseptor 1.
Beta bloker sering dipakai dengan kombinasi kolinergik, carbonic anhydrase inhibitor, agen
adrenergic agent seperti brimonidine (Alphagan), atau prostaglandin analog atau latanoprost
(Xalatan).
Beta-bloker pada glaucoma biasanya dirakit dengan tutup berwarna tertentu. Beta-bloker
biasanya dipakai tunggal dan kadang-kadang kombinasi.
Beta-bloker lebih efektif dibanding pilocarpin atau eponefrin tunggal.

Dikenal beberapa bentuk Beta bloker topikal:


Topical Beta-Bloker.
Terdapat dua tipe beta-bloker, yaitu
1. Nonselektif beta-bloker.
2. Selektif beta bloker.
1. Nonselektif beta bloker. (timolol, levobunolol, carteolol, metipranolol).
Termasuk ke dalam kelompok ini yang mempunyai efek pada kedua
reseptor beta-1 dan beta-2, mempunyai potensi menurunkan TIO dengan
memungkinkan mata memproduksi akuos lebih sedikit dari pada normal.
2. Beta bloker Selektif.
"Selektif" beta bloker adalah "cardioselective". Agen kardioselektif.
• Mempengaruhi beta reseptor.
• Terdapat pada reseptor non pigmen badan siliar.
• Mengakibatkan berkurangnya produksi akuos humor.
• Menurunkan tekanan bola mata (IOP) 22-25%.
• Dapat dipergunakan 1 sampai 2 kali sehari.
• Onset obat mulai 30 menit setelah penetesan.
• Puncak kerja obat 1 -2 jam.
Pada usia lanjut toleransi obat ini lebih baik karena efeknya kurang pada pernafasan, dengan
efek menurunkan TIO yang kurang.
1.1. Adrenergik antagonis (beta-bloker) menurunkan masuknya cairan ke dalam mata
dikenal beta bloker non selektif.
Tiga beta bloker untuk pengobatan glaukoma.
Timolol - non selective
Betaxolol - selective
Levobunolol - more selective
Obat nonselektif betabloker dan cara pemberiannya, adalah:
Timolol hemihydrate 0.25, 0.5% larutan 1-2 kali sehari, Betimol
Timolol maleate 0.25, 0.5% larutan 1-2 kali sehari Timoptic,
Levobunolol
0.25, 0.5% larutan 1-2 kali sehari
Betagan,
Carteolol
Ocupress
1% larutan
1-2 kali sehari
Metipranolol
0.3% larutan
2 kali sehari,

 timolol (Timoptic,Betimol)
 levobunolol (Betagan)
 carteolol (Ocupress)
 metipranolol (Optipranolol) mempunyai daya menurunkan tekakanan lebih baik
dibanding obat beta-1- reseptor spesifik
 betaxolol (Betoptic), lebih aman untuk pasien kelainan paru seperti asma atau
emfisema.dan mempunyai efek kurang terhadap tekanan darah. Betaxolol terbukti
memperbaiki pengaliran darah mata.

Timolol, levobunolol, metipranolol, dan carteolol pemakaiannya harus hati - hati terutama
pada pasien chronic obstructive pulmonary disease (COPD), dan masalah nadi jantung.
Betabloker oral biasanya dipakai untuk tekanan darah tinggi dan angina yang juga akan
menurunkan tekanan dalam bola mata.
1.1.1. Timolol (timoptic)
 Timoptic 0.25% dan 0.50%.
 Beta nonseletif adrenergik antagonis, Beta 1-2 antagonis (bloker).
 Menurunkan TIO 30%.
Room menemukan efek sinergistik timolol dengan dexa- metazon 0.01% untuk
penurunan tekanan intraokular dapat di¬anjurkan pemakaiannya pada glaukoma dan
hipertensi okuli. Pada pemakaian timolol terlihat meningkatnya kecepatan pengaliran darah
perifer papil saraf optik.
Timolol topikal dapat mengakibatkan obstruksi bronkial ringan akan tetapi secara
klinik tidak bermakna.
Timolol menurunkan fungsi jantung dan pernafasan pada orang sehat, dimana
sensitivitas terhadap timolol berbeda pada pagi hari dan malam. Timolol menurunkan nadi
jantung yang nyata di malam hari dan lebih terjadi noctumal bradikardi dibanding carteolol
pada POAG.
1.1.2. Levobunolol
 Betagan 0.25% dan 0.50%.
 Tetes 2 kali 1 tetes / hari.
 Nonselektif, keija sama seperti timoptic.
 Efek samping dan kontra indikasi sama dengan timoptic.
1.1.3. Betaxolol (Betoptima, Betasel, Yetoptik, Betoko) 0.50%, 2ddltets
 beta 1-adrenergic antagonist, beta 1 selektif antagonis.
 jantung dipengaruhi seperti lainnya.
 lemah dibanding lainnya.
 mungkin perfusi ONH (Optic nerve head) naik (5), yang melindungi lapang
pandangan.
Betaxolol mempunyai sedikit efek samping yang mengenai paru akan tetapi tidak
seefektif timolol dan beta bloker lainnya untuk menurunkan tekanan bola mata
Betoxolol dapat memperbaiki peredaran darah retina dan saraf optik. Walaupun
timolol dan pilokarpin mempunyai daya merendahkan tekanan yang besar dibanding
betaxolol, akan tetapi tidak memperbaiki fungsi penglihatan. Pada gelombang pendek
perimeter betaxolol mempunyai kemampuan lebih baik.
Peredaran darah retina meningkat pada pemakaian lama betaxolol dan menurun pada
pemakaian lama dan singkat dari timolol.

1.1.4. Metapranolol
 0.3%.
 Nonselektif agonis adrenergik reseptor alfa 2, antagonis beta 2 adrenergik reseptor
(kerja kombinasi baik).
 Lebih murah.
 Kerja seperti timoptic.
1.1.5. Carteolol l%-0.3%
Selektif partial agonis agonis adrenergik reseptor alfa 2, antagonis beta 2 adrenergik
reseptor (kerja kombinasi baik), nonselektif.
 Bradikardi.
 Mengurangkan produksi akuos.
 Bila dibandingkan Timolol dengan Carteolol, Timolol 0.5 % menurunkan heart rate
yang nyata di malam hari dan lebih terjadi nocturnal bradikardi dibanding carteolol
hidroklorida 1% pada GSTP.13
Wayman melihat efek beta bloker pada peredaran darah papil saraf optik dengan
pemberian 3 minggu 2 kali sehari timolol tidak terjadi perubahan peredaran darah papil saraf
optik sedang dengan pemberian carteolol meningkatkan peredaran darah papil saraf optik.
Efek samping beta bloker
Beta bloker nonselektif dapat memberikan efek samping terhadap jantung dan pernafasan
dimana:
Beta 1, tekanan darah menurun, dan bradikardi.
Beta 2, paru, konstriksi bronkiol.
Beta bloker non selektif, timolol dapat memberikan efek samping gangguan pernafasan dan
efek jantung.
Secara umum dapat disimpulkan beta bloker akan memberikan efek samping.
 Iritasi
 alergik,
 penglihatan kabur,
 kadang-kadang mata kering.
 Depresi
 Lemah
 Sinkope
 pusing,
 halusinasi
 insomnia
 Palpitasi
 Impoten
 Diare
Efek samping beta bloker terhadap jaringan tertentu.
Kardiovaskular
Beta bloker = blok beta -1 reseptor
 Akibatkan bradikardi
 Kontraksi miokard
 Hipotensi
 Kardiak aritmia
 Heartblock
 Kongestif heartfailure
 Blokade karotid
 Beta bloker jangan dipakai pada
 Kongestif heart failure
 Bradikardi
 Heart block

