Anda di halaman 1dari 3

Beberapa kegunaan hipotesis antara lain: Pertama, hipotesis memberikan penjelasan

sementara tentang gejala-gejala serta mempermudah perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah penelitian, orang
harus mengumpulkan fakta-fakta yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan
yang ada diantara fakta-fakta itu. Antar hubungan dan generalisasi ini akan memberikan gambaran
pola yang penting bagi pemahaman persoalan. Pola semacam itu tidak mungkin menjadi jelas
selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akan
memberikan arah dan mengemukakan penjelasan-penjelasan. Karena hipotesis dapat diuji dan
divalidasi melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu kita memperluas
pengetahuan.

Kedua, hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian. Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung. Misalnya kita tidak dapat menguji
pertanyaan "apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil
belajar siswa secara nyata?" akan tetapi orang dapat menguji hipotesis yang tersirat dalam
pertanyaan tersebut. "komentar guru terhadap hasil pekerjaan siswa menyebabkan meningkatnya
hasil belajar murid secara nyata". Atau lebih spesifik lagi" skor hasil belajar siswa yang menerima
komentar dari guru lebih tinggi daripada yang tidak menerima komentar guru atas hasil
pekerjaannya. Selanjutnya dapat diuji hubungan antara kedua variabel yaitu komentar guru dan
prestasi siswa

Ketiga, hipotesis memberikan arah kepada penelitian. Hipotesis merupakan tujuan khusus.
Secara sederhana hipotesis menunjukkan kepada peneliti apa yang harus dilakukan. Fakta yang
harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada hubungannya dengan pertanyaan tertentu.
Hipotesis dapat menjadi dasar dalam menentukan sampel serta prosedur penelitian yang harus
dipakai. Contoh: hipotesis yang menyatakan penggunaan metode cooperative lebih baik daripada
metode ceramah. Hipotesis ini menuntun peneliti untuk menentukan metode penelitian sekaligus
penentuan sampelnya.

Keempat, hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.


Peneliti dapat melaporkan diseputar jawaban-jawaban hipotesis sehingga membuat penyajian
laporan lebih berarti dan mudah dibaca secara sistematis.
Berikut ini adalah fungsi utama hipotesis dalam proses penelitian :
1. Ini adalah solusi sementara dari suatu masalah yang berkaitan dengan
kebenaran yang memungkinkan seorang simpatisan memulai pekerjaan
penelitiannya.
2. Ini menawarkan dasar dalam menetapkan spesifik apa yang harus dipelajari dan
dapat memberikan solusi yang mungkin untuk masalah tersebut.
3. Setiap hipotesis dapat menyebabkan merumuskan hipotesis lain.
4. Hipotesis awal dapat berbentuk hipotesis akhir.
5. Setiap hipotesis memberikan kepada penyidik pernyataan yang pasti yang dapat
diuji dan diterima secara objektif atau ditolak dan petunjuk untuk menafsirkan
hasil dan menarik kesimpulan yang terkait dengan tujuan awal.

Kesimpulan dalam pengujian hipotesis tidak dapat dikatakan sebagai bukti dari kebenaran
hipotesis yang dibuat. Hal tersebut karena kesimpulan yang diambil hanya merupakan inferensi
dari sampel. Kesalahan dapat terjadi bila hipotesis (Ho) benar tetapi kemudian ditolak atau
sebaliknya Ho salah tetapi diterima. Untuk itu dalam pengambilan kesimpulan dapat terjadi dua
kesalahan yaitu kesalahan jenis I dan II

1. Kesalahan Jenis I : Kesalahan jenis ini terjadi jika Ho ditolak padahal seharusnya diterima.
Orang melakukan kesalahan tipe I bila dia secara tak benar menolak hipotesis nol yang
benar. Kesalahan tipe I mencerminkan terlalu percaya diri dalam menemukan perbedaan
antara dua kelompok. Ada kemungkinan data mengarahkan peneliti pada kesimpulan untuk
menolak hipotesis nol, yang faktanya bahwa perlakuan tersebut tidak memiliki pengaruh.
Sampel memang tidak harus identik dengan populasinya tetapi seringkali sampel yang
ekstrim sangat berbeda dengan populasi yang seharusnya diwakili oleh sampel tersebut.
Jika peneliti memilih sampel tersebut secara kebetulan, maka data dari sampel dapat
memperlihatkan pengaruh yang kuat dari perlakuan, meskipun sebenarnya tidak ada
pengaruh.
2. Kesalahan Jenis II : Kesalahan ini terjadi jika Ho diterima padahal seharusnya ditolak.
Kesalahan jenis II adalah kesalahan yang terjadi karena peneliti tidak dapat menolak
hipotesis nol yang faktanya hipotesis nol itu sendiri adalah hipotesis yang salah. Artinya,
kesalahan jenis II ini terjadi karena peneliti menyimpulkan adanya pengaruh perlakuan,
tetapi uji hipotesis tidak dapat menunjukkan bukti pengaruh tersebut. Dengan kata lain
Kesalahan tipe II terjadi ketika peneliti tidak menemukan perbedaan antara dua atau lebih
kelompok.

Anda mungkin juga menyukai