Paru
Serangan bronkospasme yang bersifat fatal pada pasien asma bronkiale dan penyakit obstruksi
paru menahun. Betaxolol atau selective beta bloker dapat ditoleransi.
Susunan saraf pusat
 Depresi
 Gelisah
 Bingung
 Khayal,halusinasi
 Sakit kepala ringan
 Bingung
 Pusing
 Pingsan ringan
 Lemah.
 Lelah
 Lupa
 Impotensi.
Beta bloker kontra indikasi pada
 Sinus bradikardi
 Asma
 Emfisema
 Hipotensi
 Brittle diabetes
Pasien yang direncanakan pemberian beta bloker harus ditentukan tekanan darah dan nadi
dasar. Mintalah konsultasi pada internis untuk pemberian obat ini.
Wolzt mengingatkan berkurangnya pengaliran darah mata akibat pengobatan glaukoma
perlu diperhatikan. Pada penelitian 5 agen beta bloker (befunolol, betaxolol, levobunolol,
metipranolol, and timolol), dua adrenergik agen (clonidine and dipivefrin [INN, dipivefrine]),
dan satu agen parasimpatomimetik (pilocarpine), didapatkan Befunolol, metipranolol, timolol,
clonidine, dan dipivefrin menurunkan pulsasi fundus di daerah macula dan papil saraf optik
(9% to - 14% dibanding baseline). Kejadian ini dapat diakibat difusi obat ke dalam koroid yang
mengakibatkan vasokonstriksi. Efek berkurangnya pengaliran darah tidak terlihat pada
pemberian betaxolol, levobunolol, atau pilocarpine Pengobatan ini patut diperhatikan karena
terkait dengan iskemia papil saraf optik.
Pemberian betaxolol menurut Colingnon memberikan efek berupa pelebaran pembuluh darah
arteri retina yang nyata, sedang timolol tidak memberikan gambaran amplitudo yang sama.
B. Karbonik anhidrase inhibitor
Karbonik anhidrase inhitor oral (acetazolamide, methazolamide), menurunkan tekanan bola
mata melalui enzim yang membentuk akuos humor. Carbonik anhydrase adalah enzim katalisis
hidrasi karbon dioksida jadi asam karbonik yang kemudian berdesosiasi jadi ion bikarbonat
dan hydrogen.
 co2+H2O> CA > H2CO3 > H+=HCO3-
 hambatam CA menghambat pembentukan HC03-
 Difusi HC03- di dalam mata hipertonik di banding dengan plasma, sehingga cairan
masuk ke dalam mata dari plasma
 Hambatan pembentukan akuos dengan memperlambat pembentukan ion bicarbonat pada sel
sekretori neuroepitel badan siliar.
Dikenal bentuk:
Sistemik:
 Acetazolamide (Diamox)
 Methazolamide (Neptazane)
Topical:
 Dorzolamide (TrusptT)
 Brinzolamide (Aopt sama efektif seperti tablet dengan sedikit efek samping.
 COSOPT, gabungan antara dorzolamide (carbonic anhydrase inhibitor) dengan timolol
(adrenergic antagonist) dalam satu botol, but separately.
1. L Acetazolamide (Diamox)
 Oral 125 mg, 250 mg, 500 mg
 Toleransi 6 minggu
Kontra indikasi (asetazolamid) pada
 Glaucoma neovaskular
 Glaucoma sudut tertutup kronis
Indikasi (asetazolamid)
 pada pasca bedah
Asetazolamid menurunkan tekanan bola mata dalam waktu 1 jam dengan puncak
setelah 2- 4 jam dan efek turun setelah 6 - 8 jam.
Pasca bedah sering dipergunakan asetazolamid, diketahui profolaktis timolol topikal
0.5% pada glaukoma akibat pemakaian viskoelastik pada pasca fako memberikan efek
kontrol yang lebih baik dibandingkan oral asetazolamid dengan efek samping yang
lebih kecil.
2. Methazolamide (Neptazane)
 Oral 25 mg, 50 mg tablet 3 kali sehari
 Efek samping dan kontra indikasi sama dengan diamox akan tetapi lebih ringan
3. Dorzolamide (Trusopt 2%)
 Topikal karbonik anhidrase (CAI)
 Tidak seefektif CAI sistemik
 Lebih cocok untuk kulit berwarna (hitam)
 Reaksi toksik alergik
 Dorzolamide-timolol kombinasi terbaik
 Efektivitas kurang dibanding timolol atau beta adrenergik antagonis lainnya
 Mengurangkan produksi akuos humor
o 17% dorzolamide
o 29% asetazolamide
Timolol lebih efektif dibanding dorzolamide sebagai penekan pengaliran akuos humor di dalam
mata manusia. Timolol dan Dorzolamida bersifat efek aditif untuk pengaliran akuos dan
tekanan intra ocular.
Dorzolamide 3 kali sehari dan timolol memberi hasil aditif untuk menurunkan tekanan
intraokular dan dapat ditoleransi
Dorzolamid 2% dua kali sehari menurunkan tekan intraokular yang lebih bila diberi bersama
dengan timolol 0.5%.
Asetazolamide memberikan tekanan bola mata lebih rendah (kira-kira 1 mmHg), sedang
dengan dorzolamide toleransi lebih baik.
Dorzolamide (karbonik anhidrase inhibitor) memberikan efek aditif sebagai agen menurunkan
tekanan intra ocular dengan timolol (beta-adrenergik antagonis) walaupun keduanya bersifat
supresi terhadap pengaliran pembentukan akuos humor. Larutan campuran dorzolamide
dengan timolol (Cosopt) yang diberikan 2 kali sehari mempunyai manfaat yang sama dan
keamanannya dibanding dengan pemberian secara terpisah komponennya 2 kali sehari,1
4. Brinzolamide 1.0% (azorpt alcon)
 topikal CAI
 kurang efektif dibanding timolol
 side efek pedes
 efek sama dengan trusopt
 Brizolamide 1.0% menurunkan tekan bola mata secara bermakna, efektif seperti
dorzolamide dan lebih sedikit rasa tidak enak (pedes dan lengket).,
Efek samping CAI
Karbonik anhidrase oral akan memberikan efek samping sistemik Asidosis, sering buang air
kecil, semutan pada ujung jari (parastesia), rasa metal dilidah, lemah, batu ginjal dan hal yang
gawat berupa anemia aplaik (epistaksis, gusi berdarah). Hialngnya Kalium akan terjadi bila
dimakan bersama sama dengan digitali, steroid, atau diuretika chlorothiazide.Depresi, kesu dan
letargi dapat terjadi perlahan lahan.Hal yang sering terjadi adalah rasa mual, impotensi dan
berat badan menurun.
Pemberian local CAI menahun dapat terjadi alergi topical, mata merah, dan gatal.
Bingung, anoreksi, perut gembung (dimakan setelah makan). Poliuria, diuresis, supresi elemen
darah, libido hilang, diare, enek dan muntah.

Kontra indikasi CAI:


 Alergi sulfa
 Penyakit sikle sel
 Hipokalemia
 Penyakit ginjal dan
 Penyakit hati.
C.. Menambah curahan keluar trabekular
1. Adrenergik agonis
 Epinefrin
 Dipinefrin
2. Agen kolinergik
 Pilokarpin
3. Meningkatkan curahan uveosklera
Obat Simpatomimetik
1. Alpha agonist.
Alfa agonis bersifat mengurangkan produksi cairan mata dan meningkatkan pengeluarannya.
Alfa agonis diketahui bahwa pengeluaran cairan dari bola mata 90% melalui anyman
trabekulum dan 10% melalui saluaran uveosklera ( badan selera di bawah trabekulum ).
Jaringan uveosklera ini akan berperan penting untuk pengaliran cairan mata bila trabekulum
rusak...
Alpha Adrenergic Agonist (Alpha Adrenergic Receptor)
Alpha Non-Specific
 Alfa reseptor adalah tempat system autonom saraf yang memberikan reaksi terhadap
agen adrenergic berupa norepinefrin dan epinefrin. Alfa reseptor akan mengakibatkan
vasokonstriksi dan dilatasi iris.
Apraclonidine (Iopidine) dan brimonidine-P (AllphaganP®)
atau alpha-agonists adalah obat yang tersedia pada ssat ini.
Brimonidine merupakan merupakan obat selektif kuat yang nyata untuk reseptor alfa2
Apraclonidine aktif merangsang mixed alpha-1 dan alpha-2
Alpha Agonist memberikan efek samping mata pedes, gatal, sakit daerah dahi, kelopak
teangkat ringan, dry eye atau mata kering, mulut dan hidung silau, sakit kepala, pusing,
penenang ringan lesu, dan depresi.
Epinefrin memberikan rasa panas pada mata, mata merah, dan reaksi alergi. Epinefrin dapat
menimbulkan reaksi palpitasi, naiknya tekanan darah, tremor, sakit kepala, dan rasa takut.
Pada saat ini epinefrin jarang dipergunakan.
Dipivefrin (Propin) menjadi epinefrin bila dalam mata.

1.1. Alphagan (brimonidine)

Brimonidine.

 Brimonidine merupakan merupakan obat selektif kuat yang nyata untuk reseptor
alfa2

 Apraclonidine aktif merangsang mixed alpha-1 dan alpha- 2

 Brominidine (alphagen, alergan)

 Brominidin merupakan alfa 2 agonis selektif


 Mulut kering

 Menaikkan curahan akuos humor uveosklera

 Side efek kurang dari timolol

 Alergi + 4.8 %

 Menurunkan tekanan bola mata 4-6 mmHg

Dosis
Epitrate 2%,Epifrin 0,25%, 0.5%, 1%, 2%, Glaukon 1%, 2%, EpiN0.5%,E Pilo 1., dipakai 2
kali sehari.
2.1 Epinefrin
Epinefrin merupakan adrenergik agonis yang bekerja terhadap di dalam mata yang dikenal
sebagai sisi alfa 1 (pengurangan produksi) dan beta 1-2 di dalam mata yang mengakibatkan
ber-tambahnya pengaliran keluar cairan mata. Pada pasien yang tidak mempunyai toleransi
terhadap kejang akomodasi dan iritasi akibat miotik epinefrin merupakan pengganti.
Tidak banyak dipakai akibat banyak obat pengganti Epinephrine (adrenaline) menurunkan
tekanan bola mata dengan meningkatkan pengeluaran cairan mata atau akuos dari dalam mata
dan menurunkan kecepatan produksi cairan atau akuos humor masuk kedalam mata.
Epinephrine dan Norepinephrine pada saat ini epinefrin jarang dipergunakan
Efek samping epinefrin
Dilatasi pupil dan penglihatan akan kabur
Sakit pada dahi, sakit kepala, mata berair
Iritasi lokal yang dapat mengakibatkan mata merah
Alergi pada pemakaian lama
Kontraindikasi epinefrin pada glaukoma sudut tertutup, penyakit kardiovaskular, Epinefrin
hampir tidak dipakai pada saat ini.
2.2. Dipiverine
Dipiverin merupakan obat yang dapat dirubah tubuh menjadi epinefrin. Dipiverin dapat
menembus kornea yang bila telah masuk ke dalam bola mata dirubah tubuh menjadi epinefrin.
Adalah wajar dipiverin memberi kurang keluhan pedes dan iritasi.

Kombinasi obat mata


Kombinasi akan memberi 2 tipe obat dalam satu tetes obat, seperti:
E-pilo, kombinasi epinefrin dengan pilokarpin Tim pilo, kombinasi pilokarpin dan timolol.

Obat, Agen Parasimpatetik

Obat Miotik
Miotik adalah kolinergik yang mengecilkan pupil yang memungkinkan pengaliran keluar
cairan mata. Miotik memberikan efek membuka untuk mengeluarkan cairan mata. Miotik
merangsang sel drainase untuk memberikan efek ini. Miotik mempercepat keluarnya akuos
dari mata dengan kontraksi otot dalam mata. Otot mata menarik kanal saluran dan sedikit
membukanya yang memungkinkan akuos lebih cepat keluar.
Dikenal miotika
 Pilokarpin
 Karbakol
 Echothiphate
 Pilokarpin dan karbakol merupakan miotik yang sering dipergunakan.
Efek sistemik parasimpatis
 Meningkatkan akitivitas kelenjar
 Menurunkan akitivitas jantung
 Pembuluh darah dilatasi
 Konstriksi bronkiol
Parasimpatis memberikan keluhan terhadap fluktuasi penglihatan, sakit kepala, dan ukuran
pupil kecil, yang meningkatkan risiko ablasi retina. Miotik lemah adalah pilocarpin sedang
yang kuat carbachol dan phospholine iodide 1. Pilokarpin
 Obat anti glaukoma yang tertua yang tidak kuat.
 Pilokarpin akan mengakibatkan miosis mulai dalam 15-20 menit pertama yang
berlangsung untuk selama 4-8 jam.
 Pupil dapat dilihat saat miosis.
Dosis
Pilokarpin dapat didalam konsentrasi 0.25%,0.5%, 1.0%, 2%,4%, 6%, dan 10%., yang
diberikan 3-4 kali sehari. Dalam bentuk gel dapat diberi 1 kali sehari sebelum tidur dan Ocusert
diberikan di fomiks inferior mengeluarkan obat secara perlahan lahan dan ditukar setiap 1
minggu.
Konsentrasi makin tinggi dipergunakan pada penderita dengan iris berpigmen atau pada
glaukoma lanjut. Pilokarpin juga terdapat dalam bentuk salep dan okular insert. Pilokarpin HS
dibuat untuk diberikan 1 kali sehari akan tidur.Pilocarpine gel, tidak diberikan 4 kali sehari dan
efek pupil kurang.
Efek Samping
Pasien dengan katarak mendapat kesulitan dalam pemakaian pilokarpin karena keluhan
katarak akan bertambah atau
penglihatan tambah kabur.
Efek samping pilokarpin pada mata berupa:
pedes, iritasi lokal dan sakit pada mata
kaku akomodasi sehingga menyukarkan penyesuaian
penglihatan jauh
Efek samping mata sistemik
 Bradikardi
 Aritmia
 Pernapasan melambat
 Sakit kepala
 Enek dan muntah
 Hipotensi
 Lemah
2. Karbakol
Karbakol mempunyai efek yang sama dengan pilokarpin dan dipergunakan bila toleransi
terhadap pilokarpin kurang
3% carbachol ekivalent dengan pilocarpin 4%
Karbakol tidak dapat menembus bola mata seperti pilokarpin. Sehingga diperlukan bahan
pelarut, sedang bahan pelarut ini dapat mengakibatkan reaksi sensitivitas pada orang tertentu.
Dosis
 0.75%, 1.5%, 2.25%, dan 3%, diberikan 3 kali sehari.
 Karbakol merupakan miotik kuat karena lebih kurang reversibel
Efek samping
Efek samping lokal dan sistemik lebih kuat dibanding dengan pilocarpin
Karbakol mempunyai efek lebih lama dibanding pilokarpin
Mempunya efek samping bila sedang mengalami anestesi umum sehingga perlu diberhentikan
beberapa minggu sebelum operasi
Strong (carbachol, phospholine iodide)
Phospholine iodide meningkatkan terbentuknya katarak pada usia 50 tahun.
Kontra indikasi
Tidak dipergunakan pada neovaskular glaukoma, radang mata, uveitis, glaukoma sudut
tertutup kronis, afakia, dan pemakaian prostaglandin.
Pemakaian miotik untuk glaukoma kepopulerannya berkurang, akibat banyaknya efek samping
dan terdapat banyak obat baru.
Efek pada mata
 Iris, miosis
 Badan siliar,
 akomodasi dan
 membuka anyaman trabekular, menigkatkan curahan akuos humor\
 Anyaman siliar (ciliary meshwork), uveosklera menurunkan curahan akous humor,
yang berlawanan dengan prostaglandin. Kerjanya ini dapat menerangkan kenapa pada
pemberian miotik tekanan intraokular naik.
Carbachol bersifat sama dengan pilokarpin dan sedikit lebih kuat.
Echothiophate (Phosphodineiodide) bersifat lebih kuat yang dapat memberikan efek samping
berupa katarak sehingga obat ini biasanya diberikan pada pasien yang telah dioperasi
kataraknya.
Obat ini tidak diproduksi lagi.
Efek samping Miotika Miotik memberikana keluhan:
 Sakit disekitar mata, alis dan di dalam bola mata. Keluhan ini hilang setelah lima hari
pemakaiannya.
 Menjadi rabun dekat berat, karena terjadi pencembungan lensa.
 Sukar melihat ditempat dengan penerangan kurang karena pupil tidak dapat lebar.
 Ablasi retina dan
 Stinging
 Iritasi pada mata
 Mata sakit
 Fotopsia, meliha kilatan pada lapang penglihatan
 Floater, benda berterbangan
Efek samping sistemik jarang pada pilokarpin berupa:
Hidung tersumbat, berkeringant, banyak lair liur, dan keluhan gastrointestinal. (tidak jarang
pada Echothiphate, jarang pada carbachol)
3. Meningkatkan curahan uveosklera

Prostaglandin Analogues
Dikenal;
1. Latanoprost (Xalatan), meningkatkan keluarnya cairan mata melalui jalur uveoskleral
(ruang interselular).
2. Travoprost (Travatan),
3. Bimatoprost (Lumigan)
4. Unoprostone (Rescula).
1. Latanoprost 0.005%, (Xalatan) merupakan prostaglandin topical,
 Dosis: Satu kali sehari,
 Latanoprost 0.005% sekali sehari lebih efektif dibanding latanaprost 0.0015% dua
kali sehari.
 Puncak aksi 8-12 jam
 Prostaglandin F2 agonis.
 Menaikan sklerouvea flow, menurunkan tekanan intraokular
 Tidak tergantung pada tekanan vena episklera atau akibat meningkatnya tekanan
vena episklera •. Menurunkan TIO 27-33%
 Efektivitas sama dengan nonselektif beta bloker
 Prostaglandin umumnya merupakan media peradangan
yang dapat menaikan TIO, akan tetapi bila diberikan pada dosis rendah prostaglandin secara
bermakna menurunkan TIO.
 Efektivitas sama dengan Timoptic 0.5% 2 kali sehari
 Menambah outflow uveosklera
 Mempunyai kemampuan menurunkan tekanan bola mata yang potensial pada saat ini
Latanapros menurunkan TIO hingga 35%
 Kurang efektif menurunkan IOP dibanding timolol
Obat yang baik untuk NTG, dan menurunkan TIO 20 %.
Latanaprost tunggal memberikan keseragaman penurunan tekanan intraokular selama 24 jam
atau bersama-sama dengan timolol21
Latanoprost secara statistik dan klinik tidak memberi akibat pada sawar akuos-darah.
Pemakaian latanaprost 0.005% satu kali sehari dapat ditoleransi baik dan lebih efektif
dibanding timolol 0.5% dua kali sehari.
Timolol dan latanaprost menurunkan tekanan bola mata secara bermakna pada pasien
glaukoma dan hipertensi okuli akan tetapi tidak memberikan perubahan secara substansial
hemodinamik pembuluh darah retrobulbär.
 Latanaprost 0.005% sekali sehari di malam hari menurunkan tekanan bola mata sama
dengan timolol 0.5% dua kali sehari. Latanaprost ditoleransi baik secara sistemik dan
lokal.
Efek Samping setempat.
Efek samping Prostaglandin Analogues berupa mata
 Pigmen iris bertambah pada. Iris menjadi lebih gelap hingga 16%,
 Mata yang coklat tidak mengalami ini
 Uveitis ringan dan edema retina dapat terjadi setelah operasi katarak.( 5% pasien)
 CME2%
 Mungkin herpes simpleks bila diberi topical, hingga 30%,
 Mencetuskan migrena dan sakit kepala. (February 2001 issue of Archives of
Ophthalmology).
CATATAN:
Hati hati pemakaian xalatan pada:
 Riwayat uveitis.
 Afakkia.
 Pasca Yag capsulotomi.
 IolAC
 Riwayat keratitis herpetika.
 an anterior chamber IOL
 a history of herpes simplex keratitis
Hati-hati pemberian bersama pilocarpin karena pilo mengurang-kan curahan uveo sklera.
Latanaprost tidak bekerja baik pada pasien yang telah memakai pilokarpin.
Efek samping sistemik
1. Efek samping sistemik jarang terjadi.
2. Tidak terdapat efek samping sistemik pada hati dan paru.
3. Jarang gangguan pencernaan seperti yang terjadi aspirin. antiradang nonsteroid, sakit
didada.
2. Travatan 0.004%, isi40 µg travoprost.
travatan, http://www.healthsquare.com/newrx/tral596. htm 22/1/06
 Dapat disimpan dalam suhu kamar
 Tidak dapat dipergunakan setelah dibuka 6 minggu.m
Efek samping travatan:
Tidak ada antinya.
 Mata merah (30-50%).
 Mata tidak nyaman.
 Seperti kelilipan.
 Sakit dan gaal.
Efek sampang yang jarang terjadi:
 Berkurang ketajaman penglihatan.
 Angina
 Bronchitis.
 Katrak
 Sakit didada.
 Mata merah
 Demam.
 Mata kering.
 Gangguan tekanan darah (tinggi dan rendah).
 Sakit kepala.
 Inkontinensia.
 Infeksi saluran kemih.
3. lumigan.
 Bagian aktifnya bimatoprost, yang mempunya sifat seperti prostaglandin analogue.
 Tidak dapat dipakai pada anak.
Efek samping lumigan.
 Sakit kepala.
 Gangguan penglihatan, katarak.
 Silau.
 Pusing.
 Mata merah.
 Lelah.
 Perubahan warna iris.
 Mata kering.
4. Rescula, (TJnoprostone isopropyl)
Unoprostone 0.15%.
 Ditetes satu sampai dua kali sehari.
 Lindungi dari sinar.
 Tidak boleh kena pendinginan es.
Efek samping:
 Kabur sementara.
 Silau.
 Mata merah..
 Mata berair.
 Demam.
 Batuk.
 Diare.
 Lihat ganda.
 Gangguan tidur.

PENGOBATAN POPULAR GLAUKOMA


Mulai dengan beta bloker kecuali ada kontra indikasi atau mulai dengan
 Trusopt
 Azopt
 Alphagan
Dilanjutkan dengan
 Xalatan
 Trusopt
 Azopt
 Alphagan
 Iodopine
 Pilocarpin
 Propine
Obat anti glaukoma masa depan
 Perhatian di dalam pengobatan glaukoma dimasa yang akan datang tidak hanya
bertujuan menurunkan tekanan intra ocular akan tetapi juga perlindungan pada saraf
optik dengan pendekatan biomolekular, selular dan neuro-farmakologi, seperti:
 Calcium channel blokers, memperbaiki aliran darah dengan menghambat konstriksi
otot polos pembuluh darah
 Serotinin antagonis, Praxilen melebarkan pembuluh darah tanpa menurunkan tekanan
darah sistemik
 Free radical scavenger dn antioksidan
 Diharapkan obat-obat ini dapat melakukan katabolisme free radical atau
menguranginya sehingga dapat melindungi saraf optik dari kerusakan akibat iskemi
atau eksitoksik.
NEUROPROTEKTOR PADA MATA GLAUKOMA.
Dr. Osborne i berpendapat bahwa gangguan lapang penglihatan pada glaucoma disebabkan
karena kematian sel ganglion retina.
Neuroprotektor adalah usaha untuk memperlambat atau mengurangi kecepatan hilangnya sel
ganglion retina. Secara umum dapat dikatakan neuroprotektor adalah pelindung saraf mata dari
kematiannya Neuroprotektor adalah berguna pada pasien dengan glaucoma untuk
memperlambat kematian neuron. Sel lainnya mengalami apoptosis.
Sokongan trofik yang tetap merupakan hal penting untuk kehidupan lanjut dari SGR (sel
ganglion retina). Bila terjadi gangguan maka akan mengakibatkan apoptosis.
Perlindungan peredaran darah diperlukan pada perlindungan saraf (neuroproteksi).
Diketahui tekanan mata berhubungan erat dengan glaucoma. Makin tinggi tekanan bola mata
makin kurang pengaliran darah dalam bola mata yang mengakibatkan kurangnya darah untuk
retina (iskemia).
Aerobic dan bentuk lain olah raga akan menambah aliran darah saraf optic selain dari pada
menurunkan tekanan bola mata
Apoptosis adalah salah satu bentuk kematian sel dan bentuk kematian sel yang lainnya adalah
nekrosis.

Apoptosis merupakan
 Kematian sel yang alami dan sudah terprogram.
 Metode tubuh membuang sel yang rusak dan tidak dibutuhkan lagi didalam tubuh
 Mekanisme dasar kematian sel pada proses neurodegenerative
 Terjadi didalam berbagai jaringan tubuh.
 Dengan sifat khusus apoptosis berupa fagositose cepat tanpa tanda peradangan11.
Apoptosis berlangsung normal setiap hari, bila hal ini tidak terjadi kita semua akan
mendapatkan kankeri karena sel hidup terus tanpa ada yang mati. Penumbuhan sel baru dalam
tubuh tanpa disertai kematian sel akan memberikan gambaran kanker ini.
Bentuk lain dari kematian sel adalah nekrosis yang disertai dengan radang.
Kematian sel ganglion retina
Pada glaukoma akan terlihat kematian sel retina yang disebut sel ganglion. Penyebab kematian
ini tidak jelas apakah iskemik (kurang darah) atau tekanan pada SGR mati dengan proses
preprogram.
1. Pencetus apoptotis.
 Asam amino mengakibatkan depolarisasi akut membrane dan toksis laten pada sel.
Bertambahnya bahan ini mengakibatkan naiknya Kalium dan radikal bebas dalam sel.
 Glutamat berlebihan . Pada mata glaucoma ditemukan glutamat yang sangat tinggi.
Glutamat merupakan asam amino yang merangsang sel saraf, pada mata rangsangan
terjadi pada saat melihat. Pada glaucoma penurunan aliran darah ataupun peningkatan
tekanan pada sel saraf merupakan pencetus glutamat berlebihan. Glutamat dalam
jumlah yang besar menyebabkan sel saraf dirangsang berlebihan yang berakibat
kematian sel. Peningkatan tekanan bola mungkin gambaran dini yang mempercepat dan
menambah keluarnya glutamat. Diperlukan obat yang menentang akibat keracunan ini.
2. Mengurangnya aliran darah
Mengurangnya aliran darah akan mengakibatkan kurangnya oksigen yang akan mematikan
sel.
3. Nitric Oxide berlebihan
Nitric oxide diperlukan fungsi saraf akan tetapi bila berlebihan akanmenjadi racun.
4. Autoimmunity. Diduga glaucoma normotensifdisebabkan factor autoimun.
5. Pencetus apoptosis ini dapat berupa sinar ultraviolet atau bahan kimia toksis.
6. Terdapat dua penyebab utama kematian sel:
1. Masuknya kalsium kedalam sel
2. Hidupnya atau bangkitnya radikal bebas.
Sel yang mati mengeluarkan bahan kimia toksik yang menambah jumlah kematian sel

Kerusakan sel ganglion retina pada tekanan tinggi.

Akson sel ganglion retina terletak prelamel dan lamellar kribrosa merupakan tempat rusaknya
pada glaukoma sudut terbuka. Tekanan langsung pada akson akan mengabatkan gangguan
pengaliran aksoplasmik. Keadaaan ini mengakibat gangguan secara balik ke daerah badan sel
ganglion. Hal ini menjadi pencetus apoptosis dan kematian SGR.
Kelainan sel dengan apoptosis 10 kali lebih banyak pada pasien dengan glaucoma dibanding
dengan lainnya.
Glaukoma sudut terbuka dan kerusakan saraf optic.
Diketahui bahwa pencetus utama glaucoma sudut terbuka adalah tekanan bola mata yang tinggi
dan iskemia. Kerusakan lanjut terjadi pada sel ganglion yang sebelumnya terlindung. Usaha
untuk melindungi sel ganglon ini dilakukan dengan neuroprotektor
Glaucoma sudut terbuka primer. (POAG)

Glaucoma ini bersifat:


 Kronik
 Bilateral
 Progresif optikneuropati
 Tekanan bola mata tinggi.
 Lapang pandangan yang karakteritik
 Risiko PO AG:
 Tekanan bola mata yang tinggi
 Riwayat keluarga
 Umur
 Ras
Perubahan vascular.
Pasien glaucoma sudut terbuka mempunyai bakat pembuluh darahnya menciut (vasospastik),
yang dapat saja terisolasi. Hal ini dapat terlihat pada sekitar papil saraf optic dengan glaukoma
yang berakibat matinya serabut saraf dan penggaungan (cupping).
Pada glaukoma terlihat pengaliran darah yang abnormal dan pengobatan dapat memperbaiki
pengaliran darah disertai menghidupkan sel serta lapang penglihatannya.
Diketahui naiknya kejadian (prevalensi) kerusakan saraf optic karena naiknya tekanan bola
mata:
 20 - 30% pasien dengan POAG tidak dengan factor risiko primer
 banyak pasien dengan optic neuropati progresif dengan TIO normal
 lebih dari 20 - 30% pasien dengan POAG berlanjut walaupun dengan pengobatan, dan
tekanan lebih rendah.
Glaucoma sudut tertutup.
Sudut bilik glaucoma sudut tertutup secara struktural sempit yang akan mengakibatkan tertutup
bila pupil melebar atau midriasis. Keadaan ini akan mengakibatkan serangan akut glaucoma.
Hal ini dapat terjadi pada:
 pemakaian obat tertentu seperti antihistamines, tricyclic antidepresant, obat asma
tertentu (nebulized ipratropium), agen anti kejang (topiramate)
 Gelap
 Stress. Emosi.
Glaucoma sekunder
Glaucoma sekunder terjadi akibat keadaan atau penyakit lain yang dapat berjalan akut atau
kronis., seperti:
 penyakit tertentu yang mempengaruhi pembuluh darah saraf optic (diabetes mellitus,
tekanan darah tinggi dan migren
 Hypothyroidism, bertambahnya asam hialuronat pada trabekulum dan menutupnya
 Apnea tidur yang akan mengurangkan oksigen
 Trauma mata
 Miopia tinggi
 Pasca bedah mata
 Penyakit seperti leukemia, sickle sel anemia, dan artritis.
Kortikosteroid
 Mengganggu struktur sudut bilik mata
 Dapat merubah susunan genetik

Pengobatan glaukoma

Pengobatan glaukoma selain daripada dengan neuroprotektor juga dilakukan dengan obat-obat
yang menurunkan tekanan bola mata.
Pada glaucoma diduga kematian terutama akibat apoptosis sehingga diharapkan apoptosis
dapat diatasi dengan berbagai cara. Obat neuroprotektor untuk glaukoma terdiri atas:
 bahan yang menghambat aktivitas reseptor glutamat,
 masuknya kalsium, atau
 merusak radikal bebas
 obat atau pembedahan yang menurunkan tekanan bola mata dan penambahan peredaran
darah
Sebaiknya obat yang bersifat neuroprotektor pada glaucoma diberikan secara topical dan
diberikan berulang=ulang.
Betaxolol, beta-blocker yang dipergunakan pada saat ini untuk menurunkan tekanan bola mata
mempunyai fungsi calcium channel-blocker. Kerja betaxolol terutama pada sel ganglion retina.
Gaya hidup pasien glaucoma.
 Pasien glaucoma biasanya merasa depresi atau stress yang perlu dicegah, hiduplah
tenang.
 Jangan merokok karena dapat mengakibatkan vasokonstriksi yang akan mengurangkan
peredaran darah ke dalam mata.
 Cegah kelelahan mata seperti menonton terlalu lama dan banyak membaca.
Obat neuroprotektor.
Terdapat berbagai jenis obat:
 Mineral
 Vitamin
Mineral sangat penting untuk kehidupan dan mutu hidup.
Manusia dapat hidup lebih lama dengan defisiensi vitamin dibanding dengan kurang mineral,
Magnesium memegang peranan pada calcium blocker yang berguna pada glaucoma
Magnesium (21.5 mg / hari) terbukti memperbaiki peredaran darah retina perifer. Magnesium
juga menghentikan kerja system simpatetik saraf. Magnesium memegang peranan pada anti
adrenergic. Agen antiadrenergik menghambat efek rangsangan yang diteruskan serabut saraf
adrenergic post ganglion simapatetik.
Dikenal fungsi saraf simpatetik bejalan diluar control seperti midriasis dan angsangan saraf
lainnya. Obat simpatetik adalah kontra indikasi pada pengobatan glaucoma.
Selenium berguna untuk fungsi mata dan mempertahankan kesehatan jaringan mata.

Vitamin
Vitamin A.
Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Pasien yang mempunyai fungsi hati
yang bauk dapat memakan 25,000- 50,000 IU setiap hari. Hati-hati dengan pemberian
kumulatif atau penimbunan. Vitamin A 25,000-50,000 IU yang diberikan berbulan-bulan pada
pasien tertentu dapat memberikan kerusakan hati.

Methylcobalamin, dapat menjaga kematian sel ganglion dengan memperbaiki iskemia yang
terjadi.
Cyanocobalamin didalam tubuh terlebih dahulu membentuk methylcobalamin atau
adenosylcobalamin yang membuang mulekul cyanide dan menambah kelompok methyl atau
adenosyl.
Thiamine (vitamin BI) terbukti memperbaiki tajam penglihatan, yang mungkin bermanfaat
untuk pasien glaucoma van Noort et al. 1987). Defisiensi thiamin sering menyertai pasien
dengan glaucoma

Vitamin B12, methylcobalamin, merupakan pilihan untuk menghambat kematian neuron atau
saraf akibat usia. Ditaruh dibawah lidah ( sublingual), 40 mg/hari , tidak ditelan. Adalah
mungkin melindungi sel terhadapa keracunan glutamat dengan memakan suplemen yang
merupakan bentuk aktif dari B12

Glutamat, merupakan racun saraf yang merusak neuron dengan membuat aktif reseptor
glutamat (Olney 1994). Sebaiknya pasien glaucoma mencegah pemakaian glutamat.

Vitamin C dikatakan dapat menurunkan tekanan bola mata dan mempertahankan jaringan
kolagen mata merupakan antioksidan dan mencegah kematian sel yang diakibatkan radikal
bebas. Buah dan sayuran segar merupakan sumber utama vitamin C yang banyak terdapat pada
kiwi, bell peppers, broccoli, cabbage, citrus fruits, Brussels sprouts, kale, parsley, strawberries,
tomatoes, dan cantaloupe. Dark-colored berries (raspberries, blackberries, blueberries), grapes,
raisins, and plums, merupakan sumber anthocyanoside antioxidants mempunyai hubungan erat
dengan mata.
Vitamin C menurunkan tekanan bola mata dan untuk serat kolagen mata.
Vitamin C dosis 2-35 gram / hari . Vitamin C menurunkan tekanan bpla mata dengan
1. menaikan osmolaritas darah sehingga cairan mata keluar masuk pembuluh darah
2. mengurangkan produksi cairan mata.
3. memperbaiki pengeluaran cairan dari dalam mata . Vitamin C memperbaiki saluran
keluar cairan akuos yang banyak rusak akibat glaucoma.
Ektraks kulit anggur kaya dengan Grape-seed proanthocyanidins, menambah aktif vitamin C.
Pelindung terhadap radical bebas. Dosis proanthocyanidins 150-300 mg / hari., kurangi setelah
1 bulan
bilberry dilihat kandungan anthocyanosides nya 100 mg, 2 kali sehari
Omega-3 fatty acids dapat menrunkan tekanan bola mata (Kulkami et al. 1989).
Minum air mumi 48 Oz sehari
Vitamin E

Antioksidan dari cairan lakrimal dan plasma darah yang dipelajari diketahui pada glaucoma
berjalan bersama sama dengan tumnnya kadar antioksidan dalam cairan air mata. Pada saat ini
antioksidan dianjurkan pemakaiannya untuk glaucoma. Antioksidan ini sebaiknya
mengandung 200-400IU vitamin E setiap hari.
Gingko melindungi saraf dengan meningkatkan peredaran darah. Melatonin.
Melatonin adalah hormone yang terlibat dalam irama atau ritme hidup harian kita. Melatonin
adalah molekul yang dihasilkan kelenjar otak (kelenjar pineal ) yang bekerja sebagai hormone.
Melatonin kurang dari 1 mg dapat mengurangkan tekanan bola mata orang sehat . Laporan
pemakaian pada pasien glaucoma belum ada.
Marijuana
Marijuana yang diberika secara oral, intravena, dan diisap merokok) dapat menurunkan
tekanan intraocular.
Akibat samping yang tedapat akibat marijuana meningkatkan nadi dan hipotensi.disertai
dengan kecanduan.
Aminoguanidine
Aminoguanidine (300 mg/hari) untuk neuroprotective Aminoguanidine mengurangkan nitric
oxide, melindungi sel ganglion retina dari pemecahan dan kematian sel. Batas pemakain tidak
lebih dari 300 mg sehari.

Tetes mata,
Obat neuroprotektor
 Tetes mata lebih efektif dalam pemberian perlindungan sebagai antioksidan.
 Bright II mengandung bahan anti radikal bebas. Rumusnya juga mengandung agen
antiglycating N-acetyl-L-camosine, yang mencegah terbentuknya protein crosslink
yang tidak berfungsi
 Life extension Mix. Yang mengandung magnesium, zinc, chromium, selenium, vitamin
A, thiamine, vitamin C, bioflavonoids, grape-seed-skin extract, vitamin E, and bilberry,
yang perlu untuk kehidupan sel.
 Vitamin C kristal atau bubuk dengan buffer magnesium yang akan merupakan calcium
channel-blocker dan bereaksi saraf simpatetik. Vitamin C dapat membantu menurunkan
tekanan bila mata dengan menyehatkan jaringan
Tetes mata
 Antioksidan tidak selamanya disertai meningkatnya antioksidan dalam air mata .
Antioksidan topical lebih bermanfaat dibanding oral (Makashova et al. 1999).
 Suplemen yang bersifat mengurangkan neurotoksitas dan berlanjutnya glaukoma.
Acetyl-L-camitine merupakan obat yang dapat melindungi neuron yang disebabkan oleh
berbagai proses. Dapat dimakan 3000 mg sehari.
Alpha lipoic acid (ALA) yang larut dalam air dan lemak merupaka antioksidan yang disebut
"universal antioxidant." Dr. Lester Packer, mengatakan 150 mg of alpha lipoic acid, yang
dimakan selama 1 bulan akan memperbaiki fungsi penglihatan dan tekanan bola mata pada
pasien glaucoma (Filina et al. 1995).
Obat anti glaukoma masa depan
Perhatian di dalam pengobatan glaukoma dimasa yang akan datang tidak hanya bertujuan
menurunkan tekanan intra ocular akan tetapi juga perlindungan pada saraf optik dengan
pendekatan biomolekular, selular dan neuro-farmakologi, seperti:
 Calcium channel blockers, memperbaiki aliran darah dengan menghambat konstriksi
otot polos pembuluh darah
 Serotinin antagonis, Praxilen melebarkan pembuluh darah tanpa menurunkan tekanan
darah sistemik
 Free radical scavenger dn antioksidan Diharapkan obat-obat ini dapat melakukan
katabolisme free radical atau menguranginya sehingga dapat melindungi saraf optik
dari kerusakan akibat iskemi atau eksitoksik.

Daftar pustaka.
1. Chat Highlights, Neuroprotection, Norma Devine, Editor, October 10,2001.
2. Neuroprotection. Chat Highlights, June 19, 2002 On Wednesday, June 19, 2002, Dr. Jeff
Henderer, a glaucoma specialist at Wills, and the glaucoma chat group discussed
"Neuroprotection." Norma Devine, Editor.
3. McKinnon SJ. Glaucoma, apoptosis, and neuroprotection Curr Opin Ophthalmol. 1997
Apr; 8(2):28-37 Department of Ophthalmology, Johns Hopkins Hospital, Baltimore, MD
21287-9289, USA.
4. Hosking SL Division of Optometry, Faculty of Life and Health Sciences, Aston
University, Birmingham, UK.
5. SAON- vol 20 no 2: Neuroprotection In Glaucoma - Realistic Treatment Strategy Or Just
Marketing Hype Thursday, September 29

CARA MEMBERI PENGOBATAN GLAUKOMA


Pengobatan glaukoma dapat dengan berbagai jenis obat, obat tersebut dapat dalam bentuk
1. Tetes - salep mata
2. Tablet
3. Terapi laser
4. Tindakan bedah

Tetes mata

Tetes mata adalah pengobatan utama pada glaukoma


 Diberikan setiap hari
 Terdapat perbedaan obat setiap pasien
- Jenis obat tidak selalu sama
- Berbeda jumlah tetes sehari
 Dapat diberikan lebih dari satu macam dalam sehari
 Bila tekanan tidak turun maka diberi tablet.
Tablet
Glaukoma
 Diberikan bersama-sama obat tetes mata.
 Tablet dapat tidak sesuai, karena
 memberikan efek samping, selain
 bertentangan dengan kondisi tubuh

Bedah Glaukoma
 Bila tekanan tidak turun dengan tetes mata dan tablet maka dilakukan
 terapi laser, tidak sakit dan dilakukan dengan berobat jalan
 tindakan bedah, bila keadaan lebih lanjut,
Tujuan pengobatan
 mencegah berlanjutnya
- Gangguan penglihatan
- Gangguan lapang pandangan.
-
Pengobatan
Glaukoma
 Penglihatan yang telah hilang tidak akan normal lagi.
 Tekanan yang direndahkan
- tidak berarti memperbaiki penglihatan
- betujuan untuk mempertahankan sisa penglihatan agar kebutaan tidak terjadi.

Tujuan Pengobatan Glaukoma mengatasi 2 faktor


o menghambat masuknya cairan mata yang berlebihan ke dalam bola
o meningkatkan pengeluaran cairan mata dari dalam mata

Obat glaukoma jenis


 Menurunkan produksi akuos humor, seperti:
- topical beta-blockers
- karbonik anhidrase inhibitor (oral dan topikal)
- Adrenergic agonists.
 Meningkatkan pengeluaran akuos humor (outflow)
- Agen parasimpatomimetik ( miotik ) pada anyaman trabekula
- Prostaglandins, seperti latanoprost outflow uveosclera
Sifat cairan mata (akuos humor)
 Secara fisiologik produksi turun saat tidur
 Efesuensi obat terdapat pada waktu bangun
 Pemakai umumnya merasakan manfaat obat bila memakai obat satu di pagi hari
Tetes mata
Penghambat pembentukan cairan mata
o menghambat pembentukan cairan mata,
 Beta-blockers (timolol, levobunolol, betaxolol, metipranolol, carteolol) 1-2 kali sehari
 Pada keadaan yang berat ditambah tablet (methazolamide, acetazolamide) yang
mengurangkan pembentukan cairan mata.
Meningkatkan pengaliran
keluar cairan mata
 Agonis cholinergic (pilocarpine carbochol, echothiophate) 2-4 kali sehari
 Agonis adrenergic (dipivefrin, epinephrine) 2 kali sehari
 Prostaglandin analog, 1 kali sehari
Pilihan antiglaukoma dan kombinasinya
 Mulai dengan betabloker, atau CAI, atau analog prostaglandin atau alfa agonis, bila
tidak kontra indikasi
 Bila tidak cukup tambah dengan satu kelompok lain
 Sekurangnya miotik, hati-hati pemberian prostaglandin
 Beri CAI bila dapat toleransi
 Bila masih kurang pertimbangan operasi
Tetes mata
pemakaian
 Diberikan pada waktu yang berbeda dan tergantung pada jenis obatnya.
 Obat mata ada yang satu kali sehari, 2 kali dan malahan 4 kali atau lebih.
 Bila obat dipakai lebih dari satu kali sehari maka pemakaian diatur dalam jarak waktu
yang sama. Bila 2 kali sehari maka pemakaian obat setiap 12 jam.

Tetes mata
 Dipakai secara teratur dan berkesinambungan
 Efek obat sangat terbatas
 Beberapa jenis obat pemakaiannya memerlukan jeda yang di atur
 Obat tetes mata dapat memberikan efek samping
Obat tetes mata dapat memperburuk kondisi fisik akibat efek sampingnya
Tetes mata
 Efektivitas bertambah dengan menyumbat saluran air mata pada saat meneteskan obat.
 Tutup mata selama 5 menit akan menambah efektivitas obat
 Tunggu 5 menit antara setiap obat tetes mata untuk memberikan waktu obat diabsorbsi.
Obat tetes glaucoma
Bila obat telah memberikan efek yang baik terhadap tekanan bola
mata maka
 dosis obat dipertahankan dan
 dikontrol setiap 3 bulan.
 sekali setahun saraf optik dilihat apakah terjadi kerusakan atau menetap, demikian pula
lapang penglihatan.
Meneteskan obat
 Tarik kelopak bawah pada tepi kelopak sehingga terbentuk kantung pada selaput lendir
bawah bola mata.
 Teteskan obat tetes mata pada kantung tersebut tanpa ujung botol mengenai kantung
tersebut
 Tarik kelopak mata kedepan beberapa detik sehingga tetesan obat tersebut mengendap
pada kantung selaput lendir mata
 Mata melihat ke bawah sehingga kelopak bawah mengenai mata.
 Tekan daerah sudut mata dekat pangkal hidung, untuk mencegah obat masuk ke dalam
saluran hidung.
 Tahan jari pada sudut mata bawah selama 2-3 menit untuk mencegah obat masuk ke
dalam hidung
 Mata ditutup beberapa lama dengan bola mata di belakang kelopak digerakan atau
diputar putar

Aliran obat
Lebih dari satu obat tetes mata
 Diperhatikan jarak waktu pemberian 5 menit untuk:
 Memberikan kesempatan obat pertama diserab
 Menyebarkan obat tetes sebelumnya
 Tetes berikut tidak mencuci-membilas obat tetes
 sebelumnya
 Memberikan kesempatan pertama aktif seperti yang dikehendaki.
Obat glaukoma
 Lihat catatan atau obat pada mata mana obat diberikan
 Lihat apakah obat sesungguhnya obat mata
 Lihat apakah telah kedaluwarsa
 Terangkan cara pemberian dan kegunaan obat tersebut pada pasien , dan terangkan
kemungkinan rasa obat pada mata saat pemberian obat atau setelah pemberian obat.
Obat keluhan samping
 Mata jadi merah
 Penglihatan jadi kabur
 sakit kepala terutama pada dahi.
 Keluhan paru, sukar nafas.
 Perubahan nadi dan denyut jantung.
 Perubahan dorongan seks\
 Perubahan emosi
 Semutan bibir
 Hilang nafsu makan
Kontra indikasi pemakaian Betabloker
 Gagal jantung kogestif
 Bradikardi sinus
 Asma bronkial
 Emfisema
 Hipertensi
 Brittle diabetes
 Heart block
Pasien yang mempunyai risiko efek samping.
 Usia lanjut
 Sakit berat
 Jalan pemberian obat
 Dosis dan konsebntrasi obat
 Pasien yang rentan
Kenyataan
Pada penderita glaukoma
 Glaukoma dapat mengakibatkan
 gangguan penglihatan menetap.
 Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang ketiga di Indonesia.
 Glaukoma terutama terdapat pada usia lanjut walaupun dapat mengenai semua umur
 Buta akibat glaukoma dapat dicegah dengan pengobatan yang teratur
 Sebagian besar penderita glaukoma tidak merasakan gejala glaukomanya
 Gangguan pada glaukoma terutama pada lapang penglihatan tepi yang berjalan ke tengah
 Risiko untuk terkena glaukoma terutama pada orang yang mempunyai riwayat keluarga
dengan glaukoma, rabun dekat dan jauh, penyakit gondok, kencing manis, dan mungkin
tekanan darah tinggi.
Kontrol hasil pengobatan
glaukoma
Pemeriksaan
 Tekanan bola mata adalah pemerikksaan yang sederhana dan mudah dilakukan
 Pemeriksaan saraf mata dengan oftalmoskop dapat melihat kerusakan saraf yang terjadi
pada glaukoma
Sebagian besar penderita tidak menyadari menderita glaukoma
Kesimpulan
* Kontrol secara teratur
 Berikan obat sesuai dengan
- Waktu yang benar dan teratur
- Jangan memberikan obat menurut perasaan sendiri
 Beri tahu dokter bila ada keluhan

Anda mungkin juga menyukai